Anda di halaman 1dari 13

18

TUGAS FISIKA TEKNIK


KALOR

Karya ini disusun untuk melengkapi tugas fisika


teknik

DISUSUN OLEH:
NAMA : DWI ANDRIYANA C
NIM :K2511018
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
TAHUN AJARAN 2011-2012/SEMESTER 1

PERPINDAHAN KALOR
Kalorik, suatu materi yang tak terlihat, yang mengalir dari benda yang
bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur rendah.
Benyamin

Thomson/Count

Rumford

(1753-1814)

dengan

eksperimen-nya,

dia

mengebor logam, teramati bahwa mata bor menjadi panas dan didinginkan dengan air
(sampai airnya mendidih), tentunya dari teori kalorik, kalorik tersebut lama kelamaan
akan habis dan ternyata bila proses tersebut berlanjut terus kalorik tersebut tidak habis,
jadi teori kalorik tidak tepat. Jadi kalor bukan materi.

T1

kalor

T2

T1>T2

1. KALOR dan ENERGI TERMAL


Ada suatu perbedaan antara kalor (heat) dan energi dalam dari suatu bahan.
Kalor hanya digunakan bila menjelaskan perpindahan energi dari satu tempat ke yang
lain.
Kalor adalah energi yang dipindahkan akibat adanya perbedaan temperatur..
Sedangkan energi dalam (termis) adalah energi karena temperaturnya.

1.1. Satuan Kalor.


Satuan kalor adalah kalori dimana, 1 kalori adalah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur 1 gr air dari 14,5 C menjadi 15,5 C.

Dalam sistem British, 1 Btu (British Thermal Unit) adalah kalor untuk menaikkan
temperatur 1 lb air dari 63 F menjadi 64 F.
1 kal = 4,186 J = 3,968 x 10-3 Btu
1 J = 0,2389 kal = 9,478 x 10-4 Btu
1 Btu = 1055 J = 252,0 kal

1.2. Kesetaraan Mekanik dari Kalor.


Dari konsep energi mekanik diperoleh bahwa bila gesekan terjadi pada sistem
mekanis, ada energi mekanis yang hilang. Dan dari eksperimen diperoleh bahwa energi
yang hilang tersebut berubah menjadi energi termal.
Dari eksperimen yang dilakukan oleh Joule (aktif penelitian pada tahun 18371847) diperoleh kesetaraan mekanis dari kalor :
1 kal = 4,186 joule
1.3 Koefisien pindah panas
Digunakan dalam perhitungan pindah panas konveksi atau perubahan fase
antara cair dan padat. Koefisien pindah panas banyak dimanfaatkan dalam ilmu
termodinamika dan mekanika serta teknik kimia.

Dimana:

Q = panas yang masuk atau panas yang keluar, W


h = koefisien pindah panas, W/(m2K)
A = luas permukaan pindah panas, m2

T = perbedaan temperatur antara permukaan padat dengan luas


permukaan kontak dengan fluida, K
Dari persamaan di atas, koefisien pindah panas adalah koefisien proporsionalitas
antara fluks panas, Q/(A delta t), dan perbedaan temperatur, T, yang menjadi
penggerak utama perpindahan panas.
Satuan SI dari koefisien pindah panas adalah watt per meter persegi-kelvin , W/
(m2K). Koefisien pindah panas berkebalikan dengan insulasi termal.
Terdapat beberapa metode untuk mengkalkulasi koefisien pindah panas dalam
berbagai jenis kondisi pindah panas yang berbeda, fluida yang berlainan, jenis aliran,
dan dalam kondisi termohidrolik. Perhitungan koefisien pindah panas dapat
diperkirakan dengan hanya membagi konduktivitas termal dari fluida dengan satuan
panjang, namun untuk perhitungan yang lebih akurat seringkali digunakan bilangan
Nusselt, yaitu satuan tak berdimensi yang menunjukkan rasio pindah panas konvektif
dan konduktif normal terhadap bidang batas

3. KAPASITAS KALOR dan KALOR JENIS


Kapasitas kalor (C) : jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur
dari suatu sampel bahan sebesar 1 Co.

Q = C T
Kapasitas panas dari beberapa benda sebanding dengan massanya, maka lebih
mudah bila didefinisikan kalor jenis, c :
Kalor jenis, c : jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari 1
gr massa bahan sebesar 1 Co.

