Pembimbing :
dr. Adhi Wibowo Nurhidayat, SpKJ, MPH
Disusun Oleh :
Muhammad Ihsan Sasraningrat
NIM: 108103000019
JAKARTA
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. M A R P.
: 036181.
Jenis kelamin
: Laki-laki.
Usia
: 18 tahun.
Agama
: Islam .
Pendidikan
: Tamat SLTP.
Pekerjaan
: Pelajar.
Status pernikahan
: Belum menikah.
Alamat
: 25 Januari 2014.
dibawa ke RSKO, padahal pasien mengira bahwa pasien akan dibawa ke RSKO
setelah 2 hari di Indonesia. Pasien mengaku bahwa pasien merupakan pengguna
banyak zat narkotika.
Dimulai pada tahun 2003, saat usia pasien 8 tahun, pasien sudah mencoba
rokok 1 hisap saja. Pasien hanya sekali mencoba karena ingin tahu. Kemudian
tidak mengkonsumsi rokok setelah itu.
Pada tahun 2007, saat usia pasien 12 tahun (kelas 1 SMP di Bali), pasien
mulai mengkonsumsi rokok secara rutin tiap hari. Pasien merokok kurang lebih
bungkus per hari. Pasien merokok dengan teman-teman tongkrongannya. Pasien
hanya ingin terlihat keren di depan teman-temannya dan atas kemauan sendiri
untuk merokok. Pasien mengaku tidak ada efek setelah pasien merokok. Pasien
juga mengkonsumsi alkohol, yaitu arak. Pasien mengaku mengkonsumsi alkohol
karena coba-coba dan minum alkohol saat berkumpul dengan teman-teman
tongkrongan pasien (dari bengkel / teman track motor). Pasien minum kurang
lebih 8 kali per bulan sebanyak botol.
Pada pertengahan tahun 2008 sampai dengan 2009 (6 bulan), pasien sempat
tidak merokok dan minum alkohol. Kemudian pada tahun 2009 (saat usia pasien
14 tahun), pasien bernagkat ke Jerman. Kemudian Ibu pasien menikah kembali di
Jerman. Pasien kembali menduduki bangku SD kelas 6 karena pasien tidak bisa
bahasa Jerman. Di Jerman pasien tinggal bersama ibu, ayah tiri dan saudara
tirinya. Pasien kembali mengkonsumsi alkohol pada tahun 2009. Alkohol yang
pasien minum adalah vodka, whiskey dan anggur kuat (alkohol lebih dari 40%).
Pasien minum 2 minggu sekali. Pasien minum bersama teman-teman tongkrongan
yang biasa pergi bersamanya ke diskotik di Frankfurt, Jerman. Pasien minum
hanya untuk kesenangannya berkumpul bersama teman-temannya saat ke
diskotik. Pasien tidak mersakan efek berarti dari minum alkohol. Selain alkohol,
pasien mulai mengkonsumsi ganja dengan dosis awal 20 linting sehari ketika
liburan sekolah di Jerman. Pasien menggunakan ganja dengan dihisap seperti
rokok. Setelah liburan sekolah, setiap harinya pasien mengkonsumsi ganja kurang
lebih 10 linting/hari. Pasien mendapatkan ganja awalnya dari teman sekolahnya
yang merupakan bandar ganja dan kokain (teman SMA, tetapi satu kawasan
sekolah dengannya). Pasien mengira awalnya itu rokok, kemudian pasien
mersakan
efek
rilex
dan
enak
setelah
mengkonsumsinya.
Jika
tidak
mengkonsumsi ganja, pasien tidak merasakan gejala sakau. Tidak ada halusinasi
3
apap pun ketika pasien memulai menggunakan ganja. Pasien tidak merokok sejak
berada di Jerman.
