Teleskop Dobsonian
February 20, 2008 in Astronomi, Informasi, bisnis, ilmu kayangan
Tags: teleskop
-SOLD OUT-
Diameter : 8 Inchi / 203 mm
Panjang fokus : 1200 mm,
Pembesaran maksimum: 300x (eyepiece 4 mm),
Mampu melihat objek deep-sky seperti nebula dan galaksi, cincin saturnus, mars dan
planet-planet tata surya lainnya dan pastinya dengan jelas mampu melihat permukaan
bulan yang penuh dengan kawah.
Reflektor dengan rancangan optik Newtonian dan mounting dobsonian yang mudah
dioperasikan ini sangat cocok untuk anda yang ingin mendapatkan kualitas maksimal dari
diameter besar dengan harga terjangkau. Sangat cocok untuk anda sebagai pemula.
Rp. 3.800.000,- (nego, kredit)
Silahkan kontak email atau telepon ini jika anda tertarik memilikinya.
Dhany Dewantara (Dewa)
dhanyd@gmail.com
Telp:
022 9233 2234 (bdg)
021 9191 1102 (jkt)
0818641512
Asteroid Penghancur akan Lewati Bumi
Menurut para ahli itu, kalkulasi baru menunjukkan bahwa karang monster tersebut akan
melewati Bumi dengan aman.
Asteroid itu, yang dikenal sebagai 2003-QQ47, pertama kali diketahui lokasinya pada 24
Agustus lalu.
Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA, yang membuat perhitungan awal mengenai
orbitnya, mengatakan bahwa peluang asteroid itu akan menabrak Bumi sangat kecil
sekali, satu dibanding 909.000.
Asteroid 2003-QQ47, yang panjangnya sekitar 1,2 kilometer dan melesat di angkasa
dengan kecepatan 120.000 kilometer per jam, akan melepaskan energi yang setara
dengan 350.000 megaton TNT, atau delapan juta kali kekuatan bom Hiroshima.
Asteroid itu telah digolongkan sebagai tingkat terendah dalam skala Torino, yang
mengklasifikasi peluang-peluang komet dan asteroid baru yang mungkin menghantam
Bumi.
Penggolongan itu berarti asteroid tersebut tidak menimbulkan risiko berarti namun "perlu
mendapat pengawasan khusus".
Namun, sejumlah ahli asteroid, dalam sebuah edaran yang dibagikan di kalangan
masyarakat mereka dan diterima AFP, kini telah menurunkan risiko itu dan menuduh
media membesar-besarkan ketakutan tersebut.
Spesialis NASA Ron Baalke mengatakan, teleskop Riset Asteroid Dekat Lincoln
(LINEAR) badan antariksa tersebut di New Mexico ditugasi Selasa untuk melakukan
observasi lebih lanjut mengenai 2003-QQ47.
"Kami baru menghitung solusi orbit baru, dan 2003-QQ47 turun ke Torino (nol)," kata
Baalke. "... Benturan potensial 2014 telah dihilangkan."
Asteroid itu berukuran sekitar sepersepuluh dari karang yang diyakini menghantam Bumi
65 juta tahun lalu, sehingga melenyapkan dinosaurus.
Namun, pengaruh gravitasi planet raksasa seperti Yupiter bisa mendorong asteroid itu
keluar dari orbit aman dan mengirim mereka ke lingkungan Bumi. [Tma, Ant]
Sebuah Asteroid Nyaris Menghantam Bumi
bonank
27-02-2004, 09:52 AM
Jakarta, Kamis
Banyak orang, termasuk Anda barangkali, tidak menyadari bahwa bulan lalu, sebuah
asteroid nyaris menghantam Bumi. Ketidaktahuan itu bukan karena para astronom
terlambat mengumumkan, namun ada keraguan tentang bagaimana hal semacam ini
diumumkan kepada penduduk dunia, mengingat kita belum memiliki teknologi untuk
menghindarkannya.
