Anda di halaman 1dari 2

WPM

WAKIL PENGAMAT MASYARAKAT


1. PENUNJUKAN
WAKIL
PENGAMAT
MASYARAKAT (WPM) DALAM PROSES
PENGADAAN
Keterlibatan
masyarakat
setempat
untuk
membantu dan menjamin bahwa dana digunakan
secara
benar,
dan
pekerjaan
pembangunan/peningkatan jalan dilaksanakan
secara tepat, merupakan mekanisme yang sangat
kuat untuk mendapatkan manfaat Proyek yang
maksimal. Karena itu penting untuk mendorong
masyarakat setempat dan masyarakat sipil pada
umumnya untuk berpartisipasi aktif dalam Proyek
ini.
Salah satu tempat dimana wakil masyarakat
dapat memainkan peranan adalah sebagai
pengamat dalam proses pengadaan. Dengan
membuka proses pengadaan ini kepada
pengawasan
publik
akan
meningkatkan
transparansi, dan secara signifikan akan
mengurangi kesempatan penyalahgunaan dana
publik.
1.1. Penunjukan Wakil Pengamat Masyarakat
(WPM).
Dalam Proyek RRDP, sebagai bagian dari
komponen ACAP telah disetujui untuk mengikut
sertakan masyarakat atau wakil dari masyarakat
sipil sebagai pengamat dalam pertemuan
pertemuan panitia pengadaan yang dibentuk
untuk setiap satuan kerja, dan memberi
kesempatan kepada wakilwakil masyarakat ini

menjalankan peran mereka. Setiap panitia


pengadaan wajib mengikut sertakan Wakil
Pengamat dari Masyarakat (WPM)/Community
Representative Observer (CRO)/Civil Society
Oversight (CSO). Wakil WPM juga perlu diseleksi
untuk berperan sebagai pengganti bilamana WPM
utama tidak hadir.
Karena kondisi setiap wilayah Propinsi, di wilayah
Indonesia Barat berbeda-beda, maka tidaklah
tepat untuk memberikan prosedur yang kaku
untuk memilih wakil masyarakat ini. Di bawah ini
akan diuraikan mengenai prinsip-prinsip umum
dalam memilih wakil masyarakat. Setiap
pemerintah Propinsi dan Kota Metropolitan
diharapkan dapat melaksanakan pemilihan WPM
yang difasilitasi oleh Satker paket terkait dengan
koordinasi dari PMU berdasarkan prinsip-prinsip
tersebut sesuai dengan kondisi daerah masingmasing.
Direktorat Jenderal Bina Marga dan Kepala Balai
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional/ Kepala
Satuan Kerja baik di pusat dan di setiap Propinsi
serta Kota Metropolitan bertanggung jawab untuk
menjamin pemilihan WPM secara partisipatif
untuk panitia pengadaan Nasional di Propinsi dan
di setiap Kota Metropolitan. WPM akan
dicalonkan dan ditunjuk sebagai pengamat pada
kegiatan panitia pengadaan sesuai dengan
prosedur di bawah ini.
Laporan singkat untuk menegaskan bahwa
pemilihan WPM sudah dilakukan, dan usulan
mengenai
nama-nama
dan
alamat
dari
perwakilan yang ditunjuk, harus di sampaikan
kepada PMU. Pengesahan WPM akan diterbitkan
oleh PMU sebelum proses pengadaan dimulai
(sebelum
Pengumuman
Pelelangan).
Pemberitahuan
tertulis
dari
PMU
akan
disampaikan dalam waktu 5 hari setelah laporan
itu diterima dan memenuhi syarat.
Perwakilan-perwakilan masyarakat akan ditunjuk
sebagai pengamat untuk mengikuti kegiatan
panitia pengadaan yaitu informasi pengumuman
lelang, pemasukan penawaran, pembukaan
penawaran serta pengumuman pemenang lelang
termasuk debriefing setiap proyek. Untuk
menjaga kemungkinan terjadinya perselisihan

kepentingan, maka perwakilan masyarakat


tersebut tidak boleh terkait langsung atau tidak
langsung dengan setiap perusahaan yang terlibat
dalam pelelangan.
1.2. Pemilihan Wakil Pengamat Masyarakat
(WPM)
a.
Kualifikasi WPM.
Orangorang yang mempunyai posisi sebagai
abdi
masyarakat
atau
seseorang
yang
mempunyai peran yang sama dalam masyarakat,
dan memenuhi ketentuanketentuan khusus di
bawah ini, yaitu:

1. Warga Negara Indonesia


2. Sehat jasmani dan rohani, serta jujur
3. Tidak terkait baik langsung maupun tidak

4.
5.

