Anda di halaman 1dari 15

CASE INDIVIDU

PENGGUNAAN ZAT MULTIPEL

Pembimbing :
dr. Adhi Wibowo Nurhidayat, SpKJ, MPH

Disusun Oleh :
Muhammad Ihsan Sasraningrat
NIM: 108103000019

KEPANITERAAN KLINIK ADIKSI


RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT (RSKO)
PERIODE 20 JANUARI 2014 14 FEBRUARI 2014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
1

JAKARTA
I. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. M A R P.

No. Rekam Medik

: 036181.

Jenis kelamin

: Laki-laki.

Tempat, tanggal lahir

: Bekasi, 16 Agustus 1995.

Usia

: 18 tahun.

Agama

: Islam .

Pendidikan

: Tamat SLTP.

Pekerjaan

: Pelajar.

Status pernikahan

: Belum menikah.

Alamat

: Jl. Kebayoran Water No. 64 RT 03/04, Pasar Minggu.

Masuk ruang detoksifikasi

: 25 Januari 2014.

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Anamnesis diperoleh dengan autoanamnesis pada tanggal 3 Februari 2014 di
ruang Detoksifikasi RSKO.
A. Keluhan Utama
Pasien dibawa ibunya untuk masuk bagian detoksifikasi RSKO 10 hari
SMRS atas kemauan keluarga karena pemakaian kokain dan ganja.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien dibawa ibunya untuk masuk bagian detoksifikasi RSKO 10 hari
SMRS atas kemauan keluarga karena pemakaian kokain dan ganja. Pasien
mengaku bahwa pasien dibohongi oleh ibunya. 3 hari sebelum masuk bagian
detoksifikasi RSKO, pasien tinggal di Jerman bersama ibu, ayah dan saudara
tirinya. Pasien tertangkap basah oleh ibunya sedang memaketkan kokain di
rumah. Setelah itu, ibunya menyuruh pasien agar masuk RSKO. Kemudian pasien
dan ibunya berangkat ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia, pasien langsung
2

dibawa ke RSKO, padahal pasien mengira bahwa pasien akan dibawa ke RSKO
setelah 2 hari di Indonesia. Pasien mengaku bahwa pasien merupakan pengguna
banyak zat narkotika.
Dimulai pada tahun 2003, saat usia pasien 8 tahun, pasien sudah mencoba
rokok 1 hisap saja. Pasien hanya sekali mencoba karena ingin tahu. Kemudian
tidak mengkonsumsi rokok setelah itu.
Pada tahun 2007, saat usia pasien 12 tahun (kelas 1 SMP di Bali), pasien
mulai mengkonsumsi rokok secara rutin tiap hari. Pasien merokok kurang lebih
bungkus per hari. Pasien merokok dengan teman-teman tongkrongannya. Pasien
hanya ingin terlihat keren di depan teman-temannya dan atas kemauan sendiri
untuk merokok. Pasien mengaku tidak ada efek setelah pasien merokok. Pasien
juga mengkonsumsi alkohol, yaitu arak. Pasien mengaku mengkonsumsi alkohol
karena coba-coba dan minum alkohol saat berkumpul dengan teman-teman
tongkrongan pasien (dari bengkel / teman track motor). Pasien minum kurang
lebih 8 kali per bulan sebanyak botol.
Pada pertengahan tahun 2008 sampai dengan 2009 (6 bulan), pasien sempat
tidak merokok dan minum alkohol. Kemudian pada tahun 2009 (saat usia pasien
14 tahun), pasien bernagkat ke Jerman. Kemudian Ibu pasien menikah kembali di
Jerman. Pasien kembali menduduki bangku SD kelas 6 karena pasien tidak bisa
bahasa Jerman. Di Jerman pasien tinggal bersama ibu, ayah tiri dan saudara
tirinya. Pasien kembali mengkonsumsi alkohol pada tahun 2009. Alkohol yang
pasien minum adalah vodka, whiskey dan anggur kuat (alkohol lebih dari 40%).
Pasien minum 2 minggu sekali. Pasien minum bersama teman-teman tongkrongan
yang biasa pergi bersamanya ke diskotik di Frankfurt, Jerman. Pasien minum
hanya untuk kesenangannya berkumpul bersama teman-temannya saat ke
diskotik. Pasien tidak mersakan efek berarti dari minum alkohol. Selain alkohol,
pasien mulai mengkonsumsi ganja dengan dosis awal 20 linting sehari ketika
liburan sekolah di Jerman. Pasien menggunakan ganja dengan dihisap seperti
rokok. Setelah liburan sekolah, setiap harinya pasien mengkonsumsi ganja kurang
lebih 10 linting/hari. Pasien mendapatkan ganja awalnya dari teman sekolahnya
yang merupakan bandar ganja dan kokain (teman SMA, tetapi satu kawasan
sekolah dengannya). Pasien mengira awalnya itu rokok, kemudian pasien
mersakan

