Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DASAR BERMAIN

Pengertian
Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak
baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana anak
mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa
yang mudah berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan dengan
mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain( Soetjiningsih, 2004).
Bermain juga merupakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk
kesenangan yang ditimbulkannya dan dilakukan secara suka rela dan
tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban serta tidak
tergantung kepada usia tetapi tergantung kepada kesehatan dan
kesenangan yang diperoleh.
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan
salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau
mencegah kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan
demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi
bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan asuhan
keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya ( Nursalam,
2005).

Keuntungan terapi bermain


Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
a.

Membuang ekstra energi.

b. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang,


otot dan organ-organ.
c.

Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.

d. Anak belajar mengontrol diri.


e. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
f.

Meningkatnya daya kreativitas.

g. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada


disekitar anak.
h. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
i.

Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.

j.

Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.

k.

Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

Fungsi bermain
Menurut Suherman (2000), fungsi bermain diantaranya yaitu:
a.

Perkembangan sensoris-motorik

Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan


komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat
penting untuk perkembangan fungsi otot.
b.

Perkembangan intelektual

Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap


segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenai
warna, bentuk, ukuran, tekstur, dan membedakan objek. Pada saat
bermain pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah.
c.

Perkembangan sosial

Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan


lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan
menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan social damn belajar memecahkan masalah
dari hubunga tersebut.
d.

Perkembangan kreativitas

Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan


mewujudkannya ke dalam bentuk objek dan atau kegiatan yang
dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencoba
untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan membongkar dan
memasang satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya untuk
semakin berkembang.
e.

Perkembangan kesadaran diri

Melalui bermain, anak akan mengembangkan kemampuannya dalam


mengatur tingkah laku.
f.

Perkembangan moral

Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari
orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan
mendapat kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga
dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya.
g.

Bermain sebagai terapi

Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai


perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas,
sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi
yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada di
lingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak
akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan, anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan
permainan.

4.

Katagori bermain

a.

Bermain aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari
apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
1)

Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat


permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi,
mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
2)

Bermain konstruksi (Construction Play)

Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumahrumahan.


3)

Bermain drama (Dramatic Play)

Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan temantemannya.


4)

Bermain fisik

Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.


b.

Bermain pasif

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif
dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau
musik,menonton televisi dsb.

5.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aktivits bermain

a.
Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan
anak.
b.

Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.

c.
Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum
meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
d.
Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin
bermain.
e.

Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

B. KONSEP DASAR ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
1.
Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat
menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik
kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik
dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2.
Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan
kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
majalah, radio, tape, TV, dll.

3.
Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara,
ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar,
buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4.
Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya
dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama,
misal kotak pasir, bola, tali, dll.
TERAPI BERMAIN

C. KARAKTERISTIK PERMAINAN SESUAI DENGAN TUMBUH KEMBANGNYA


1.

Usia 0 12 bulan

Tujuannya adalah :
1)
Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya
mengisap, menggenggam.
2)

Melatih kerjasama mata dan tangan.

3)

Melatih kerjasama mata dan telinga.

4)

Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.

5)

Melatih mengenal sumber asal suara.

6)

Melatih kepekaan perabaan.

7)

Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.

Alat permainan yang dianjurkan :


1)

Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.

2)

Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.

3)

Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.

4)

Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.

5)

Alat permainan berupa selimut dan boneka.

2.

Usia 13 24 bulan

Tujuannya adalah :

1)

Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.

2)

Memperkenalkan sumber suara.

3)

Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.

4)

Melatih imajinasinya.

5)
Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam
bentuk kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
1)

Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.

2)

Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.

3)
Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir
yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air),
balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk
dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3.

Usia 25 36 bulan

Tujuannya adalah ;
1)

Menyalurkan emosi atau perasaan anak.

2)

Mengembangkan keterampilan berbahasa.

3)

Melatih motorik halus dan kasar.

4)
Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung,
mengenal dan membedakan warna).
5)

Melatih kerjasama mata dan tangan.

6)

Melatih daya imajinansi.

7)

Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.

Alat permainan yang dianjurkan :


1)

Alat-alat untuk menggambar.

2)

Lilin yang dapat dibentuk

3)

Pasel (puzzel) sederhana.

4)

Manik-manik ukuran besar.

5)
Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang
berbeda.
6)

Bola.

4.

Usia 32 72 bulan

Tujuannya adalah :
1)

Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.

2)

Mengembangkan kemampuan berbahasa.

3)
Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,
mengurangi.
4)
Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain purapura (sandiwara).
5)

Membedakan benda dengan permukaan.

