WARDATUL BAIDHOI
WARDATUL BAIDHOI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
WARDATUL BAIDHOI
105096003181
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul Fraksinasi Senyawa Flavor Analog Daging pada Kacang
Hijau (Phaseolus radiatus L.) Hasil Fermentasi Melalui Membran
Mikrofiltrasi yang ditulis oleh WARDATUL BAIDHOI, NIM 105096003181
telah diuji dan dinyatakan.Lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14
JUNI 2010 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Kimia.
Menyetujui,
Penguji I,
Penguji II,
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Mengetahui,
PERNYATAAN
WARDATUL BAIDHOI
105096003181
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Pada Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Wardatul Baidhoi
105096003181
Menyetujui,
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kimia
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang proses pemurnian fraksi analog daging yang
diperoleh dari hasil proses flavoring melalui membran mikrofiltrasi pada kacang
hijau (Phaseolus radiatus L.) terfermentasi (kaldu nabati). Jenis membran yang
digunakan adalah membran mikrofiltrasi 0,2m dengan selang waktu proses 0,5,
30, 60 dan 90 menit pada variasi tekanan 4 dan 6 bar. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mandapatkan fraksi analog daging serta senyawa pembentuk nya dan
mengetahui pengaruh kondisi proses terhadap kandungan kimia hasil pemurnian.
Pemurnian terbaik diperoleh pada waktu proses 90 menit dan tekanan 6 bar. Hasil
analisa GCMS menunjukan bahwa fraksi analog (flavor analog daging) daging
terdiri dari 8 jenis senyawa, yakni Senyawa yang mengandung sulfur/nitrogensulfur, nitrogen, furan, pyran, aldehid, alkohol, ester-asam organik dan
hidrokarbon. Diperkirakan, senyawa penyusun utama serta yang berperan sebagai
flavor analog daging pada hasil pemurnian adalah 4-metil-5-hidroksietiltiazol
dengan presentase hasil identifikasi mencapai 70,99%.
Kata kunci : kaldu nabati, flavoring, mikrofiltrasi, flavor analog daging,
ABSTRACT
Have been conducted the research towards meat analogue fraction purification of
flavoring process result of fermented mung bean ( Phaseolus radiatus L.) through
Membrane. The membrane type used is microfiltration membrane 0,2m with an
interval time process 0,5, 30, 60 and 90 minute at pressure variation 4 and 6 bar. The
intention of this research is to get meat analogue flavor and the component which
personating it, and to know the influence of process condition. The result of best
purification obtained when purification process at 90 minute and the pressure is 6 bar.
The result of GCMS analysis showed that meat analogue fraction (meat analogue flavor)
consist of 8 compound type namely the compound containing sulfur/nitrogen-sulfur,
nitrogen, furan, pyran, aldehyde, alcohol, organic ester-asam and the hydrocarbon.
Estimated, the dominant compound and also which personating meat analogue flavor of
purification result is 4-metil-5-hidroksietiltiazol by presentase result of purification reach
70,99 %.
Keyword : vegetable broth, flavoring, microfiltration, meat analogue flavor
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kaldu Nabati
Menurut Standar Nasional Indonesia (1996) kaldu merupakan produk yang
diperoleh dari daging atau daging unggas. Kaldu ini diperoleh dengan cara
memasak bahan kaya protein dengan air. Pembuatan kaldu ini disertai dengan
penambahan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kriteria Uji
Keadaan :
Warna
Bau
Rasa
Nitrogen Total
Nitrogen Amino
Natrium Klorida
Lemak
Bahan Tambahan Makanan
Cemaran logam
Timbal dalam produk kering
Timbal dalam kemasan kaleng
Timah
Arsen
Tembaga
Satuan
Mg/L
Mg/L
Mg/L
Mg/L
g/L
g/L
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Cemaran mikroba
Mikroba patogen/spora
(clostridium botulinum untuk
produk kaleng)
Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI (1996)
Persyaratan
Normal
Normal
Normal
Min. 100 (kaldu daging, kaldu
daging unggas)
Min. 160 (kaldu daging sapi)
Min. 350 (kaldu daging lainnya)
Min. 210 (kadu daging lainnya)
Maks. 12,5
Min 3 (kaldu daging berlemak)
SNI. 01-0222-1995
Maks. 1,00
Maks. 0,50
Maks. 150
Maks. 1
Maks. 20
Negatif
Negatif
(a)
(b)
Gambar 1. Inokulum Rhizopus-C1 (Koji) (a) dan Crude kaldu nabati kacang hijau (b)
Savory flavor adalah istilah yang sering digunakan untuk rasa gurih. Savory
flavor dalam satu formulasinya terdapat berbagai macam komposisi, diantaranya
ekstrak daging, rempah-rempah dan asam amino. Savory flavor tersedia dalam
bentuk bubuk, pasta dan cair yang penggunaanya tergantung dari jenis produk.
Dalam bentuk bubuk biasanya terdiri dari filler berupa garam, gula, pati dan MSG
(Monosodium Glutamat). Bentuk cair, banyak terdapat pada minyak dalam mi
instan. Bentuk pasta terdiri dari campuran fraksi padatan dan cair, dapat terdiri
dari minyak dan pati.
Flavor analog daging merupakan flavor yang menyerupai flavor daging
sapi tetapi bahan dasarnya bukan dari daging sapi. Menurut Heinz (1978), analog
daging atau meat analog didefinisikan sebagai produk bernutrisi yang mirip
dengan daging tetapi tidak mengandung protein daging (protein hewani) atau
produk hasil samping daging. Analog daging dibuat menyerupai daging baik
dalam penampilan, textur dan rasa.
