Anda di halaman 1dari 3

Wawasan Wiyata Mandala (MOS) I.

PENDAHULUAN
Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional, iklim belajar mengajar yang dapat
menumbuhkan percaya diri dan budaya belajar dikalangan masyarakat perlu terus
dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju.
Sekolah sering dianggap sebagai satu-satunya tumpuan untuk mendidik anak, sehingga lupa
pada factor-faktor lain yang menyebabkan beban sekolah menjadi semakin berat.
Oleh karena itu perlu diciptakan suatu pandangan atau wawasan yang dipakai untuk
mengelola sekolah. Wawasan itu dikenal dengan istilah wawasan wiyata mandala.
Dalam mencipatakan wawasan wiyata mandala perlu diciptakan kondisi yang dinamis dan
iklim yang menguntungkan disekolah agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
tertib, aman dan dalam suasana kekeluargaan. Oleh karena itu partisipasi seluruh komponen
baik kepala sekolah, guru maupun karyawan
II. SEKOLAH DAN FUNGSINYA
Sekolah sebagai tempat penyelenggara proses belajar mengajar, menanamkan dan
mengembangkan berbagai nilai, Iptek, keterampilan dan wawasan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional. Hal ini berarti bahwa sekolah merupakan lembaga formal yang
utuh dan bulat, yang memiliki makna sebagai suatu kesatuan yang didalamnya terdiri dari
bagian-bagian yang saling berperan dan berkaitan teranyam menjadi satu.
Apabila terjadi kekurangan atau tidak berfungsinya bagian-bagian itu maka akan
menyebabkan fungsi sekolah akan terganggu sehingga akan menghambat pencapaian tujuan.
Bagian-bagian itu antara lain gedung, perabot, bangku, meja, papan tulis, perpustakaan,
laboratorium, aula (bentuk fisik dan kurikulum peserta didik, instruktur dan karyawan).
Keadaan fisik sekolah perlu dirawat dan dijaga dengan baik serta digunakan sesuai dengan
fungsinya. Siswa dapat merawat dan menjaganya dengan berpedoman pada prinsip 5K yaitu
Kebersihan,
Keamanan,
Ketertiban,
Keindahan
dan
Kekeluargaan.
Sekolah pada dasarnya mempunyai fungsi dan tugas menyelenggarakan proses pendidikan
secara terencana, tertib dan teratur. Sekolah juga dapat dipandang sebagai masyarakat belajar
yang utuh dan bulat yang memiliki kepribadian tersendiri. Sebagai masyarakat belajar maka
sekolah tidak dapat dilepaskan dengan kehidupan masyarakat pada umumnya, karena sekolah
sebenarnya merupakan sub system dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
III.
ARTI
DAN
MAKNA
WAWASAN
WIYATA
MANDALA
Wawasan secara harafiah berarti pandangan, penglihatan atau tanggapan inderawi. Dan juga
dapat diartikan sebagai cara memandang atau cara melihat atau cara meninjau. Kata wawasan
berarti pengajaran atau pendidikan sedangka mandala berarti lingkungan atau lingkaran atau
daerah. Jadi Wawasan Wiyata Mandala berarti cara pandang kalangan pendidikan tentang
keberadaan sekolah sebagai pengemban tugas dan fungsi sekolah di lingkungan masyarakat.
Agar tujuan pendidikan dan fungsi serta tugas sekolah dapat terlaksana dengan baik maka
diperlukan pandangan yang sama dari seluruh warga mengenai sekolah sebagai lembaga
pendidikan.
Setiap sekolah wajib menyelenggarakan seluruh proses pendidikan di seklahnya. Kesatuan
pandang yang disebut Wawasan Wiyata Mandala merupakan kebijakan di lingkungan
sekolah. Wawasan Wiyata Mandala harus merupakan satu kesatuan yang menjamin
berlangsungnya proses pendidika di sekolah secara efisien dan efektif. Wawasan Wiyata
Mandala merupakan wawasan yang mengikat seluruh warga sekolah sebagai suatu wahana
menuju
tercapainya
suatu
tujuan
pendidikan
nasional.