6)

Menumbuhkan sportivitas.

7)

Mengembangkan kepercayaan diri.

8)

Mengembangkan kreativitas.

9)

Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).

10) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan


kasar.
11) Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang
diluar rumahnya.
12) Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
13) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
1)
Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anakanak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
2)
Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar
rumah.
5.

Usia Prasekolah

Alat permainan yang dianjurkan :

1.

Alat olah raga.

2.

Alat masak

3.

Alat menghitung

4.

Sepeda roda tiga

5.

Benda berbagai macam ukuran.

6.

Boneka tangan.

7.

Mobil.

8.

Kapal terbang.

9.

Kapal laut dsb

6.

Usia sekolah

Jenis permainan yang dianjurkan :


1)

Pada anak laki-laki : mekanik.

2)

Pada anak perempuan : dengan peran ibu.

7.

Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)

Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni,


mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.
8.

Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.

http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/12/terapibermain.html#.VPLi8_mUeCM
Apa itu terapi main??

Menurut Kraus 1990, bermain secara amnya boleh didefinisikan sebagai


sebarang aktiviti yang memberikan kegembiraan dan kepuasan kepada
kanak-kanak tanpa menimbangkan apakah hasil aktiviti itu.

Carr pula dalam teorinya mengatakan bahawa main adalah penting


kepada kanak-kanak untuk meluahkan pendapat masinf-masing.

Dari aspek psikologi pula, terapi main memberi peluang kepada kanakkanak untuk memperolehi perasaan dan mengawal keadaan yang dapat
membantu kanak-kanak untuk berurusan dengan realiti sebenar.

Terapi main membantu murid mununjukkan komitmen dan fokus yang


sepenuhnya terhadap aktiviti yang dijalankan.

Konsep terapi bermain


melalui bermain kanak-kanak lebih mengenali dunia
ruang fizikal disediakan melalui aktiviti bermain
kanak-kanak berpeluang meneroka identiti masing-masing

Tujuan terapi bermain


mengurangkan masalah tingkah laku
meningkatkan komunikasi
mempu menilai diri sendiri
meningkatkan keupayaan mempercayai seseorang

Kelebihan terapi bermain


Memberi peluang kepada kanak-kanak untuk membuat pilihan sendiri
Membolehkan melahirkan masalah
Menyediakan tempat yang selamat bagi meluahkan perasaan

Proses terapi bermain

Tahap satu : rasa diterima akibat hubungan erat yang terbina


Tahap dua : luahan perasaan secara yang terpendam secara catharsis
Tahap tiga : penerokaan peristiwa
Tahap empat : bertindak ke atas penyelesaian yang dipilih

Pelaksanaan melaksanakan terapi main

1) bilik terapi
Kelengkapan bilik terapibersesuaian bergantung kepada kesesuaian
kanak-kanak
Disertakan dengan bahan-bahan resos, alatan asas seperti rak buku,
cermin, almari dan lain-lain

2) media mainan (kritirea)


Mendorong ekspresi pemikiran dan perasaan kanak-kanak
Peluang untuk menguji realiti kanak-kanak
Membekalkan kanak-kanak dengan cara yang boleh diterima untuk
meluahkan perasaan yang tidak diingini
Mudah dimanipulasi oleh kanak-kanak
http://belognurna.blogspot.com/2011/05/terapi-main.html

DPLI MATEMATIK 2012

Tuesday, 28 August 2012

ESEI JENIS JENIS TERAPI DALAM BIMBINGAN DAN KAUNSELING

ESEI :