Dikatakan para astronom, tanggal 13 Januari lalu, sebuah objek angkasa sebesar 30 meter
--kemudian disebut 2004 AS1-- mendekati Bumi, dan memiliki kemungkinan menabrak
dengan perbandingan satu banding empat. Saat itu para astronom hanya memiliki waktu
36 jam untuk memutuskan apa yang sebaiknya mereka lakukan.
Meski bila menghantam Bumi, akibatnya tidak akan sedashyat tumbukan asteroid pada
masa kepunahan dinosaurus, tapi pastilah cukup sulit memberitahukan pada penduduk di
wilayah yang mungkin terhantam, bahwa mereka barangkali akan menghadapi bencana
yang tidak terelakkan.
Dengan ukuran hanya 30 meter, asteroid itu hanyalah ’kerikil’ angkasa. Namun ia
tetaplah cukup besar untuk menimbulkan bencana bila sampai menembus atmosfer dan
menghantam Bumi. Bisa jadi akibatnya akan merenggut ribuan nyawa manusia, dan lebih
buruk dari peristiwa 11 September.
Dalam konferensi Planetary Protection minggu ini di California, peneliti asteroid Clark
Chapman menceritakan bagaimana kabar mengenai adanya asteroid menuju Bumi itu
menyebar di kalangan para astronom, beberapa saat setelah ia terlihat oleh teleskop
pengamat langit otomatis Linear di New Mexico.
Adalah Minor Planet Center --badan yang mengurusi masalah observasi benda langi-- di
Massachusetts, yang kemudian mengirimkan pesan lewat internet pada para astronom
agar terus mengamati pergerakan yang terjadi.
Pada hari berikutnya, objek itu terlihat makin besar, dan mencapai 40 kali ukuran sehari
sebelumnya. Suatu pertanda bahwa ia makin dekat dengan Bumi dan bergerak sangat
cepat.
Namun dengan data dari hanya empat lokasi observasi, para astronom dihadang
ketidakpastian yang besar. Banyak jalur yang mungkin dilalui objek, dan sebagian besar
pengamatan menyimpulkan benda itu tidak berhaya bagi Bumi.
Nah, saat itulah para astronom bingung apa yang harus dilakukan. Memberi tahu dunia
mengenai sesuatu yang tidak pasti, bakal menjadi olok-olok dan kecaman (karena
menimbulkan kepanikan) bila terbukti salah, sedangkan menunggu data lebih lanjut akan
beresiko terlambat memberi peringatan bila asteroid benar-benar menabrak.
Hanya lewat
Pada titik ini, beberapa astronot mengusulkan untuk mengumumkan apa yang terjadi
dengan terlebih dahulu memberitahu Presiden AS, George Bush. Namun sebagian lagi
menganggap hal itu tidak perlu karena datanya masih simpang siur.
Untunglah beberapa saat setelah e-mail Chesley, seorang astronom amatir melakukan
pengamatan dan mengambil foto langit yang sudah kosong. Artinya 2004 AS1 telah
hilang dari pandangan dan tidak jadi menabrak Bumi.
Dalam presentasinya, Chapman berandai-andai, jika saat itu tidak ada info tambahan dan
tidak ada kepastian, maka ia akan mengeluarkan peringatan dan memberitahukan
Presiden. Tetapi tidak semua astronom setuju. Mereka sadar bahwa peringatan keliru
akan membuat profesi mereka ditertawakan. Oleh sebab itu, sebagian mengharapkan
adanya perencanaan mengenai bagaimana seharusnya menghadapi masalah serupa.
Kapan waktu yang tepat dan informasi yang bagaimana yang dianggap layak untuk
mengeluarkan peringatan.
Sementara mengenai 2004 AS1 sendiri, untunglah ia melewati Bumi dalam jarak cukup
jauh, sekitar 12 milyar kilometer atau sekitar 32 kali jarak Bumi-Bulan. Namun yang
cukup mengagetkan, asteroid itu ternyata berukuran jauh lebih besar dari perkiraan
semula, yakni sekitar 500 meter! (BBC/CNN/wsn)
Pelajaran Dari Tunguska 30 Juni 1908
Tunguska
30 Juni 1908: PECAHAN KOMET MENABRAK BUMI
(Dimuat “Pikiran Rakyat” 2 Juli 1996)
T.
