Anda di halaman 1dari 5

Rinoskopi posterior

-PND
-nasofaring tumor KNF
-peradangan-adenoiditis
-hipertrofi adenoid
-epistaksis posterior

Kelainan yang menyebabkan otore


-OMSA
-OMSK
-Otitis media serosa
-OE
-trauma os tempora

Ear discharge
-mukoid
-mukopurulen
-serosa
-darah

Gejala klinis koleastatom


Nyeri
Pendengaran berkurang
Perasaan penuh
Pusing
Ukuran membran timpani
Membran timpanimempunyai ukuran panjang vertikal rata-rata 9 -10 mm,
diameter 8 - 9 mmdan tebalnya kira-kira 0,1 mm
OMSA jangka waktu

A scant white mucus discharge indicates acute external ear infection.


A fungal infection of the external ear results in a fluffy white to off-white
discharge. In some cases however, the discharge may be black, gray, bluishgreen or yellow.
A white to yellow mucus discharge with pus and deep pain indicates
middle ear infection with perforated eardrum
A purulent mucus discharge without pain which is present sometimes
and absent at other times may indicate chronic middle ear infection.
Infection of the bone around the ear results in ear discharge with a bad
odor.
A clear, thin and watery discharge following head injury could indicate a
fracture in the skull.
Trauma to the ear may result in a bloody mucus discharge.
Persarafan membran timpani terdiri dari 3 nervus cranial yaitu n. trigeminus, n.
glossopharingeus, dan n. vagus. Permukaan luar dari membran timpani
dipersarafi oleh cabang n. aurikulo temporalis dari nervus mandibula dan nervus
vagus. Permukaan dalam dipersarafi oleh n. timpani cabang dari nervus
glossofaringeal. Aurikulotemporal cabang dari nervus trigeminal dan aurikular
cabang dari nervus vagus (Nervus Arnold) mempersarafi bagian lateral dari
membran timpani. Cabang dari nervus glossopharingeus (Nervus Jacobson)
memberikan persarafan pada bagian medial dari membran timpani dan
mesotimpanum. Adapun referensi lain menyatakan bahwa setengah dari
permukaan anterior lateral dipersarafi oleh aurikulotemporal (V3), setengah dari
permukaan posterior lateral dipersarafi oleh cabang aurikular dari nervus vagus
(CN X), dan pada permukaan medial dipersarafi oleh cabang timpani dari CN IX
(saraf Jacobson). 4,10
Telinga tengah diperdarahi oleh 6 pembuluh darah, yang terdiri dari 2
pembuluh darah utama dan 4 pembuluh darah minor. 2 pembuluh darah utama
terdiri dari:10
i. Timpani anterior cabang dari arteri maxillaris menyuplai darah ke membran
timpani
ii. Stylomastoid cabang arteri aurikular posterior yang menyuplai telinga
tengah dan mastoid air cells.
Sedangkan 4 pembuluh darah minor terdiri dari:
i. Cabang petrosus dari arteri meningeal tengah (sebagian besar berjalan pada
saraf petrosal)
ii. Timpani superior cabang dari arteri meningeal tengah yang melintas

sepanjang kanal untuk otot tensor timpani


iii. Cabang arteri kanal pterygoideus (berjalan sepanjang tuba eustachius)
iv. Cabang timpani dari inertnal carotis.
Myringitis bulosa dianggap sebagai penyakit self limiting disease, kadangkadang menjadi rumit oleh infeksi sekunder yang purulen. Namun komplikasi
serius seperti meningoensefalitis telah dilaporkan dalam beberapa kasus yang
langka. Karakteristik gambaran klinis pasien yaitu tiba-tiba nengalami sakit
telinga yang parah atau otalgia. Pada anak-anak dengan gejala otitis media akut
biasanya tidak spesifik, karena mereka tidak dapat mengungkapkan gejala atau
asal usul rasa sakit. Dalam myringitis akut otalgia sifatnya berdenyut. Nyeri
biasanya terletak di dalam telinga, tetapi dapat menyebar ke ujung mastoid,
tengkuk, temporomandibula bersama wajah.1,8
Pada kebanyakan pasien nyeri mereda dalam satu atau dua hari, namun
beberapa keluhan biasanya dirasakan selama tiga hari sampai empat hari. Rasa
sakit tidak sepenuhnya hilang setelah myringotomi atau setelah bulla pecah
spontan. Membran timpani kembali ke keadaan normalnya dalam dua atau tiga
minggu. Otoskopi menunjukkan suatu membran timpani meradang dengan satu
atau lebih bulla. Bulla ini penuh dengan cairan bening, agak kuning atau
perdarahan.1,7,8
Beberapa bulla hampir tidak bisa dibedakan dan beberapa menempati
sebagian besar membran timpani. Bulla yang muncul paling sering pada sisi
posterior atau postero inferior membran timpani atau pada dinding kanalis
posterior. Bulla ini tampaknya hanya melibatkan lapisan subepitel dari membran
timpani. Myringitis bulosa sering terdeteksi hanya unilateral sedangkan di
beberapa penelitian proporsi infeksi bilateral tersebut telah 11-33%. Jika bulla
pecah maka debit serosanguineous durasi pendek muncul di saluran telinga,
kecuali keadaannya menjadi rumit oleh invasi bakteri saat discharge menjadi
purulen. Peningkatan suhu tubuh biasanya terlihat dalam perjalanan awal
myringitis tersebut. Bulla paling sering menghilang dengan sendirinya. Dalam
sebagian besar kasus bulla berlangsung tiga atau empat hari.8
DIAGNOSIS
Anamnesis
Secara umum, keluhan utama pasien yang mengalami miringitis adalah nyeri
pada daerah telinga yang onsetnya 2-3 hari terakhir sebab bulla terbentuk pada
area yang kaya akan persarafan pada epitel terluar membran timpani. Keluhan
pada telinga dan gangguan pendengaran. Kemudian dari anamnesis lebih lanjut,
bisa kita dapatkan riwayat demam serta kemungkinan riwayat trauma pada
saluran telinga akibat membersihkan telinga, atau pun akibat penetrasi benda
asing. Kadang juga pasien mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari telinga.
Adanya riwayat penyakit saluran pernafasan dan gangguan telinga sebelumnya
juga perlu ditanyakan.1
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan yang penting untuk mendiagnosis miringitis bulosa adalah otoskopi.
Adapaun beberapa temuan yang bisa didapatkan dari pemeriksaan otoskopi

