Nukleus mengandung
sebagian
mengendalikan
dari sitoplasma.
Selubung
ini
terdiri
dari
dua membran yang masing-masing merupakan lapisan ganda lipid dengan protein
terkait. Membran luar dan dalam selubung nukleus dipisahkan oleh ruangan
sekitar 2040 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah pori yang berdiameter
sekitar 100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung nukleus
menyatu.
Di dalam nucleus DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi
kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk
benang
akan
menggulung,
menjadi
cukup
tebal
untuk
dibedakan
molekul
pembawa
pesan
berupa
RNA,
yaitu
mRNA,
yang disintesis berdasarkan "pesan" gen pada DNA. RNA ini lalu dikeluarkan ke
sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat pesan genetik
tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam aminoprotein yang disintesis.
APARATUS GOLGI
Diktiosom (Badan Golgi) adalah tumpukan piring pipih yang berongga
didalamnya dengan tepian yang menggelembung dan dikelilingi oleh benda-benda
bulat. Nama Golgi berasal dari seorang Italia Camilo Golgi yang menemukan
benda itu dengan mikroskop cahaya pada tahun 1898.
SENTRIOL
PROLIFERASI
Proliferasi sel menghasilkan dua sel yang berasal dari satu sel. Keadaan ini
membutuhkan pertumbuhan sel yang kemudian diikuti oleh pembelahan (divisi)
sel. pertumbuhan sel yang tidak terkendali merupakan ciri khas kanker. Sel kanker
secara umum berisi biomolekul yang diperlukan untuk bertahan, proliferasi,
diferensiasi, kematian sel dan ekspresi tipe sel dengan fungsi khusus (cell-typespesifics functions). Kegagalan regulasi fungsi inilah yang menghasilkan
perubahan fenotip dan kanker.
Pada sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui
suatu proses yang disebut pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang
memiliki inti sel, siklus sel terbagi menjadi dua fase fungsional, fase S dan M, dan
fase persiapan, G1 dan G2:
1. Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh
manusia membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini.
Hasil replikasi kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua
nuklei masing-masing guna proses mitosis pada fase M.
2. Fasa M (mitosis)
Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel
(baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah
dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam fase M terjadi beberapa
jenjang fase, yaitu: Profase, prometase, metaphase, anaphase, telofase, dan
sitokinase
3. Fasa G (gap)
Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan
pada fase berikutnya. Pada sel mamalia, interval fase G2 sekitar 2 jam,
sedangkan interval fase G1 sangat bervariasi antara 6 jam hingga beberapa
hari. Sel yang berada pada fase G1 terlalu lama, dikatakan berada pada fase
G0 atau quiescent. Pada fase ini, sel tetap menjalankan fungsi metabolisnya
dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi secara aktif. Sebuah sel
yang berada pada fase G0 dapat memasuki siklus sel kembali, atau tetap pada
fase tersebut hingga terjadi apoptosis. Pada umumnya, sel pada orang dewasa
berada pada fase G0. Sel tersebut dapat masuk kembali ke fase G1 oleh
stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan sel, mitogen atau faktor
pertumbuhan, atau asupan gizi
4. Interfase
Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain. Jeda
tersebut termasuk fase G1, S, G2.
Sumber:
Campbell, N.A. Jane B. Reece and Lawrence G. Mitchell. 2000. Biologi. edisi 5.
jilid 3. Alih Bahasa: Wasman manalu. Erlangga. Jakarta