TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Jenis-jenis Rumput
Berikut adalah jenis-jenis rumput yang terdapat di kebun atau taman
rumah, yaitu:
a.
Rumput gajah
Rumput gajah adalah rumput yang paling murah dan bisa hidup
meskipun di tempat yang kurang air. Rumput ini mudah tumbuh dan
tahan terhadap pijakan kaki, karena itu cocok untuk taman rumah yg
sering dijadikan tempat lalu lalang orang. Pemotongan rumput harus
dilakukan dua kali seminggu. Jika tidak dilakukan pemotonga, maka
rumput ini akan terlihat kurang bagus dengan bentuk maupun ukuran
daun yang besar dan kasar. Rumput gajah terlihat pada gambar 2.1.
Berdasarkan sumber dari jurnal Fundamental Research-Direktorat
Jendral Perguruan Tinggi Indonesia tahun 2006 berjudul Kuat Tarik
Akar Rumput Terhadap Pergeseran Tanah menyatakan bahwa gaya
tarik rumput gajah terhadap tanah yang menahan akarnya
adalah
0,03N. Yang dimaksud dengan gaya tarik adalah gaya yang melawan
dengan gaya gravitasi rumput sehingga rumput tercabut dari tanah dan
tanah mengalami pergeseran.
b.
c.
Rumput jepang
Rumput jepang mempunyai karakter daun yang kecil, halus dan
memanjang. Rumput ini sangat baik dari sisi penampilan. Rumput ini
membutuhkan sinar matahari yang cukup untuk tumbuh dengan baik.
Untuk tumbuh baik. Jika terlalu lembab, pertumbuhannya tidak
optimal. Agar penampilannya tetap indah, diperlukan pemotongan 1
d.
Rumput babat
Rumput babat memiliki karakter daun yang pendek dan halus. Rumput
ini biasa digunakan untuk lapangan golf. Kekurangannya dari rumput
babat adalah membutuhkan sinar matahari penuh dan harus dipotong
rutin minimal 2 minggu sekali. Rumput babat terlihat pada gambar
2.4. Berdasarkan sumber dari jurnal Fundamental Research-Direktorat
Jendral Perguruan Tinggi Indonesia tahun 2006 berjudul Kuat Tarik
Akar Rumput Terhadap Pergeseran Tanah menyatakan bahwa gaya
tarik rumput babat terhadap tanah yang menahan akarnya adalah
0,03N. Yang dimaksud dengan gaya tarik adalah gaya yang melawan
terhadap gaya gravitasi rumput sehingga rumput tercabut dari tanah
dan tanah mengalami pergeseran.
2.2.
tentunya bukan sekedar taman, tapi taman yang indah bersih dan rapi. Untuk
mendapatkan taman seperti itu sebaiknya secara rutin merawatnya mulai dari
menyiram tanaman, memupuknya dan membersihkan dari kotoran-kotoran yang
mengganggu. Tanaman yang pasti selalu ada di taman adalah rumput. Rumput
adalah tanaman yang tumbuh relatif cepat. Hal ini sangat merepotkan jika setiap 3
hari sekali harus memangkas rumput apalagi jika taman yang dibuat sangat luas.
Untuk memangkas rumput, dibutuhkan alat pemotong rumput. Rumput hijau di
halaman memang indah dipandang dan selalu mempercantik rumah. Namun,
merawat karpet alam hijau ini sering merepotkan. Memangkas rumput diperlu
peranti tertentu. Peranti ini banyak beredar di pasar. Berikut ini adalah jenis-jenis
mesin pemotong rumput, yaitu:
a.
b.
c.
2.3.
atau mensupport posisi letak elemen mesin. Struktur tersebut harus kuat terhadap
beban elemen mesin dan gaya reaksi dari beban tersebut. Beban pada struktur bisa
berupa berat dari suatu benda yang terletak pada struktur. Jika beban P diberikan
pada struktur ditunjukkan pada gambar 2.8.
= 0 ......................................................(2.1)
= 0......................................................(2.2)
Jumlah gaya yang bekerja sama dengan nol dan jumlah momen yang terjadi pada
struktur sama dengan nol. Analisa beban pada struktur dibutuhkan besar dan arah
gaya yang bekerja, agar dalam menghitung hasil gaya reaksi tidak mengalami
kesulitan atau kesilapan.