pada pasien miringitis antara lain:1


- Terdapat tanda-tanda inflamasi pada membran impani, seperti warna
membran terlihat lebih merah, serta tampak mengalami deformasi, dan refleks
cahaya memendek atau bahkan menghilang sama sekali.
- Karakteristik dari miringitis bulosa adalah adanya bulla pada membran
timpani. Kita harus dapat membedakan antara bulla yang berasal dari membran
timpani dan bula yang berasal dari saluran telinga luar. Bulla ini dapat pecah dan
menimbulkan perdarahan pada membran timpani.
- Pada beberapa kasus dapat ditemukan nyeri ketika pinna ditarik.
- Pneumatik otoskopi, dengan pemeriksaan ini kita dapat menentukan apakah
miringitis bulosa sudah menyebabkan perforasi.
Pemeriksaan lain:1
- Pada pemeriksaan kelenjar, terdapat limfadenopati servikal posterior.
- Pada pemeriksaan pendengaran dapat ditemukan adanya penurunan
pendengaran.
- Tympanometri: pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan bukti adanya
cairan di belakang membran timpani. Sehingga kita dapat mengetahui adanya
otitis media yang menyertai miringitis bulosa.
- Tympanoparasintesis: pemeriksaan ini dilakukan untuk kultur dan identifikasi
agen penyebab miringitis bulosa.

Histologi Telinga
1) Telinga luar
a) Daun telinga
Aurikula /Pinna
Tulang rawan elastis, kecuali lobus aurikularis
Ditutupi oleh kulit tipis
Tulang rawan yang berbentuk tidak teratur
Kulit : rambut halus (vellus), kel enjar sebasea dan kelenjar keringat
b) Meatus Akustikus Eksterna (MAE)
Saluran dari daun telinga ke membran timpani
2/5 bagian luar merupakan tulang rawan elastis
3/5 bagian dalam merupakan tulang temporal
Bagian luar ditutupi oleh kulit, terdapat rambut (tragi), kelenjar sebasea
dan kelenjar keringat,
2) Telinga tengah
a) Rongga Timpani ( Kavum timpani )

Rongga kecil berisi udara, bentuk tidak teratur

Dalam tulang temporal

Dilapisi membran mukosa, epitel selapis gepeng

Bagian anterior epitel bertingkat dengan sel kolumnair bersilia dan sel
goblet
b) Membran timpani
oval, keabu-abuan

pars tensa dan pars flaksid


3 lapisan
Bagian luar : ditutupi kulit, epitel berlapis gepeng tidak bertanduk,
kelenjar dan rambut
Bagian tengah : lapisan fibrosa intermedia, 2 lapis serat kolagen (radier,
sirkuler)
Bagian dalam : membran mukosa, epitel selapis gepeng dan
lamina
propria tipis
c) Osikula Auditorius
3 tulang kecil : maleus, inkus, stapes
2 otot : m tensor timpani dan m. stapedius
Fungsi : bersama membran timpani merubah gelombang suara menjadi
gel cairan di perilimfe telinga dalam
d) Antrum Mastoid
Ruang berisi udara di posterior rongga timpani
e) Tuba Auditorius
Saluran yang menghubungkan rongga timpani dengan nasofaring
Mukosa dibentuk oleh epitel bertingkat kolumnair bersilia dengan sel
goblet dan lamina propria
Fungsi : mengalirkan udara ke rongga timpani

Anda mungkin juga menyukai