6.
7.
8.

langsung dengan kontraktor, konsultan,


supplier atau pegawai yang menjadi
bagian pengelola RRDP
Berusia minimal 25 tahun
Pendidikan minimal SLTA atau sederajat;
Catatan: apabila yang bersangkutan
berasal dari latar belakang pendidikan
teknik bangunan atau yang sejenis lebih
diutamakan.
Melampirkan Daftar Riwayat Hidup
(Curriculum Vitae)
Berpengalaman di bidang pengadaan
barang dan jasa
Bukan PNS/Militer/Polisi aktif, kecuali
yang berprofesi sebagai pendidik
(guru/dosen) dan bukan anggota partai
politik.

Calon WPM berdasarkan keanggotaan dalam


Organisasi non Pemerintah harus memiliki
reputasi yang baik dalam Organisasi tersebut
atau Organisasi Masyarakat; calon WPM juga
bisa berasal dari perguruan tinggi (prioritas).
b.
Prosedur Pemilihan WPM
Untuk proyek RRDP yang menangani
Nasional
yang
akan
berpengaruh
masyarakat setempat sebagai pengguna
atas manfaat proyek, maka tidak mudah

Jalan
pada
akhir
untuk

menentukan dari kelompok masyarakat setempat


mana yang dapat dipilih menjadi WPM. Dalam
kondisi seperti ini, pilihan terbaik adalah kelompok
Perguruan Tinggi yang berskala regional/nasional.
Pemilihan dapat dilakukan melalui kesepakatan
peserta rapat secara aklamasi (mufakat) atau
dapat pula melalui pemungutan suara. Apabila
kesepakatan aklamasi tidak dapat dicapai maka
pemungutan suara dapat dilakukan dalam 2 (dua)
tahap. Tahap I untuk menetapkan 2 (dua) orang
calon dengan jumlah suara terbanyak, yang dapat
dilakukan secara mufakat atau pemungutan
suara. Selanjutnya dilakukan pemilihan Tahap II,
yaitu untuk memilih salah satu dari kedua orang
Calon tersebut. Apabila dilakukan melalui
pemungutan
suara,
maka
Calon
yang
memperoleh suara 50% plus 1 (satu) adalah
WPM terpilih. Orang yang mendapat suara
kurang dari 50% menjadi Orang Terpilih Kedua.
Walaupun pada dasarnya WPM yang dibutuhkan
hanya satu orang untuk setiap paket proyek,
namun Orang Terpilih Kedua perlu disiapkan,
sebagai pengganti apabila WPM Terpilih
berhalangan memenuhi undangan Panitia Lelang
untuk menghadiri proses lelang. Dalam hal ini,
WPM terpilih, dengan pemberitahuan tertulis
kepada Panitia Lelang, dapat langsung menunjuk
Orang Terpilih Kedua sebagai WPM Pengganti
untuk menghadiri proses lelang.
c.
Prosedur Pemilihan Wakil Pengamat
dari Masyarakat:
1. Calon WPM mendaftarkan diri kepada
Satker
setempat
sesuai
undangan
menghadiri
pemilihan
WPM
dan
persyaratan yang telah ditentukan
2. Hadirin memilih Ketua dan Sekretaris untuk
pelaksanaan PILWPM
3. Melaksanakan pemungutan suara Tahap I,
untuk memilih 2 (dua) orang dengan
jumlah suara terbanyak satu dan dua
4. Menetapkan 2 (dua) orang dengan suara
terbanyak satu dan dua
5. Melaksanakan pemungutan suara Tahap II,
untuk memilih 1 (satu) dari dua yang
terpilih pada Tahap I.
6. Calon yang mendapat suara terbanyak
(50% plus 1 suara) pada Tahap II menjadi