Flavor daging terdiri dari campuran senyawa yang diperoleh dengan cara
memanaskan non odorous prekusor (prekusor tidak berbau) yang bisa membentuk
senyawa volatil. Bila dibandingkan dengan tipe flavor buah- buahan dan flavor
lainnya, flavor daging tidak tersusun dari satu karakter senyawa volatil yang
dominan. Sejak ditemukannya teknik pembentukan flavor daging melalui proses
pemanasan, karakter senyawa volatilnya tergantung dari kondisi dan lama
pemanasan (Heinz 1978).
Beberapa senyawa volatil yang teridentifikasi pada daging terdiri dari 6
senyawa asam, 31 aldehid, 3 ester, 1 eter, 2 pirol, 25 alkohol, 23 keton, 19
hidrokarbon, 12 senyawa benzene, 11 lakton, 8 furan, 53 senyawa sulfur, 37
SH
2-Metil-3-furantiol
(1)
SH
SH
metanatiol
3-Merkapto-2-butanon
3-Merkapto-2-pentanon
(2)
(3)
(4)
SH
SH
O
O
2-Merkapto-3-pentanon
(5)
2,5-Dimetil-3-furantiol
(6)
Metional
(7)
Menurut Kerler (2000), senyawa yang terdapat pada daging yang direbus
adalah senyawa-senyawa sulfur seperti 2-metil-3-furantiol (1); 3-merkapto-2butanon (2); 3-merkapto-2-pentanon (3); metanetiol (4); 2-merkapto-3-pentanon
(5); 2,5-dimetil-3-furantiol (6); hidrogen sulfida dan metional (7). Senyawa
tersebut dapat terbentuk dari prekusor. Prekusor adalah suatu senyawa yang
digunakan untuk mendapatkan senyawa flavor melalui suatu reaksi kimia.
Prekusor pembentuk substansi flavor daging adalah gula pentosa bebas atau
10
berikatan seperti ribosa, ribosa fosfat dan inosin fosfat. Prekusor lainya adalah
senyawa yang mengandung sulfur seperti thiamin, cystein, glutation dan metionin
(Erickson, 1991). Dalam Tabel 2 berikut terdapat beberapa komponen senyawa
volatil aroma daging sapi.
Tabel 2. Komponen senyawa volatil aroma daging sapi
Tipe senyawa
Jumlah senyawa teridentifikasi
Alifatik hidrokarbon
Alisiklik hidrokarbon
Terpenoid
Alifatik alkohol
Alifatik aldehid
Alifatik keton
Alisiklik keton
Alifatik asam karboksilat
Lakton
Alifatik ester
Alifatik eter
Alifatik amin
Senyawa Klor
Senyawa benzena
Senyawa sulfur (bukan heterosiklik)
Furan dan derivatnya
Tiopen dan derivatnya
Pirol dan derivatnya
Piridin dan derivatnya
Pirazin dan derivatnya
Oksazole dan oksazoline
Tiazole dan tiazoline
S-heterosiklik
Lain - lain
Sumber : Lawrie (1995)
73
4
8
46
55
44
8
20
32
27
5
20
10
86
68
43
40
20
17
54
13
29
13
12
11
+
RNH
.
Glukosa
Glukosilamin
Glukosilamin
Ketosamin
12
-2H2O
-RNH2
Ketosamin
3-Deoxyoson
Pembentukan aldehid yang merupakan hasil dari reaksi antara asam amino
dan senyawa dikarbonil disebut sebagai degradasi strecker. Jumlah atom karbon
pada aldehid yang terbentuk sebanyak jumlah atom karbon pada asam amino
dikurang satu. Merkaptoasetaldehid merupakan aldehid yang terbentuk dari
degradasi streker cystein, terbentuk juga enaminol pada proses ini, dua senyawa
ini bereaksi satu sama lain membentuk hidrogen sulfida dan asetaldehid (Acree,
1993).
Berikut adalah hasil dari degradasi streker Cystein:
Asetaldehid
Hidrogen
Sulfida
Cystein
Merkaptoasetaldehid
13
dengan tiamin (vitamin B12) dan gula pentosa yakni Xylosa digunakan sebagai
pembentuk rasa daging. Beberapa prekusor yang biasa digunakan dalam proses
reaksi flavor seperti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Prekusor dasar dalam reaksi flavoring
No.
Golongan Prekusor
Jenis Prekusor
Asama Amino
Gula pereduksi
Vitamin
Thiamin
Senyawa sulfur
Nukleotida
Asam
Pembentukan flavor dipengaruhi oleh jenis gula, asam amino, pH, suhu dan
lama proses. Pada umumnya, industri penghasil
menggunakan rentang pH antara 4 sampai 5,5 dan rentang suhu antara 100-140C
(Kerler, 2000).
14
15
Modul
Retentat
Umpan (feed)
Membran
Permeat
Gambar 2. Skema proses pemisahan dengan membran (Mulder,1996)
16
tersebut tipis dan mikroporus. Pori-porinya sangat kecil dan monodispersi, poripori tersebut menahan partikel-partikel yang akan tersaring, tetapi dapat dilalui
dengan cepat oleh cairan dan zat terlarut yang kecil. Hal ini menunjukan bahwa
membran
mikrofiltrasi
berbeda
dengan
kebanyakan
media
penyaring
(a)
(b)
Gambar 3. Membran mikrofiltrasi (a), pemasangan membran mikrofltrasi pada modul (b)
17
C permeat
R = 1
C feed
x100%
dimana:
R
= Rejeksi (%)
Cpermeat = Konsentrasi partikel dalam permeat
Cretentat = Konsentrasi partikel dalam umpan (feed)
Nilai R tidak tergantung dari satuan konsentrasi. Nilai R bervariasi antara 0100%. Nilai R 100% artinya pemisahan partikel sempurna, dalam hal ini
membran ideal dan nilai R sama dengan 0% artinya partikel larutan bebas
melewati membran.
Penurunan kinerja membran ditunjukkan dengan fluks yang semakin
menurun seiring dengan semakin lama waktu filtrasi. Penurunan fluks dapat
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain polarosasi konsentrasi, adsorbsi,
pembentukan lapisan gel dan penyumbatan pada membran. Faktorfaktor tersebut
menyebabkan terjadinya fouling pada membran (Mulder, 1996).
18
4. Cake filtration
Terjadi jika ukuran partikel sangat kecil dan memiliki sifat-sifat gel jika
berada dalam keadaan terakumulasi.
20
molekul-molekul yang terpisah tersebut diubah menjadi ion-ion gas dan massanya
diukur melalui suatu detektor sehingga menghasilkan spektrum massa (m/Z)
(Sudjadi, 1985).
Instrumen GCMS didasarkan pada pemisahan sifat-sifat fisik zat organik
yang mudah menguap pada pemanasan termostabil dengan fase gerak berupa gas
inert, yang dikombinasikan menggunakan detektor berupa spektrum massa untuk
mengetahui berat molekul relatif dan jenis senyawa dari setiap puncak grafik yang
dihasilkan. Sampel yang dapat dianalisis dengan menggunakan GC-MS, harus
memenuhi beberapa syarat, diantaranya :
1. Dapat diuapkan sampai suhu ~ 4000C
2. Secara termal stabil (tidak terdekomposisi pada suhu ~ 4000C
3. Sampel lainnya dapat dianalisis setelah melalui tahap preparasi khusus.
Transfer massa antara fase bergerak dan diam (cairan dengan titik didih
tinggi) terjadi bila molekul campuran terserap di dalam pori-pori partikel, laju
perpindahan suatu molekul zat terlarut tertentu di dalam kolom berhubungan
dengan bagian molekul tersebut diantara fase bergerak dan fase diam. Jika ada
perbedaan penahanan secara selektif, maka masing-masing komponen keluar dari
kolom pada interval yang berbeda (Khopkar, 1990).
Sampel dalam keadaan gas akan dibombardir dengan elektron yang
berenergi tinggi pada detektor. Tumbukan antara sebuah molekul organik dengan
salah satu elektron berenergi tinggi menyebabkan lepasnya sebuah elektron dari
molekul itu dan terbentuk suatu ion organik. Ion organik yang dihasilkan oleh
pemborbardir elektron berenergi tinggi ini tidak stabil dan pecah menjadi fragmen
21
kecil, baik berbentuk radikal maupun ion-ion lain. Spektrometer massa akan
mendeteksi fragmen bermuatan positif (Fessenden dan Fessenden, 1986).
22
analisis spektrum massa. Pompa vakum tipe kedua adalah pompa vakum
rendah, yang berfungsi untuk mengurangi tekanan udara luar. Sistem ini
diperlukan agar ion-ion tidak mengalami reaksi dengan partikel lain dan
mengurangi reaksi ion molekuler.
7. Penganalisis Massa (Mass Analyzer)
Mass Analyzer terdiri dari empat batang logam yang diberi muatan, baik
positif (+) maupun negatif (-) yang memiliki fungsi selektivitas untuk
molekul berion pada voltase yang diinginkan.
8. Detektor
9. Sistem pengolah data
Adapun skema instrumentasinya, dapat dilihat pada Gambar berikut:
Interface
Ion Source
Analyzer
Detector
Vacuum system
Data system
Instrument Kontrol
1. Data acquistion
Analys
2. Data Processing
3. Data Storage
2.6.
Spektrofotometri UV-VIS
23
24
4. Detektor
Detektor berfungsi untuk mengubah cahaya menjadi arus listrik (potosensitive
detector). Ketika cahaya dengan panjang gelombang tertentu melalui larutan
kimia yang diujikan, sebagian cahaya tersebut akan diabsorbsi oleh larutan.
Hukum Beers yang dikembangkan pada tahun 1852 oleh J.Beers menyatakan
secara kuantatif adsorbsi ini sebagai: s
Log I0/IT = .L.C.*)
Keterangan :
I0 = intensitas cahaya sebelum melewati sampel
IT = intensitas cahaya setelah melewati sampel
= koefisien ekstingsi, yaitu konstanta yang tergantung pada sifat alami
dari
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.2 Bahan
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini berupa Kaldu nabati
kacang hijau (crude kaldu) dari fermentasi garam selama 24 minggu pada suhu
30C menggunakan inokulum Rhizopus-C1 yang diperoleh dari Pusat Penelitian
26
Kimia LIPI PUSPITEK Serpong. Bahan kimia yang digunakan adalah HCl,
NaOH, K2SO4 (Merk), H2SO4, Na2SO4 (Merk), NaCO3 (Merk), CuSO4 (Merk),
Methyl blue, Na thiosulfat, Folin, Asam asetat, CuCl2, Buffer borat, KOH, LCystein (Biogen), Tiamin-HCl (Biogen), Xilosa (Biogen), Trisodium fosfat, Asam
borat, Thymolftalein, Sodium Thiosulfat, Reagen Nelson, NaKTartrat, KI, larutan
pati, methyl red, n-heksana, arsenomolibdat.
27
gula pereduksi, n-amino dan intensitas aroma daging (Lampiran 2). Autolisat ini
selanjutnya digunakan untuk proses flavoring.
28
29
: Shimadzu QP2010
Suhu injektor
: 280 oC
Suhu kolom
: 40oC
Suhu detektor
: 280 oC
Gas pembawa
: Helium
Tekanan
: 86,9 Kpa
Total flow
: 82,4 ml/m
Aliran kolom
Split ratio
: 50
Jenis kolom
Jenis pengion
30
Ampas
Umpan (feed)
Pemurnian dengan membran
mikrofiltrasi 0,2m frekuansi
20 Hz, tekanan 4 dan 6 bar
selama 0,50, 30, 60 dan 90
menit
Retentat
Permeat sebagai
Flavor analog daging
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
32
akan masuk dalam sistem substrat yang ditandai dengan kenaikan kandungan
fraksi gurih sebagai asam-asam amino, peptida terlarut dan perubahan
keseluruhan komposisi substrat (Susilowati dkk, 2008).
Proses flavoring yang dilakukan pada suhu 100 C dan pH 5,5 selama 3
jam menghasilkan autolisat berflavor analog daging dengan kandungan kimia
yang berbeda dari autolisat sebelum flavoring. Penambahan padatan prekusor
menyebabkan total padatan berubah menjadi 23,14%. Kandungan lemak pada
hasil flavoring turun menjadi 0,59%, penurunan kadar lemak dimungkinkan
karena terurainya lemak menjadi asam-asam lemak yang disebabkan oleh adanya
proses pemanasan.
Pada autolisat hasil proses flavoring, kandungan total protein (33,743%),
protein terlarut (23,5 mg/mL) dan N-amino (5,5 mg/mL) serta intensitas aroma
daging yang sangat kuat (berdasarkan hasil uji intensitas dengan sulfur meaty
sebagai standar). Hal ini mengindikasikan bahwa telah terbentuk senyawasenyawa penyusun flavor daging karena adanya proses flavoring.
Reaksi Maillard antara prekusor yang terjadi pada proses Flavoring
membentuk senyawa flavor analog daging seperti senyawa furfural yang berasal
dari hasil reaksi antara xylosa dan cystein. Ketosamin yang terbentuk dari hasil
pengaturan kembali (amadori rearrangement) kehilangan 1 molekul air dan
membentuk 2- furfural, seperti terlihat pada reaksi berikut ini:
33
HN
O
C
C
OH
HO C
H2
C
HS
OH
HO C
OH
CH2OH
HO C
H
H
OH
OH
CH2OOH
-H2O
H
OH
SH
-CH2SHNH
OH
CH2OH
CH2OH
ketosamin
CH2OOH
ketosamin
CH
C
OH
Xylosamin
Cystein
HN
SH
HOH2C
Xylosa
C
H
CH
H
CH
NH2
3-deoxyoson
CHO
2-Furfural
Trihiolan
34
[O]
N
NH2
Thiamin
OH
HO
4
4-metil-5-hidroksietilthiazo
35
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 11. Crude kaldu (A), Autolisat (B), Penambahan prekusor (C)
dan Autolisat berflavor analog daging (D).
sebesar 6,8%,
36
dengan kadar total padatan yang lebih kecil, maka akan mempermudah proses
pemurnianan. Meskipun telah melalui tahap pengenceran, berdasarkan hasil uji
intensitas aroma analog daging, aroma daging yang tercium masih kuat.
Proses pemisahan dengan menggunakan membran mikrofiltarsi 0,2 m
akan menghasilkan permeat dan retentat. Permeat merupakan bagian yang
melewati membran.
membran.
37
menahan padatan dalam retentat lebih tinggi dari pada permeat di awal pemurnian
sampai 90 menit pemurnian. Pada 90 menit pemurnian, total padatan retentat
adalah 6,69% dan permeat adalah 5,21%. Begitu pula tekanan 6 bar, pada 90
menit pemurnian total padatan retentat adalah 6,07% dan 4,56% pada permeat.
Seperti ditunjukkan pada Tabel 4. Tingginya nilai total padatan retentat dikedua
tekanan dikarenakan kemampuan sistem mikrofiltrasi 0,2m yang mampu
menyebabkan tertahanya suspensi dan senyawa makromolekul yang terkandung
dalam bahan seperti lemak, karbohidrat dan protein yang akan berkumpul di
permukaan membran.
Tabel 4. Kandungan total padatan hasil proses pemurnian mikrofiltrasi
Jenis Analisis
Waktu
Proses
Retentat
Tekanan 4
Tekanan 6
bar
bar
60 Menit
4,42
4,95
5,095
4,82
5,08
5,04
5,38
6,06
5,86
5,7
6,07
6,1
90 Menit
5,21
4,565
6,69
6,07
0,5 Menit
Total Padatan
(%)
Permeat
Tekanan 4
Tekanan 6
bar
bar
30 Menit
Terlihat pula bahwa semakin tinggi tekanan maka semakin tinggi pula
nilai total padatan, baik pada permeat maupun retentat. Pada tekanan 6 bar lebih
banyak padatan tertahan dari pada 4 bar. Semakin lama waktu pemurnian, total
padatan cenderung semakin meningkat, hal ini sebanding dengan adanya nilai
fluks yang cenderung semakin turun. Penurunan nilai fluks ditunjukan pada
Gambar 12.
38
120
110.23
102.21
Fluks (L/m2.Jam )
100
80
60
55.89
52.78
40
39.22
36.78
33.61
31.83
20
0
0
30
60
90
120
39
40
Nilai kadar garam pada retentat 6 bar 30 menit, 60 menit dan 90 menit
masing-masing adalah 1,3913%, 1,4045% dan 1,4575%. Sedangkan kandungan
kadar garam pada permeat dengan tekanan dan rentang waktu yang sama masingmasing adalah 1,206%, 1,206% dan 1,193%. Sedangkan pada tekanan 4 bar,
kandungan garam retentat lebih rendah dari pada retentat di tekanan 6 bar di
rentang waktu yang sama, yaitu 1,4045%, 1,4178% dan 1,484%. Nilai kadar
garam permeat cenderung turun di waktu 90 menit pemurnian.
Tabel 5. Kandungan kadar garam hasil proses pemurnian mikrofiltrasi
Jenis Analisis
Kadar Garam
(%)
Waktu
Proses
Permeat
Tekanan 4
Tekanan 6
bar
bar
Retentat
Tekanan 4
Tekanan 6
bar
bar
0,5 Menit
1,259
1,206
1,378
1,2985
30 Menit
1,2455
1,206
1,4045
1,3913
60 Menit
1,2455
1,206
1,4176
1,4045
90 Menit
1,2455
1,193
1,484
1,4575
41
Jenis Analisis
Kadar Lemak
(%)
Permeat
Tekanan 4
Tekanan 6
bar
bar
Retentat
Tekanan 4
Tekanan 6
bar
bar
0,5 Menit
0,8984
0,6844
0,468
0,5293
30 Menit
0,576
0,1874
0,8889
0,4514
60 Menit
0,5422
0,4739
0,9755
0,4857
90 Menit
0,615
0,4232
0,808
0,627
Pada tekanan 6 bar, lebih banyak lemak yang tertahan di retentat, begitu
pula di permeat. Kandungan lemak di retentat pada waktu proses 30, 60 dan 90
menit masing-masing adalah 0,4514%, 0,4857% dan 0,6270%, pada permeat di
masing-masing waktu proses adalah 0,1847%, 0,4739% dan 0,4231%. Sedangkan
kandungan lemak retentat 30, 60 dan 90 menit pada tekanan 4 bar masing-masing
adalah 0,8889%, 0,9755% dan 0,8080% dan pada permeat 30, 60 dan 90 menit
adalah 0,576%, 0,5422% dan 0,6150%.
Semakin lama waktu proses pemurnian, kandungan lemak pada permeat
cenderung meningkat di kedua tekanan. Hal ini diduga terdapat pertikel-partikel
lemak berukuran kurang dari 0,2m yang diperoleh dari proses emulsifikasi
melalui homogenisasi, sehingga lolos dalam permeat dan hanya partikel lemak
berukuran lebih besar dari 0,2 m yang dapat tertahan pada permukaan membran
(Moerniati, 2009).
4.2.2.4. N-amino
Hasil perhitungan Analisis Variansi (Lampiran 7, Tabel 32) menunjukkan
bahwa faktor tekanan proses dan waktu proses serta interaksi antara keduanya
tidak berpengaruh nyata pada taraf 5 % terhadap kadar n-amino, tetapi jenis hasil
42
proses pemurnian yakni permeat dan retentat serta interaksi antara jenis hasil
pemurnian dengan waktu proses berpengaruh nyata pada taraf 5% terhadap kadar
N-amino.
Berdasarkan analisis uji lanjut Duncan pada taraf 5% (Lampiran 7, Tabel
34) terdapat perbedaan yang nyata pada nilai rata-rata n-amino pada permeat dan
retentat. Perbedaan ini disebabkan oleh sistem mikrofiltrasi yang mampu
meloloskan n-amino (0,01-0,1m) dalam permeat.
Seperti ditunjukkan pada Tabel 7, pemurnian fraksi analog daging kaldu
nabati kacang hijau berflavor analog daging dengan menggunakan mikrofiltrasi
0,2m pada tekanan 4 dan 6 bar menghasilkan konsentrasi n-amino yang tertinggi
di permeat pada 90 menit. Konsentrasi n-amino di tekanan 6 bar adalah 6,34
mg/mL dan pada tekanan 4 bar sebesar 5,48 mg/mL. Sedangkan pada retentat 90
menit di tekanan 6 bar dan 4 bar berturut-turut adalah 3,46 mg/mL dan 5,19
mg/mL. Hal ini disebabkan karena ukuran partikel asam amino yang berkisar
antara 0,01-0,1m, sehingga memungkinkan lolosnya n-amino pada membran
mikrofiltrasi 0,2 m.
Tabel 7. Kandungan n-amino hasil proses pemurnian mikrofiltrasi
Jenis Analisis
N-Amino
(mg/mL)
Waktu
Proses
Permeat
Retentat
Tekanan 4
bar
Tekanan 6
bar
Tekanan 4
bar
Tekanan 6
bar
0,5 Menit
6,34
3,75
6,34
4,9
30 Menit
4,9
3,46
5,19
4,03
60 Menit
5,48
4,04
5,47
3,75
90 Menit
5,48
6,34
5,19
5,18
43
44
Gula
Pereduksi
(mg/mL)
Waktu
Proses
Permeat
Tekanan 4
Tekanan 6
bar
bar
Retentat
Tekanan 4
Tekanan 6
bar
bar
0,5 Menit
262,5
125
200
150
30 Menit
168,75
187,5
237,5
187,5
60 Menit
181,25
200
200
162,5
90 Menit
200
162,5
250
250
45
bahwa protein terlarut lebih banyak lolos dalam permeat di 60 menit pemurnian
yaitu 6,63mg/mL dan turun di 90 menit pemurnian menjadi 5,9mg/mL. Pada
retentat, kandungan protein terlarut di 60 menit lebih rendah dari permeat yaitu
5,1 mg/mL dan meningkat di 90 menit menjadi 6,35mg/mL, hal ini disebabkan
telah terjadi fouling di 90 menit pemurnian.