efek

rilex

dan

enak

setelah

mengkonsumsinya.

Jika

tidak

mengkonsumsi ganja, pasien tidak merasakan gejala sakau. Tidak ada halusinasi
3

apap pun ketika pasien memulai menggunakan ganja. Pasien tidak merokok sejak
berada di Jerman.
Pada tahun 2010 (usia pasien 15 tahun), pasien mulai pertama kali
mengkonsumsi kokain dengn cara dihitup. Pasien pertama kali menghriup kokain
sebanyak 8 strip. Pasien mendapatkannya dari sumber atau bandar yang sama,
yaitu teman SMA (teman tongkrongan pasien). Pasien merasakan efek semangat
dan memiliki energi yang lebih setelah menggunakan kokain. Saat itu pasien
hanya mengkonsumsi sekali saja. Pasien juga menjadi bandar ganja dan tetap
mengkonsumsi ganja 10 linting/hari setiap harinya. Pasien ingin menjadi bandar
karena agar dapat mengkonsumsi ganja tanpa harus mengelurakan uang lagi.
Pasien minum alkohol semakin sering dengan frekuensi 1-2 kali/minggu.
Pada tahun 2012 sampai tahun 2013 (1 tahun), pasien hanya mengkonsumsi
ganja dengan dosis dan frekuensi yang sama dengan sebelumnya, tetapi tidak
mengkonsumsi alkohol.
Pada tahun 2013, pasien mencoba mengkonsumsi MDMA, ecstasy, LSD.
Pasien juga menjadi bandar MDMA. Pasien mengkonsumsi MDMA dengan cara
diminum dan ditaruh di lidah (bentuk serbuk), atau diminum dalam bentuk
kapsul. Pasien menjadi bandar MDMA sejak memasuki dunia disco Techno.
Pertama kali pasien mencoba MDMA dengan frekuensi 1-2 kali/bulam sebanyak
1 kapsul setiap kali mengkonsumsi dan juga minum ecstasy pertama kali butir.
Kemudian setelah menjadi bandar, pasien mengkonsumsi MDMA sebanyak 1
kapsul/minggu, ecstasy 2 butir/minggu, LSD perangko/minggu. Pasien juga
menngkonsumsi zat lain seperti ketamin dengan cara diminum sebanyak 0,01
gr/kali minum dan mencapai 1 ons/hari. Pasien minum ketamin jika weekend saja
atau ketiak k diskotik. Sebagai bandar, pasien menjual MDMA, ecstasy, LSD,
speed (sejenis amfetamin), ganja, moxid (LSD sintetik), ketanes (ketamin
sintetik). Pasien mengaku menggunakan MDMA dan ectasy hanya rekresional
atau ketika kumpul dengan teman-temannya ketika ke disco. Pasien merasakan
efek semangat dan senang. Pasien juga merasakan pasien menjadi lebih tenang
atau tidak suka berkelahi karena memakai MDMA dan ectasy dibandingkan
sebelumnya. Jika tidak menggunakan pasien tidak pernah merasakan sakau.
Ketika pasien menggunakan LSD pasien merasa bahwa benda-benda di lukisan
dapat bergerak dan pemandangan yang pasien lihat lebih jelas (high quality).
Selama tahun 2013, pasien tetap mengkonsumsi ganja, tetapi dosis turun, 1-2
4

