Analisis kadar Cr pada mainan anak dapat dilakukan dengan menggunakan metode
spektrofotometri serapan atom (SSA) berdasarkan metode SNI ISO 8124-3:2010. Metode ini
memiliki kelebihan yaitu alatnya sensitif, mudah, murah, sederhana, cepat, dan cuplikan yang
diperlukan sedikit serta tidak memerlukan pemisahan pendahuluan (Khopkar 2002). Sistem
atomisasi yang digunakan pada SSA dapat berupa nyala dan elektrotermal. Pada percobaan ini,
sampel diukur dengan menggunakan teknik atomisasi nyala karena standar baku mutu krom pada
mainan anak >0.20 ppm. Sinar yang digunakan adalah lampu katoda berongga yang bersifat
spesifik untuk setiap logam.
Cara Kerja SSA
Analisis dengan cara SSA didasarkan pada penyerapan cahaya oleh atom bebas dari suatu unsur
pada tingkat energi terendah (ground state). Saat cahaya diserap oleh atom, maka satu atau lebih elektron
tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi. Penyerapan enargi cahaya ini berlangsung pada panjang
gelombang yang spesifik untuk setiap logam dan mengikuti hukum Lambert-Beer (Vandecasteele &
Block 1993).
NaOH dan CaCl
Aktivasi kimia merupakan metode yang sangat umum digunakan untuk mengaktivasi karbon
termasuk karbon kulit pisang dengan area permukaan sangat tinggi. NaOH merupakan salah satu
pereaksi paling efektif untuk mengaktivasi bahan organik. NaOH bisa lebih selektif dalam proses
aktivasi, menyebabkan reaksi yang lebih lokal dengan prekursor karbon dan lebih efektif untuk
material yang sangat teratur. Selain NaOH, CaCl 2 juga dapat digunakan untuk aktivasi karbon. Hasil
percobaan memperlihatkan bahwa aktivasi karbon melalui perendaman CaCl 2 dikombinasikan
dengan aktivasi fisika menghasilkan karakteristik terbaik untuk adsorben. Perendaman tersebut
digunakan sebagai pereaksi pendehidrasi yang akan mengabsorb garam. Penambahan konsentrasi
garam disebabkan oleh bertambahnya mineral yang diserap dan memperbesar pori-pori karbon.
(Rifqi Taqiuddin, dkk, 2011)
Latar belakang
Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat
pada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan
padatan tersebut
beberapa faktor yang mempengaruhi adsorpsi yaitu sifat adsorben, sifat serapan,
temperatur, pH dan waktu kontak.
Adsorpsi merupakan metode yang sangat menjanjikan karena harganya yang murah dan
memiliki kapasitas penyerapan yang tinggi. Sehingga dapat digunakan bahan alternatif
yaitu berbahan kulit pisang
Kulit pisang termasuk salah satu limbah pertanian yang sering kita jumpai. Jumlahnya
yang banyak pada lingkungan terkadang menjadi persoalan pada kebersihan lingkungan
salah satu kulit pisang dengan volume yang besar dan jumlahnya yang cukup banyak
ialah kulit Pisang Raja.
Untuk mengetahui kinerja bioadsorben dari kulit pisang raja berdasarkan faktor-faktor
yang mempengaruhinya terhadap adsorpsi kromium, maka dilakukanlah penelitian ini.
Rumusan Masalah
Sifat Adsorbat
adsorpsi zat terlarut tergantung pada kelarutannya pada pelarut.
Kenaikan kelarutan menunjukkan ikatan yang kuat antara zat terlarut dengan
pelarut.
Jika adsorbat memiliki kelarutan yang besar, maka ikatan antara zat terlarut
dan pelarut makin kuat sehingga adsorpsi akan semakin kecil karena sebelum
adsorpsi terjadi diperlukan energi yang besar untuk memecahkan ikatan zat
terlarut dengan pelarut.
Konsentrasi Adsorbat
Sifat Adsorben
Adsorpsi secara umum terjadi pada semua permukaan, namun besarnya
ditentukan oleh luas permukaan adsorben yang kontak dengan adsorbat.
Semakin banyak permukaan yang kontak dengan adsorbat maka akan semakin
besar pula adsorpsi yang terjadi.
Temperatur
Reaksi yang terjadi pada adsorpsi biasanya eksotermis, oleh karena itu
adsorpsi akan besar jika temperatur rendah.
Waktu Kontak dan Pengocokan
Waktu kontak yang cukup diperlukan untuk mencapai kesetimbangan
adsorpsi. Jika fasa cair berisi adsorben diam, maka difusi adsorbat melalui
permukaan adsorben akan lambat. Oleh karena itu, diperlukan pengocokan
untuk mempercepat proses adsorpsi.
pH (Derajat Keasaman)
adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan dengan penambahan asam-asam
mineral. karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam
organik tersebut, sebaliknya bila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan
menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akibat terbentuknya
garam.