Di dalam struktur yang diberi beban, terdapat gaya dalam yang bekerja
pada struktur tersebut. Gaya dalam tersebut juga merupakan hasil reaksi gaya
yang diakibatkan oleh gaya luar, yaitu beban tersebut. Untuk menganalisis gaya
dalam maka dilakukan analisis batang pada segmen a-a terlihat pada gambar 2.10.
Segmen yang pertama kali kita analisis dimulai dari titik A hingga B.
Setelah menganalisis, maka dibutuhkan pembuktian besar gaya dalam yang
bekerja pada batang, maka analisis dibutuhkan pada segmen a-a tetapi dari titik
kerja P2 hingga titik B, seperti pada gambar 2.12.
2.4.
Perancangan Pulley
Pulley digunakan untuk mentransmisikan daya dari suatu poros ke poros
yang lain melalui belt rata, v-belt, atau belt bulat. Dalam perancangan pulley,
perbandingan kecepatan putar berhubungan dengan perbandingan diameter dari
pulley yang bergerak dan digerakkan. Untuk memilihkan besar diameter pulley
harus berdasarkan perbandingan kecepatan. Gambar rancangan pulley terlihat
pada gambar 2.13.
t
d1
.................................................(2.3)
....................................................(2.4)
.........................................(2.5)
...............................................(2.6)
Dimana:
-
Dimensi hub
Hub adalah suatu tempat pemasangan poros ke pulley. Untuk mengunci
hub terhadap poros digunakan pasak.
d1 = 1.5 d + 25mm .................................. (2.11)
Dimana:
- d1 = diameter hub (mm)
- d = diameter poros (mm)
2.5.
Perancangan Belt
Belt dalam perancangan elemen mesin, berguna untuk mentransmisikan
daya dari suatu poros ke poros yang lain di mana poros tersebut telah terpasang
pulley dan berputar pada kecepatan yang sama atau kecepatan yang berbeda. Daya
yang ditransmisikan tergantung pada:
a. Kecepatan dari belt
b. Tegangan pada belt yang terpasang pada belt
c. Sudut kontak dari antara belt dengan pulley terkecil
Berikut ini adalah tipe belt yang digunakan perancangan elemen mesin,
yaitu:
a. Flat belt
Flat belt sering digunakan dalam industri dan perbengkelan, dimana
daya ditransmisikan dari satu pulley ke pulley lain dengan jarak tidak
lebih dari 8 meter. Flat belt terlihat pada gambar 2.14.
b. V- belt
V-belt sering digunakan dalam industri dan perbengkelan, dimana daya
ditransmisikan dari satu pulley ke pulley yang lain dengan jarak antar
pulley yang sangat dekat. V-belt terlihat pada gambar 2.14.
c. Circular belt
Circular belt sering digunakan dalam industri dan perbengkelan dimana
daya yang ditransmisikan dari satu pulley ke pulley yang lain dengan
jarak antar pulley lebih dari 8 meter. Circular belt terlihat pada gambar
2.14.
Flat belt
V-belt
Circular belt
Material untuk pembuatan belt harus kuat, fleksibel dan tahan lama dalam
menerima beban kerja berupa tegangan tali dan torsi. Belt harus memiliki
koefisien gesekan yang tinggi agar belt bisa menerima daya dan putaran dari
pulley yang berputar. Jenis-jenis belt berdasarkan bahan pembuatannya yaitu,
leather belt, fabric blet, rubber belt, dan balata belt.
Tegangan yang bekerja pada belt adalah bervariasi, seperti kekuatan
maksimumnya dari 21 hingga 35MPa, dan faktor keamanan yang dipilih adalah
dari kisaran 8 hingga 10. Umur pemakaian belt lebih penting daripada kekuatan.
