R IBS - Perioperatif
R IBS - Perioperatif
LAPORAN PENDAHULUAN
PERAWATAN PERIOPERATIF
A. DEFINISI
Perawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama, dan sesudah operasi
berlangsung. Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan
pengalaman
pembedahan
pasien.
Keperawatan
perioperatif
adalah
fase
dilakukan
tindakan
pembedahan,
maka
tindakan
3.
4.
5.
D. TAHAPAN-TAHAPAN PERIOPERATIF
Kata perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencangkup 3 fase
pengalaman pembedahan yaitu praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif.
1. Fase Praoperatif
Merupakan ijin tertulis yang ditandatangani oleh klien untuk melindungi
dalam proses operasi yang akan dilakukan. Prioritas pada prosedur
pembedahan yang utama adalah inform consent yaitu pernyataan persetujuan
klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan yang berguna untuk
mencegah ketidaktahuan klien tentang prosedur yang akan dilaksanakan dan
juga menjaga rumah sakit serta petugas kesehatan dari klien dan keluarganya
mengenai tindakan tersebut. Pada periode praoperatif yang lebih diutamakan
adalah persiapan psikologis dan fisik sebelum operasi.
Keperawatan praoperatif merupakan tahapan awal dari keperawatan
perioperatif. Kesuksesan tindakan pembedahan secara keseluruhan sangat
tergantung pada fase ini. Hal ini disebabkan fase ini merupakan awalan yang
menjadi landasan untuk kesuksesan tahapan-tahapan berikutnya. Kesalahan
yang dilakukan pada tahap ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya.
Pengakajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik, biologis,
dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu
operasi.
2. Fase Intraoperatif
Dimulai ketika pasien masuk ke bagian atau ruang bedah dan berakhir saat
pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Lingkup aktivitas keperawatan,
memasang infus, memberikan medikasi intravena, melakukan pemantauan
fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga
keselamatan pasien.
Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam pengaturan posisi pasien
adalah :
a. Letak bagian tubuh yang akan dioperasi.
b. Umur dan ukuran tubuh pasien.
c. Tipe anaesthesia yang digunakan.
d. Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan (arthritis).
Perawat
bertanggung
jawab
akan
pemeliharaan
sterilitas
daerah
Bila pasien diberi anaesthesi lokal dan pasien masih sadar/terjaga maka
sebaiknya perawat menjelaskan prosedur yang sedang dilakukan
terhadapnya dan memberi dukungan agar pasien tidak cemas/takut
menghadapi prosedur tersebut.
b. Pengkajian fisik
1) Tanda-tanda vital
Bila terjadi ketidaknormalan tanda-tanda vital dari pasien maka
perawat harus memberitahukan ketidaknormalan tersebut kepada ahli
bedah.
2) Transfusi
Monitor flabot transfusi sudah habis apa belum. Bila hampir habis
segera diganti dan juga dilakukan observasi jalannya aliran transfusi.
3) Infus
Monitor flabot infuse sudah habis apa belum. Bila hampir habis harus
segera diganti dan juga dilakukan observasi jalannya aliran infuse.
4) Pengeluaran urin
Normalnya pasien akan mengeluarkan urin sebanyak 1 cc/kg BB/jam.
Fase Pasca Anaesthesi
Periode segera sesudah anaesthesi adalah gawat. Pasien harus diamati
dengan jeli dan harus mendapat bantuan fisik dan psikologis yang intensif
sampai pengaruh utama dari anaesthesi mulai berkurang dan kondisi umum
mulai stabil.
Banyaknya asuhan keperawatan yang dilaksanakan segera setelah periode
pasca anaesthesi tergantung kepada prosedur bedah yang dilakukan. Hal-hal
yang harus diperhatikan meliputi:
1) Mempertahankan ventilasi pulmonari
2) Berikan posisi miring atau setengah telungkup dengan kepala tengadah ke
belakang dan rahang didorong ke depan pada pasien sampai reflek-reflek
pelindung pulih.
3) Saluran nafas buatan.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
nyaman dan pasang side railnya. Nyeri biasanya sangat dirasakan pasien,
diperlukan intervensi keperawatan yang tepat juga kolaborasi dengan
medis terkait dengan agen pemblok nyerinya.
a. Tindakan Postoperatif
Ketika pasien sudah selasai dalam tahap intraoperatif, setelah itu
pasien dipindahkan ke ruang perawatan, maka hal hal yang harus
perawat lakukan, yaitu :
1) Monitor tanda tanda vital dan keadaan umum, drainage, tube/selang,
dan komplikasi. Begitu pasien tiba di bangsal langsung monitor
kondisinya. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan pertama yang
dilakukan di bangsal setelah postoperatif.
2) Manajemen luka
Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak
mengalami
perdarahan
mencegah komplikasi
abnormal.
Observasi
discharge
untuk
10
4) Retensi urine
Retensi urine paling sering terjadi pada kasus-kasus pembedahan
rektum, anus, dan vagina. Penyebabnya adalah adanya spasme spincter
kandung kemih. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah
pemasangan kateter untuk membantu mengeluarkan urine dari
kandung kemih.
5) Infeksi luka operasi (dehisiensi, evicerasi, fistula, nekrose, abses)
Infeksi luka post operasi dapat terjadi karena adanya kontaminasi luka
operasi pada saat operasi maupun pada saat perawatan di ruang
perawatan. Pencegahan infeksi penting dilakukan dengan pemberian
antibiotik sesuai indikasi dan juga perawatan luka dengan prinsip
steril.
6) Sepsis
Sepsis merupakan komplikasi serius akibat infeksi di mana kuman
berkembang biak. Sepsis dapat menyebabkan kematian karena dapat
menyebabkan kegagalan multi organ.
7) Embolisme pulmonal
Embolsime dapat terjadi karena benda asing (bekuan darah, udara dan
lemak) yang terlepas dari tempat asalnya terbawa di sepanjang aliran
darah. Embolus ini bisa menyumbat arteri pulmonal yang akan
mengakibatkan pasien merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk, sesak nafas,
cemas, dan sianosis. Intervensi keperawatan seperti ambulatori pasca
operatif dini dapat mengurangi resiko embolus pulmonal.
8) Komplikasi gastrointestinal
Komplikasi pada gastrointestinal sering terjadi pada pasien yang
mengalami pembedahan abdomen dan pelvis. Komplikasinya meliputi
obstruksi intestinal, nyeri, dan distensi abdomen.
11
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, Mary. 2008. Keperawatan Perioperatif. [Internet]. Tersedia dalam:
http://epsildjogja.wordpress.com/perioperatif/. Diakses pada tanggal 19 Maret
2014.
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC.
Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005. Kiat Sukses Menghadapi
Operasi.
[Internet].
Tersedia
dalam:
http://anestesi12.blogspot.com/2012/11/fase-preintrapost-operasi.html/.
Diakses pada tanggal 19 Maret 2014.