Pada tahun 2010 (usia pasien 15 tahun), pasien mulai pertama kali
mengkonsumsi kokain dengn cara dihitup. Pasien pertama kali menghriup kokain
sebanyak 8 strip. Pasien mendapatkannya dari sumber atau bandar yang sama,
yaitu teman SMA (teman tongkrongan pasien). Pasien merasakan efek semangat
dan memiliki energi yang lebih setelah menggunakan kokain. Saat itu pasien
hanya mengkonsumsi sekali saja. Pasien juga menjadi bandar ganja dan tetap
mengkonsumsi ganja 10 linting/hari setiap harinya. Pasien ingin menjadi bandar
karena agar dapat mengkonsumsi ganja tanpa harus mengelurakan uang lagi.
Pasien minum alkohol semakin sering dengan frekuensi 1-2 kali/minggu.
Pada tahun 2012 sampai tahun 2013 (1 tahun), pasien hanya mengkonsumsi
ganja dengan dosis dan frekuensi yang sama dengan sebelumnya, tetapi tidak
mengkonsumsi alkohol.
Pada tahun 2013, pasien mencoba mengkonsumsi MDMA, ecstasy, LSD.
Pasien juga menjadi bandar MDMA. Pasien mengkonsumsi MDMA dengan cara
diminum dan ditaruh di lidah (bentuk serbuk), atau diminum dalam bentuk
kapsul. Pasien menjadi bandar MDMA sejak memasuki dunia disco Techno.
Pertama kali pasien mencoba MDMA dengan frekuensi 1-2 kali/bulam sebanyak
1 kapsul setiap kali mengkonsumsi dan juga minum ecstasy pertama kali butir.
Kemudian setelah menjadi bandar, pasien mengkonsumsi MDMA sebanyak 1
kapsul/minggu, ecstasy 2 butir/minggu, LSD perangko/minggu. Pasien juga
menngkonsumsi zat lain seperti ketamin dengan cara diminum sebanyak 0,01
gr/kali minum dan mencapai 1 ons/hari. Pasien minum ketamin jika weekend saja
atau ketiak k diskotik. Sebagai bandar, pasien menjual MDMA, ecstasy, LSD,
speed (sejenis amfetamin), ganja, moxid (LSD sintetik), ketanes (ketamin
sintetik). Pasien mengaku menggunakan MDMA dan ectasy hanya rekresional
atau ketika kumpul dengan teman-temannya ketika ke disco. Pasien merasakan
efek semangat dan senang. Pasien juga merasakan pasien menjadi lebih tenang
atau tidak suka berkelahi karena memakai MDMA dan ectasy dibandingkan
sebelumnya. Jika tidak menggunakan pasien tidak pernah merasakan sakau.
Ketika pasien menggunakan LSD pasien merasa bahwa benda-benda di lukisan
dapat bergerak dan pemandangan yang pasien lihat lebih jelas (high quality).
Selama tahun 2013, pasien tetap mengkonsumsi ganja, tetapi dosis turun, 1-2
4
1. Orangtua
: tidak ada.
: tidak ada.
3. Teman
: tidak ada.
4. Pekerjaan
: tidak ada.
5. Keuangan
: tidak ada.
6. pernikahan
7. Hukum
Jenis Zat
Opioid
Ganja
1. Sejak umur
2.
Cara
Hipnotik
-
(MDMA)
17 tahun
Oral
12 tahun
Hisap
penggunaan
Frekuensi
1 kapsul/
1/2
minggu
bks/hari
ada
3.
pemakaian
dan kuantitas
4. Pemakaian 1
tahun
/hari
-
ada
1 kali/2
Ada
minggu
Tidak
ada
terakhir
6
5. Pemakaian 1
ada
ada
bulan
Tidak
ada
10 batang/
ada
6.
terakhir
Pemakaian
7.
yang terakhir
Alasan
2014
hari
2014
2012
Coba-coba Coba-
Coba-
coba
coba
pemakaian
2014
Hari ini
Coba-coba, Coba-coba
ingin tahu
pertama kali
H. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Prenatal dan Perinatal
Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah sakit yang menyebabkannya
dirawat maupun operasi. Pasien lahir normal, cukup bulan (9 bulan), ditolong oleh
dokter. Tidak ditemukan kelainan pada persalinan.