Unsure-unsur
Wawasan
Wiayata
Mandala
:
1.
Sekolah
merupakan
lingkungan
pendidikan
2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggun jawab penuh atas penyelenggaraan
pendidikan
dalam
lingkungan
sekolahnya.
3. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang erat untuk
mengemban
tugas
pendidikan.
4. Para warga sekolah di dalam maupun diluar sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi
martabat
dan
citra
guru.
5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya mendukung antar warga.
IV.
SEKOLAH
SEBAGAI
LINGKUNGAN
PENDIDIKAN
Dikarenakans sekolah sebagai Wiyata Madala atau lingkungan pendidikan maka sekolah
tidak boleh digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang memiliki tujuan yang
bertentangan dengan tujuan pendidikan. Sekolah merupakan tempat siswa belajar dan guru
mengajar, tempat untuk menuntut ilmu, tempat membina dan mengembangkan pandangan
hidup dan kepribadian bangsaa, tata karma, nilai-nilai agama, Iptek serta berbagai macam
keterampilan
siswa.
Oleh karena itu sudah sewajarnya kita mempunyai kewajiban moral untuk senantiasa
menjunjung tinggi nama baik sekolah, menghormati sekolah, serta menjaga dan melindungi
sekolah dari segala macam unsure yang dapat menganggu proses pendidikan. Disini
diperlukan kemanunggalan, persatuan dan kesatuan warga sekolah untuk menghadapi segala
kemungkinan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar disekolah. Setiap
warga sekolah harus dapat menunjukan loyalitas atau pengabdian kepada sekolah.
Untuk itu maka peran aktif siswa dan guru dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan.
Tugas guru dan siswa adalah menciptakan suasana kelas sedemikian rupa sehingga terjadi
interaksi yang mendorong para siswa untuk belajar interaktif. Dalam hal ini yang mendapat
perhatian
adalah
:
1.
Bentuk
pengaturan
perabot
disesuaikan
dengan
situasi
kelas.
2.
Jumlah
kelompok
dalam
kelas
3.
Jumlah
siswa
dalam
kelompok
Keaktifan
siswa
dapat
tercipta
dengan
langkah
sebagai
berikut
:
1.
Siswa
ikut
secara
aktif
dalam
pelajaran
2.
Sikap
positif
siswa
dalam
mengikuti
pelajaran
3.
Menggunakan
kesempatan
baik
dalam
mengambil
keputusan
4.
Sikap
guru
yang
positif
dalam
mengambil
keputusan
Dalam hal ini perlu juga dukungan dari semua pihak untuk berlangsungnya kegiatan
ekstrakurikuler
disamping
kegiatan
kurikuler.
Kondisi
yang
mendukung
kegiatan
Wawasan
Wiyata
Mandala
:
1.
Menaati
tata
tertib
sekolah
Tata tertib sekolah disusun secara operasional untuk mengatur tingakah laku dan sikap siswa
dan guru serta karyawan. Dalam tata tertib sekolah dikemukakan tentang hal-hal yang
diharuskan, dianjurkan dan yang tidak boleh dilakukan dalampergaulan di lingkungan
sekolah.
2.
Hormat
dan
taat
pada
guru
Guru memiliki tugas professional yaitu mendidik dalam rangka mengembangkan
keterampilan. Tugas berat guru adalah tugas kemasyarakatan yaitu ikut serta
mengembangkan terbentuknya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila
dan
UUD
1945.
3.
Kerjasama
antar
warga
sekolah

Antara warga sekolah dan masyarakat harus ada saling pengertian dan kerjasama yang erat
untuk mengembangkan tugas pendidikan. Kerjasama ini akan menimbulkan saling pengertian
dan akan lebih membuka cakrawala pandangan oran tua siswa tentang hal-hal yang menjadi
tugas
dan
tanggungjawab
dalam
mendidika
anaknya.
V. KETAHANAN SEKOLAH DALAM WAWASAN WIYATA MANDALA
Ketahanan sekolah adalah suatu kondisi dinamis yang berisi kemampuan dan ketangguhan
dlam menghadapi tantangan dan hambatan yang timbul dari dalam dan dari luar sekolah yang
langsung ataupun tidak langsung dapat mengganggu proses belajar mengajar. Kondisi
dinamik yang dimaksud adalah suatu keadaan yang menunjukan adanya kekuatan positif
yang sumbernya antara lain dari siswa yang aktif melaksanakan tugasnya sesuai dengan
fungsi masing-masing, maupun unsru kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf tata
usaha
dan
anggota
masyarakat
di
lingkungan
seklah.
Untuk
mencipta
ketahanan
sekolah
maka
perlu
dicipta
:
1.
Menaati
dan
memenuhi
tata
tertib
sekolah
2. Menjaga nama baik diri sendiri, orang tua, keluarga dan sekolah
3.
Menghormati
kepala
sekolah,
guru
dan
karyawan
4.
Belajar
keras,
teratur
dan
terencana
5. Melaksanakan upacara bendera dengan tertib, disiplin, khidmat dan penuh kesungguhan.
6.
Memelihara
7
K
VI.
PENUTUP
Seperti telah diuraikan diatas bahwa Wawasan Wiyata Mandala diartikan sebagai suatu
pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan. Sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan secara ideal harus mempunyai kelengkapan yang memadai. Suasana kondusif dan
dinamis dukungan partisipasi keluarga, masyarakat dan pemerintah yang lebih positif juga
sangat diperlukan. Disamping itu semua komponen harus memiliki rasa memiliki dan rasa
tanggungjawab terhadap terpeliharanya dan terbinanya lebaga pendidikan sehingga terjamin
kelancaran proses belajar mengajar yang mendukung masukan yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai