Anda di halaman 1dari 4

Teori Tentang Hari Akhir / Kiamat

Setiap orang yang beriman (Mumin) meyakini akan datangnya Hari Kiamat. Datangnya hari
tersebut, tidak seorang manusiapun mengetahuinya, karena hal itu adalah rahasia Allah SWT.
Namun demikian manusia dengan akal pikirannya dapat mengingat tanda-tanda hari kiamat
yang telah dijelaskan oleh Allah SWT dan dapat membaca fenomena alam serta
membuktikannya melalui teori-teori ilmu pengetahuan, diantaranya sebagai berikut :
1. Menurut astronomi
Berdasarkan astronom Sir Jame Jeinz bumi yang kita diami ini, begitu pula planet-planet lain
dari tata surya, beredar diangkasa mengelilingi matahari. Peredaran itu berjalan rapi tanpa
terjadi benturan. Tiada lain hanyalah karena diatur dengan sempurna oleh Maha pencipta.
Sunnatullah itu berupa daya tarik menarik antara bumi dengan matahari, maupun dengan
planet-planet lain dengan perimbangan yang serasi. Namun menurut teori ilmu alam, daya tarik
menarik itu tidakklah selamanya utuh. Kian lama kian surut, akhirnya habis sama sekali. Maka
dapat dibayangkan apa yang terjadi, andaikata suatu saat keseimbangan daya tarik menarik itu
telah tiada lagi, maka bumi kita ini akan bertubrukan dengan planet-planet lain, atau meluncur
dengan kecepatan yang maha dahsyat menubruk matahari. Kejadian itu dapat menjadikan
semua yang ada dibumi ini akan hancur lebur sebagaimana dijelaskan dalam kitab suci Al
Quran.
2. Menurut Geologi
Bumi ini terjadi dari semacam gas panas atau nebula. Dalam waktu jutaan tahun gas panas itu
makin lama makin dingin, sehingga akhirnya membeku dan menjadi zat padat seperti yang
terdapat pada kulit bumi. Tetapi dalam perut bumi yang besar itu masih tersimpan gas-gas
panas yang, menurut sifatnya berkembang dan mendesak arah ke luar, dan kulit bumi tidak
meletus karena hanya ada tekanan udara atau atmosfir dari luar hingga tekanan dari dalam dan
tekanan dari luar seimbang adanya. Suatu saat terjadi tekanan gas panas dari dalam bumi
sehingga terjadilah letusan gunung dan gempa. Setiap benda panas lama-lama akan menjadi
dingin, demikian juga gas yang ada diperut bumi lambat laun akan cair dan beku, serta
tekanannya akan berkurang, bahkan lenyap sama sekali. Peristiwa tersebut mengakibatkan
bumi ini pecah oleh tekanan atmosfir dari luar. Tak ubahnya bagai telur diremas oleh tangan
yang kuat, hingga isinyapun terpencar berhamburan, sebagaimana telah digambarkan dalam Al
Quran.
3. Menurut Fisika
Siapa saja umat Islam yang mengaku dirinya beriman pasti yakin kiamat akan tiba. Kiamat
adalah keniscayaan meskipun hal itu artinya ras manusia harus punah. Mengacu pada Alquran
dan hadis, banyak sudah gambaran ciri-ciri manakala hari kiamat akan tiba. Tetapi ahli fisika
Febdian Rusydi punya penjelasan ilmiah mengenai bagaimana terjadinya kiamat. "Yang
pertama itu kiamat di bumi. Skenario kiamat yang bisa diprediksi oleh sains terjadi di bumi,".
Bumi terdiri dari lapisan-lapisan. Paling dalam adalah inti yang bentuknya solid dan cair.
Lapisan berikutnya adalah mantel yang terdiri dari silikat, gabungan silikon dan air. Mantel
adalah lapisan tempat panas bumi berada. Panas ini berputar di dalam mantel dan bisa
menggerakkan bagian kerak (crust) bumi sehingga muncul gempa. Febdian mengatakan kiamat
terjadi di bumi ketika sistem gravitasi yang ada menjadi kacau oleh aliran panas bumi di lapisan
mantel. Saat itulah terjadi pergerakan lempengan bumi yang ditandai dengan munculnya
gempa. Saat terjadi gempa orang akan sulit sekali berjalan. "Saat normal, gravitasi seragam di
setiap permukaan bumi. Tapi saat gempa gravitasi tidak lagi seragam di daerah gempa,"
ujarnya. Pergerakan lempeng di bumi itu terus berlanjut alias berevolusi. Bukti ilmiah
menunjukkan dulu di bumi hanya ada satu kontinen besar sebelum akhirnya terpecah-pecah
menjadi yang sekarang ini. Pengaruh gaya gravitasi itu begitu besar. Sehingga bila terjadi
gempa dengan skala yang luar biasa maka efek yang dihasilkannya pun besar pula. "Gunung
pun bisa tercungkil atau dengan kata lain bisa terangkat dan terbalik. Itulah skenario kiamat di
bumi," terangnya. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Q.S. Al
Qariah:5) Febdian mengatakan soal waktu tepatnya kiamat terjadi tetap hanya Allah yang tahu.