Djamaluddin
(Peneliti
Bidang Matahari dan Lingkungan Antariksa, LAPAN Bandung)
Hampir seratus tahun lalu,
30 Juni 1908 terjadi ledakan besar di sekitar sungai Tunguska, Siberia Tengah,
Rusia. Pukul 07:17 pagi sebuah bola api raksasa meluncur dari langit sangat
cepat. Belum sempat mencapai bumi, pada ketinggian sekitar 8 km terjadilah
ledakan dahsyat. Pepohonan di bawah titik ledakan terbakar dan sekitar 2000 km
persegi hutan diratakan oleh hempasan gelombang kejut. Selama dua hari setelah
itu debu-debu halus masih tersisa di angkasa yang menyebabkan langit malam
tampak terang. Dikabarkan pada malam sesudah ledakan orang-orang di London
masih bisa membaca koran di luar rumah karena terangnya langit akibat hamburan
cahaya di atmosfer atas.
Ledakan itu diakibatkan
oleh pecahan komet yang menabrak Bumi. Peristiwa itu
terjadi 88 tahun lalu. Tetapi itu memberikan pelajaran betapa
hebatnya dampak yang diakibatkan oleh komet bila menabrak Bumi. Mungkin situasi
serupa atau yang lebih hebat akan terjadi di Bumi bila komet Swift-Tuttle benar
akan menabrak Bumi 14 Agustus 2126.
Pagi pukul tujuh lebih
terdengar suara desingan keras. Terlihat di langit sebuah bola api meluncur
cepat. Nampaknya jauh lebih besar dari matahari tetapi lebih redup. Jejak di
belakangnya tampak seperti debu berwarna biru. Segera setelah bola api lenyap
terdengar ledakan keras, sangat keras. Bumi terasa bergetar.
Saksi mata pada jarak 80
km dari pusat ledakan merasakan embusan angin panas dan terlempar dari
kursinya. Saksi mata lainnya menyatakan orang-orang ketakutan berkumpul di
jalanan tidak mengerti apa yang terjadi. Sebagian ada yang pingsan. Kuda-kuda
berlarian tak tentu arah.
Hutan di sekitar pusat
ledakan terbakar. Embusan anginnya sangat kuat seperti topan hebat yang
menyebabkan pepohonan pada radius sekitar 25 km tumbang. Suara ledakannya
terdengar dari jarak 800 km (kira-kira jarak lurus Serang - Surabaya). Umat
manusia masih beruntung karena pusat ledakan berada di daerah tak berpenduduk.
Pecahan Komet
Peristiwa itu tidak segera
diselidiki oleh pihak Rusia. Baru setelah sepuluh tahun kemudian ada tim
ekspedisi yang mengumpulkan berbagai bukti di lokasi itu dan kesaksian para
saksi mata di berbagai daerah sekitarnya.
Ada yang menduga ledakan
itu disebabkan oleh pertemuan antimateri dan materi yang berakibat keduanya
lenyap tetapi memancarkan sinar gamma. Tetapi tidak adanya bukti radioaktivitas
di lokasi ledakan menggugurkan dugaan tersebut.
Dugaan lain menyatakan
bahwa mungkin itu disebabkan blackhole mini yang menembus bumi di wilayah
Tunguska dari arah tenggara dan keluar lagi di lautan Atlantik utara. Blackhole
(”lubang hitam”) adalah benda alam semesta yang paling padat yang
berasal dari sisa ledakan bintang (disebut supernova). Inti bintang yang
tersisa akan memadat dan terus memadat karena tidak ada energi di inti bintang
yang mampu menahan keruntuhan akibat gravitasinya sendiri. Karena luar biasa
padatnya sehingga gravitasinya sangat besar. Cahaya pun ditariknya yang
menyebabkannya benda itu tidak tampak sama sekali sehingga disebut “lubang
hitam”. Namun jika benar ledakan di Tunguska itu disebabkan oleh blackhole
mini, mestinya ada gelombang kejut yang hampir mirip terjadi di lautan Atlantik
utara ketika blackhole itu keluar lagi dari bumi. Tanda-tanda gelombang kejut
seperti itu tidak terdeteksi sehingga dugaan itu pun tertolak.