2. Masa Kanak Awal (0-3 Tahun)
Pasien diasuh oleh ibu kandungnya, ibu pasien dan ayah pasien bercerai
ketika pasien baru lahir (saat usia 3 hari). Pasien mendapat ASI dari ibunya
sampai berusia 2 tahun. Riwayat tumbuh kembang pasien saat masa kanak awal
dalam keadaan normal sesuai dengan tumbuh kembang anak seusianya.
3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Ketika pasien beranjak SD. Pasien tinggal bersama nenek dan buyutnya.
Pertama kali pasien bersekolah SD di Malang. Pasien tidak pernah bergaul selama
di Malang dengan teman-teman di sekitar rumahnya. Kemudian pasien pindah ke
Bali (villa buyutnya). Di Bali, pasien sering bergaul dengan anak-anak track
motor. Tetapi pasien cukup berprestasi ketika bersekolah SD di Bali (pernah
mendapat ranking 2). Pasien merupakan anak tunggal dari kedua orang tua
kandungnya dan pasien sangat disayang sekali dan dimanja oleh buyutnya.
4.
Pasien mengatakan bahwa pada masa ini, pasien selalu ceria, terbuka, mudah
bergaul dan memiliki banyak teman. Pasien sering bergaul dengan anak track
motor. Pasien menjadi sering bolos (terutama pada hari Senin) karena ingin
berkumpul dengan teman-teman track motor. Pasien bersekolah SMP hanya 2
tahun, kemudian pindah ke Jerman. Selama di Jerman, pasien tinggal serumah
dengan ibu kandungnya, ayah tirinya dan adik tirinya (3 orang). Pasien
mengatakan tidak ada masalah keluarga atau pasien cukup harmonis dengan ayah
tiri dan adik tirinya.
5.
Masa Dewasa
Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani SD di Malang dan Bali (6 tahun). Kemudian menjalani
SMP di Indonesia selama 2 tahun dan bersekolah di Jerman sudah 4 tahun. Di
Jerman pasien kembali menduduki kelas 6 SD karena tidak bisa berbahasa Jerman
dan saat ini pasien menduduki SMA kelas 1.
Riwayat Pekerjaan
Selama jadi pelajar di Jerman, pasien pernah menjalani kerja sampingan di
pabrik koran pada tahun 2013 dengan penghasilan 400 euro per bulan (1 euro
setara dengan Rp 16.000,-). Saat ini pasien sudah tidak bekerja di pabrik koran
tersebut.
Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah dan belum memiliki anak.
Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien merupakan penganut agama Isma. Pandangan dan penghayatan pasien
terhadap agamanya tidak dalam. Selama di Indonesia (SD dan SMP), pasien
mengaku bahwa pasien sholat 5 waktu terus-menerus, tetapi selama di Jerman
(sejak tahun 2009), pasien tidak pernah sholat 5 waktu.
Aktivitas Sosial
8
Ketika di Indonesia (SD dan SMP), pasien mengikuti pengajian dan les ngaji.
Selain itu, pasien juga ikut karate sewaktu di Malang dan pencak silat sewaktu di
Bali. Tetapi sealam di Jerman, pasien tidak memiliki aktivitas sosial. Pasien
mengikuti kick boxing dan muwatai di Jerman. Di Jerman, banyak tetangga di
sekitar rumah pasien yang menggunakan napza seperti ganja, kokain dan alkohol.
