Anda di halaman 1dari 8

PENGORBANAN TERINDAH UNTUK ANGGUN

*Karya Lusi Parwini, Ni Putu


Ra, Dara kamu dimana? Katanya kamu bawa kejutan buat aku.Ujar Anggun, gadis tuna
netra yang mencari seseorang yang baru saja bersamanya. Gadis itupun terus menggerakkan
kursi roda sampai di taman belakang rumahnya. Ketika sampai disana, terdengar suara Dara dan
seseorang sayup-sayup di belakang pohon mangga. Secara tak sengaja Anggun mendengar
percakapan mereka.
Aku gak nyangka keadaannya seperti ini, dan aku gak sanggup jalani hubungan
ini.suara seorang cowok yang rasanya dikenal Anggun. Rio, pacar Anggun. Apakah Rio akan
mutusin hubungan kita, setelah tahu keadaanku sekarang?tanyanya sedih dalam hati.
Jangan gitu Yo, kasiankan dia, dia pasti sedih kalau dia mendengar pernyataanmu tadi.
Terdengar suara Dara.
Tapi, hm, aku sayang kamu.perkataan Rio mengejutkan Anggun. Anggunpun
menghampiri Dara dan Rio.
Gila ya! kalian ngehianatin aku. Ujar Anggun sembari membalikkan badannya dan
menggerakkan kursi roda berbalik arah. Dara dan Rio segera mencegat Anggun dan mencoba
menjelaskan sesuatu.
Nggun, semuanya gak seperti yang kamu denger.jelas Dara
Apa?? jelas-jelas aku dengar Rio bilang cinta ma kamu, Ra.
Gak ada Nggun. Aku gak ada bilang cinta sama Dara tapiPenjelasan Rio yang
terpaksa tak berujung, nampaknya Anggun tidak mau tau apa yang dijelaskannya, baginya semua
itu hanya omong kosong. Bujukan yang tak ada artinya. Anggun tetep kekeh dan percaya pada
apa yang ia dengar barusan. Dengan bergerak tergesa-gesa, Anggun menghambur ke kamarnya
dan pintu pun sengaja dikuncinya rapat-rapat. Sementara itu Dara dan Rio menyusul Anggun dari
belakang.

tok, tok, tok.terdengar suara pintu kamar Anggun diketuk dan diiringi suara-suara Dara
dan Rio yang saling bersahutan memanggil Anggun serta hendak menjelaskan apa yang terjadi
sesungguhnya.
Pergi, Pergi kalian! Aku gak butuh penjelasan dari kalian, semuanya sudah sangat jelas.
Pergi!!Ucapnya sembari melempar bantal ke pintu, bukan hanya itu, boneka dan semua yang
ada dikamarnya diobrak-abrik, sebagai pelampiasan rasa amarah dan sedih yang luar biasa
berkecamuk dihatinya.
Sekarang aku tahu perasaan kamu sebenarnya ke aku Yo. Kamu gak cinta aku secara
tulus. Dulu aja, saat aku normal, bisa melihat, kamu bilang cinta mati ke aku. Tapi sekarang
setelah musibah 2bulan lalu menimpaku, kamu malah ninggalin aku Yo. Kamu malah pergi
kepelukan Dara, sahabatku sendiri. Kamu juga Dara, jelas-jelas kamu tahu aku sama Rio sudah 5
bulan pacaran tapi kenapa Rio malah kamu embat? Gerutunya dalam kamar yang sepi bisu.
Lama-kelamaan khayalan Anggun melayang jauh pada kejadian tragis yang menimpanya tempo
lalu.

Dua bulan yang lalu, Anggun, Dara, Maria, dan Fitri pulang bersama dengan
mengendarai sepeda. Sembari mengobrol dan bercanda empat gadis belia itu bersepeda dengan
santai. Tiba-tiba Anggun merasa haus, rasa haus yang begitu menyiksa tenggorokan Anggun.
Diapun langsung menyebrang jalan ke Supermarket. Awalnya Dara melarang Anggun ke