Berdasarkan hasil eksperimen dengan tegangan ijin yang bekerja sebesar 2,8MPa
akan memberikan umur pemakaian hingga 15 tahun. Massa jenis dan material belt
terlihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Massa Jenis Material Belt
Material of belt
Mass density in kg / m3
Leather
1000
Convass
1220
Rubber
1140
Balata
1110
1170
1250
Koefisien gesekan antara belt dan pulley terlihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Koefisien Gesekan antara Belt dan Pulley
Pulley material
Belt Material
1. Leather oak
tanned
2. Leather
chrome tanned
3. Convassstitched
4. Cooton woven
Wood
Compressed
Leather
Rubber
paper
face
face
Dry
Wet
Greasy
0.25
0.2
0.15
0.3
0.33
0.38
0.4
0.35
0.32
0.22
0.4
0.45
0.48
0.5
0.2
0.15
0.12
0.23
0.25
0.27
0.3
0.22
0.15
0.12
0.25
0.28
0.27
0.3
Material
Wood
Compressed
Leather
Rubber
paper
face
face
Dry
Wet
Greasy
5. Rubber
0.3
0.18
0.32
0.35
0.4
0.42
6. Balata
0.32
0.2
0.35
0.38
0.4
0.42
.............................................. (2.13)
Dimana:
- N2 = kecepatan putar pulley yang digerakkan (rpm)
- N1 = kecepatan putar pulley penggerak (rpm)
- d2 = diameter pulley yang digerakkan (mm)
- d1 = diameter pulley penggerak (mm)
Ketika ketebalan belt (t) diketahui maka perbandingan kecepatannya,
yaitu:
=
........................................... (2.14)
b. Panjang belt
Panjang belt atau disebut juga keliling belt harus diketahui, agar dalam
perancangan pulley dengan jarak tertentu, maka kita bisa memilih
panjang belt yang akan digunakan. Dalam perancangan sistem transmisi
alat pemotong rumput ramah lingkungan, digunakan jenis belt adalah
flat belt atau belt berpenampang rata. Belt yang dipasang pada pulley
yang terhubung ke poros penggerak, lalu disambungkan ke pulley yang
terhubung ke poros yang digerakkan. Pemasangan belt terlihat pada
gambar 2.15.
E
F
O2
O1
H
G
r1
r2
......................... (2.17)
)=
=
=
=
=
........................................... (2.19)
.............................. (2.18)
.......................................... (2.20)
) (
) ..................... (2.21)
) .................................. (2.22)
.................................. (2.23)
+ =
............ (2.24)
.............. (2.25)
=2
=2
= (
)+ (
)+2 (
)+
............... (2.26)
.............. (2.27)
)+2
................ (2.28)
)+2
= (
)+2
)+2
+2
....... (2.29)
..................... (2.30)
)+2 +
............................... (2.31)
Pulley penggerak (driving pulley atau driver) mendorong belt dari satu
sisi dan mengiringkan ke sisi lain. Di sini terjadi gaya tegang(T1) dan
gaya kendur (T2) pada belt seperti terlihat pada gambar 2.16. Daya yang
ditransmisikan adalah:
=(
) ................................ (2.32)
F=.RN
/2
T2
/2
RN
RN
/2
T1
/2
T+T
T+T
Gambar 2.17. Driven Pulley
Sumber: Machine Design, RS.Khurmi and Gupta
) sin
sin
............................ (2.33)
......... (2.34)
) cos
....................... (2.35)
+
=
............................ (2.36)
........................................... (2.37)
.......................... (2.38)
log
................................. (2.39)
=
........................ (2.40)
Maka persamaan 2.40 bisa kita ubah menjadi bentuk akhir, yaitu
2,3 log
............................... (2.41)
Catatan:
- Untuk menentukan sudut , ditentukan berdasarkan pulley dengan
ukuran terkecil.
=
...................................... (2.42)
................................. (2.43)
2.6.
Perancangan Poros
Poros merupakan suatu elemen mesin yang berputar mentransmisikan
daya dari satu pusat ke pusat yang lain. Daya yang di transmisikan ke poros
merupakan hasil kerja dari gaya tangensial dan resultan torsi atau momen puntir
yang bekerja pada poros agar daya tersebut dapat disalurkan ke mesin lain yang
dihubungkan dengan poros. Dalam pemindahan daya dari satu poros ke yang lain,
elemen pendukung, seperti pulley, roda gigi dll terpasang pada poros tersebut.
Material yang digunakan dalam pembuatan poros harus memiliki beberapa
sifat, yaitu:
a.
b.
c.
d.
Secara umum poros terbuat dari bahan baja karbon rendah, baja
pengerolan dingin (cold drawn steel) atau pengerolan panas (hot rolled steel),
seperti ANSI 1020 -1050.
Pada poros sering terdapat tegangan, seperti tegangan geser yang
disebabkan oleh beban torsi, tegangan bengkok (bending stress) yang disebabkan
oleh gaya yang bekerja dari elemen mesin, seperti roda gigi, pulley, dll, juga
disebabkan oleh berat poros tersebut. Tegangan pada poros bisa muncul akibat
kombinasi dari beban torsi dan beban bengkok.