Q = m c T

T2
Bila harga c tidak konstan : Q = m c dT

T1
Catatan : untuk gas kalor jenis biasanya dinyatakan untuk satu mol bahan, dsb kalor
jenis molar

Q = n c T
Kalor jenis beberapa bahan pada 25 C.
Bahan

c (kal/gr. Co)

Bahan

c (kal/gr. Co)

Aluminium

0,215

Kuningan

0,092

Tembaga

0,0924

Kayu

0,41

Emas

0,0308

Glas

0,200

Besi

0,107

Es (-5 C)

0,50

Timbal

0,0305

Alkohol

0,58

Perak

0,056

Air Raksa

0,033

Silikon

0,056

Air (15 C)

1,00

3. KALOR LATEN
Suatu bahan biasanya mengalami perubahan temperatur bila terjadi perpindahan
kalor antara bahan dengan lingkungannya. Pada suatu situasi tertentu, aliran kalor ini
tidak merubah temperaturnya. Hal ini terjadi bila bahan mengalami perubahan fasa.
Misalnya padat menjadi cair (mencair), cair menjadi uap (mendidih) dan perubahan
struktur kristal (zat padat). Energi yang diperlukan disebut kalor transformasi.
Kalor yang diperlukan untuk merubah fasa dari bahan bermassa m adalah

Q=mL
dimana L adalah kalor laten.

4. PERPINDAHAN KALOR
Bila dua benda atau lebih terjadi kontak termal maka akan terjadi aliran kalor dari
benda yang bertemperatur lebih tinggi ke benda yang bertemperatur lebih rendah,
hingga tercapainya kesetimbangan termal.
Proses perpindahan panas ini berlangsung dalam 3 mekanisme yaitu :
Perpindahan Panas Konduksi
Perpindahan Panas Konveksi
Perpindahan Panas Radiasi

4.1. Konduksi

Adalah proses transport panas dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu
rendah dalam satu medium (padat, cair atau gas), atau antara medium medium yang
berlainan yang bersinggungan secara langsung

q kA

Dimana : q

dT
dx

Dinyatakan dengan :

= Laju perpindahan panas (w)

= Luas penampang dimana panas mengalir (m 2)

dT/dx = Gradien suhu pada penampang, atau laju perubahan suhu T


terhadap jarak dalam arah aliran panas x
k

= Konduktivitas thermal bahan (w/m oC)

Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik merupakan
pertukaran energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah
dapat meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi.

Sebelum dipanaskan atom dan elektron dari logam bergetar pada posisi
setimbang. Pada ujung logam mulai dipanaskan, pada bagian ini atom dan elektron
bergetar dengan amplitudi yang makin membesar. Selanjutnya bertumbukan dengan
atom dan elektron disekitarnya dan memindahkan sebagian energinya. Kejadian ini
berlanjut hingga pada atom dan elektron di ujung logam yang satunya. Konduksi terjadi
melalui getaran dan gerakan elektron bebas.

T2

T1

T1

Aliran kalor
A
x
Bila T2 dan T1 dipertahankan terus besarnya, maka kesetimbangan termal tidak
akan pernah tercapai, dan dalam keadaan

mantap/tunak (stedy state), kalor yang

mengalir persatuan waktu sebanding dengan luas penampang A, sebanding dengan


perbedaan temperatur T dan berbanding terbalik dengan lebar bidang x

Q/t = H A T/x
Untuk penampang berupa bidang datar :

T1

T2
L

H = - k A (T1 - T2 ) / L
k adalah kondutivitas termal.
Konduktivitas termal untuk beberapa bahan :
Bahan

k (W/m.Co)

Bahan

k (W/m.Co)

Aluminium

238

Asbestos

0,08

Tembaga

397

Concrete

0,8

Emas

314

Gelas

0,8

Besi

79,5

Karet

0,2

Timbal

34,7

air

0,6

Perak

427

kayu

0,08

udara

0,0234

Untuk susunan beberapa bahan dengan ketebalan L 1, L2,, ... dan konduktivitas
masing-masing k1, k2,, ... adalah :

H =

A (T1 - T2 )
(L1/k1)

k1
T1

L1

k2
L2

T2

q
T (370)(100 400)
k

3,7 MW / m 2
2
A
x
3 x10

Contoh: Salah satu

permukaan sebuah plat tembaga yang tebalnya 3 cm mempunyai suhu tetap 400 0C,
sedangkan suhu permukaan yg sebelah lagi dijaga tetap 100 0C. Berapa kalor yang
berpindah melintasi lempeng itu?