Supermarket itu, entah karena apa, padahal suasana jalan waktu itu sangat sepi. Tapi saking
hausnya Anggun tidak peduli, ia langsung mengayuh sepeda begitu saja. Tiba-tibamuncul sebuah
mobil Avansa silver dengan kecepatan tinggi menyambar tubuh Anggun. Anggunpun tak
sadarkan diri. Dan ketika ia terbangun,ia merasa aneh. Ia tak bisa melihat apapun. Semuanya
gelap. Keadaan ini ditanyakan pada mamanya. Terdengarlah suara tangisan Mama Anggun, dan
ternyata Anggun buta. Anggun yang tak percaya akan hal ini berontak. Dan mulai saat itu pula
kehidupan Anggun berubah drastis. Hidupnya hanya mengandalkan kursi roda dan bantuan orang
lain. Sebagian besar sahabatnya pergi ninggalin Anggun karena keadaannya sekarang. Hanya
Dara yang mau menemani hari-hari sepinya. Namun kini penghianatan membuat hati Anggun
semakin teriris dalam kesendirian.
Tiba-tiba

Tok,tok,tok.Terdengar

suara

pintu

kamar

Anggun

diketuk.

Sayang, buka pintu dong sayang, ini Mama.Bujuk Mama Anggun lembut dibalik pintu, yang
meluluhkan hati Anggun yang panas. Anggunpun membuka pintu. Seketika Anggun
menghambur dalam pelukan Mamanya.
Sayang kenapa ini? Kenapa berantakanMama Anggun heran, dan memeluk Anggun
balik. Seketika Anggun menceritakan semua kejadian di taman. Mama Anggun pun mencoba
sabar menghadapi emosi anaknya.
Sayang, jangan begitu! Mungkin saja apa yang kamu dengar tidak seperti apa yang
terjadi sesungguhnya sayang. Tidak mungkin kan Dara menghianati kamu. Sebaiknya kamu
dengarkan penjelasan mereka. Ujar Mama anggun sembari mengelus-elus rambut Anggun.
Tapi Ma, aku sudah mendengar dengan jelas Ma. Pendengaranku masih awas. Gak
mungkin salah, Ma aku mau sendiri.Ujar Anggun sembari melepaskan diri dari pelukan
Mamanya. Anggun mengunci diri di kamarnya. Tentunya menenangkan diri dengan segala
masalah ini.
Hari-hari Anggunpun mulai dipenuhi kesendirian lagi. Penuh dengan kesepian. Tiada lagi
suara renyah Dara yang menemani hari-harinya. Apabila Dara datang menemui Anggun, dia
menolak mentah-mentah. Dan begitulah seterusnya. Begitu sunyinya hidup Anggun yang
akhirnya membuat dia rindu akan keramaian. Akhirnya Anggun pun mencoba ke taman belakang
untuk memperoleh ketenangan.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki seseorang menuju tempat Anggun duduk
menghirup udara segar.

Nggun, kamu ada disini , aku cari kamu ke rumah tadi, kamunya gak ada. Nggun, aku
ingin menjelaskan kalau..
Cukup!! Cukup Ra, Gak ada yang perlu dijelasin lagi.Semuanya sudah jelas. Pergi,
pergi!Anggun segera memotong perkataan Dara, dia tak mau tau apa-apa lagi keburu rasa
marah dan kecewa telah menguasai hatinya. Anggun pun menggerakkan kursi rodanya dengan
susah payah, berusaha menghindari Dara.
Tiba-tiba, AWAS!!! Dara histeris sembari mendorong Anggun. Dan yang masih
terdengar jelas teriakan Dara yang lemah. Anggun hendak terbangun, namun buru-buru ia tak
sadarkan diri. Ketika ia terbangun, terdengar suara Mama dan Papa Anggun yang panik melihat
Anggun.
Pa, Ma, Dara mana? Dara gak apa-apa kan? Anterin Anggun ke rumah Dara sekarang
Ma, PaPinta Anggun lemah, panik, dan perasaannya mulai tidak enak.
Ehm Dara, Dara gak apa-apa kok? Tadi dia mau nengokin kamu tapi dia takut kamu
tolak Nggun Ya udah nak. Kamu istirahat yaUjar Mama Anggun terbata, beliau mulai
meninggalkan
Anggun dengan wajah sedih. Papa Anggun pun meninggalkan Anggun sendiri dengan
tatapan yang sama. ada apa sebenarnya? Entah apa yang disembunyikan dariku,batinnya.
Anggun mencoba tenang dan merebahkan diri di tempat tidur.
Tiba-tiba Dara datang dengan senyum yang tak pernah dilihatnya sebelumnya. Entah
mengapa Anggun merasa senang tak terkira.
Nggun. Kamu gak apa-apa kan. Nggun aku minta maaf telah membuat kamu kecewa
tapi
Nggak aku ikhlas Ra, aku ikhlasin Rio sama kamu, mungkin dia lebih bahagia sama
kamu.
Nggak Nggun. Nggak, percaya Nggun, Rio sangat mencintaimu. O ya, aku ingin
memberi sesuatu sebelum aku pergi. Kamu harus jaga kenangan yang ku beri.
Tapi, Ra, kamu mau pergi kemana? Jangan tinggalin aku Ra. Aku gak akan nolak kamu
lagi, kumohon, atau kamu boleh ajak aku ikut bersamamu.. Aku gak mau kamu pergi sendiri.