Perancangan poros ditinjau berdasarkan beban yang bekerja. Berikut ini
adalah langkah perancangan poros, yaitu:
a. Poros dikenakan beban torsi
Ketika poros dikenakan beban puntir, maka diameter poros dapat kita
tinjau melalui formula:
=
................................................ (2.44)
Dimana:
- T = momen puntir (torsi) pada poros (N.mm)
- J = momen inersia polar (mm4)
- = tegangan geser (N/mm2)
- r = jari jari penampang poros (mm)
Momen inersia untuk poros pejal, adalah
=
.......................................... (2.45)
.......................... (2.46)
.................................. (2.47)
Dengan do dan di adalah diameter luar dan diameter dalam dari poros.
Maka persamaan 2.44, dapat ditulis:
........................................ (2.48)
........................................ (2.49)
[1
]..................... (2.50)
............................................. (2.51)
Dimana:
- M = momen bending (N.mm)
- I = momen inersia pada potongan dari penampang poros (mm4)
-
= .................................. (2.52)
......................... (2.53)
[1
] ...................... (2.54)
=
[1
.................................. (2.55)
] ............................... (2.56)
+4
.......................... (2.57)
Dimana:
-
b yang
diturunkan, maka
diperoleh:
=
+4
=
......................... (2.59)
+
=
.................. (2.58)
....................... (2.60)
.......................... (2.61)
.......................... (2.62)
............................... (2.63)
+4
................. (2.64)
+4
+
+
............ (2.65)
+
=
............. (2.66)
..................... (2.67)
............. (2.68)
+
=
=
(1
(1
) ............. (2.69)
..................... (2.70)
) ....................... (2.71)
2.7.
menyambung juga diguanakan untuk menjaga putaran antara poros dan mesin
dengan peralatan mesin yang lain seperti roda gigi, pulley, hand wheel dan
sebagainya yang disambung dengan poros mesin tersebut. Dalam perencanaan
Pada pasak terdapat dua macam tegangan yang terjadi, yaitu tegangan
geser dan tegangan kompresi. Berikut adalah analisa tegangan yang terjadi pasak,
yaitu:
a. Tegangan geser
Bila poros berputar dengan torsi sebesar T maka akan menghasilkan
gaya sebesar F, yang dinyatakan dengan rumus:
=
................................................. (2.72)
Dimana:
- F = gaya (N)
- T = torsi (N.mm)
- D = diameter poros (mm)
Pada pasak gaya F ini akan menimbulkan tegangan geser yang besarnya
adalah dinyatakan dengan persamaan:
=
................................................ (2.73)
Dimana:
- Ss = tegangan geser (N/mm2)
- F = gaya geser (N)
- AS = luas bidang geser pada pasak (mm2) = W.L
- W = lebar pasak (mm)
Tugas Rancang Putra Chandra
............................................. (2.74)
S
2.T
syp ................................. (2.75)
W .L.D
N
b. Tegangan kompresi
Gaya F terjadi pada pasak menimbulkan tegangan kompresi yang
besarnya adalah dinyatakan dengan persamaan:
SC
F
............................................. (2.76)
AC
Dimana:
- Sc = tegangan kompresi (N/mm2)
- F = gaya kompresi (N)
- Ac = luas bidang kompresi pada pasak (mm2) = w. L/2
- W = lebar pasak (mm)
- L = panjang pasak (mm)
Sehingga perumusan 2.76 menjadi:
. SC
4.T
......................................... (2.77)
W .L.D
2.8.
S yp
4.T
................................... (2.78)
W .L.D
N
Pemilihan Bantalan
Menurut macamnya bantalan ada dua jenis, yaitu journal bearings
perancangan elemen mesin ini digunakan bantalan dengan tipe single row deep
ball bearing, dengan alasan bantalan ini dapat menahan dua jenis beban yaitu
beban radial dan beban aksial. Karena dalam operasi hanya beberapa bola atau
kadang-kadang hanya satu bola yang menanggung beban radialnya, sehingga
bola-bola yang lain dapat berfungsi menahan beban aksialnya. Di samping itu
bantalan ini juga mempunyai kemampuan menyesuaikan diri bila terjadi
ketidaksesuaian atau ketidaksetaraan sumbu poros dengan sumbu bantalan akibat
adanya defleksi poros atau adanya perubahan penurunan pondasi.
