Kemuning - Trauma Mata
Kemuning - Trauma Mata
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN TRAUMA OKULI
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi Trauma Okuli/ Trauma Mata
Trauma oftalmik merupakan penyebab utama kehilangan penglihatan
unilateral yang diakibatkan kecelakaan di dan sekitar rumah, ledakan baterai,
tabrakan kendaraan bermotor atau cedera olahraga (Brunner & Suddarth,
2001). Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak sengaja yang
menimbulkan perlukaan mata (Kamus Keperawatan Sue Hinchliff, 1999).
Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata, dan dapat juga sebagai
kasus polisi (Price, 1985). Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai
berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata. Alat rumah tangga
sering menimbulkan perlukaan atau trauma mata. Trauma asam merupakan
salah satu jenis trauma kimia mata dan termasuk kegawatdaruratan mata yang
disebabkan zat kimia basa dengan pH >7. Jadi, yang dimaksud dengan trauma
mata ialah suatu keadaan atau kejadian yang melukai mata dengan sengaja
atau tidak sengaja yang dapat menimbulkan kebutaan.
2. Klasifikasi Trauma Okuli/ Trauma Mata
a. Fisik atau mekanik
1) Trauma tumpul, misalnya terpukul, kena bola tenis, atau shuttlecock,
membuka tutup botol tidak dengan alat, ketapel.
2) Trauma tajam, misalnya pisau dapur, gunting, garpu, bahkan peralatan
pertukangan.
3) Trauma peluru, merupakan kombinasi antara trauma tumpul dan
trauma tajam, terkadang peluru masih tertinggal di dalam bola mata.
Misalnya peluru senapan angin, dan peluru karet.
b. Khemis
akan
(perdarahan
2)
3)
4)
5)
Bila pada cidera radiasi juga terjadi efek kumulasi. Bila radiasi berkurang
maka lesi terimis yang ditimbulkan sinar red (irivisible rays) dapat berupa
kekeruhan kornea, atratosi iris, katarak (Mangunkusumo, 1988).
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan radiologi
untuk
melakukan
rujukan
kepada
(Mangunkusumo, 2000).
Pemberian pertolongan pertama berupa:
1) Obat-obatan analgetik: untuk mengurangi
dokter
rasa
ahli
sakit.
mata
Untuk
terkena trauma
Dalam hal hitema ringan (adanya darah segar dalam bilik mata depan)
Tanpa penyulit segera ditangani dengan tindakan perawatan:
Tutup kedua bola mata
Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi
Evaluasi ketajaman penglihatan
10
11
12
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut b.d inflamasi pada kornea atau peningkatan tekanan intra
ocular
Tujuan: nyeri berkurang atau hilang
Kriteria hasil:
1) Melaporkan penurunan nyeri progresif dan penghilangan nyeri setelah
intervensi
2) Klien tidak gelisah.
Intervensi:
No
.
Intervensi
Rasional
13
1.
Lakukan
tindakan
penghilangan Tindakan
penghilangan
non
invasif
farmakologi
dan
nyeri
non
memungkinkan
tidur,
3.
Berikan
yang
mendalam
penghilangan
nyeri
Intervensi
Rasional
dorongan
untuk
meningkatkan
secara
14
dan
asupan
cairan
yang
adekuat.
b. Instruksikan klien untuk tetap
menutup
mata
keseluruhan,
meningkatkan penyembuhan
luka pembedahan.
sampai b. Memakai pelindung
Gunakan
teknik
aseptik
mata
meningkatkan penyembuhan
dengan
2.
yang
menurunkan
kekuatan iritasi.
untuk Teknik aseptik meminimalkan
3.
drainase
yang
No
mencurigakan.
Intervensi
.
4.
penanganan farmakologi.
Rasional
reaksi
radang,
bakteri,
dengan
antibiotika.
c. Gangguan sensori perceptual: penglihatan b.d gangguan penerimaan
sensori/ status organ indera. Lingkungan secara terapetik dibatasi.
Tujuan: pasien akan meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas
situasi individu.
Kriteria hasil:
1) Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan
2) Mengidentifikasi/ memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
Intervensi:
15
No
.
1.
Intervensi
Rasional
2.
terlibat.
Orientasikan
3.
klien
pertahankan
4.
klien
dapat
dorong
orang
terdekat
Intervensi
Rasional
menyebabkan
yang
faktor
pengetahuan
dan
2.
menimbulkan
ketakutan utama.
Orientasikan tentang penyakit yang Meningkatkan pemahaman klien
16
penyakit.
memberikan
Jangan
keamanan
palsu
tahap
pengobatan,
Beri
kesempatan
untuk
No
penyakitnya.
Intervensi
.
4.
masa
berikutnya.
klien Menimbulkan rasa aman dan
kepada
bertanya
pengobatan
psikologis
penguatan
dapat
tentang
maupun
mengorientasikan
kondisi
jelaskan
17
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan dan kriteria hasil yang telah disusun :
a. Nyeri berkurang atau hilang.
b. Tidak terjadi infeksi.
c. Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu.
d. Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
e. Mengidentifikasi/ memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
f. Tidak terjadi kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Carpenito, L.J. 1999. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Doengoes, E. Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan. Jakarta: EGC.
Ilyas, Sidarta. 1999. Ilmu Penyakit Mata halaman 266 278. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Price, Sylvia Anderson. 1985. Pathofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit.
Jakarta: EGC.