Tugas membimbing adalah tanggungjawab bersama kerana setiap orang


berperanan melaksanakan tugas nasihat menasihati antara satu sama lain
dalam usaha mencari kebahagian dan kejayaan hidup. Terdapat banyak
cara dalam membantu dan membimbing orang manusia. Antaranya
memberi nasihat, membimbing, kaunseling dan mungkin melalui proses
psikoterapi. Konsep-konsep membimbing ini wajar di fahami kerana
melalui kefahaman, pembimbing dapat memainkan peranan masingmasing sama ada sebagai penasihat, pembimbing, kaunselor berdasarkan
keupayaan masing-masing.
Dalam surah Al-Asr ayat 1-3, Allah S.W.T berfirman, demi masa,
sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orangorang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasihat-menasihati
supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati dengan kesabaran.
Terapi dalam bimbingan dan kaunseling berdasarkan bahawa
manusia mempunyai kebolehan dan keupayaan untuk perkembangan kan
diri mereka. Manakala ciri dalam sistem sekolah pula merupakan satu
proses yang berterusan, bersifat pendidikan, berdasarkan pada tingkah
laku dan menyedari konsep kendiri dan peranan klien yang mempunyai
hak untuk memilih. Justeru itu, fokus utama terapi dalam bimbingan dan
kaunseling ialah berdasarkan prinsip harga diri individu adalah paling
mutlak, setiap individu adalah unik, sikap dan persepsi kendiri individu
ialah asas di mana seorang individu bertindak. Prinsip lain ialah Individu
individu bekerja untuk meningkatkan konsep kendiri mereka. Seterusnya
ialah individu individu mempunyai kebolehan dalaman untuk belajar dan
boleh di bantu untuk membuat keputusan yang akan membawa mereka
kepada proses arah kendiri. Hal ini juga akan membuatkan mereka lebih
serasi dengan persekitaran mereka. Prinsip terakhir terapi dalam
bimbingan dan kaunseling ialah individu individu memerlukan proses
bantuan bimbingan daripada peringkat perkembangan kanak-kanak
kepada peringkat dewasa.
Terapi dalam bimbingan dan kaunseling mesti dijalankan
berdasarkan amalan terbaik bimbingan dan kaunseling. Setiap individu
mungkin pada masa tertentu memerlukan maklumat dan bantuan kendiri
yang hanya boleh diberikan oleh seorang kaunselor profesional yang
cekap. Kebimbangan utama proses bimbingan dan kaunseling ialah

bagaimana individu individu berfungsi di dalam persekitaran sosial


mereka. Justeru, tujuan utama ialah untuk menolong individu individu
untuk menjadi manusia seimbang dan mencapai potensi mereka.
Kesimpulannya, bimbingan dan kaunseling membolehkan seseorang
untuk menjadi individu integrasi dan mencapai potensinya dengan
sepenuhnya. Jika dibimbing dengan baik setiap individu boleh mencapai
potensi optimumnya. Untuk mencapai tujuan yang murni ini terapi dalam
bimbingan dan kaunseling merangkumi jenis jenis terapi seperti berikut
terapi perkembangan, terapi pencegahan, terapi pemulihan dan terapi
intervensi krisis.

RAJAH 1 : JENIS - JENIS TERAPI

RAJAH 2 : TERAPI PERKEMBANGAN

Jenis terapi pertama ialah terapi perkembangan yang Pendekatan


ini merupakan satu usaha untuk mengenal pasti keperluan murid di alam
persekolahan supaya mereka dilengkapi dengan pengetahuan, kemahiran,
pengalaman serta akhlak yang mulia. Tugas dan perlakuan pembelajaran
dikenal pasti dan dijelaskan kepada murid. Kemudian aktiviti bimbingan
dirancang untuk melengkapi kurikulum akademik. Murid diberi peluang
untuk belajar mengenali diri mereka dan orang lain sebelum timbul
masalah dalam hidup mereka contohnya taklimat persediaan menghadapi
peperiksaan dan ceramah motivasi. Perkembangan bimbingan merujuk
kepada program-program yang direka untuk meningkatkan fungsi dan
perkembangan potensi individu dan kumpulan yang sihat. Fokus
pendekatan ini adalah untuk membantu murid-murid memperolehi
pertumbuhan peribadi yang positif menerusi pelbagai peringkat dalam
kehidupan mereka. Bimbingan merangkumi kompetensi murid atau hasil
yang perlu dicapai bagi setiap daripada tiga domain perkembangan, iaitu,
akademik, kerjaya dan peribadi/sosial. Adakah anda tahu apakah
keperluan perkembangan bimbingan bagi murid-murid ? Ianya adalah
seperti berikut :

Tahap sekolah
Perkembangan Akademik
Perkembangan Kerjaya
Perkembangan Peribadi/Sosial
1
Murid-murid perlu dibantu dalam perkembangan berikut:

Kemahiran asas yang mereka perlukan untuk berjaya di sekolah (3M)

Menjelaskan bagaimana mereka belajar sesuatu, bagaimana mereka


mengingat kembali maklumat, dan bagaimana mereka merancang untuk
menyelesaikan tugasan.

Keupayaan untuk mengenalpasti situasi di mana pembelajaran


adalah mudah atau sukar
Murid-murid perlu dibantu dalam perkembangan berikut:

Kebolehan untuk menjelaskan pekerjaan di pelbagai latar, jenis


pekerjaan dalam ahli keluarga,.

Kebolehan untuk menjelaskan apa yang mereka suka lakukan dan


bagaimana mereka berubah dari tahun ke tahun

Kesedaran tentang perbezaan antara rakan sebaya dan diri mereka.

