Anda di halaman 1dari 1

Anggie Nindia Clara Simatupang (2013 043 196)

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan rumusan dari nilai-nilai yang sejak lama
telah digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan bersama oleh masyarakatnya. Sehingga
sudah sepatutnya di dalam setiap perilaku warga negara Indonesia, tercerminkan nilai-nilai yang
ada dalam Pancasila.
Pancasila sebagai etika tidak hanya sebagai prinsip dalam berperilaku, namun juga sebagai
pijakan dalam menata kehidupan bersama, atau dengan kata lain menyelenggarakan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Maka itu, ada dua aspek yang menjelaskan Pancasila sebagai etika,
yaitu dari sisi personal dan sisi sosial.
Pancasila sebagai etika personal bagi setiap warga negara Indonesia berarti setiap pribadinya
menggunakan Pancasila sebagai pedoman dalam berelasi dengan sesamanya. Sebagai etika,
Pancasila menginspirasi setiap orang Indonesia dalam berperilaku di masyarakat. Sebagai
pribadi, setiap orang Indonesia yang berperilaku sesuai Pancasila berarti telah melakukan
penghayatan terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yakni: nilai religius,
kemanusiaan, kebebasan, serta mengedepankan norma sopan santun dalam keseharian.
Pancasila sebagai etika sosial berarti nilai-nilai Pancasila menjadi dasar dalam mengelola negara
dalam segala bidang, dari mulai sosial budaya, ekonomi, politik dan pengembangan iptek. Dalam
pembangunan sosial, harus digunakan nilai-nilai budaya bangsa sebagai sistem acuannya.
Sehingga kekayaan sosial budaya Indonesia bukannya semakin luntur dengan nilai-nilai budaya
luar, namun semakin berkembang dan dijadikan pijakan berbangsa.
Dalam pembangunan ekonomi, nilai-nilai yang perlu diutamakan adalah nilai kemanusiaan, serta
kepentingan, kemajuan dan kesejahteraan bersama. Nilai-nilai ini pastinya terkandung dalam
Pancasila. Sehingga pembangunan ekonomi Indonesia harus mengutamakan kepentingan
bersama bukannya kepentingan pribadi atau golongan.
Praktik politik di Indonesia juga harus dilandasi oleh Pancasila dan tidak boleh menyimpang dari
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Praktik politik harus didasari moralitas yang bersumber
dari Pancasila dalam kaitannya dengan legitimasi kekuasaan hukum dan kebijakan dalam
penyelenggaraan negara. Kekuasaan dalam penyelenggaraan negara harus dijalankan sesuai
dengan asas legitimasi legal (sesuai dengan hukum yang berlaku), demokraris dan moral
(berdasarkan prinsip-prinsip moral). Ketiga legitimasi ini pula berlaku dalam pemerintahan,
yakni eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Pengembangan iptek juga tidak boleh menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. Artinya, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan
nilai religius dan humanistik serta tidak merusak kesatuan bangsa. Pengembangan iptek dengan
demikian tidak boleh menjadikan manusia sebagai objek, namun menempatkan manusia sebagai
tujuan dari pengembangan iptek. Maka itu, pemerataan pembangunan iptek menjadi perhatian
dalam pengelolaan negara.

Anda mungkin juga menyukai