Anda di halaman 1dari 12

Anak dengan kebutuhan khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan

anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak
dengan kebutuhan khusus memiliki hambatan dalam perkembangan, pembelajaran dan berpartisipasi,
sehingga memerlukan dukungan secara khusus dari berbagai pihak di luar diri anak untuk mengurangi
hambatan-hambatan yang ada, agar anak-anak dapat berpartisipasi dan beradaptasi dalam pembelajaran
bersama teman sebaya. Mereka yang digolongkan pada anak dengan kebutuhan khusus dapat
dikelompokkan berdasarkan hambatan pada umumnya yaitu :
1. Hambatan penglihatan (tunanetra)
2. Hambatan pendengaran dan bicara (tunarungu/tunawicara)
3. Hambatan daya pikir (tunagrahita/down syndrome)
4. Hambatan fisik/motorik (cerebral palsy, polio, tuna daksa, kidal)
5. Hambatan perilaku (tunalaras, HIV AIDS & Narkoba)
6. Spectrum autism, Sindroma Asperger
7. Hambatan kemampuan belajar (disleksia, diskalkulia, disgrapia, ADD/ADHD)
8. Hambatan karena kelebihan potensi (kecerdasan, bakat dan intuisi)
9. Tuna ganda
Sebagai guru PAUD, kita tidak perlu terlalu kuatir dan menjadikan anak dengan kebutuhan khusus sebagai
beban yang mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Hal yang perlu kita lakukan adalah
memfasilitasi kebutuhan belajar anak-anak tersebut sesuai potensinya
Anak berkebutuhan khusus pun menurut Hallahan dan Kauffman (2006)
memerlukan pendidikan dan layanan yang khusus agar potensi kemanusiaan yang
mereka miliki dapat berkembang. Anak berkebutuhan khusus sudah jelas tampak
berbeda dengan anak kebanyakan dalam satu hal atau lebih, semisal: adanya
keterbelakangan mental, ketidakmampuan belajar atau gangguan atensi / perhatian,
gangguan emosi atau perilaku, hambatan fisik, hambatan berkomunikasi, autisma,
hambatan pendengaran, hambatan penglihatan atau keberbakatan dan kecerdasan
istimewa. Banyak macam / jenis anak berkebutuhan khusus, tetapi dalam bahan ajar
ini kebutuhan khusus yang akan dibahas adalah :
1. Anak dengan keterlambatan perkembangan fisik
Dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu (1) Beresiko untuk menjadi terlambat
berkembang yaitu anak-anak yang terlahir dan tumbuh berkembang di lingkungan
yang tidak mendukung. (2) Anak yang kehilangan kemampuan, diindikasikan dengan
adanya perkembangan fisik yang berbeda dengan anak lain. Anak dengan
kehilangan kemampuan pendengaran atau penglihatan karena adanya gangguan
pada orang tubuh terkait dengan sistem penglihatan dan pendengaran.
2. Gangguan berbicara dan berbahasa
Menurut IDEA (Individuals with Disabilities Education Act) tahun 1997, gangguan ini mengacu
pada gangguan komunikasi seperti gagap, gangguan artikulasi, gangguan bahasa, atau
gangguan suara yang berdampak pada hasil pembelajaran seorang anak. Berbahasa dapat
diaplikasikan dalam dua hal yaitu :
a. Bahasa ekspresif mengacu pada kemampuan individu di dalam menghasilkan suatu bahasa
b. Bahasa reseptif mengacu pada kemampuan individu memahami suatu bahasa
c. Penyebab terjadinya gangguan bicara dan berbahasa pada anak dapat berasal dari
berbagai faktor
d. Secara biologis dimana masalah itu berkaitan dengan susunan saraf pusat atau struktur dan
fungsi dari sistem lain di dalam tubuh.
3. Gangguan pada fisik
Gangguan ini biasanya berpengaruh pada gerakan kasar dan gerakan halus dari seseorang.
Gangguan ini bisa bersifat ringan hingga berat. Penyebab dari gangguan fisik yaitu :
a. Kelainan bawaan yang menyebabkan terjadinya telapak kaki rata, jumlah anggota tubuh
yang tidak lengkap atau berlebih.
b. Penyakit seperti poliomyelitis, TBC tulang dll
c. Penyebab lain seperti gangguan neurologis dan lingkungan, yang menyebabkan cerebral
palsy, spina bifida, amputasi, retak atau terbakar.