Ada dugaan yang lebih
bersifat spekulatif, bahwa mungkin saja ledakan itu berasal dari pesawat luar
angkasa dari planet lain yang meledak karena sesuatu sebab. Dugaan ini
dilontarkan oleh orang-orang yang mempercayai UFO sebagai piring terbang
berpenumpang makhluk cerdas dari luar angkasa. Namun tidak adanya bukti
reruntuhan benda semacam pesawat atau sejenisnya mematahkan dugaan spekulatif
tersebut.
Bukti-bukti yang ada
menyatakan bahwa terjadi ledakan hebat, gelombang kejutnya mampu merobahkan
pepohonan pada areal yang luas, hutang di daerah pusat ledakan terbakar, tetapi
tidak ada kawah yang terjadi di pusat ledakan itu. Bukti-bukti terbaru
menunjukkan ditemukannya butiran-butiran intan halus tersebar di sekitar pusat
ledakan. Bukti-bukti itu menunjukkan bahwa penyebab ledakan yang sangat mungkin
adalah pecahan komet yang menabrak Bumi.
Komet sebagian besar
terdiri dari es (campuran air, metana, dan amoniak) dan sedikit butiran batuan
halus. Karena itu komet sering disebut sebagai tersusun dari es berdebu. Butiran
batuan itu mungkin juga mengadung intan seperti yang dijumpai pada meteorit. Ketika
komet menembus atmosfer Bumi, gesekan dengan udara menimbulkan panas dan
terlihat seperti bola api raksasa. Es akan menguap. Uap dan debu membentuk ekor
pada bola api itu. Pengereman oleh atmosfer bumi dan pelepasan energi oleh
komet menyebabkan timbulnya ledakan hebat di atmosfer. Sisa-sisa butiran intan
pada inti komet tidak terbakar dan jatuh ke bumi. Energi dari bola api itu
mampu membakar hutan di bawahnya dan gelombang kejut ledakkannya mampu
menumbangkan pepohonan pada area yang sangat luas.
Ditaksir komet itu
berukuran 100 meter dengan berat sejuta ton dan bergerak dengan kecepatan 30
km/detik (108.000 km/jam). Diduga pecahan itu berasal dari komet Encke. Menurut
perhitungan orbitnya, Bumi setiap tahun melintasi orbit komet Encke dua kali:
sekitar 2 Juli dan sekitar 1 November. Pada saat perjumpaan sekitar 2 Juli,
lintasan komet Encke berada di selatan Bumi dan komet datang dari arah
Matahari. Itulah yang menyebabkan pecahan komet yang jatuh di Tunguska nampak
berasal dari arah tenggara karena pengaruh rotasi Bumi dan tumbukan terjadi
bukan pada malam hari.
Komet
Encke pertama kali ditemukan oleh Jean Louis Pons di Merseille 26 November
1918. Johann Franz Encke, astronom Jerman menghitung periode
orbit komet tersebut dan mendapatkan periodenya 3,3 tahun, periode komet
terpendek. Berdasarkan perhitungan tersebut, J. F. Encke memprakirakan dengan
tepat kemunculan komet tersebut 1822, 1825, dam seterusnya. Keberhasilan itu
yang menjadikan namanya diabadikan sebagai nama komet tersebut. Hasil
perhitungan yang lebih teliti dari berbagai penampakan disimpulkan bahwa
periode komet semakin singkat sekitar 2,5 jam setiap kali mendekati Matahari.
Walaupun belum ada
informasi pasti tentang pecahnya komet ini menjelang peristiwa Tunguska 1908,
namun berdasarkan analisis orbitnya diduga kuat pecahan komet yang menyebabkan
ledakan Tunguska memang berasal dari komet Encke. Komet Encke sendiri sampai
sekarang masih mengorbit. Komet itu terakhir kali teramati pada 1994.