I.
kandung, ayah tiri dan adik tirinya di Jerman. Keadaan ekonomi cukup. Ibu pasien
bekerja sebagai fitness trainer dan ayah tiri pasien bekerja di perkantoran
penerbangan. Setelah keluar dari RSKO, pasien akan tinggal sementara di Pasar
Minggu oleh nenek dan pamannya, kemudiann akan kembali ke Jerman.
J.
Riwayat Keluarga
Di dalam keluarga, selain pasien, ada yang memakai napza, yaitu paman
Keterangan:
= Laki-laki Sehat
= Pemakai NAPZA
= Perempuan Sehat
= Laki-laki Meninggal
= Tinggal Serumah
= Perempuan Meninggal
seorang
laki-laki
berpenampilan
sesuai
dengan
usianya,
4. Pembicaraan
Pasien berbicara banyak, spontan, cepat, lancar, intonasi dan volume
sedang, artikulasi jelas, intensitas suara sedang, dan perbendaharaan kata
banyak.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien menunjukkan sikap yang kooperatif.
B. Mood dan Afek
Mood
: Euthym.
Afek
: Luas.
Keserasian
C. Gangguan Persepsi
Pasien tidak memiliki halusinasi, ilusi dan gangguan persepsi lainnya.
D. Pikiran
Proses dan Bentuk Pikir
Isi Pikir
E. Kesadaran dan Kognisi
1. Taraf Kesadaran
2. Orientasi
Waktu
: Koheren.
: Baik.
: Compos mentis.
: Baik, pasien mengetahui sudah berapa lama ia
Tempat
tinggal di RSKO.
: Baik, pasien mengetahui tempat pemeriksaan
Orang
3. Daya Ingat
Segera
Jangka Pendek
Jangka menengah
Jangka Panjang
pagi.
: Baik, pasien dapat menceritakan sekolahnya
dimana dan riwayat penggunaaan napza.
11
4. Konsentrasi
Baik, pasien dapat menanggapi pengalihan pembicaraan dengan baik.
5. Perhatian
Baik, selama pemeriksaan, pasien dapat fokus terhadap pertanyaanpertanyaan yang diajukan pemeriksa.
6. Kemampuan Membaca dan Menulis
Baik, pasien dapat membaca tulisan yang ditunjuk pemeriksa dan
menuliskan sebuah kalimat.
7. Pikiran Abstrak
Baik, pasien dapat mengetahui persamaan jeruk dan apel adalah buah.
Pasien juga mengerti peribahasa yang umum seperti berakit-rakit ke
hulu, berenang-renang kemudian, pasien menjawab bersakit-sakit
dahulu, bersenang-senang kemudian.
8. Kemampuan Visuospasial
Baik, pasien mampu menggambarkan 2 bangunan berbentuk segi lima
dan menggambarkan sebuah jam.
9. Intelegensia dan Informasi
Intelegensia baik.
10. Kemampuan Menolong Diri
Baik, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sendiri.
F. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya selama wawancara.
THT
kelainan.
: Tidak Terdapat karies gigi, lidah tenang, faring tidak
Leher
Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas
hiperemis.
: Pembesaran KGB (-).
: Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop(-).
: Simetris, vesikuler, rh-/-, wh-/-.
: Buncit, lemas, bising usus normal.
: Akral hangat, perifer cukup, edema (-).
2010
Di
Roko
k
Jerman:
2014
: negatif.
Cannabis
: negatif.
Opiate
: negatif.
Amphetamine
: negatif.
Coccain
: Positif.
Kokain
Alkohol
V. RESUME
2013
Benzodiazepine
(Pemakai
Ganja
Rokok
Kokain
Alkohol
Ganja
(Pemakai
dan
Bandar)
Alkohol
Detoksifik
asi di
RSKO
dan
Bandar)
MDMA
(Pemakai
dan
Bandar)
Ectasy
LSD
Ganja
Ketamin
13
Aksis II
Aksis V
: Bonam.
Quo ad funtionam
: Bonam.
Quo ad sanactionam
: Dubia ad Bonam.
14
15