linting/hari (5 linting/mimggu). Pasien juga mulai menjadi bandar dan pemakai


kokain. Pasien memakai kokain dengan dihirup sebanyak 2 gram/hari. Efeknya
adalah pasien tidak tidur, tidak mudah lelah dan lebih percaya diri. Sejak
memakai kokain pasien tidak pernah mengalami gejala sakau atau halusinasi.
Pada tahun 2013 pasien pernah tertangkap oleh polisi di Jerman karena
menjadi bandar dengan barang bukti MDMA 15 gram, tetapi kasus ini belum
diusut sampai pengadilan dan pasien hanya dipenjara selama 2 hari. Pasien juga
pernah berkelahi dan mencuri. Pasien mengaku berkelahi karena memang ada
pemicunya, bukan karena mendengar suara-suara atau meyakini bahwa orang itu
ingin berbuat jahat padanya.
Pada tahun 2014, pasien masih menggunakan kokain, ganja, MDMA dan
ecstasy dengan dosis dan frekuensi yang sama dengan sebelumnya. Pasien
ketahuan oleh ibunya ketika sedang memaketkan kokain di rumahnya dan pasien
disuruh ibunya untuk ke RSKO untuk menjalani program detokssifikasi. Ketika di
RSKO, pasien dites urin dan darah. Hasil tesnya adalah pasien positif
menggunakan kokain.
Selama di RSKO, pasien tampak tenang, tidak pernah mendengar suarasauara atau melihat bayangan-bayangan. Pasien tidak pernah mengamuk ataupun
berkelahi. Pasien tidak pernah sakau. Pasien masih memiliki keinginan ingin
menjadi bandar dan memakai kembali kokain, ganja, MDMA dan ecstasy ketika
sudah keluar dari RSKO dan kembali ke Frankfurt, Jerman.
C. Riwayat Kehidupan Seksual
Pasien belum menikah. Selama di Jerman (mulai tahun 2009 sampai tahun
2014), pasien memiliki riwayat hubungan seksual dengan pacarnya (berhubungan
intim dengan 4 pacarnya di Jerman). Psien terkadang menggunakan kondom saat
berhubungan. Pasien juga berhubungan seksual dengan perempuan selain
pacarnya sebagai selingan (yaitu teman tongkrongan dari diskotik).
D. Riwayat Menggunakan Jarum Suntik
Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan jarum suntik.
E. Stressor Psikosoial
Masalah dengan:
5

1. Orangtua

: tidak ada.

2. Anggota Keluarga Lain

: tidak ada.

3. Teman

: tidak ada.

4. Pekerjaan

: tidak ada.

5. Keuangan

: tidak ada.

6. pernikahan

: pasien belum menikah.

7. Hukum

: pasien ditangkap sebagai bandar napza.

F. Riwayat Berhubungan dengan Hukum


Psien pernah tertangkap sebagai bandar MDMA di Jerman pada tahun 2013.
Pasien dipenjara 2 hari dan belum diusut di pengadilan sampai saat ini. Pasien juga
pernah berkelahi pada tahun 2013 dan mencuri pada tahun 2009. Kedua tindakan
tersebut tertanngkap polisi tetapi tidak dipenjara.
G. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien tidak memiliki gangguan psikiatrik sebelumnya.
2. Riwayat Gangguan Medis
Pasien tidak memiliki gangguan medis sebelumnya. Pasien tidak pernah
menderita sakit kuning dan tidak menderita HIV.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
No

Jenis Zat

Opioid

Ganja

Kokain Alkohol Sedatif- Halusinogen Amfetamin Tembakau

1. Sejak umur
2.
Cara

14 tahun 17 tahun 12 tahun


Hisap
Hirup
Oral

Hipnotik
-

(MDMA)
17 tahun
Oral

12 tahun
Hisap

penggunaan
Frekuensi

10 linting 2 gr/hari botol,

1 kapsul/

1/2

minggu

bks/hari

ada

3.

pemakaian
dan kuantitas
4. Pemakaian 1
tahun

/hari
-

ada

1 kali/2
Ada

minggu
Tidak

ada

terakhir
6

5. Pemakaian 1

ada

ada

bulan

Tidak

ada

10 batang/

ada

6.