4.2. Konveksi
Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan partikel yang telah dipanaskan
dikatakan perpindahan kalor secara konveksi. Bila perpindahannya dikarenakan
perbedaan kerapatan disebut konveksi alami (natural convection) dan bila didorong,
misal dengan fan atau pompa disebut konveksi paksa (forced convection).

Adalah transport energi dengan kerja gabungan dari konduksi panas,


penyimpanan, energi dan gerakan mencampur. Proses terjadi pada permukaan padat
(lebih panas atau dingin) terhadap cairan atau gas (lebih dingin atau panas).

q = h A (T)
Dimana : q = Laju perpindahan panas konveksi
h = Koefisien perpindahan panas konveksi

(w/m2 0C)

A = Luas penampang (m2)


T = Perubahan atau perbedaan suhu

Konveksi :

(0C; 0F)

H = h x A x T

Besarnya konveksi tergantung pada :


a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).
b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida (T).
c. koefisien konveksi (h), yang tergantung pada :
# viscositas fluida
# kecepatan fluida
# perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida
# kapasitas panas fluida
# rapat massa fluida
# bentuk permukaan kontak

Contoh: Udara pada suhu 20 0C bertiup diatas plat panas 50 x 75 cm. Suhu plat dijaga
tetap 250 0C. Koefisien perpindahan kalor konveksi adalah 25 W/m 2 0C. Hitunglah
perpindahan kalor.
Penyelesaian
Dari persamaan :
q = h A (Tw - T)
= (25)(0,50)(0,75)(250 20)
= 2,156 Kw

4.3. Radiasi
Perpindahan Panas Radiasi adalah proses transport panas dari benda bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah, bila benda benda itu terpisah didalam
ruang (bahkan dalam ruang hampa sekalipun

q = A (T14
T24)
Dimana : = Konstanta Stefan-Boltzman 5,669 x10-

w/m2 k4

A = Luas penampang
T = Temperatur
Pada proses radiasi, energi termis diubah menjadi energi radiasi. Energi ini
termuat dalam gelombang elektromagnetik, khususnya daerah inframerah (700 nm 100 m). Saat gelombang elektromagnetik tersebut berinteraksi dengan materi energi
radiasi berubah menjadi energi termal.
Untuk benda hitam, radiasi termal yang dipancarkan per satuan waktu per
satuan luas pada temperatur T kelvin adalah :

E = e T4.
Dimana: = konstanta Boltzmann : 5,67 x 10-8 W/ m2 K4.
e = emitansi (0 e 1)
Contoh:
Dua plat hitam tak berhingga yang suhunya masing masing 800 0C dan 300 0C saling
bertukar kalor melalui radiasi. Hitunglah perpindahan kalor persatuan luas.
Penyelesaian
Dari persamaan:
q

= A (T14 T24)

q/A = (T14 T24)


q/A = (5,669 x 10-8)(10734 5734)
q/A = 69,03 kW/m2

SOAL
1. Sebuah keping logam yang tebalnya 4 mm dengan perbedaan suhu antara
kedua permukaannya 32 0C dilalui oleh arus sebanyak 200 kkal/jam setiap 5 cm 2
luas penampangnya. Berapakah kondukstivitas termalnya dinyatakan dalam
W/m.K ?
2. Sebuah plat terbuat dari nikel setebal 0,6 cm menyekat dua ruangan dengan
selisih temperatur 37 0C. Plat ini dapat menghantarkan energi panas 6 x 10 3
Joule tiap jam melalui bidang seluas 4 cm 2. Tentukanlah koefisien termal dari
nikel !

3. Luas keseluruhan dinding sebuah almari pendingin adalah 5,0 m 2. Jika


kemampuan menyekat dinding itu setara dengan kemampuan menyekat gabus
yang tebalnya 10 cm dan perbedaan suhu di dalam dan di luar lemari adalah 30
0

C, berapa joule kalor yang lewat melalui dinding itu setiap sekon ?

Anda mungkin juga menyukai