Tetapi Allah juga telah memerintahkan untuk belajar dan mencari tahu tentang misteri alam
atau lingkungan.
4. Teori Perang Dunia ke III atau perang Nuklir
Menurut Malaikat Jibril, setiap Nuklir yang diuji-cobakan di bumi, seperti baru-baru ini oleh
Korea Utara, membuat bumi bergetar dan bergetarnya bumi telah membuat poros edar bumi
terhadap matahari berubah. Sekarang manusia merasakan perubahan iklim menjadi panas yang
luar biasa. Para ilmuwan memperkirakan teori efek rumah kaca (Green House Effect), yaitu
pencemaran udara di bumi akan mengakibatkan bertambah panasnya suhu udara dibumi dan
menipisnya lapisan ozon membuat sinar matahari dapat langsung tanpa hambatan ke bumi.
Mereka mengesampingkan kemungkinan berubahnya poros edar bumi terhadap matahari dan
semakin mendekati matahari. Dan apabila kombinasi perang nuklir pada perang dunia III dan
perubahan iklim di bumi yang selain efek rumah kaca juga diperparah oleh berubahnya poros
bumi semakin mendekati matahari, maka dapat dipastikan musnahnya kehidupan dibumi ini.
Siapapun tidak akan bisa bertahan hidup dengan radiasi nuklir yang diledakkan, kalaupun bisa,
mereka tidak akan bertahan hidup karena nuklir mengubah poros edar bumi semakin mendekati
matahari dan efek rumah kaca. Bumi yang semakin panas akan membuat spesies manusia
musnah.
5. Teori komet
Menurut para ilmuwan, musnahnya spesies Dinosaurus disebabkan oleh tabrakan komet besar
dengan bumi, dimana ketika komet besar itu menabrak bumi, panas yang dihasilkan dari
pembakaran ketika masuknya komet tersebut ke dalam atmosfer, dan kemudian ketika komet
itu menyentuh bumi akan memusnahkan kehidupan yang ada dibumi ini. Jangan berpikir komet
yang skala kecil, kita berbicara komet skala sangat besar. Kita sering melihat komet masuk ke
bumi itu adalah komet skala kecil yang tidak memberikan dampak apa-apa terhadap bumi.
Salah satu jenis komet besar yang pernah jatuh ke bumi adalah komet yang jatuh di Sumatera
Utara ribuan tahun yang lalu dan hasil benturan bumi dengan komet tersebut membentuk
Danau Toba yang sekarang kita kenal. Ketika Gunung Tambora di Nusa Tenggara meletus di
abad ke 18, terjadi perubahan iklim seluruh bumi yang dikenal dengan sebutan Setahun bumi
tanpa sinar matahari, itu baru kelas gunung meletus saja, dan efeknya adalah banyak manusia
yang meninggal karena tanpa sinar matahari, gagal panen, penyakit berjangkit, dan lain
sebagainya.
6. Teori gravitasi
Apabila ada planet besar yang berselisihan dengan garis edar bumi dan dalam jarak yang dekat,
maka gravitasi planet tersebut akan mempengaruhi musnahnya sebagian kehidupan di bumi.
Para astronomi memperkirakan Planet X (sebutan lainnya adalah Planet Nibiru) yang massanya
8 sampai 10 kali bumi yang mempunyai siklus 3600 tahun melintas di dalam Solar System kita.
Kemungkinan banjir pada saat Nabi Nuh itu adalah karena faktor gravitasi dari Planet besar
yang melintas dekat bumi. Tapi tentunya banjir yang dikarenakan gravitasi planet lain ini tidak
akan memusnahkan manusia yang sudah modern kehidupannya. Paling tidak tersedia banyak
kapal-kapal yang bisa mengangkut pengungsi ketika pasang air laut terjadi, tetapi korban akibat
pasat air laut itu juga banyak. Di abad 2000 sebelum masehi, bangsa Sumeria pun sudah
menuliskan adanya mahluk yang hidup di planet Nibiru yang sudah tinggi peradabannya.
Bangsa Inca pun sudah pula mencatatnya. Yang mengkhawatirkan tentunya apabila mahluk
dengan peradaban tinggi dari Nibiru ini menyerang manusia di bumi, tentunya spesies manusia
pun musnah.
7. Menurut Prof. Achmad Baiquini Msc. Ph.D.
Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), dalam bukunya Alquran
Ilmu Pengatahuan dan Teknologi, mengemukakan bahwa ada beberapa sekenario tentang
terjadinya kiamat menurut sains.