Jangan Nggun, jangan, aku harus pergi sendiri,selamat tinggal


Dara jangan tinggalin aku, Dara. Dara.Dara.Dara teriak Anggun.
Sayang, kamu kenapa?Ujar Mama Anggun dan Anggunpun terbangun.
Jadi semua ini mimpi, tapi mimpi itu seperti nyata, itu pasti isyarat Ma.Anggun
memeluk mamanya sembari menceritakan mimpi buruknya barusan.
Sayang, itu kan cuma mimpi,bunga tidur, jangan dipikirkan.Mama Anggun mengusapusap rambut Anggun dengan lembut.
Kring. terdengarlah suara telepon berdering, terpaksa Mama Anggun melepas
pelukan anaknya dan berlari ke ruang keluarga. Hal itu mulai membuat Anggun penasaran. Dan
Mama Anggun pun berbalik.
Nggun, ada berita bagus. Ada orang yang mau mendonorkan matanya untukmu.Ujar
mama Anggun yang membuat anak semata wajahnya senang bukan kepalang. Dengan semangat
Anggun diantar ke rumah sakit. Dalam perjalanan bibir mungil Anggun dipenuhi senyum
membayangkan dirinya bisa melihat lagi seperti semula.
Operasi pun dimulai, tangan-tangan ahli mulai melakukan kebolehannya dalam
mencangkok kornea mata. Dalam hitungan jam, operasi selesai. Anggun mulai membuka
matanya. Terang sungguh terang. Semua orang di ruangan itu dilihatnya 1 per 1. Dokter
,Perawat, Mama, Papa, Rio, Kak Siska, Mama Dara, tapi mana Dara? Tanya Anggun dalam hati.
Kak Siska, Dara mana? Rio, mana Dara? Ma, Pa, Tante kenapa Dara tidak kesini?
Tanya Anggun panik, namun seketika sunyi tak ada jawaban, hanya tatapan sedih yang
mengelilinginya. Anggun pun mulai terbangun.
Kak Siska mana Dara?Ujar Anggun sembari menggetarkan tubuh kakaknya Dara.
Ehm, Nggun. Ini titipan surat dari Dara. Selain itu ada bungkusan buat kamu. Rio
menyodorkan sepucuk surat dan bungkusan kepada kekasihnya itu. Dengan sigap Anggun
menerima dan buru-buru membaca surat dari sahabatnya itu.

Dear : Anggun
Nggun, mungkin saat kamu membaca surat ini aku sudah pergi O ya, maafin aku
karena aku tak sempat memberikan hadiah padamu sebelum aku pergi. Dan lewat surat inilah
aku memberikan kenangan untukmu sahabatku. Nggun, maafin aku juga ya, belum sempat
menjelaskan kalau aku dan Rio tidak ada hubungan apa-apa. Waktu itu Rio ngungkapin
perasaannya pada foto kamu, bukan aku. Percayalah Rio itu orangnya setia. Dan janjilah kamu
harus percaya sama Rio ,jika kamu sayang sama dia,Ok. Nggun, nanti kamu akan bisa melihat,
melihat seluruh isi dunia ini. Melihat semua keindahan yang telah Tuhan berikan. Tapi maaf, aku
gak akan bisa lagi menemani hari-harimu seperti dulu.Tapi tenang saja mataku akan terus
menemanimu, menemanimu melihat indahnya dunia, dan akan ikut menghadapi masa depanmu.
Dan kamu jangan sedih, aku tak mau kamu sedih. Bila kamu kangen sama aku, kamu bisa lihat
bintang, pasti kangenmu akan terobati, seperti dulu waktu aku kangen papa. Oya kalung yang
kita buat dulu sudah jadi. Simpan dan jaga baik-baik. Sekali lagi, Nggun jangan sedih Aku
akan selalu ada untukmu. Meskipun ragaku tak mungkin bersamamu lagi tapi aku selalu ada
dihatimu. Dan aku akan selalu menjagamu dan bersamamu.
By :
Dara