terakhir
Pemakaian

7.

yang terakhir
Alasan

2014

hari

2014

2012

Coba-coba Coba-

Coba-

coba

coba

pemakaian

2014

Hari ini

Coba-coba, Coba-coba
ingin tahu

pertama kali
H. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Prenatal dan Perinatal
Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah sakit yang menyebabkannya
dirawat maupun operasi. Pasien lahir normal, cukup bulan (9 bulan), ditolong oleh
dokter. Tidak ditemukan kelainan pada persalinan.
2. Masa Kanak Awal (0-3 Tahun)
Pasien diasuh oleh ibu kandungnya, ibu pasien dan ayah pasien bercerai
ketika pasien baru lahir (saat usia 3 hari). Pasien mendapat ASI dari ibunya
sampai berusia 2 tahun. Riwayat tumbuh kembang pasien saat masa kanak awal
dalam keadaan normal sesuai dengan tumbuh kembang anak seusianya.
3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Ketika pasien beranjak SD. Pasien tinggal bersama nenek dan buyutnya.
Pertama kali pasien bersekolah SD di Malang. Pasien tidak pernah bergaul selama
di Malang dengan teman-teman di sekitar rumahnya. Kemudian pasien pindah ke
Bali (villa buyutnya). Di Bali, pasien sering bergaul dengan anak-anak track
motor. Tetapi pasien cukup berprestasi ketika bersekolah SD di Bali (pernah
mendapat ranking 2). Pasien merupakan anak tunggal dari kedua orang tua
kandungnya dan pasien sangat disayang sekali dan dimanja oleh buyutnya.

4.

Masa Kanak Akhir dan Remaja

Pasien mengatakan bahwa pada masa ini, pasien selalu ceria, terbuka, mudah
bergaul dan memiliki banyak teman. Pasien sering bergaul dengan anak track
motor. Pasien menjadi sering bolos (terutama pada hari Senin) karena ingin
berkumpul dengan teman-teman track motor. Pasien bersekolah SMP hanya 2
tahun, kemudian pindah ke Jerman. Selama di Jerman, pasien tinggal serumah
dengan ibu kandungnya, ayah tirinya dan adik tirinya (3 orang). Pasien
mengatakan tidak ada masalah keluarga atau pasien cukup harmonis dengan ayah
tiri dan adik tirinya.
5.

Masa Dewasa

Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani SD di Malang dan Bali (6 tahun). Kemudian menjalani
SMP di Indonesia selama 2 tahun dan bersekolah di Jerman sudah 4 tahun. Di
Jerman pasien kembali menduduki kelas 6 SD karena tidak bisa berbahasa Jerman
dan saat ini pasien menduduki SMA kelas 1.
Riwayat Pekerjaan
Selama jadi pelajar di Jerman, pasien pernah menjalani kerja sampingan di
pabrik koran pada tahun 2013 dengan penghasilan 400 euro per bulan (1 euro
setara dengan Rp 16.000,-). Saat ini pasien sudah tidak bekerja di pabrik koran
tersebut.
Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah dan belum memiliki anak.
Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien merupakan penganut agama Isma. Pandangan dan penghayatan pasien
terhadap agamanya tidak dalam. Selama di Indonesia (SD dan SMP), pasien
mengaku bahwa pasien sholat 5 waktu terus-menerus, tetapi selama di Jerman
(sejak tahun 2009), pasien tidak pernah sholat 5 waktu.

Aktivitas Sosial
8

Ketika di Indonesia (SD dan SMP), pasien mengikuti pengajian dan les ngaji.
Selain itu, pasien juga ikut karate sewaktu di Malang dan pencak silat sewaktu di
Bali. Tetapi sealam di Jerman, pasien tidak memiliki aktivitas sosial. Pasien
mengikuti kick boxing dan muwatai di Jerman. Di Jerman, banyak tetangga di
sekitar rumah pasien yang menggunakan napza seperti ganja, kokain dan alkohol.
I.

Situasi Kehidupan Sekarang


Pasien merupakan anak tunggal. Pasien sekarang tinggal dengan ibu

kandung, ayah tiri dan adik tirinya di Jerman. Keadaan ekonomi cukup. Ibu pasien
bekerja sebagai fitness trainer dan ayah tiri pasien bekerja di perkantoran
penerbangan. Setelah keluar dari RSKO, pasien akan tinggal sementara di Pasar
Minggu oleh nenek dan pamannya, kemudiann akan kembali ke Jerman.
J.

Riwayat Keluarga
Di dalam keluarga, selain pasien, ada yang memakai napza, yaitu paman

pasien (Tn. A).


Genogram Keluarga

Keterangan:

= Laki-laki Sehat

= Pemakai NAPZA

= Perempuan Sehat
= Laki-laki Meninggal

= Tinggal Serumah

= Perempuan Meninggal

K. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupan


Pasien tidak suka merencanakan ke depan karena setipa hari pasien yakin
bahwa pasti ada rencana. Keinginan berhenti dari napza ada, tetapi keinginan
utnuk kembali memakai juga ada. Pasien memandang hidupnya biasa saja dan
pasien mengakui untuk memakai napza, pasien masih bisa mengontrol atau tidak
kecanduan. Pasien masih memiliki kekhawatiran akan masalah hukum di Jerman,
yaitu ketika pasien ditangkap polisi sebagai bandar napza. Pasien khawatir jika
kasusnya diusut tuntas dan sampai pada pengadilan, pasien akan dipenjara lama.
III.PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Berdasarkan pemeriksaan pada tanggal 3 Februari 2014 :
A. Deskripsi Umum
1. Kesadaran
Pasien kompos mentis. Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang.
2. Penampilan
Pasien

seorang

laki-laki

berpenampilan

sesuai

dengan

usianya,

berperawakan kurus, rambut lurus dan pandek, serta berkulit putih.


Mengenakan baju kaos putih dan celana pandek berwarna merah, tampak
bersih dan rapi dan menggunakan alas kaki. Kedua cuping telinga ditindik,
tetapi tidak ada anting. Pasien juga tidak memiliki tatto.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Selama pemeriksaan pasien tampak tenang, aktif berbicara.
10

4. Pembicaraan
Pasien berbicara banyak, spontan, cepat, lancar, intonasi dan volume
sedang, artikulasi jelas, intensitas suara sedang, dan perbendaharaan kata
banyak.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien menunjukkan sikap yang kooperatif.
B. Mood dan Afek
Mood

: Euthym.

Afek

: Luas.

Keserasian

: Terdapat keserasian antara emosi dan isi pembicaraan


(appropriate).

C. Gangguan Persepsi
Pasien tidak memiliki halusinasi, ilusi dan gangguan persepsi lainnya.
D. Pikiran
Proses dan Bentuk Pikir
Isi Pikir
E. Kesadaran dan Kognisi
1. Taraf Kesadaran
2. Orientasi
Waktu

: Koheren.
: Baik.
: Compos mentis.
: Baik, pasien mengetahui sudah berapa lama ia

Tempat

tinggal di RSKO.
: Baik, pasien mengetahui tempat pemeriksaan

Orang

dan dimana pasien berada.


: Baik, pasien mengenal pemeriksa dan perawatperawat dimana pasien dirawat.

3. Daya Ingat
Segera
Jangka Pendek

: Baik, pasien dapat menyebutkan 3 nama benda


yang disebutkan pemeriksa.
: Baik, pasien dapat menyebutkan kembali 3
kata tersebut setelah membicarakan beberapa
hal.
Baik, pasien dapat mengingat menu sarapan

Jangka menengah

Jangka Panjang

pagi.
: Baik, pasien dapat menceritakan sekolahnya
dimana dan riwayat penggunaaan napza.
11

4. Konsentrasi
Baik, pasien dapat menanggapi pengalihan pembicaraan dengan baik.
5. Perhatian
Baik, selama pemeriksaan, pasien dapat fokus terhadap pertanyaanpertanyaan yang diajukan pemeriksa.
6. Kemampuan Membaca dan Menulis
Baik, pasien dapat membaca tulisan yang ditunjuk pemeriksa dan
menuliskan sebuah kalimat.
7. Pikiran Abstrak
Baik, pasien dapat mengetahui persamaan jeruk dan apel adalah buah.
Pasien juga mengerti peribahasa yang umum seperti berakit-rakit ke
hulu, berenang-renang kemudian, pasien menjawab bersakit-sakit
dahulu, bersenang-senang kemudian.
8. Kemampuan Visuospasial
Baik, pasien mampu menggambarkan 2 bangunan berbentuk segi lima
dan menggambarkan sebuah jam.
9. Intelegensia dan Informasi
Intelegensia baik.
10. Kemampuan Menolong Diri
Baik, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sendiri.
F. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya selama wawancara.

G. Daya Nilai dan Tilikan


1. Daya Nilai Sosial
Baik, pasien bersikap sopan selama wawancara. Pasien juga menyadari
bahwa bunuh diri dan memakai napza tidak baik atau berdosa.
2. Uji Daya Nilai
Baik, ketika diberi pertanyaan mengenai apa yang akan dilakukan
pasien apabila menemukan dompet di jalan, maka pasien akan
mengembalikannya.
3. Penilaian Realita
Tidak terdapat gangguan dalam menilai realita, pasien tidak memiliki
gangguan persepsi seperti halusinasi, ilusi dan gangguan isi pikir
seperti waham.
4. Tilikan
Tilikan 5 yaitu pasien mengakui bahwa dirinya sakit tanpa menerapkan
pengetahuan tersebut untuk pengalaman di masa depan.
12

H. Taraf Dapat Dipercaya


Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya.
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internus (Pemeriksaan tanggal 3 Maret 2012)
Keadaan umum : Baik.
Kesadaran
: Kompos mentis.
Tekanan darah
: 120/70 mmHg.
Frekuensi napas : 20 x/menit.
Frekuensi nadi
: 80 x/menit, teratur, kuat angkat.
Suhu
: 36,5 0C.
Kulit
: Putih, kesan normal.
Kepala
: Tidak ada deformitas.
Rambut
: Hitam, lurus pendek, tidak mudah dicabut.
Mata
: Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik. Visus
normal pada OD dan OS.
: Telinga tidak ditemukan serumen, hidung tidak

THT

ditemukan deviasi septum, tenggorok tidak ada


Gigi dan mulut

kelainan.
: Tidak Terdapat karies gigi, lidah tenang, faring tidak

Leher
Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas

hiperemis.
: Pembesaran KGB (-).
: Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop(-).
: Simetris, vesikuler, rh-/-, wh-/-.
: Buncit, lemas, bising usus normal.
: Akral hangat, perifer cukup, edema (-).

B. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (Urin)


200325 Janurari
2007 2014
2009
:

2010

Di
Roko
k

Jerman:

2014
: negatif.

Cannabis

: negatif.

Opiate

: negatif.

Amphetamine

: negatif.

Coccain

: Positif.

Kokain

Alkohol

V. RESUME

2013
Benzodiazepine

(Pemakai

Ganja

Rokok

Kokain

Alkohol

Ganja
(Pemakai
dan
Bandar)
Alkohol

Detoksifik
asi di

RSKO

dan
Bandar)
MDMA
(Pemakai
dan
Bandar)
Ectasy
LSD
Ganja
Ketamin

13

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I

: (F19.22) Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan


Zat Multipel dan Zat Psikoaktif Lainnya, dengan Sindrom
Ketergantungan, Kini dalam Pengawasan Klinis dengan
Terapi Pemeliharaan.

Aksis II

: Z 0.3.2 Tidak ada diagnosis aksis II.

Aksis III : Tidak ada diagnosis.


Aksis IV

: Masalah berkaitan interaksi dengan hukum/kriminal (pasien


dapat dipenjara bila kasus tertangkapnya pasien di Jerman
sebagai bandar napza, diusut tuntas sampai pengadilan).

Aksis V

: GAF current = 75, GAF HLPY= 85.

VII. RENCANA TERAPI


1. Farmakoterapi.
Esilgan 2 mg (Estazolam)
: 1 x 1 tablet malam (jika sulit tidur).
Clobazam 10 mg
: 2 x 1 tablet (jika ada anxietas).
2. Psikoterapi suportif dan re-edukatif.
3. Rawat di detoksifikasi dan rehabilitasi NAPZA (pelayanan terpadu,
yaitu rehabilitasi medis dengan pendekatan Therapeutic Community
seperti yang ada di RSKO).
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam

: Bonam.

Quo ad funtionam

: Bonam.

Quo ad sanactionam

: Dubia ad Bonam.
14

15

Anda mungkin juga menyukai

  • Sampahbanget 1
    Sampahbanget 1
    Dokumen5 halaman
    Sampahbanget 1
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Sampah 1
    Sampah 1
    Dokumen3 halaman
    Sampah 1
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Dong Dongdong
    Dong Dongdong
    Dokumen1 halaman
    Dong Dongdong
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Sdacasda
    Sdacasda
    Dokumen5 halaman
    Sdacasda
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Sampah 10
    Sampah 10
    Dokumen12 halaman
    Sampah 10
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Laporan Penyuluhan DMT
    Laporan Penyuluhan DMT
    Dokumen6 halaman
    Laporan Penyuluhan DMT
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • HJGFVHGDCJ
    HJGFVHGDCJ
    Dokumen3 halaman
    HJGFVHGDCJ
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Wakakakakka
    Wakakakakka
    Dokumen3 halaman
    Wakakakakka
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Geografi Kelas X
    Geografi Kelas X
    Dokumen5 halaman
    Geografi Kelas X
    Sherty Amelia
    Belum ada peringkat
  • REFERAT Penyakit Menular Seksual
    REFERAT Penyakit Menular Seksual
    Dokumen20 halaman
    REFERAT Penyakit Menular Seksual
    Sel Via
    Belum ada peringkat
  • BANJARMASIN
    BANJARMASIN
    Dokumen7 halaman
    BANJARMASIN
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Kotbah Papa
    Kotbah Papa
    Dokumen3 halaman
    Kotbah Papa
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Terapi Dan Rehabilitasi Penyalahgunaan Napza
    Terapi Dan Rehabilitasi Penyalahgunaan Napza
    Dokumen11 halaman
    Terapi Dan Rehabilitasi Penyalahgunaan Napza
    Oktariza Rizkillah
    Belum ada peringkat
  • Case Individu Rsko
    Case Individu Rsko
    Dokumen13 halaman
    Case Individu Rsko
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • SOAL Menjodohkan Kls XI IIS
    SOAL Menjodohkan Kls XI IIS
    Dokumen1 halaman
    SOAL Menjodohkan Kls XI IIS
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Doa
    Doa
    Dokumen6 halaman
    Doa
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Tabel Follow Up
    Tabel Follow Up
    Dokumen1 halaman
    Tabel Follow Up
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Napas
    Napas
    Dokumen23 halaman
    Napas
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Pleno 1 Solo
    Pleno 1 Solo
    Dokumen3 halaman
    Pleno 1 Solo
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Makalah Presentasi Napza Kelompok 1
    Makalah Presentasi Napza Kelompok 1
    Dokumen36 halaman
    Makalah Presentasi Napza Kelompok 1
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Analisis Alokasi Waktu
    Analisis Alokasi Waktu
    Dokumen6 halaman
    Analisis Alokasi Waktu
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • PBL - Blok.30 12-13
    PBL - Blok.30 12-13
    Dokumen3 halaman
    PBL - Blok.30 12-13
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Cover Lagu Pujian
    Cover Lagu Pujian
    Dokumen3 halaman
    Cover Lagu Pujian
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Jawab Pertanyaan Berikut Ini
    Jawab Pertanyaan Berikut Ini
    Dokumen2 halaman
    Jawab Pertanyaan Berikut Ini
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Massa
    Massa
    Dokumen3 halaman
    Massa
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Pengguna Pembaca Layar
    Pengguna Pembaca Layar
    Dokumen3 halaman
    Pengguna Pembaca Layar
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Yagitu
    Yagitu
    Dokumen1 halaman
    Yagitu
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • BS One
    BS One
    Dokumen54 halaman
    BS One
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat
  • Mengapa Iklan Ini
    Mengapa Iklan Ini
    Dokumen2 halaman
    Mengapa Iklan Ini
    Diajeng Marta Triaji
    Belum ada peringkat