4. Anak dengan gangguan perkembangan mental
American Association on Mental Retardation mendefinisikan anak dengan keterbelakangan mental
adalah anak-anak yang memiliki fungsi intelektual dibawah rata-rata secara bermakna, terlihat memiliki
kesulitan dalam perilaku adaptif yang dimunculkan melalui kesulitan membuat konsep, keterampilan
sosial dan praktik perilaku adaptif dan terjadi pada rentang usia perkembangannya yaitu dibawah 18
tahun. Penyebab terjadinya keterbelakangan mental ini antara lain :
a. Saat prenatal, biasanya dikarenakan adanya abnormalitias dari kromosom
b. Saat perinatal, biasanya terjadi selama atau seketika setelah anak lahir
c. Post natal, bisa saja ketika selama kehamilan dan saat kelahiran anak tidak mengalami gangguan apa-
apa namun setelah itu anak terjangkit encephalitis, keracunan timbal dan kerusakan otak maka kondisi
ini dapat menyebabkan terjadinya keterbelakangan mental pada anak.
5. Down Syndrome
Down syndrome adalah kondisi bayi lahir dengan ekstra kromosom, extra nomer 21, sehingga
mempunyai perubahan perkembangan otak yang normal, yang menyebabkan gangguan mental dan fisik.
Dalam tubuh terjadi abnormal struktur dan fungsi synap syaraf pusat yang menyebabkan cacat pada
kognitif.
Tanda-tandanya adalah :
a. Wajah mongoloid (muka bulat, mata sipit dan pelupuk mata tebal), hidung tak mancung, telinga
b. Kaki dan tangan kecil, jari tangan pendek
c. Lidah sedikit keluar mulut
d. Tonus otot lemah, sehingga tubuh besar
e. Tubuh pendek, leher pendek dan kepala kecil
f. Persendian lemah
6. Anak dengan gangguan emosional dan spektrum autisma
Gangguan emosi dan spektrum autism banyak dialami oleh anak-anak. Gangguan ini tidak selalu berdiri
sendiri, namun gangguan ini seringkali terjadi bersama-sama dengan gangguan lain pada diri seseorang.
Beberapa keadaan yang sering dialami anak dengan gangguan emosi, spektrum autisma dan juga ADHD
adalah :
a. Gangguan emosi tidak selalu bersamaan dengan tuisma dan ADHD. Bentuk gangguan emosi lain yang
sering dialami oleh anak adalah kecemasan, ketakutan, pobia, stres, gangguan mood dan mungkin
trauma.
b. Anak dengan gangguan emosional dan spektrum autisma masuk dalam kriteria anak berkebutuhan
khusus.
c. Hal-hal yang perlu diketahui pada anak yang mengalami gangguan emosional adalah terjadi dalam
situasi yang diikuti oleh beberapa karakteristik yang muncul dalam periode tertentu dan berpengaruh
pada kehidupan sehari-hari seorang anak.
d. Ketidakmampuan untuk belajar yang tidak dapat dijelaskan dari faktor intelektual, sensori maupun
kesehatan.
e. Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau membangun hubungan yang menyenangkan dengan
teman sebaya atau dengan orang dewasa disekitarnya.
f. Berperilaku tipikal atau memiliki perasaan yang tidak sesuai walau dalam situasi yang normal
g. Kecenderungan untuk memunculkan simtom / gejala fisik atau ketakutan-ketakutan yang dikaitan
dengan seseorang atau sekolah.
8. Anak dengan masalah perkembangan kognitif
Menurut IDEA (individuals with disabilities education act) dikatakan anak dengan masalah
perkembangan kognitif adalah anak yang mengalami gangguan disatu atau lebih aspek dasar
psikologi (kognitif/kemampuan berfikir), termasuk memahami dan menggunakan bahasa (verbal
dan tulisan), yang berdampak pada kemampuan mendengar, berfikir, berbicara, membaca,
menulis (disgrafia), mengeja dan kalkulasi matematika (diskalkulia). Penyebab terjadinya masalah
perkembangan kognitif pada anak adalah :
a. Faktor fisiologis seperti kerusakan otak, keturunan, dan ketidakseimbangan proses kimia
dalam tubuh.
b. Faktor lingkungan, gizi buruk, keracunan, dan kemiskinan
c. Karakteristik dari anak dengan masalah perkembangan kognitif adalah berkaitan dengan
atensi, persepsi, gangguan memori, proses informasinya, secara akademik bermasalah pada
kegiatan membaca, menulis, berhitung dan matematika serta berbahasa verbal, secara sosial
dan emosional umumnya anak memiliki harga diri rendah, secara perilaku mereka menjadi
sulit untuk mengendalikan gerak tubuhnya tidak mau duduk diam, berbicara terus, melakukan
agresi fisik dan verbal (tidak selalu).
Ciri-ciri hiperaktifitas dan implusifitas adalah :
a. Selalu dalam keadaan siap gerak atau aktivitas seperti digerakkan oleh mesin
b. Tidak bisa duduk diam
c. Sulit dikendalikan
d. Sering berbicara berlebihan
e. Sering menimbulkan kegaduhan pada waktu melakukan sesuatu atau bermain
9. Anak cerdas berbakat istimewa
Menurut IDEA (individuals with disabilities education act) adalah anak yang memiliki
kemampuan yang melebihi dari kemampuan orang lain pada umumnya dan mampu untuk
menunjukkan hasil kerja yang sangat tinggi. Karakteristik yang dimiliki oleh anak berbakat
adalah :
a. Secara kognitif, anak-anak berbakat secara umum memiliki kemampuan dalam
mengidentifikasi, memahami dan memanipulasi simbol abstrak, konsentrasi dan ingatan
yang baik, perkembangan bahasa yang lebih awal dari pada anak-anak seusianya, rasa
ingin tahu yang tinggi, minat yang beragam, lebih suka belajar dan bekerja secara
mandiri.
b. Secara akademis, mereka sangat termotivasi untuk belajar di area-area yang menantang
atau menjadi minat mereka.
c. Secara sosial emosional, mereka terlihat sebagai anak yang idealis, perfeksionis dan
kepekaan terhadap rasa keadilan.
d. Berikan tugas-tugas mandiri (tugas-tugas yang disesuaikan dengan kemampuan anak)
e. Analisis yang lebih tajam
Prinsip-prinsip pembelajarannya meliputi :
1. Belajar melalui bermain
2. Berorientasi pada perkembangan anak
3. Berorientasi pada kebutuhan anak
4. Berpusat pada anak
5. Pembelajaran aktif
6. Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai karakter
7. Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup
8. Didukung oleh lingkungan yang kondusif
9. Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis
10. Pemanfaatan media belajar, sumber belajar, dan narasumber
Cara penerapan 10 prinsip pembelajaran ke dalam kegiatan sehari-hari adalah sebagai
berikut :
1. Rencanakan proses kegiatan belajarnya melalui bermain. Karena bermain itu
menyenangkan bagi anak.
2. Ketika bermain pastikan semua anak memusatkan perhatiannya pada bahan mainnya
karena menarik dan menyenangkan sehingga tidak ada waktu bagi mereka mengganggu
satu sama lainnya.
3. Fasilitasi dengan alat-alat permainan edukatif yang sesuai dengan tahapan perkembangan
dan kebutuhan semua anak.
4. Pindahkan meja dan kursi, bermainlah dilantai dengan alat permainan edukatif yang
diletakkan dilantai atau dirak yang mudah dijangkau oleh semua anak.
5. Berikan kesempatan pada semua anak untuk terlibat bermain bersama, untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa dan bersosialisasi.
6. Ada tempat bermain yang membuat anak leluasa berpindah ke mainan lainnya tanpa harus
menunggu anak yang belum selesai.
7. Penerangan dan sirkulasi udara yang cukup disetiap ruang
8. Motivasi dan beri dukungan untuk anak yang masih mengalami kesulitan dalam bermain
bersama secara individual.
Jika kita melihat kompetensi-kompetensi pada kurikulum 2013 PAUD
(Permendikbud No.146 tahun 2014) yang perlu dikembangkan pada anak, maka kita
akan menemukan kompetensi-kompetensi terkait percaya diri, menghargai orang
lain yaitu :
1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur
kepada Tuhan
2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu giliran, mau
mendengar ketika orang lain berbicara), untuk melatih kedisiplinan.
2.8 Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian
2.9 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau membantu jika
diminta bantuannya.
2.10 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kerjasama
Setelah guru memahami anak dengan kebutuhan khusus, maka diperlukan
usaha untuk dapat memberikan pelayanan dalam pendidikan sesuai dengan
ketentuan dan undang-undang yang berlaku tentang hak mendapatkan pendidikan
bagi anak berkebutuhan khusus. Pemahaman ini menjadi penting sebab diperlukan
oleh guru PAUD untuk memberikan proses dan materi belajar sesuai dengan
kebutuhan bagi anak berkebutuhan khusus. Selain itu guru juga diharapkan mampu
mengelola kelas inklusif dengan bekal pengetahuan dan pemahaman terhadap
berbagai aspek dari anak kebutuhan khusus. Kemampuan ini dapat mendorong
optimalisasi potensi anak dengan kebutuhan khusus melalui proses belajar di kelas
inklusi.
Anak-anak memang berada dalam pengasuhan secara intensif oleh keluarga,
namun anak juga berada di masyarakat yang secara tidak langsung mereka daapt
berada dalam pengasuhan dan binaan dari guru, kader, pekerja sosial, tokoh
masyarakat (toga) / tokoh agama (toma). Mereka juga dapat belajar di Rumah
Belajar Modern (RBM) yang dapat dijangkau oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai