Anda di halaman 1dari 6

NUKLEUS (INTI SEL)

Nukleus mengandung

sebagian

besar gen yang

mengendalikan

sel eukariota (sebagian lain gen terletak di dalam mitokondria dankloroplas).


Dengan diameter rata-rata 5 m, organel ini umumnya adalah organel yang paling
mencolok dalam sel eukariota. Kebanyakan sel memiliki satu nukleus, namun ada
pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang
tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang kehilangan
nukleusnya saat berkembang.
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang
disebut nukleoplasma)

dari sitoplasma.

Selubung

ini

terdiri

dari

dua membran yang masing-masing merupakan lapisan ganda lipid dengan protein
terkait. Membran luar dan dalam selubung nukleus dipisahkan oleh ruangan
sekitar 2040 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah pori yang berdiameter
sekitar 100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung nukleus
menyatu.
Di dalam nucleus DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi
kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk

benang

akan

menggulung,

menjadi

cukup

tebal

untuk

dibedakan

melalui mikroskop sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom.


Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah
ialah nukleolus, yang merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis
dan dirakit. Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus
ke sitoplasma, tempat semuanya bergabung menjadi ribosom. Kadang-kadang
terdapat lebih dari satu nukleolus, bergantung pada spesiesnya dan tahap
reproduksi sel tersebut.
Nukleus mengendalikan sintesis protein di dalam sitoplsma dengan cara
mengirim

molekul

pembawa

pesan

berupa

RNA,

yaitu

mRNA,

yang disintesis berdasarkan "pesan" gen pada DNA. RNA ini lalu dikeluarkan ke
sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat pesan genetik
tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam aminoprotein yang disintesis.

APARATUS GOLGI
Diktiosom (Badan Golgi) adalah tumpukan piring pipih yang berongga
didalamnya dengan tepian yang menggelembung dan dikelilingi oleh benda-benda
bulat. Nama Golgi berasal dari seorang Italia Camilo Golgi yang menemukan
benda itu dengan mikroskop cahaya pada tahun 1898.

Bagian-bagian Aparatus Golgi


Bagian dalam apparatus golgi tersusun atas sisterna dengan sejumlah
lubang atau disebut dengan fenestrasi. Untuk sakulus bagian atas mempunyai
fenestra di bagian tepi. Jika membran plasma umumnya terdiri dari dua lapis sel,
apparatus golgi mempunyai struktur membran trilaminar yang lebih tipis dari
plasmalema. Di permukaan apparatus golgi tampak sejumlah vesikel-vesikel kecil
dengan ukuran diameter 40 hingga 80 nm. Vesikel-vesikel itu berhubungan
dengan sakulus, diduga berfungsi sebagai media transportasi.
Bagian cis dari apparatus golgi menerima vesikel-vesikel yang berasal dari
Retikulum Endoplasma Kasar. Vesikel ini kemudian diserap ke ruangan-ruangan
di dalam Badan Golgi. Ruangan-ruangan tersebut akan bergerak dari sisi cis
menuju ke sisi trans. Setelah itu masing-masing ruangan tersebut akan
memecahkan diri dan membentuk vesikel yang lain. Dengan proses ini vesikel
siap untuk disalurkan ke bagian-bagian sel yang lain atau dikeluarkan dari dalam
sel.
Fungsi Aparatus Golgi
Aparatus golgi merupakan organel utama untuk sintesis karbohidrat, serta
sortasi (pemilihan), dan stasiun pengiriman produk dari endoplasmic reticulum
(ER). Sel membuat banyak polisakarida di dalam aparatus golgi, termasuk pektin
dan hemiselulosa dinding sel tumbuhan dan sebagian besar glikosaminoglikan
matriks ekstraseluler pada hewan. Aparatus Golgi juga ditemukan pada jalur
keluar ER, sebagian besar karbohidrat membuatnya melekat sebagai rantai
samping oligosakarida dengan banyak protein dan lipid pada ER. Potongan kecil
(subset) dari kelompok-kelompok oligosakarida berfungsi sebagai tag/pengenal
untuk mengarahkan proteins spesifik ke vesikel yang kemudian mengangkut
mereka ke lisosom. Setelah protein dan lipid memperoleh oligosakarida yang
tepat dalam aparatus Golgi, maka akan dikirimkan melalui transportasi vesikel ke
bagian yang membutuhkan.

SENTRIOL

Sel hewan, mikroorganisme, dan tumbuhan tingkat rendah memiliki dua


sentriol pada sitoplasma. Sentriol merupakan hasil perkembangan sentrosom,
yaitu pusat sel, daerah dari sitoplasma yang sekat dengan nucleus. Sentriol berupa
kumpulan mikrotubulus yang berperan sebagai kutub-kutub pembelahan sel
secara mitosis atau meiosis. Dari sentriol memancarkan benang-benang gelendong
pembelahan sehingga kromosom akan terjerat pada benang tersebut. Melalui
benang gelendong ini nantinya tiap-tiap kromosom berjalan menuju kutub
masing-masing.

PROLIFERASI
Proliferasi sel menghasilkan dua sel yang berasal dari satu sel. Keadaan ini
membutuhkan pertumbuhan sel yang kemudian diikuti oleh pembelahan (divisi)
sel. pertumbuhan sel yang tidak terkendali merupakan ciri khas kanker. Sel kanker
secara umum berisi biomolekul yang diperlukan untuk bertahan, proliferasi,
diferensiasi, kematian sel dan ekspresi tipe sel dengan fungsi khusus (cell-typespesifics functions). Kegagalan regulasi fungsi inilah yang menghasilkan
perubahan fenotip dan kanker.
Pada sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui
suatu proses yang disebut pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang
memiliki inti sel, siklus sel terbagi menjadi dua fase fungsional, fase S dan M, dan
fase persiapan, G1 dan G2:
1. Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh
manusia membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini.
Hasil replikasi kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua
nuklei masing-masing guna proses mitosis pada fase M.
2. Fasa M (mitosis)

Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel
(baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah
dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam fase M terjadi beberapa
jenjang fase, yaitu: Profase, prometase, metaphase, anaphase, telofase, dan
sitokinase

3. Fasa G (gap)
Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan
pada fase berikutnya. Pada sel mamalia, interval fase G2 sekitar 2 jam,
sedangkan interval fase G1 sangat bervariasi antara 6 jam hingga beberapa
hari. Sel yang berada pada fase G1 terlalu lama, dikatakan berada pada fase
G0 atau quiescent. Pada fase ini, sel tetap menjalankan fungsi metabolisnya
dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi secara aktif. Sebuah sel

yang berada pada fase G0 dapat memasuki siklus sel kembali, atau tetap pada
fase tersebut hingga terjadi apoptosis. Pada umumnya, sel pada orang dewasa
berada pada fase G0. Sel tersebut dapat masuk kembali ke fase G1 oleh
stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan sel, mitogen atau faktor
pertumbuhan, atau asupan gizi
4. Interfase
Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain. Jeda
tersebut termasuk fase G1, S, G2.

Sumber:
Campbell, N.A. Jane B. Reece and Lawrence G. Mitchell. 2000. Biologi. edisi 5.
jilid 3. Alih Bahasa: Wasman manalu. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai