Anda di halaman 1dari 9

MODUL 0

PENGENALAN BEBERAPA ALAT UKUR


GEOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM
TKI 339 Praktikum Metrologi Industri

Nama
: Anggie Nindia Clara S.
NIM
: 2013043196
Kelompok
: IC-4
Tgl. Praktikum
: 18 Februari 2015
Tgl. Penyerahan Laporan : 25 Februari 2015
Asisten
: Aan Susaidi

LABORATORIUM CNC & METROLOGI INDUSTRI


TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA JAKARTA
2015

I. TUJUAN
1. Mengetahui macam-macam alat ukur.
2. Mengetahui macam-macam kegunaan dari alat ukur.
3. Mengetahui nama-nama dari alat ukur.
II. Alat-alat
1. Mistar ingsut skala nonius

11. Dial stand

2. Mistar ingsut skala jam

12. Micrometer

3. Mistar ingsut skala digital

13. V-Block

4. Mistar ingsut kedalaman

14. Block gauge (blok ukur)

5. Mikrometer diameter luar

15. Optical flat

6. Mikrometer diameter dalam

16. Surface Roughness Test

7. Mikrometer kedalaman

17. Kaliber go not go

8. Mistar ukur

18. Height gauge

9. Bevel protractor

19. Meja rata

10. Dial indicator

20. Digimatic

III. Jalan Percobaan


Berikut merupakan cara membaca beberapa alat ukur
1. Mistar Ingsut
Benda ukur ditahan pada salah satu sisi/permukaannya oleh rahang ukur tetap,
kemudian pelucur digeserkan sehingga rahang ukur gerak menempel pada sisi lainnya.
Pada saat benda ukur dijepit seperti ini pengukur dapat membaca posisi garis indeks
pada skala ukur atau terlebih dahulu mistar ingsut dikeluarkan dari benda ukur dengan
hati-hati tanpa mengubah posisi rahang ukur tetap, dila perlu dikunci, kemudian baru
dibaca hasil pengukurannya. Dibawah ini adalah salah satu contoh pembacaan skala
dengan kecermatan pembacaan 0.05
pada gambar tersebut diatas, diperoleh hasil pembacaan dari mengukur sebuah objek.
adapun cara pembacaanya adalah sebagai berikut:
a.

Jepit benda pada rahang jangka sorong dan pastikan mengunci jepitan (terdapat

pada bagian skala nonius 1/128) agar nilai ukur tetap.


b.

Perhatikan dan baca skala (dalam cm) pada batang jangka (skala utama), lihatlah

angka yang dicapai oleh benda ukur yang tentunya dibatasi oleh nilai nol pada skala
nonius.
c.

Lihat garis skala pada nonius (nonius x 1/100 cm), cari skala utama dan skala

nonius yang berinpit .


d.

Hasil pembacaan adalah (Skala Utama + Skala Nonius)

2.

Mistar Ingsut Skala Jam

Pertama-tama, rahang ukur distel, yakni dimatikan (peluncur diklem) pada posisi
sesuai dengan angka acuan yang direncanakan berdasarkan ukuran nominal dan
toleransi objek ukur (biasanya pada batas atas toleransi). Kemudian, bagian dengan
jam ukur digeser pada batang ukur sampai poros jam ukur menekan peluncur dan
jarum jam ukur terputar sekitar satu kali putaran. Pada posisi ini bagian dengan jam
ukur dimatikan (diklem pada batang ukur) dan jam ukur distel nol dengan memutar
piringan skala ukur sampai sangka acuan berimpit dengan jarum penunjuk.
Pada saat dipakai, jam ukur masih tetep diklem dan dijaga jangan sampai kendor,
sementara itu klem peluncur dikendorkan sehingga rahang ukur gerak dapat bergerak
bebas. Ketika benda ukur dijepitkan diantara rahang ukur, poros jam ukur akan lebih
atau kurang tertekan dibandingkan dengan posisinya semula saat penyetelan nol.
Akibatnya, gerakan jarum penunjuk akan terhenti pada suatu angka tertentu yang
menggambarkan ukuran sebenarnya dari objek ukur (angka relatif terhadap harga
acuan saat dilakukan penyetelan nol). Kadang pada piringan skala jam ukur
dipasangkan dua penanda yang dapat diatur posisinya sehingga menggambarkan batas
bawah dan batas atas toleransi objek ukur. Setiap skala utama berukuran 0,1 mm,
sedangkan setiap skala pada dial bernilai 0.001. Cara membaca mistar ingsut skala
jam merupakan kombinasi dari pembacaan skala utama dan dial.
3.

Mistar ingsut skala digital

Mistar ingsut digital dinyalakan terlebih dahulu lalu dinolkan. Geser rahang mistar
seukuran benda yang ingin diukur, lalu baca hasil pengukuran yang tertera pada layar.
4.

Mikrometer Diameter Luar

Ulir utama mempunyai jarak gang (pitch) sebesar 0.5 mm. Berarti, satu putaran penuh
poros ulir utama akan menggerakkan poros ukur dan skala putar (thimble) sejauh 0.5
mm. Hal ini berarti juga satu skala tetap mempunyai jarak 0.5 mm. Biasanya pada
skala tetap dicantumkan angka-angka sebagai berikut 0, 5, 10, 15, 20, dan 25. Angkaangka ini menunjukkan jarak. Misalnya angka 5 berarti jaraknya 5 mm, angka 25
berarti jaraknya 25 mm. Antara 0 5 dibagi dalam 10 bagian yang sama yang berarti
satu bagian skala kecil (divisi) jaraknya 1/10 x 5 mm = 0.5 mm. Pada skala putar, dari
garis nol melingkar 360 menuju ke garis nol lagi dibagi dalam 50 bagian yang sama.
Dengan demikian satu skala kecil (divisi) pada skala putar 1/50 x 0.5 mm = 0.01 mm.
Karena satu putaran penuh skala putar berarti juga memutar dari nol ke nol (50 bagian

= 0.5 mm). Dengan dasar ini maka kita dapat membaca skala ukur yang ditunjukkan
oleh skala ukur mikrometer dalam metrik.
IV. Perhitungan
IV.1. Rumus-rumus
Cara pembacaan hasil ukur yang menggunakan rumus tertentu diantaranya
cara ukur mistar ingsut dan mikrometer. Rumus yang digunakan adalah:
Skala utama + skala nonius.
IV.2. Contoh Perhitungan
Berikut merupakan contoh perhitungan dari angka-angka yang tertera pada
hasil pembacaan mikrometer.

Gambar 1.1. Mikrometer Sekrup


(sumber: rumushitung.com)
Skala Utama .. 5,5 mm
Skala Putar (260,01) ........

0,26 mm

+
Panjang Benda .. 5,76 mm
V. Tugas dan Pertanyaan
1. Jelaskan lima jenis alat ukur beserta contohnya (masing-masing 2)!
Alat ukur menurut sifatnya diklasifikasikan menjadi 5 jenis, yaitu:
A. Alat ukur langsung: skala ukurnya telah dikalibrasi dengan tingkat
kecermatan rendah (1 s/d 0,002 mm). Hasil pengukuran dapat langsung dibaca
pada skala. Contoh alat ukur langsung adalah mistar dan mistar ingsut.
B. Alat ukut pembanding / komparator: skala ukurnya telah dikalibrasi,
umumnya memiliki kecermatan menengah ( 0,01 mm; cenderung disebut
pembanding) s/d/tinggi ( 0,001 mm, lebih sering disebut komparator). Contoh
alat ukur pembanding adalah: dial indicator dan kaliber ketinggian.

C. Alat ukur acuan / standar: mampu memberikan atau menunjukkan suatu


harga tertentu. Digunakan sebagai alat acuan bersama-sama dengan alat ukur
pembanding untuk menentukan dimensi suatu objek ukur. Contoh alat ukur acuan
adalah: blok ukur.
D. Alat ukur batas (kaliber): mampu menunjukan apakah suatu dimensi,
bentuk, dan/atau posisi terletak di dalam atau di luar batas toleransinya. Dapat
memiliki skala, tetapi lebih sering tidak memiliki skala, karena memang
dirancang untuk pemeriksaan toleransi objek ukur tertentu. Contoh alat ukur batas
adalah: kaliber poros dan kaliber lubang.
E. Alat ukur bantu: tidak termasuk dalam alat ukur dalam arti sesungguhnya,
tetapi memiliki peranan penting dalam pelaksanaan suatu proses pengukuran
geometri. Contoh alat ukur bantu adalah: meja rata, batang lurus dan stand
magnetic.
2. Buatlah gambar mistar ingsut nonius yang menunjukan 11.85 mm!

Gambar 1.2. Mistar Ingsut Hasil Ukur 11.85 mm


(sumber: stefanelli.eng.br)