* Skenario pertama menggambarkan habisnya bahan bakar temonuklir yaitu hidrogen dalam
matahari. Kalau reaksi nuklir makin berkurang, matahari akan menjadi dingin dan bumi akan
membeku. Tak ada tanaman yang akan tumbuh dan kehidupan di bumi akan berakhir. Waktu
yang dibutuhkan matahari untuk menghabiskan bahan bakarnya berkisar sekitar lima milyar
tahun
* Skenario kedua menggambarkan habisnya hidrogen dibumi. jika hidrigentersebut habis,
maka semua makhluk hidup akan mati membeku seperti pada skenario pertama. Barangkali
selama milyaran tahun juga.
* Skenario ketiga menggambarkan mengembangnya matahari. Sebagaimana di diketahui,
matahari merupakan salah satu bintang dalam galaksi kita yang letaknya paling dekat
dengan bumi. Evolusi matahari akan mengikuti bintang-bntang lainnya yaitu bila ia telah
Padam ia akan menyusut menjadi kecil sampai pada suatu saat ketika energy gravitasinya
berubah menjadi panas dan mengubahnya menjadi bintang raksasa merah. Pada kondisi
demikian sistem tata surya sebagian (termasuk bumi kita) akan tertelan oleh matahari. semua
makhluk hidup akan mati terbakar.
8. Badai Matahari
Menurut ilmuwan Amerika, akan terjadi Badai Matahari yang sudah lebih besar dari pada badai
matahari sebelumnya yang berkemungkinan menimbulkan efek bencana besar pada bumi.
Badai yang menurut penelitian dari National Academy Od Sciences, Amerika, sangat besar
kemungkinannya terjadi. Studi tersebut mendapat sponsor dari NASA. Cara hidup yang
modern dan cenderung tergantung pada kecanggihan teknologi memungkinkan memicu
ketidaksengajaan untuk diri kita sendiri terperangkap dalam keadaan yang super berbahaya.
Lihatlah, beberapa akibat dari efek rumah kaca, global warming, produksitas karbon dioksida,
yang membuat penipisan zat pelindung yang terkandung dalam atmosfir sebagai pelinding
bumi dari sengatan ultraviolet matahari.
Namun, ada pendapat ahli yang mengatakan berbeda. Mereka mempertimbangkan dampak
badai matahari yang akan terkonsentrasikan oleh aktifitas di dalam atmosfir. Dan disebabkan
oleh efek rintangan dari atmosfir dan medan magnet bumi akan mempengaruhi perjalanan
badai ke bumi. Secara teori, badai matahari sebelum masuk ke permukaan bumi yang
sesungguhnya, akan dihalangi oleh lapisan atmosfir terlebih dahulu. Di atmosfir badai tersebut
akan terus menerus terbakar, sejumlah ultraviolet dilepaskan, menyebabkan densitas lapisan
ionosfir meningkat tinggi dan mengganggu gelombang pendek di angkasa. Pada umumnya
badai matahari tidak akan menembus lapisan atmosfir yang akan memberikan ancaman bagi
spesies bumi.
9. Teori Big Crunch
Mengenai hal ini, para astronom memiliki analogi yang menarik bahwa alam semesta ini
laksana kulit balon. Semakin ia ditiup, semakin ia mengembang. Hingga saat kulit balon itu
tak laagi mampu mengembang, lalu DOR! balon itu pecah atau setidaknya SLEP!!,
mengkerut lagi dengan cepat. Inilah yang melatar-belakangi munculnya istilah big crunch.
Hal ini sejalan dengan teori osilasi yang dipelopori oleh Alan Guth dan Andrei Linde
menyatakan bahwa bila semesta ini memang mengembang, maka suatu saat nanti, karena
keterbatasan materi dan energinya sendiri, ia akan berhenti mengembang. Setelah ini terjadi,
maka berlangsung lah proses balik. Alam semesta akan menuju bentuk awalnya kembali yang
disebut BIG CRUNCH. Tapi persoalannya di dalam alam semesta kita terdapat begitu banyak
galaksi, bintang, dan planet. Menyusut begitu cepat tentunya akan membuat apa yang ada di
dalam berantakan bukan? Bahkan mungkin bukan hanya itu saja, melainkan juga terjadi efek
momentum dan impuls alias tabrakaan dalam skala besar!! Bukankah tak ada lagi istilah
yang tepat untuk menyimpulkan tabrakaan dalam skala besar ini selain.KIAMAT?!
Secara gamblang mungkin tak akan ditemukan dalam Al-Quran, tetapi secara tersirat, dalam
suatu ayat digambarkan tentang hari kiamat betapa planet-planet, bintang-bintang akan saling
bertabrakan. Tentunya mereka tak akan saling bertabrakan tanpa sebab mengingat mereka
cenderung beredar dengan orbit yang jelas. Jadi perlu ada sesuatu dorongan yang membuat
semua orbit kacau. Dan mungkin pendorong itu adalah big crunch. Sejauh ini teori big
crunch masih dalam tahap diperdebatkan.

Anda mungkin juga menyukai