Kesedaran tentang kemahiran yang mereka ada

Murid-murid perlu dibantu dalam perkembangan berikut:

Kesedaran kendiri, keyakinan dan kompetensi

Kemahiran dalam menjelaskan perhubungan dan proses dalam


menjalin dan mengekalkan persahabatan

Gambaran positif tentang attribut dan keunikan kualiti bagi diri


sendiri dan orang lain.

Tanggungjawab terhadap tugasan di rumah, sekolah dan penjagaan


diri serta hak milik
2
Murid-murid perlu dibantu dalam perkembangan berikut:


Strategi yang membantu murid belajar seperti mengambil nota,
mengamalkan kemahiran mengingat, menetapkan matlamat dan
bersedia untuk ujian

Memahami bagaimana pembelajaran berlaku secara berbeza


terhadap individu yang berbeza dan bagaimana ianya berlaku serentak di
dalam dan di luar sekolah.

Kebolehan untuk mengaplikasi kemahiran berbeza bagi


matapelajaran dan latar sekolah yang berbeza

Kebolehan untuk menghuraikan perkara yang dipelajari berkaitan diri


mereka dengan mengambil ujian
Murid-murid perlu dibantu dalam perkembangan berikut:

Pengiktirafan terhadap pilihan yang dibuat oleh manusia terhadap


pekerjaan serta peranan lain dalam hidup mereka

Kebolehan untuk menghuraikan pekerjaan yang dilakukan oleh lelaki


dan perempuan, dan hubungan antara minat dan keupayaan untuk
bekerja

Kebolehan untuk menjelaskan bagaimana kehidupan mereka pada


masa akan datang
Murid-murid perlu dibantu dalam perkembangan berikut:

Menjelaskan tentang diri mereka, kekuatan


mereka

Mengena lpasti akibat daripada tindakan mereka ke atas orang lain


dan adanya kesan dari pilihan tersebut

Memahami bagaimana trait berkembang

Keupayaan untuk melahirkan penghargaan kepada orang lain di atas


kualiti diri mereka yang unik

Keupayaan untuk mengetahui bila perubahan mungkin atau tidak


mungkin berlaku

Keupayaan untuk mengenal pasti dan melahirkan perasaan dalam


adab yang diterima

Ciri-ciri perkembangan bimbingan adalah seperti berikut iaitu merupakan


usaha jangka panjang, berbentuk kumulatif ( terkumpul ), ia juga
tertumpu kepada perkembangan individu secara menyeluruh dan ia juga
menekankan tugasan kes individu, perundingan, koordinasi,
memprogram, kaunseling dan kerja kumpulan. Berbagai teknik dapat
digunakan dalam pendekatan ini seperti mengajar, tukar informasi,
bermain peran, melatih, tutorial dan kaunseling. Di dalam pendekatan
perkembangan, keterampilan dan pengalaman belajar yang menjadi
kebutuhan anak didik akan dirumuskan ke dalam suatu kurikulum
bimbingan (guidance curriculum). Pendekatan perkembangan bertolak
dari pemikiran bahawa perkembangan yang sihat akan berlangsung
dalam interaksi yang sihat antara anak didik dengan lingkungannya.
Kemahiran kemahiran yang meliputi dalam satu program terapi
perkembangan hasil pembelajaran murid murid dalam tiga bidang iaitu
perkembangan kendiri atau sosial, perkembangan pendidikan dan
perkembangan kerjaya. Kemahiran kemahiran ini boleh dicapai melalui
mod mod seperti pengajaran bilik darjah, kaedah bimbingan kumpulan
dan program atau projek. Guru guru bimbingan dan kaunseling boleh
menggunakan pelbagai alatan penilaian pencapaian untuk mengukur
tahap kejayaan murid murid yang terlibat dalam terapi perkembangan.
Antaranya ialah hasil pembelajaran perkembangan yang berintergrasi dan
berperingkat, penilaian yang berdasarkan proses proses pengajaran dan
pembelajaran di dalam bilik darjah, resos resos profesional dan
pendidikan pos sekolah menengah dan bahan bahan dan program
program yang berkaitan dengan kerjaya.