Punahnya Kehidupan
Bila yang menabrak Bumi
1908 bukan sekedar pecahan komet, tetapi asteroid (planet kecil) atau komet
yang ukurannya lebih besar, dampak tumbukannya akan lebih fatal. Mungkin
sebagian makhluk hidup akan punah, termasuk sebagian besar manusia akan tewas.
Kepunahan
makhluk hidup akibat komet atau asteroid menabrak bumi pernah terjadi. Sebuah
asteoroid atau komet yang jatuh di Semanjung Yukatan, Meksiko, 65 juta tahun
lalu diduga menyebabkan punahnya Dinosaurus.
Sebuah asteroid yang
ditaksir berukuran sekitar 10 kilometer seberat setriliun ton menabrak Bumi
jatuh di Semenanjung Yukatan di tepi teluk Meksiko. Ini menyebabkan
terbentuknya kawah raksasa berdiameter 180 km (hampir sebesar Jawa Barat),
menyebabkan gelombang raksasa di laut Karibia, dan menghamburkan debu ke
atmosfer seluruh dunia. Asteroid langsung menembus bumi sehingga sisa-sisanya
tidak tampak lagi.
Energi ledakannya setara
dengan ledakan 5 miliar bom atom Hiroshima. Debu yang dihamburkan ke atmosfer
ditaksir
sekitar 100 triliun ton berdasarkan ketebalan endapan debu bercampur Iridium di
seluruh dunia. Adanya logam Iridium yang jarang terdapat di Bumi, tetapi
melimpah pada asteroid menjadi kunci pembuka tabir rahasia bahwa benda langit
yang jatuh adalah asteorid.
Debu-debu yang dihamburkan
ke atmosfer sedemikian tebalnya sehingga menghambat masuknya cahaya Matahari.
Hilangnya
pemanasan Matahari menyebabkan Bumi dilanda musim dingin panjang yang dikenal
sebagai “musim dingin tumbukan” (impact winter). Inilah penyebab
musnahnya hampir setengah makhluk hidup di Bumi, termasuk Dinosaurus.
Nuklir dan Komet
Ambisi manusia pun bisa
menyebabkan kepunahan seperti pada peristiwa Yukatan itu itu. Belajar dari
peristiwa di Semenanjung Yukatan tersebut (atau biasa disebut peristiwa K/T,
batas masa Kretaseus dan Tertiari dalam sejarah geologi) para ilmuwan telah
pula menaksir dampak perang nuklir. Energi ledakannya bila terjadi perang
nuklir memang jauh lebih kecil daripada energi ledakan akibat asteroid atau komet
menabrak bumi. Tetapi asap dan jelaga yang ditimbulkan dari kebakaran seratus
kota dan hutan akan setara dengan dampak debu pada peristiwa K/T dalam
menghambat cahaya Matahari. Bila itu terjadi, akan timbullah “musim dingin
nuklir” (nuclear winter) yang mungkin memusnahkan sebagian besar kehidupan
di Bumi.
Kini perang nuklir
nampaknya mulai bisa diredam. Namun ada ancaman komet Swift-Tuttle yang
diperhitungkan akan menabrak Bumi pada 2126. Walaupun itu masih lama, para
astronom berusaha memantaunya pergerakannya. Perhitungan orbit yang lebih
teliti diperlukan sebelum memastikan benar tidaknya komet Swift-Tuttle
mengancam Bumi. Bila benar akan menabrak Bumi, mungkin manusia generasi
mendatang mesti menyiapkan penangkal yang ampuh. Barangkali senjata nuklir akan
digunakan untuk menghancurkan komet itu di angkasa luar sebelum menabrak Bumi.
Manusia
harus lebih arif memanfaatkan nuklir untuk mencegah nuclear winter dan
sekaligus impact winter.