3. Buatlah gambar mikrometer nonius yang menunjukan 13.3 mm!

Gambar 1.3. Mikrometer Hasil Ukur 13.3 mm


(sumber: stefanelli.eng.br)
4. Mengapa terdapat interval sebesar 25 mm pada mikrometer?
Karena pada mikrometer skala utamanya terbagi menjadi 50 skala, dan jarak
antara 2 skala terdekat adalah 0.5 mm maka interval pada mikrometer adalah 25
mm.
VI. Analisis
Pengukuran geometris mencakup ketiga aspek dari geometris yaitu pengukuran,
bentuk dan kekasaran permukaan.
1. Jenis Pengukuran dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Linear
b. Sudut atau kemiringan
c. Kedataran
d. Profil
e. Ulir
f. Roda gigi
g. Penyetelan posisi
h. Kekasaran permukaan
Dari bermacam-macam jenis pengukuran tersebut di atas hanya pengukuran
linear yang paling banyak dipakai. Macam-macam masalah pengukuran

dapat dipecahkan dengan menggunakan pengukuran linear, misalnya


pengukuran dimensi dengan toleransinya dan juga penentuan kesalahan
bentuk. Untuk melaksanakan jenis-jenis pengukuran ini maka dibuat
bermacam-macam alat ukur masing-masing dengan cara pemakaian yang
tertentu.
Berdasarkan sifat dari alat ukur maka dikenal 5 macam alat ukur yaitu :
Jenis Dasar :
1. Alat ukur langsung, yang mempunyai skala ukur yang telah dikalibrasi.
Kecermatannya rendah s.d. menengah (1 s.d. 0,002 mm). Hasil
pengukuran dapat langsung dibaca pada skala tersebut.
2. Alat ukur pembanding, yang mempunyai skala ukur yang telah
dikalibrasi. Umumnya memiliki kecermatan menengah ( 0,01 mm;
cenderung disebut pembanding) s.d. tinggi ( 0,001 mm; lebih sering
dinamakan komparator) tetapi kapasitas atau daerah skala ukurnya
terbatas. Alat ini hanya digunakan sebagai pembacaan besarnya selisih
suatu dimensi terhadap ukuran standar.
3. Alat ukur standar, yang mampu memberikan atau menunjukan suatu
harga ukuran tertentu. Digunakan sebagai acuan bersama suatu objek
ukur. Dapat mempunyai skala seperti yang dimiliki alat ukur standar
yang dapat diatur harganya atau tak memiliki skala karena hanya
mempunyai satu harga nominal.
4. Alat ukur batas (kaliber), yang mampu menunjukkan apakah suatu
dimensi, bentuk, dan/atau posisi terletak di dalam atau di luar daerah
toleransinya. Dapat memiliki skala, tetapi lebih sering tak mempunyai
skala karena memang dirancang untuk pemeriksaan toleransi suatu
objek ukur yang tertentu (khas, spesifik).
5. Alat ukur bantu, yang tidak termasuk sebagai alat ukur dalam arti yang
sesungguhnya akan tetapi memiliki peranan penting dalam pelaksanaan
suatu proses pengukuran geometrik.
Jenis turunan :
Dua jenis turunan berikut dapat merupakan salah satu dari tiga jenis pertama
di atas atau gabungannya, yakni :
1. Alat ukur khas (khusus, spesifik); yang dibuat khusus untuk mengukur
geometri yang khas misalnya kekasaran permukaan, kebulatan, profil gigi

suatu roda gigi dan sebagainya.


2. Alat ukur koordinat ; yang memiliki sensor yang dapat digerakkan dalam
ruang. Memerlukan penganalisis data titik-titik koordinat untuk diproses
menjadi informasi yang lebih jelas (diameter lubang, jarak sumbu dan
sebagainya).
2. Cara Pengukuran adalah sebagai berikut :
a. pengukuran langsung,
b. pengukuran tak langsung,
c. pengukuran pemeriksaan toleransi (dengan kaliber batas),
d. pengukuran perbandingan dengan bentuk acuan (standar).
e. Pengukuran geometri khusus, dan
f. Pengukuran dengan mesin ukur koordinat.
VII. Simpulan

Pekerjaan pengukuran memerlukan alat ukur yang baik. Alat ukur yang baik
setidak-tidaknya mengandung informasi besaran-besaran yang diukur yang sesuai
dengan kondisi senyatanya.

Pada prinsipnya memilih alat ukur merupakan upaya untuk mendapatkan alat
ukur yang sesuai dengan kebutuhan dari jenis pekerjaan yang akan kita kerjakan.

Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian


pengguna maupun alat. Untuk itu kompetensi penggunaan alat ukur menjadi
sesuatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pekerjaan pemesinan.

VIII. Daftar Pustaka


______, (2013) Modul Alat Ukur Dasar Mesin, Bandung: Departemen Mesin
Produksi dan Konstruksi PPPPTK BMTI
J.W. Greve, (1967) Handbook Of Industrial Metrologi, New Jersey: Society Of
Manufacturing Engineers Prentice Hall
Mitutoyo, Measuring Instrument, Tokyo: Catalog E.031
R. K. Jain, Engineering Metrologi, Delhi : Khana Publishers
Rochim Taufik Dr. Ir (2006), Spesifikasi, Metrologi dan Kontrol Kualitas
Geometrik, Bandung; ITB

Anda mungkin juga menyukai