RAJAH 3 : TERAPI PENCEGAHAN

Terapi pencegahan pula terapi kedua yang berasaskan andaian


bahawa satu-satu masalah itu mungkin timbul dan sebelum masalah itu
meruncing, usaha dijalankan untuk menghalangnya. Misalnya, kempen
dan pendidikan pencegahan AIDS, taklimat persediaan menghadapi
peperiksaan, ceramah motivasi dan kem waja diri. Pencegahan adalah
berkaitan dengan kemahiran mengenal pasti apa yang diperlukan
sekarang atau yang diperlukan pada masa akan datang serta cara
memperolehi kemahiran tersebut. Tujuannya adalah untuk menangani
masalah pada masa depan dan untuk dialih bagi mencegahnya dengan
menyediakan individu atau kumpulan kemahiran yang diperlukan atau
dengan menghasilkan perubahan di persekitaran. Usaha mencegah

berlaku sebelum sesuatu masalah dikenal pasti. Pencegahan hanya


berlaku apabila usaha dilakukan bagi memastikan masalah kecil tidak
menjadi semakin serius. Usaha bagi mencegah kesukaran belajar
mempunyai matlamat iaitu mengelakkan sepenuhnya dari masalah.
Bimbingan pencegahan menekankan jangkaan masalah akan
datang dan menyediakan maklumat dan latihan kemahiran yang perlu
bagi mencegah masalah yang mungkin timbul. Pencegahan selalunya
proaktif, iaitu langkah permulaan, jangkaan, menghadapinya secara aktif
dan sasaran adalah ditumpukan kepada satu kumpulan besar manusia
bukan secara individu, dalam menjangka masalah kehidupan yang
melemahkan. Sasaran kumpulan terhadap program pencegahan secara
amnya dianggap berisiko, atau mudah dipengaruhi dan kadang kala
mengalami keadaan kecelaruan dalam jangka masa terdekat. Objektif
utama adalah untuk menyampaikan aktiviti-aktiviti dan program-program
yang boleh mencegah atau sekurang-kurangnya dapat meminimakan
insiden kecelaruan terhadap populasi yang berisiko ini. Sebagai contoh,
program pencegahan penagihan dadah untuk murid-murid di sekolah
rendah.
Kaunselor bimbingan melibatkan diri dalam satu program
bimbingan dan kerjaya pencegahan komprehensif dengan menggunakan
strategi strategi seperti intervensi awal dan memberikan respon dengan
serta merta kepada murid murid yang sedang menghadapi masalah
atau krisis yang mengganggu pembelajaran mereka. Namun untuk
mencapai matlamat matlamat terapi pencegahan, seseorang kaunselor
perlu menggunakan strategi strategi berikut pula iaitu menyediakan
maklumat lengkap mengenai masalah masalah yang dihadapi oelh klien.
Strategi lain pula ialah bimbingan dan kaunseling individu dan kumpulan
serta konsultasi dengan guru guru lain dan ibu bapa dan juga
merekomodasikan masalah klien kepada pakar pakar lain dan ibu bapa.
Sesetengah daripada alat penilaian pencapaian yang digunakan oleh ahli
ahli kaunselor dalam terapi pencegahan pada tahp rendah, menengah
dan peringkat pra-universiti termasuk penilaian individu, aktiviti-aktiviti
pembelajaran sokongan yang dikordinasikan oleh murid murid dan juga
perancangan sistematik dari sekolah rendah ke sekolah menengah. Bagi
murid murid yang menghadapi masalah akademik dan masalah
penyesuaian yang serius, kaunselor bimbingan perlu menggunakan terapi
pemulihan untuk membantu mereka.