AsTeroiD meNDeKaTi BuMi ~~~
Moderator: ph0en1x
Post a reply
Search this topic
Search
9 posts • Page 1 of 1
AsTeroiD meNDeKaTi BuMi ~~~
by PiANO_QECiL on Wed Sep 29, 2004 4:25 pm
Sebuah asteroid yang diberi nama seperti nama dewa perang bangsa Celtic --atau sering
juga kita dengan sebagai dewanya orang Galia di komik Asterix-- bakal melintas di dekat
Bumi seperti halnya ketika ia melintas terakhir kali tahun 1353.
Batu langit raksasa dengan panjang 4,6 kilometer dan garis tengah 2,4 kilometer yang
dikenal sebagai 4179 Toutatis itu akan melintas hari Rabu (29/9). Ia akan menggelinding
dengan kecepatan 35.200 km/jam seperti monster gelap di atas Bumi, dan mencapai titik
terdekat pada pukul 13:37 GMT (20:37 WIB) pada jarak sekitar 1.549.719 kilometer,
demikian menurut ilmuwan di Program Near-Earth Object (NEO) yang dijalankan
Laboratorium Propulsi Jet NASA.
Jarak itu memang terdengar amat jauh. Namun untuk pengertian galaktik, ia tidak lebih
dari sehelai rambut, karena jarak itu hanya empat kali jarak Bumi dengan Bulan. Tak
heran bila banyak orang panik dan menganggap kehadiran Toutatis sebagai kiamat. Di
beberapa situs internet bahkan beredar isu bahwa pemerintah AS sedang mempersiapkan
peluru kendali nuklir untuk menghancurkan Toutatis seperti dalam film Armageddon.
Kiamat
Walau berita kiamat itu tidak benar, namun tak bisa disangkal bahwa Toutatis memang
berukuran amat besar dan akan melintas dekat sekali dengan Bumi. "Asteroid ini akan
terlihat di langit malam di belahan Bumi selatan bila Anda mengarahkan teropong ke
sekitar gugusan bintang Alpha Centauri," kata Benny Peiser dari Liverpool John Moores
University sekaligus peneliti di Royal Astronomical Society, Inggris.
Andai Toutatis menabrak Bumi, maka energi yang dilepaskannya akan setara dengan
puluhan ribu bom hidrogen atau sejuta ton TNT. Tabrakan akan mengakibatkan debu-
debu beterbangan membentuk awan yang menutupi sinar Matahari, dan Bumi akan
mengalami musim dingin panjang yang mematikan.
Walau Bumi dilindungi atmosfer, namun benda seukuran Toutatis pastilah akan
menimbulkan bencana jika menabrak. Objek seukuran antara 40 meter hingga satu
kilometer saja bisa menimbulkan kerusakan lokal setara bom nuklir, seperti yang terjadi
di Tanguska, Siberia, tahun 1908.
Dan sebagai perbandingan, objek angkasa yang menghantam Meksiko 65 juta tahun lalu
dan mengakhiri kejayaan dinosaurus, diperkirakan "hanya" berukuran antara lima dan 15
kilometer.
fBehindDocument1fIsButton1fLayoutInCell1
Menurut para astronom Inggris yang dimuat di sini, katanya tahun 2014 Bumi bakal
ditabrak sebuah asteroid super gede! Asteroid yang diberi nama 2003 QQ47
mempunyai lebar 1,2 kilometer dan berat 2,6 milyar ton!
Seandainya jadi menabrak Bumi, diperkirakan kekuatan ledaknya mencapai 350 ribu
mega ton alias 8 juta kali lebih besar dibandingkan dengan ledakan bom atom di
Ada beberapa teori yang berlaku di dunia arkeologi ihwal bagaimana dinosaurus hilang dari muka
bumi. Satu teori menyatakan akibat banjir besar yang pernah melanda seluruh permukaan bumi.
Teori lain menyebut dinosaurus musnah karena kehilangan habitat makanan yang membuat
mereka mati kelaparan. Ada pula yang berteori bahwa suhu udara dinginlah yang membuat
dinosaurus mati beku. Teori yang tidak kalah populer adalah karena adanya asteroid yang
menabrak bumi.