WPM terpilih
7. Menetapkan WPM terpilih menjadi Wakil
Pengamat dari Masyarakat (WPM).
Catatan :
WPM Terpilih dapat menunjuk langsung Orang
Terpilih Kedua menjadi WPM Pengganti apabila
WPM terpilih, karena sesuatu hal tidak dapat
memenuhi Undangan Panitia Lelang untuk
menghadiri Proses Lelang.
d. Peran WPM Yang Diharapkan
Kehadiran pengamat dari wakil masyarakat pada
kegiatan Panitia Pengadaan bermaksud untuk
mempromosikan transparansi dan proses
pengadaan lebih terbuka. Dengan kehadiran
pengamat
untuk
mengamati
kepentingan
masyarakatnya maka prosedur yang benar akan
diikuti.
Pengalaman
menunjukkan
bahwa
peningkatan efisiensi secara menyeluruh dapat
dicapai.
Wakil Pengamat masyarakat bertanggungjawab
kepada PMU, sifat penyertaan WPM sukarela
tetapi keberadaannya wajib.
Peran pengamat dari wakil masyarakat adalah
pasif dan bukan aktif. Sebagai pengamat,
mereka tidak berhak untuk memberikan suara
atau aktif berpartisipasi dalam diskusi atau
memberi keputusan kepada panitia, kecuali
kalau pendapat mereka diminta atau diminta
memberikan komentar oleh ketua panitia.
Komentar atau pendapat mengenai tata cara
kerja atau keputusan panitia dapat disampaikan
secara formal atau tidak formal kepada salah
satu atau lebih dari daftar pejabat di bawah ini:
1. Ketua Panitia.
2. Pejabat Pembuat Komitmen
3. Kepala Satuan Kerja
4. Kepala Dinas PU
5. PMU
6. Direktorat Jenderal Bina Marga
7. Menteri Pekerjaan Umum
Semua pengamat dari wakil masyarakat akan
diberi daftar alamat lengkap yang dapat
dihubungi. Alamat PMU yang dapat dihubungi:

Project Management Unit (PMU) RRDP


Direktorat Bina Program, Direktorat Jenderal Bina
Marga Kementerian Pekerjaan Umum
Jl. Pattimura 20, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan, Telp. 021 7398615, Fax 021
7398615
up. Ketua PMU RRDP/Ketua Pelaksana Harian PMU
RRDP

e. Prosedur untuk memfasilitasi partisipasi


pengamat yang efektif.
WPM dapat berperan efektif bila mereka dapat
mengetahui keseluruhan tentang Proyek tersebut
secara rinci serta mereka dilibatkan dalam proses
implementasinya. Diharapkan pemilik proyek
dapat menunjang pengamat dengan memfasilitasi
agar mereka dapat berpartisipasi efektif.
Prosedur di bawah ini akan membantu tingkat
partisipasi pengamat:
1. WPM akan diundang untuk menghadiri
penjelasan ringkas proyek yang diorganisir
oleh PMU, dan didorong untuk berpartisipasi
dalam pelatihan formal dan informal yang
diadakan melalui Proyek ini. Pembiayaan
untuk pelatihan tersebut akan disediakan oleh
pemrakarsa Proyek.
2. WPM/Pengamat akan diundang untuk
menghadiri Pertemuan Panitia Pengadaan
untuk meningkatkan kemampuan mereka.
Pemberitahuan tentang waktu dan tempat
pertemuan harus diberikan kepada WPM satu
minggu sebelum pertemuan dilaksanakan.
3. Biaya langsung yang layak yang dikeluarkan
oleh WPM untuk mengikuti pertemuan (contoh
biaya transport) akan disediakan oleh
pemrakarsa proyek sesuai dengan alokasi
dana yang ada.
f. Pemantauan dan Pelaporan
Keefektifan dari kebijakan ini secara berkala akan
dikaji oleh PMU berdasarkan diskusi dengan
semua pihak termasuk WPM dan masyarakat
lebih luas, serta staf pemerintah yang terlibat
dalam pengadaan

Anda mungkin juga menyukai