Anda di halaman 1dari 14

SINDROM NEFROTIK

IGNATIUS WARSINO

A. Pengertian
Nefrotik sindrom adalah gangguan
klinis yang ditandai dengan
peningkatan protein urine (proteinuria),
edema, penurunan albumin dalam
darah (hipoalbuminemia), dan
kelebihan lipid dalam darah
(hiperlipidemia)

B. Etiologi
Peningkatan permeabilitas kapiler
glomerulus.
Glomerulonefritis.
Proliperatif difus.
Nefropati membranosa.
Diabetes mellitus.

C. Patofisologi
Reaksi antigen-antibodi
Peradangan glomerulus
Permeabilitas membran basalis
Proteinnuria
Hypoalbuminemia
Takanan osmotik kapiler

hyperlipidemi

Tekanan hidrostatik kapiler


Transudasi ke dalam intersisiel

hipovolemic
ADH
Aidosteon

GFR
Retensi Na dan H2O

Edema

D. Manifestasi klinik

Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah


edema. Edema biasanya bervariasi dari
bentuk ringan sampai berat (anasarka).
Edema biasanya lunak dan cekung bila
ditekan (pitting), dan umumnya ditemukan
disekitar mata (periorbital) dan berlanjut ke
abdomen daerah genitalia dan ekstermitas
bawah.
Proteinuria hebat (paling sedikit 3,5 mg/hari)
hingga menyebabkan hipoalbuminemia.
Penurunan jumlah urin : urine gelap, berbusa.
Gangguan pola lipid yaitu kolesterol dan
gliserida meningkat.
Pucat.

Hipertensi terjadi pada kira-kira sepertiga


penderita.
Terdapat keadaan hiperkoagubilitas.
Hematuri
Anoreksia dan diare disebabkan karena edema
mukosa usus.Sakit kepala, malaise, nyeri
abdomen, berat badan meningkat dan
keletihan umumnya terjadi.
Gagal tumbuh dan pelisutan otot (jangka
panjang).
Gejala dan tanda penyakit yang mendasarinya
seperti diabetes mellitus, LES, poliarteritis
nodosa, dll.

E. Pengkajian
1. Anamnesa

Nama
Alamat
Umur
Penyakit yang pernah diderita pasien
Apakah pasien pernah menderita infeksi streptokok
(faringitis/tonsilitis,dll) apakah pasien pernah
menderita penyakit metabolik, gangguan sirkulasi
mekanis, pernah mengalami toksis, dan lain-lain.
Riwayat penyakit saat ini

Riwayat penyakit yang dialami pasien


sehingga pasien memutuskan untuk datang
ke rumah sakit.

2. Aktivitas / istirahat
3. Sirkulasi
4. Integritas ego
5. Eleminasi
6. makanan/cairan
7. Neurosensori
8. Nyeri/kenyamanan
9. Pernafasan
10. Keamanan
11. Interaksi social

F. Pemeriksaan
Diagnostik
1. Uji Urine
Protein urin meningkat
Urinalisis cast hialin dan granular, hematuria
Dipstick urin positif untuk protein dan darah
Berat jenis urin meningkat
2. Uji Darah
Albumin serum menurun
Kolesterol serum meningkat
Hemoglobin dan hematokrit meningkat
(hemokonsetrasi)
Laju endap darah (LED) meningkat
Elektrolit serum bervariasi dengan keadaan
penyakit perorangan.
3. Pemeriksaan Diagnostik
Biopsi ginjal merupakan uji diagnostik yang tidak
dilakukan secara rutin

G. Penatalaksanaan
Medik/terapeutik
Kelainan nefropati pada anak anak dapat
ditangani dengan kortikosteroid dengan
dosis prednisone hingga 1 mg/kgBB/hari.
Kortikosteroid tiap 2 hari dapat dicoba. Bila
pengobatan efektif, harus dicoba
diturunkan setelah paling sedikit terkontrol
dengan baik selama 1 tahun.
Relaps harus pula diobati dengan
kortikosteroid. Bila relaps sering terjadi
maka dosis supresif perlu diberikan.
Cyclophosphamide mungkin membantu
dalam mempertahankan remisi.

Pada orang dewasa, pengobatan


langsung untuk meminimalkan akibat
dari hilangnya protein dan retensi garam,
menggunakan diet tinggi protein
dan
rendah garam.
Bila edema hebat, diuretic thiazide atau
furosemid dengan spironolactone,
triamterene, atau amiloride.
Hipertensi mungkin memerlukan obat
antihipertensi. Penggunaan
kortikosteroid dapat memperberat
hipertensi.

H. Penatalaksanaan
keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan peningkatan asupan cairan
akibat kelebihan asupan natrium,
retensi natrium, hiperglikemia,
ketidakpatuhan terhadap pembatasan
cairan, pertukaran antara darah dan
dialisat.

1. Intoleransi aktivitas berhubungan


dengan kelemahan/keletihan akibat
anemia, ketidakadekuatan oksigenasi
akibat komplikasi jantung dan paru.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan pruritus, retensi
cairan, muntah, kristal urat atau kalium
fosfat pada kulit.

Anda mungkin juga menyukai