Berikut ini adalah langkah langkah untuk pemilihan dan analisis bantalan
tipe ball bearing, yaitu:
a. Beban ekuivalen
Beban ekuivalen ditunjukkan oleh gaya arah aksial dan gaya arah radial
yang ditimbulkan oleh poros. Mencari beban ekivalen dinamis dari
bantalan adalah dengan rumusan berikut:
Pr = X.V.Fr + Y. Fa ..................................... (2.79)
Dimana:
- Pr = beban ekuivalen dinamis (N)
- V, X dan Y = faktor yang terdapat pada spesifikasi bearing
- Fr = Gaya radial pada bantalan (N)
- Fa = Gaya aksial pada bantalan (N)
Tugas Rancang Putra Chandra
L10
10 6 C
........................................ (2.80)
60.n P
Dimana:
- L10 = jumlah jam kerja dengan tingkat kepercayaan 90 % (hr)
- N = kecepatan putaran poros (rpm)
- C = basic load rating (lb)
- P = beban ekuivalen (lb)
- b = 3 (ball bearing)
Umur bantalan diasumsikan 1000 jam dengan kegagalan 10%. L10
sama dengan 10000 hr. Jadi dari hasil perhitungan diperoleh harga
basic load rating (C), dan dari tabel bearing akan diperoleh bore(d),
diameter luar bantalan(Do), dan lebar bantalan (B), juga jenis bantalan
yang digunakan.
2.9.
diberi logam pengisi yang meleleh akibat panas flux yang diberikan. Sambungan
las sering digunakan dalam pemasangan komponen mesin, struktur mesin, bahkan
untuk bangunan sipil. Karena biaya pengelasan yang murah, banyak sekali bagian
suku cadang mesin yang awalnya diproduksi dengan pengecoran, sekarang
diproduksi dengan pengelasan. Pengelasan memiliki kekuatan yang baik dan
memiliki massa yang ringan. Hasil pengelasan terlihat pada gambar 2.21.
Berikut ini adalah jenis jenis bentuk pengelasan beserta beban yang
bekerja pada benda kerja, yaitu:
a. Pengelasan penumpu dalam tegangan tarik (butt weld in tension)
.......................................... (2.81)
.......................................... (2.82)
....................................... (2.83)
= 1.414
............................................ (2.84)
............................................. (2.85)
Dimana:
- FS
= Faktor keamanan
- yp
Gambar 2.26. Tegangan yang Terjadi pada Elemen Pengelasan dengan Beban
Eksentrik
Sumber: Design of Machine Elements, M.F. Spotts
Maka momen eksternal atau torsi T yang terjadi adalah sama dengan momen dari
tegangan geser yang diintegralkan pada semua sambungan pengelasan.
=
.............................. (2.86)
....................................... (2.87)
=
=
............................................... (2.88)
Dimana:
- T = momen kopel yang terjadi (N.mm)
- r = jarak gaya yang bekerja (mm)
- J = momen inersia (mm4)
- = tegangan geser yang terjadi pada daerah pengelasan (N/mm2)
Besar momen inersia J, dapat dihitung dengan formula:
=
......................................... (2.89)
Dimana:
- J0 = momen inersia pada daerah pengelasan tunggal (mm4)
- A = Luas daerah pengelasan (mm2)
Jika momen inersia pada daerah pengelasan tunggal dirumuskan:
=
................................................ (2.90)
...................................... (2.92)
Tensile Strength,
Elongation in 2
classification
min psi
psi
E6010
62000
50000
22
E6011
62000
50000
22
E6012
67000
55000
17
E6013
67000
55000
17
E6020
62000
50000
25
E6027
62000
50000
25
Tabel 2.4. Kekuatan Tarik, Kekuatan Luluh dan Regangan pada Elektroda
untuk Kondisi Pengelasan dengan Standar Desain ASTM A233-64T
Seri E70
AWS-ASTM
Tensile Strength,
Elongation in 2
classification
min psi
psi
E7014
72000
60000
17
E7015
72000
60000
22
E7016
72000
60000
22
E7018
72000
60000
22
Tabel 2.4. Kekuatan Tarik, Kekuatan Luluh dan Regangan pada Elektroda
untuk Kondisi Pengelasan dengan Standar Desain ASTM A233-64T
(Lanjutan)
Seri E70
AWS-ASTM
Tensile Strength,
Elongation in 2
classification
min psi
psi
E7024
72000
60000
17
E7028
72000
60000
22