RAJAH 4 : TERAPI PEMULIHAN

Terapi ketiga pula jenis Pemulihan. Terapi bimbingan pemulihan


ialah satu integrasi strategi bimbingan dan kaunseling dengan aktiviti bilik
darjah. Tujuan utama terapi pemulihan ialah untuk menggunakan teknik
teknik bimbingan dan kaunseling untuk membantu murid murid yang
mempunyai masalah dalam proses pendidikan dan akan memberi fokus
kepada kekurangan atau masalah yang dapat dikenal pasti dari semasa ke
semasa. Langkah mengatasi dijalankan dengan harapan murid mengubah
perlakuan untuk mengelakkan berlaku peristiwa krisis. Misalnya murid
ponteng sekolah, merokok, melawan guru atau berkelahi. Mereka
dikumpulkan untuk mengikuti sesi kaunseling kelompok atau menghadiri
kaunseling individu. Tujuan sampingannya ialah untuk mengurangkan
masalah pendidikan antara murid murid adan sekolah.
Pemulihan adalah satu proses yang diapplikasikan selepas
penemuan masalah yang bertujuan untuk mendorong modifikasikan
tingkah laku yang bermasalah. Terapi ini bergantung kepada diagnosis
lengkap dan kajian terhadap individu dan masalahnya, diikuti dengan
membuat keputusan apakah bentuk kejadian yang dapat
memperkukuhkan tingkah laku yang dikehendaki dan memansuhkan
tingkah laku yang tidak dikehendaki. Murid-murid yang tidak boleh
berfungsi semasa berada dalam keadaan sekolah yang normal boleh
dibantu untuk memodifikasikan tingkah lakunya melalui penggunaan
teknik-teknik tertentu supaya dapat kembali ke bilik darjah normal.
Pemulihan adalah menyediakan perkhidmatan kepada murid-murid
yang menghadapi masalah yang spesifik. Rekabentuk program pemulihan
memfokuskan cara menggalakkan murid-murid membuat pilihan yang
sihat dan bersesuaian serta berkebolehan untuk menggunakan strategi
yang berkesan. Guru pembimbing menggunakan pendekatan pendidikan
pemulihan terhadap murid-murid yang belum berkembang atau
mendemonstrasikan kemahiran membuat pilihan yang sihat dan untuk
mereka yang memerlukan bantuan dalam menangani situasi yang sukar.
Terdapat beberapa sokongan pendidikan oleh ahli ahlu kaunselor
dalam proses terapi pemulihan di antaranya ialah merancang aktiviti
aktiviti kelab, menstrukturkan trancangan pengajaran untuk
meningkatkan pencapaian murid dan pengajaran pemulihan. Pengajaran
pemulihan biasa digunakan dalam bimbingan ini dan ia merupakan satu
jenis pengajaran yang berbeza daripada pengajaran biasa dari perspektif
perspektif seperti tugasan tugasan kendiri, penggunaan masa individu
dan sesi sesi bimbingan dan kaunseling dan juga sebelum seorang
murid dinilai sebagai mempunyai pencapaian akademik yang rendah, dia

mesti dibberikan peluang untuk melibatkan diri dalam pengajran


pemulihan. Pengajran pemulihan boleh dijalankan sama ada dalam masa
sisitem persekolahn ataupun di luar masa persekolahan.
Aspek aspek penting yang lain yang diliputi dalam proses terapi
[pemulihan ialah membekalkan kemahiran belajar, menyiasat dan
menyemak kehadiran murid murid ke sekolah, meningkatkan ilmu
kendiri, membincang kemungkinan untuk pendidikan masa depan dan
membincangkan profesion, kerjaya dan kehidupan bekerja. Dalam
membimbing murid murid yang lemah dalam bidang akademik,
kaunselor mesti mengambil inisiatif untuk bekerjasama dengan doktor, ibi
bapa atau pakar pakar pendidikn yang dapat menyumbang kepada
penyelesaian spesifik yang dihadapi oleh murid murid sekolah.

RAJAH 5 : TERAPI INTERVENSI KRISIS

Terapi terakhir ialah terapi intervensi Krisis yang mengendalikan kes


krisis yang timbul secara mendadak dan memerlukan perhatian serta
tindakan segera dari guru bimbingan dan kaunseling serta pihak
pentadbir sekolah. Misalnya, murid yang bergaduh di sekolah, mengalami
histeria, menangis dengan tiba-tiba, cuba membunuh diri, menggunakan
dadah atau yang sedang mengalami peristiwa cemas seperti kematian
anggota keluarga, penceraian ibu bapa dan penderaan.
Guru pembimbing juga terlibat dalam perhubungan berorientasikan
krisis dengan murid-murid dan keadaan ini mengukuhkan proses
permulaan yang terus dirujuk kepada mereka yang profesional dan
agensi-agensi lain di dalam komuniti. Pendekatan krisis selalunya
berbentuk arahan dan berorientasikan tindakan. Apabila murid-murid
menghadapi krisis, guru pembimbing tidak mempunyai masa yang
banyak untuk membenarkan murid-murid membuat refleksi-kendiri,
penerokaan dalaman terhadap persepsi dan aspek tumpuan.
Biasanya murid-murid yang dilanda krisis memerlukan panduan,
dan sehingga mereka berada dalam keadaan stabil serta selamat maka
mereka dianggap bertanggungjawab untuk membuat keputusan.
Tanggungjawab ini datang secara beransur-ansur, setelah pelan tindakan
awal diperkukuhkan dan murid-murid telah mengalami kejayaan peringkat
awal. Terapi intervensi krisis dalam bimbingan dan kaunseling juga
memandu seorang kaunselor untuk menolong klien klien