Tabel 9. Kandungan protein terlarut hasil proses pemurnian mikrofiltrasi
Jenis Analisis
Protein
terlarut
(mg/mL)
Waktu
Proses
Permeat
Retentat
Tekanan 4
bar
Tekanan 6
bar
Tekanan 4
bar
Tekanan 6
bar
0,5 Menit
5,83
6,05
6,25
5,78
30 Menit
5,93
6,43
5,88
60 Menit
6,63
5,95
5,1
6,23
90 Menit
5,9
6,18
6,35
5,65
Pada tekanan yang lebih tinggi yaitu 6 bar lebih mampu mendorong lebih
kuat sehingga kandungan protein terlarut semakin meningkat dan pada 90 menit
pemurnian mencapai 6,18 mg/mL sedangkan pada retentat adalah 5,65mg/mL
setelah sempat banyak tertahan di 60 menit pemurnian yakni sebesar 6,23 mg/mL.
46
Total Protein
(%)
Waktu
Proses
Permeat
Tekanan 4
Tekanan 6
bar
bar
Retentat
Tekanan 4
Tekanan 6
bar
bar
0,5 Menit
29,31
37,81
33,79
32,49
30 Menit
26,38
25,6
33,87
32,47
60 Menit
26,63
27,77
34,34
27,23
90 Menit
27,28
32,72
29,86
39,55
47
48
Tabel 11. Intensitas flavor analog daging hasil proses pemurnian mikrofiltrasi
Jenis Analisis
Waktu
Proses
Intensitas
flavor analog
daging
0,5 Menit
30 Menit
60 Menit
90 Menit
Permeat
Tekanan 4
Tekanan 6
bar
bar
3
3
3
3
Retentat
Tekanan 4
Tekanan 6
bar
bar
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
Seperti terlihat pada Tabel 11, proses pemurnian tidak terlalu mengubah
intensitas aroma daging bila dibandingkan dari awal pemurnian. Aroma masih
terasa tajam bahkan di retentat 4 bar pada 60 dan 90 menit pemurnian
intensitasnya menjadi sangat tajam.
Berdasarkan hasil pengukuran beberapa parameter kimia yang sudah
dilakukan, dapat dikatakan bahwa kondisi proses terbaik adalah pada tekanan 6
bar dan 90 menit pemurnian. Hal ini didasarkan pada hasil analisa statistik pada
komposisi kimia yang telah dilakukan, terutama pada nilai n-amino, protein
terlarut dan total protein.
Tabel 12. Kandungan kimia dan intensitas flavor analog daging pada
permeat 6 bar 90 menit
Kandungan kimia
Konsentrasi
4,565
1,193
0,4232
N-amino (mg/mL)
6,34
162,5
6,18
32,72
49
4.2.3.
Nitrogen Sulfur
sulfur
Nomor
puncak
4
Waktu
Retensi
3,776
7,537
1,94
8,157
1,02
12
9,602
1,14
15
11,535
1,43
17
12,288
0,94
19
20
12,870
13,281
2,32
22,89
22
14,866
1,55
26
17,117
0,87
31
22,359
0,96
32
22,461
0,88
37
24,000
0,94
46
30,509
1,52
48
38,417
1,40
50
41,400
1,39
Jumlah % area
Nitrogen
3
% Area
Nama Senyawa
BM
0,91
122
Rumus
Molekul
C4H7ClS
116
C5H8OS
161
C6H11NO2S
173
C4H7N5O3
130
C3H2N2O2S
220
C11H12N2OS
161
143
C6H8ClNS
C6H9NOS
185
C8H11NO2S
132
C5H12N2S
229
C11H19NO2S
192
C9H2OS2
235
C8H9N7S
163
C6H13NO2S
182
C8H10N2OS
132
C5H12N2S
277
C14H19N3O3
440
C24H28N2O6
231
C10H17NO5
123
117
C6H9N3
C5H11NO2
N,N-Dietilthiokarbamid
42,1
2,964
0,90
16
11,756
1,52
21
14,667
1,30
23
27
15,075
17,852
1,72
0,90
4-piperidinon,1,2,5-trimetil,o(4-nitrofenil)oksim
Dekanediamida,N,N-dibenzoiloksi
1-(tert-Butoksikarbonil)4hidroksiprolin
5-Dimetilaminapirimidin
Isoamilnitrit
50
Piran
33
22,942
0,82
39
24,678
1,04
41
25,075
1,16
42
26,230
1,59
45
30,258
0,81
47
31,132
0,89
49
39,989
1,34
16,000
13,99
1,34
27,285
1,54
Jumlah % area
24
44
Jumlah % area
Furan
4,444
0,88
4,703
1,15
9,266
24,876
12,592
0,99
1,06
4,08
0,81
16,634
1,12
Jumlah % Area
Aldehid
C7H14ClN
192
C8H12N6
193
C6H6F3N3O
129
C2H2ClF2NO
208
C12H20N2O
97
C6H11N
250
C7H5N5O3
Undekil 1-thioheksapiranoid
Metil 4,6-Obenzilideneheksapiranosid
350
C17H34O5S
282
C14H18O6
132
C5H8O4
174
C6H7FO5
194
112
C7H14O4S
C6H8O2
102
C5H10O2
158
C8H14O3
3,4-Dihidroksi-5-metildihidrofuran
Furan-2-on,3,4-dihidroksi-5[1-hidroksi-2-floroetil
Etil 1-thiopentafuranosid
(5-Metil-2-furyl)metanol
1,3-siklopentanadiol
9-oksa-bisiklo[3,3,1]nonana2,7-diol
1,93
19,889
1,42
130
C7H14O2
23,357
1,42
1,52
1,52