Teori yang terakhir ini diperkuat oleh Brian Toon, seorang ahli fisika atmosfer dari University of
Colorado. Ia mengemukakan teori yang memperkuat teori konvensional yang menyatakan bahwa
dinosaurus musnah akibat tabrakan asteroid sekitar 65 juta tahun silam. Tabrakan tersebut
sedemikian besarnya sehingga 10 miliar kali lebih besar dari bom nuklir Hiroshima. Saat itu
temperatur bumi meninggi, langit memerah dan semua pepohonan di muka bumi terbakar,
demikian prediksi Toon.
Tsunami
Hanya sedikit sekali makhluk hidup yang bertahan hidup dari tragedi tersebut, di antaranya
adalah sejumlah hewan yang hidup di bawah air atau bersembunyi di bawah tanah seperti kura-
kura, mamalia kecil dan buaya. ”Saat itu siapa saja yang hidup di muka bumi akan terpanggang
hidup-hidup. Inilah yang kemungkinan besar terjadi pada dinosaurus. Hewan besar itu tak punya
tempat untuk berlindung,” ujar Toon kepada BBC News Online baru-baru ini.
Perdebatan di kalangan ilmuwan mengenai bagaimana dinosaurus punah sedemikian sengitnya.
Toon mencoba untuk mengembalikannya ke teori awal dan menambahnya dengan satu teori
tambahan di bidang misteri forensik satu ini.
Pendapat Toon ini justru kebalikan dari teori yang pernah dilontarkan seorang ilmuwan Meksiko
pada awal 1990-an. Ia saat itu menelurkan teori bahwa reptil raksasa tersebut meninggal karena
kedinginan dan beku kemudian kelaparan. Ini didasari atas adanya meteor raksasa yang
memblokir sinar marahari ke bumi sehingga masa itu bumi berada dalam suhu teramat tinggi.
Namun Toon yang menulis detail studinya, dialah isu terbaru jurnal Geological Society of America
Bulletin menyatakan bahwa dinosaurus menjelang ajalnya dengan cara yang lebih dramatis.
Makhluk tersebut diperkirakan hidup di area Karibia dan bagian selatan Amerika Serikat (AS).
Mereka tenggelam hingga di kedalaman bawah tanah akibat guncangan tsunami. Tsunami ini
muncul karena imbas dari asteroid yang menabrak bumi, terutama bagian Gurun Meksiko di
masa kini dengan kecepatan 33.750 meter per jam. Disusul kemudian dengan munculnya
sekolom uap panas merah dan debu yang menyebar ribuan mil ke angkasa dan permukaan
bumi. Dalam beberapa jam saja mengubah bumi menjadi neraka.
Seluruh angkasa akan meradiasi siapa saja yang ada di bumi. Itu sama artinya dengan berdiri di
sebelah bara api raksasa, kemudian terbakar dalam sekejap,” ujar Toon memberi gambaran hasil
studinya yang didasarkan pada penghitungan matematis dan model komputer.
Dinosaurus yang hidup di darat di seantero dunia tewas seketika akibat panas yang mencapai
ratusan derajad Fahrenheit. Ia setuju dengan teori ilmuwan lain yang menyatakan bahwa
kumpulan debu kemudian membeku dan memblokir sinar matahari ke bumi. Namun saat itu
dinosaurus darat sudah menjadi sejarah di muka bumi. Kegelapan yang terjadi akibat terblokirnya
sinar matahari mengakibatkan matinya banyak repril laut dan ikan akibat matinya plankton dan
terputusnya rantai makanan.
Teori Bantahan
Tapi teori yang dikemukakan Toon ini juga kembali dibantah oleh kalangan ilmuwan lain.
Kalangan akademis lain tidak setuju dengan pendapat Toom. Mereka mempertanyakan apa
penyebab musnahnya Triceraptor, Sauropoda dan kerabatnya. ”Semua orang sudah pernah
mendengar bahwa asteoridlah yang membunuh dinosaurus. Itu sudah diajarkan juga di sekolah,”
ujar Isabel Lopez penduduk asli Taxcopoil, Meksiko, tempat ditemukannya kawah yang diduga
keras akibat dari tabrakan asteroid di masa silam. Kawah tersebut seluas radius 100 mil dan
terpendam ? mil di bawah tanah, sebagian terendam air laut.
Adalah David Kring dari University of Arizona yang telah membuktikan bahwa kawah Yucatan
tersebut disebabkan oleh tabrakan asteroid terhadap bumi. Tapi di sisi lain ahli geologi asal
Princeton University, Gerta Keller tidak setuju kalau asteroidlah yang bertanggung jawab penuh
pada musnahnya dinosaurus. Menurutnya, puing reruntuhan asteroid yang dikenal dengan nama
ejecta ditemukan berada di sekitar kawah Yucatan. Ejecta ini memiliki usia lebih tua daripada
dinosaurus. Ini membuktikan bahwa meteorit tersebut sudah ada lama sejak sebelum dinosaurus
musnah.
”Ejecta merupakan lapisan sedimen yang berusia lebih tua dari masa kepunahan massal yang
diperkirakan 300.000 tahun silam,” ujarnya. Ia berpendapat bahwa kepunahan dinosaurus lebih
logis apabila dikaitkan dengan pemanasan global yang dipicu oleh erupsi gunung berapi di India
bagian barat sekitar 400.000 tahun lalu. Kondisi ini ditambah lagi dengan tabrakan asteroid. ”Jadi
kondisi panas bumi saat itu dua kali lipat lebih parah,” lanjut Keller. Kombinasi antara dua
bencana alam tadi mengurangi jumlah kandungan oksigen dan menyebabkan dinosaurus mati.
Demikian teori Keller.
(SH/merry magdalena)
BUMI yang kita huni bisa diibaratkan sebuah pesawat antariksa raksasa yang mengorbit
Matahari dengan lintasan tetap. Dalam petualangannya selama miliaran tahun, telah
berulang kali pesawat Bumi mendapat serbuan yang mematikan dari “penghuni”
antariksa yaitu asteroid dan komet. Setiap malam rata-rata sekira seratus juta serpihan
batu yang berasal dari asteroid dan komet terbang bebas di ruang antarplanet
membombardir pesawat antariksa Bumi. Bersyukurlah, serpihan batu itu sangat kecil
sehingga habis terbakar di atmosfer sebelum mengenai permukaan Bumi.
Pada Januari 2000 lalu, terjadi ledakan keras di atas kawasan Yukon, Kanada, yang
cukup mengejutkan warga setempat. Ledakan itu ternyata ditimbulkan oleh jatuhnya
benda asing dari antariksa berukuran antara 2 - 3 meter. Kekuatan ledakan setara dengan
bom berdaya ledak 4 – 5 kiloton TNT. Peristiwa semacam ini diperkirakan terjadi satu
kali setiap tahun. Bila jatuh di pusat kota yang padat tentu menjadi bencana.
Sebuah asteroid berukuran 60 meter dan meledak pada ketinggian 6 kilometer dari
permukaan tanah, misalnya, bisa menghasilkan ledakan dahsyat setara dengan bom
berkekuatan 10 megaton TNT. Bila asteroid ini jatuh di atas Jakarta, seluruh kota beserta
isinya akan luluh lantak tak tersisa. Berdasarkan analisis, kemungkinan asteroid
berdiameter 60 meter menabrak Bumi adalah 10% dalam kurun waktu 100 tahun. Ini
berarti, satu asteroid pasti (kemungkinan 100%) menghantam bumi dalam 1.000 tahun.
Bagaimana bila asteroid itu lebarnya 100 meter? Dampak yang ditimbulkan jauh lebih
dahsyat dan mengerikan. Sebagian besar makhluk hidup akan lenyap dari muka Bumi.
Asteroid sebesar 100 meter kemungkinan menabrak Bumi sebelum tahun 2100 hanya 2
persen. Memang kecil, tetapi tidak bisa diabaikan sama sekali. Penemuan asteroid baru,
seperti 2004 MN4 tahun lalu, boleh jadi memperbesarkan persentase kemungkinan terjadi
tumbukan asteroid dengan Bumi di masa datang.