untukmengendalikan situasi situasi kritikal atau kejadian kejadian yang


belaku dalam kehidupan. Sebuah krisis didefinisikan sebagai satu situasi
atau kejadian di mana seorang individu rasa tertekan atau mempunyai
maslah menyesuaiakan diri dalam sesuatu situasi.
Sebuah krisis mungkin disebabkan oleh kejadian seperti kematian
ahli keluarga, kehilangan pekerjaan atau penamatan sesuatu
perhubungan persahabatan. Pada masa ini, seseorang individu akan
mengalami pelbagai perasaan dan setiap individu mempunyai respon
yang berbeza kepada sesuatu krisis. Adalah biasa untuk murid murid
merasai takut, bimbing atau sedih pada masa yang sama. Kebanyakkan
guru guru bimbingan mendapati bahawa murid murid yang
mempunyai krisis mental mungkin menunjukkan ciri ciri berikut iaitu
tidak boleh menyebut perkataan dengan tepat, todak boleh menyusun
perkataan untuk membina ayat dengan tepat, membaca dengan kadar
lambat, tidak boleh membaca langsung dan jangkamasa penumpuan
perhatian murid murid semasa guru mengajar adalah terlalu singkat.
Oleh itu, guru guru bimbingan dan kaunseling perlu bersedia
menghadapi krisis di kalangan murid murid sekolah. Ahli ahli kaunselor
perlu menyediakan sokongan dan bimbingan kepada individu individu
atau kepada kumpulan kumpulan seperti keluarga atau komuniti semasa
sesuatu krisis. Tujuan tujuan utama terapi intervensi krisis seperti
mengurangkan kesakitan emosi, menentukan bahawa individu dalam
krisis rasa selamat dam membantu satu rancangan untuk mengendalikan
krisis tersebut. Kemahiran, maklumat dan perkhidmatan sokongan yang
diperolehi daripada terapi intervensi krisis kaunseling juga boleh
membantu seseorang atau satu kumpulan individu untuk meningkatkan
kesihatan dan kualiti hidup mereka. Justeru itu, kaunseling krisis dan
intervensi sangat berguna dan perlu dalam sesuatu krisis.
Dalam terapi intervensi krisis ini mrnggunakan sembilan langkah
iaitu yang pertama ialah pendidikan. Seorang kaunselor krisis yang efektif
akan membekalkan pendidikan melalui maklumat, aktiviti dan struktur
yang akan menolong seorang individu untuk memilih dan bergerak
daripada krisis.langkah kedua ialah pemerhatian dan kesedaran. Satu lagi
fungsi spesifik kaunselor ialah untuk meningkatkan tahap pemerhatian
dan kesedaran individu. Hal ini akan membawa pilihan kepada individu
untuk menggalak proses pemulihan semula. Langkah ketiga ialah
menggunakan potensi individu. Kaunselor akan membimbing murid
murid untuk memahami bahawa setiap krisis memberi satu peluang untuk
pertumbuhan kendiri. Justeru, adalah penting bagi mereka untuk
memahami supaya menggunakan sesuatau krisis untuk menemui potensi
tertinggi kendiri. Langkah keempat pula ialah memahami masalah.