1-Tetradekena
194
C14H26
2,055
0,39
235
C9H17NO2S2
2
7
11
2,193
6,499
9,429
1,86
3,06
0,95
74
132
182
C3H6O2
C4H4O5
C12H14O3
13
9,849
1,05
338
C17H32Cl2O2
14
10,883
1,07
190
C7H10O6
29
21,501
8,74
256
C16H32O2
30
21,850
1,37
270
C17H34O2
34
36
38
23,301
23,604
24,233
1,67
8,40
1,28
254
312
156
C16H30O2
C20H40O2
C9H16O2
43
27,126
2,25
224
C4H4Cl4O2
28
Jumlah % Area
Hidrokarbon
35
Jumlah % Area
Asam organikEster
147
2,88
10
40
Jumlah % Area
18
Alkohol
25
3-kloro-1-etilpiperidin
1,2,4-Triazol,4-amina, 5metil-3-(3,5-dimetilpirazol-1yl)
Imidazol, 2-trifloroasetamino1-metil
Asetamid,2-klor-2,2-difloro
2-Isopropiloktahidro-2H-1,2benzoksazin-3-karbonitril
1,5-Dimetil-2,3-dihidro-1Hpyrorol
4-[(4-Asetil-3-metil-1Hpirazol-5-yl)metil
Jumlah % Area
Asam sikloheksankarboksilat,
2-[(aminaetil)dithio]
Asam propanoat
Asam oksaloasetat
Asam 5-okso-6-fenilheksanoat
Asam dikloroasetat, 3pentadekil ester
Asam 1,3,4-trihidroksi-5oksosikloheksankarboksilat
Asam palmitat
Metil 2,6,10trimetiltridekanoat
Asam 9-Hexadekanoat
Asam eikosanoat
1-Metilsikloheksil asetat
Metil 2,2,3,3-tetraklorometil
ester
32,09
51
52
H2-COH
+ 3H2O
R2COOCH
H-COH
+ 3 RCOOH
H2-COH
R3COOCH2
RCOOH
Asam lemak
Gliserol
Trigliserida
R'-OH
R-C=O
H2O
OR'
Asam lemak
Alkohol
Ester
Furan dan piran termasuk senyawa penyusun flavor analog daging yang
terbentuk melalui degradasi karbohidrat pada reaksi mailard (Bailey, 1998). Pada
hasil analisa ini ditemukan sebanyak 4,08% Furan dan 2,88% pyran. Furan sering
dideskripsikan sebagai aroma roasted pada kaldu nabati, sauce, kopi, dan
seasoning. Sedangkan piran merupakan senyawa nitrogen yang dideskripsikan
sebagai aroma caramel (Susilowati, 2009).
Aldehid yang teridentifikasi sebanyak 1,42% merupakan hasil dari
degradasi strecker antara L-Cystein dengan senyawa karbonil (K.B. de Roos,
1992). Dari hasil identifikasi juga terdapat 1 senyawa hidrokarbon sebanyak
1,52%, senyawa ini kemungkinan dihasilkan dari reaksi antara asam amino
dengan gula sebagai senyawa intermediet pada tata ulang Amadori dalam reaksi
Maillard sebagai turunan 1-Deoxyosones (Bailey, 1998). Alkohol teridentifiksi
sebanyak 1,93%, diperkirakan sebagai hasil samping dari proses fermentasi.
53
4.2.3.2. Permeat
Hasl identifikasi Pada permeat ditemukan 40 senyawa yang terdiri dari
golongan senyawa yang tidak jauh berbeda dengan hasil identifikasi pada feed.
Hasil identifikasi ditunjukkan pada Tabel 14.
Tabel 14. Senyawa teridentifikasi pada permeat
Jenis
Senyawa
Senyawa
NitrogenSulfur/
sulfur
Nomor
puncak
Waktu
Retensi
% Area
4,900
0,01
1,2,3-Triazol,4florodinitrometil-1-metil
131
C5H9NOS
11
8.085
0,10
2-Thiopenethiol
116
C4H4S2
23
12,861
0,22
Klomethiazol
161
C6H8ClNS
25
13,319
70,99
4-metil-5Hidroksietilthiazol
143
C6H9NOS
32
18,585
0,11
Furfuril-metil-sulfida
128
C6H8OS
33
18,754
0,05
2-Metil-6-thiopurin
166
C6H6N4S
172
C10H21NO
156
C4H4N4O3
Jumlah % Area
Senyawa
Nitrogen
B
M
Rumus
Molekul
71,48
N-(tert-Butil)-3,3dimetilbutanamida
4-Amina-2,6-dihidroksi-5nitrosopirimidin
13
8,595
0,08
17
10,252
0,16
27
15,084
0,56
2,6-Dimetil-3-isopentilpirazin
178
C11H18N2
29
16,447
0,64
2,3,5-Trimetil pirazin
122
C7H10N2
30
16,943
0,27
3-Alil-2,5-dimetilpirazin
148
C9H12N2
35
19,579
0,78
Tekomin
179
C11H17NO
36
20,567
0,11
Pirorol (1,2)-pirazin-1,4dion,heksahidro-3-(2metilpropil)
210
C11H18N2O2
38
21,675
0,10
3-Butil-2,5-dimetilpirazin
164
C10H16N
39
22,625
0,07
2-Isopentil-3,5-dimetillpirazin
192
C11H18N2
41
23,690
0,06
247
C11H9N3O4
42
24,653
1,30
139
C7H13N3
43
28,117
0,34
123
C6H9N3
146
C7H14OS
114
C6H10O2
Jumlah % Area
Piran
Nama Senyawa
2,6-Piridindiol,3-[(2,4dihidroksifenil)azo]