Seketika Anggun menangis,dia tidak menyangka sahabatnya itu begitu cepat


meninggalkannya.
Kak, Dara sudah meninggal! Kenapa kak? Kenapa semua orang tak memberitahuku?
Kenapa?Ujar Anggun sembari menahan tangis.
Dia meninggaldia meninggal gara-gara kamu! Gara-gara menyelamatkanmu dari
kecelakaan itu. Dia terluka parah dan akhirnya meninggal. Mata itu , mata Dara. Walaupun dia
sekarat dia tetap mikirin kamu, NggunJelas Kak siska ketus sembari menuding mata Anggun.
Anggunpun terdiam sejenak. Airmata Anggun terus menitik, bagai hujan lebat yang terjadi di
luar sana. Ia baru sadar dan menyesal seharusnya waktu itu ia memberi kesempatan pada Dara
untuk menjelaskan peristiwa di taman tempo hari. Anggun benar-benar menyesal.

Maafin aku kak. Maafin aku.Ujar Anggun tulus tapi Kak Siska malah memalingkan
wajahnya, dan pergi meninggalkannya, begitu pula yang lain. Mereka membiarkan Anggun
beristirahat setelah operasi, namun Rio tetap tinggal menemani Anggun.
Dara, Dara.. Aku gak sanggup tanpa kamu. Anggun memeluk foto Dara. Tak sengaja
ekor matanya memandang ke meja di samping ranjangnya. Diambilnya pisau disamping buah
apel. Entah kenapa, pisau itu malah ditancapkannya ke urat nadinya, untunglah Rio sigap
menangkisnya.
Nggun, jangan .. jangan Nggun Dara pasti sedih disana melihat kamu putus asa
seperti ini. Rio memeluk erat Anggun.
Tapi Yo, aku gak sanggup tanpa Dara , gara-gara aku dia pergi. Aku salah Yo, aku yang
harus pergi, bukan dia.Keluh Anggun diiringi tangis.
Sudahlah sayang, jangan bilang begitu. Mungkin ini sudah takdirnya.Rio mencoba
menenangkan Anggun. Anggun terdiam sementara air matanya membasahi baju yang dikenakan
Rio, namun Rio tak marah dibiarkannya gadis itu menangis dipelukannya. Asal itu membuatnya
tenang.
Ketika Matahari dan benda langit lainnya. Anggun mulai membuka jendela kamarnya.
Anggun kengen sama Dara. Dipandangnya langit, bintang-bintang yang gemerlap , mendadak
Anggun merasa tenang.
Dara, aku kangen kamu. Aku sekarang sadar, apa yang kita dengar gak seperti apa yang
terjadi sesungguhnya. Aku salah, tidak percaya padamu sepenuhnya. Gara-gara itu, aku harus
kehilangan kamu. Sekarang aku janji, aku akan percaya pada orang-orang yang aku sayang, jika
aku tak ingin kehilangan mereka. Ra.aku akan menyimpan dan menjaga apa yang telah kau
beri padaku. Mulai sekarang aku akan menata hidup baru tanpa kehadiranmu disisiku. Tapi
dihatiku kamu akan tetap ada dan selalu ada. Ujarnya dengan senyum semangat sembari
menatap bintang, menatap hari-hari baru dan masa depan yang kan menanti, dengan kenangan
indah bersama sahabatnya, Dara.

Selesai

PROFIL PENULIS
Nama saya Lusi Parwini, Ni Putu, sering dipanggil Lusi. Hobbi yang saya miliki
membaca cerpen dan novel. Saya berasal dari Bali.Alamat facebook : lusyparwini

Anda mungkin juga menyukai