Kaunselor akan membantu klien klien untuk memahami cara cara yang
pailing penting dalam menyelesaikan masalah peribadi dengan resos
resos dan kebolekan yang ada semasa sesuatu krisis berlaku. Langkah
kelima adalah mewujudkan struktur yang berkaitan. Kaunselor akan
membantu individu menjadi aktif dalam cara cara untuk menamatkan
sesuatu krisis. Langkah yang keenam ialah mencabar kepercayaan yang
tidak rasional. Kaunselor akan menyakinkan murid muid untuk
menenrima kenyatan bahawa krisis ialah masa kesedihan dan cara
mereka respon adalah penting. Murid murid akan merasa yakin jika
mereka dapat mengatasi masalah, kegelisahan mereka akan hilang.
Langkah ketujuh ialah menghapukan tingkah laku adiktif. Kaunselor boleh
menasihati individu yang setengah masalah krisis adalah hasil daripada
adiksi. Mereka juga boleh menasihati klien supaya tidak melibatkan diri
dalam kegiatan dadah, minum arak atau pun pengaruh pengaruh negatif
yang lain. Langkah kelapan pula ialah mencipta penggantungan
sementara. Kaunselor boleh membimbing individu individu untuk
membentuk perhubungan ringkas dengan orang lain untuk mendapat
sokongan. Penggantungan sihat ini hanya sementara dan boleh menolong
mereka untuk berkonsi kepedihan dan kesakitan mereka. Langkah yang
terakhir ialah menghadpai ketakutan dan kesakitan emosi. Dalam langkah
akhir, kaunselor akan mengingkatkan klien bahawa menghadapi kesakitan
emosi ialah respon yang paling sihat semasa sesuatu krisis berlaku.
Kesimpulanya, perkataan kaunseling mempunyai pelbagai erti mengikut
pendekatan individu yang mempraktikkannya tetapi inti pati tugas
seorang kaunselor terhadap kliennya sama ada dari kelompok kecil atau
individu yang bermasalah dan memerlukan bantuan adalah sama-sama
memikirkan cara penyelesaian kesulitan dan kekusutan yang dialami
seterusnya memilih alternatif-alternatif yang sesuai dan dengan bantuan
kaunselor mereka melaksanakan jalan penyelesaian yang dipilih.
Kesediaan kaunselor dan klien mahupun situasi dan tempat untuk
memulakan sesi kaunseling adalah penting untuk memastikan kaunseling
dapat berjalan dengan lancar. Dalam hal ini kaunselor seharusnya bijak
meyakinkan kliennya bahawa dia benar-benar bersedia dan bersungguhsungguh ingin membantunya dan mengambil berat masalah yang dibawa,
secara jujur dan ikhlas sama ada dinyatakan secara lisan atau gerak
tubuh di samping menyediakan fasiliti yang sesuai dalam memulakan sesi
kaunseling.
Penstrukturan sesi kaunseling perlu dilaksanakan agar masa yang
diperuntukkan kepada klien dapat digunakan sepenuhnya dengan topik
perbincangan yang relevan dengan pokok perbincangan yang dibawa.
Penstrukturan ini juga perlu dijelaskan peranan kaunselor sebagai

fasilitator dan klien yang dapat menerima dan membuat pilihan alternatif
berpaksikan matlamatnya bertemu dengan kaunselor di mana kaunselor
bertindak berdasarkan etika kaunseling secara professional.
Matlamat sesi pertama adalah penting bagi klien membina
kepercayaannya kepada kaunselor yang akan sentiasa memerhatikan
segala apa yang dilakukan oleh klien semasa perbincangan tersebut di
mana matlamat utamanya adalah mengasaskan satu hubungan yang
baik, supaya perbincangan selanjutnya akan lebih mudah dan mesra.
Penjelasan di atas menunjukkan bahawa proses kaunseling merupakan
satu proses yang berterusan dan melalui fasa-fasa tertentu apabila wujud
persetujuan dan kata sepakat antara kaunselor dan klien yang
membolehkan pelaksanaan proses tersebut berjalan seterusnya. Walau
bagaimanapun, persetujuan ini boleh berubah-ubah mengikut keadaan
masa dan juga kehendak klien sendiri dan boleh ditamatkan apabila klien
telah memperoleh jalan penyelesaian berdasarkan beberapa alternatif
terhadap pokok perbincangan yang dibawa kepada kaunselor. Proses
kaunseling juga boleh diberhentikan segera, sekiranya kaunselor
mendapati tiada jalan lain untuk membantu klien dan lazimnya ia akan
merujuk kepada pakar lain untuk meneruskan proses tersebut yang gagal
dilaksanakan dengan sempurna. Biar bagaimana sekalipun proses ini
patut ditamatkan seharusnya kaunselor bertindak secara bijaksana dan
professional agar semua pihak yang terlibat dalam pertemuan ini berpuas
hati.

Hasil nukilan oleh :


Roddiaahtul Binti Awang
DPLI MT/PM
IPG TUANKU BAINUN, P.PINANG

Posted by dpli matematik at 08:37

Email This
BlogThis!
Share to Twitter
Share to Facebook
Share to Pinterest

No comments:
Post a Comment

Newer Post Home


Subscribe to: Post Comments (Atom)
Blog Archive
2012 (5)
August (5)
PENGURUSAN TINGKAH LAKU BERMASALAH
TEKNIK MODIFIKASI TINGKAH LAKU
PERANAN GURU BIASA SEBAGAI GURU PEMBIMBING
BIMBINGAN INDIVIDU DAN BIMBINGAN KELOMPOK
ESEI JENIS JENIS TERAPI DALAM BIMBINGAN DAN KAUN...
Pelajar DPLI Matematik/Pengajian Melayu
dpli matematik

View my complete profile


Ethereal template. Powered by Blogger.
http://dplimatematik2012.blogspot.com/2012/08/esei-jenis-jenis-terapidalam-bimbingan.html

Anda mungkin juga menyukai