4-Pirazolmetanamin,1-etil-3metil
5-Dimetilaminapirimidin
4,47
4,251
0,02
5,933
0,09
Etil tetrahidro-2H-piran-2-yl
sulfida
5,6-dihidro-4-metoksi-2Hpiran
54
19
11,300
1,08
3,5-Dihidroksi-6-metil-2,3dhidro-4H-piran-4-on
144
C6H8O4
28
16,067
6,65
3,4-anhidroheksopiranosa
162
C6H10O5
34
19,255
0,09
3,3,8-Trimetil-6-okso-3,4,6,7tetrahidro-1H-piran
218
C12H14N2O2
Jumlah % Area
Furan
7,93
4,423
0,01
Etil-amino-2-deoksi-1thiopentafuranosid
193
C7H15NO3S
10
7,912
0,41
Furfural, 5-metil-
110
C6H6O2
12
8,467
0,11
144
C6H8O4
15
9,237
0,05
130
C6H10O3
22
12,059
0,07
130
C6H10O3
Jumlah % Area
Alkohol
0,65
4,289
0,54
2,3-Butadienol
90
C4H10O2
7,247
0,09
1-Nitrometil-1-sikloheksanol
159
C7H13NO3
16
9,754
13,17
Gliserol
92
C3H8O3
20
11,642
0,07
Heksanediol
118
C6H14O2
Jumlah % Area
Aldehid
(0,24%)
13,87
4,081
0,05
2-Furankarboksaldehid
96
C5H4O2
31
18,319
0,11
n-Heptaldehid
114
C7H14OS
21
11,724
0,08
4-Benzoiloksi-1morfolinosikloheksena
287
C17H21NO3
n-Tridekana
184
C13H28
Jumlah % Area
Hidrokarbon
26
0,24
13,951
Jumlah % Area
Ester dan
asam
organik
2,4-Dihidroksi-2,5-dimetil3(2H)-furanon
2(3H)-Furanon, dihidro-3hidroksi-4,4dimetil
2(3H)-Furanon, 5etoksidihidro
0,18
0,18
6,866
0,14
1-Butoksi-2-propanol asetat
174
C9H18O3
7,578
0,52
158
C8H14O3
14
8,967
0,03
Asam 5-noninoat
154
C9H14O2
18
10,458
0,19
Asam 2,4-pentadienoat
98
C5H6O2
24
13,108
0,04
1-Metil-1-(4metilensikloheksill)etil
pentanoat
238
C15H26O2
37
21,484
0,18
Asam palmitat
256
C16H32O2
40
23,586
0,11
Asam oktadekanoat
284
C18H36O2
Jumlah % Area
1,21
55
memiliki
presentase
terbesar
yakni
70,99%.
Diperkirakan senyawa inilah yang sangat berperan sebagai flavor analog daging.
Senyawa ini merupakan hasil degradasi thiamin. Menurut Guntert et al. (1992),
Thiamin merupakan salah satu prekusor yang berperan dalam terbentuknya aroma
daging dan sering dideskripsikan sebagai aroma daging panggang. Senyawa
pembentuk aroma daging tersebut terbentuk dari hasil degradasi thiamin karena
adanya proses pemanasan.
Gambar 13. Spektrum massa dari senyawa target pada puncak ke-25 dan hasil
library dengan indeks kesamaan 93% (4-metil-5-hidroksietilthiazol)
56
N
S
HO
4-metil-5-hidroksietilthiazol
4-metil-5-hidroksietilthiazo
(8)
Pola fragmentasi dari spektrum massa di atas adalah sebagai berikut:
CH2
m/Z = 112
OH
m/Z = 85
m/Z = 143
-C5H8ON (m/Z = 98)
C
S
m/Z = 45
57
4.2.3.3. Retentat
Berbeda dengan hasil identifikasi feed dan permeat, pada retentat yang
merupakan hasil samping dari proses pemurnian, hanya ditemukan 3 golongan
senyawa. Seperti ditunjukkan pada Tabel 15 asam lemak dan hidrokarbon banyak
ditemukan di retentat.
Tabel 15. Senyawa teridentifikasi pada retentat
Jenis Senyawa
Nomor
puncak
1
Waktu
Retensi
2,027
%
Area
3,97
2,270
1,62
11
21,516
22,19
12
21,854
7,95
14
23,225
3,75
15
23,311
4,45
16
23,372
0,51
17
23,601
18
BM
Rumus Molekul
254
C16H30O2
262
C10H15F5O2
Asam palmitat
256
C16H32O2
284
C18H36O2
322
C21H38O2
254
C16H30O2
318
C21H34O2
10,02
Etil palmitat
Asam 11,14-eikosadinoat, metil
ester
Asam 9-heksadekanoat
Metil(Z)-5,11,14,17eikosatetranoat
Asam stearat
280
C18H32O2
23,699
10,19
Etil 9-oktadekanoat
310
C20H38O2
19
24,057
4,46
Etil tridekanoat
242
C15H30O2
20
24,689
1,17
Tert-pentil laurat
270
C17H34O2
21
26,116
0,44
Dioktill adipat
370
C22H42O4
22
26,267
0,29
387
C18H33Cl3O2
23
26,310
1,38
Hexadekil trikloroasetat
(6Z,13Z)-6,13-oktadekadienil
asetat
308
C20H36O2
Jumlah % Area
Nama Senyawa
Asam 11-siklopentildekanoat
Asam Pentafloropropionoat,
heptil ester
72,39
58
Hidrokarbon
2,074
15,47
1-Etil-2-metilsiklopentan
112
C8H16
2,763
2,07
2,3,4-Trimetilpentan
114
C8H18
2,894
2,75
2,3,3-Trimetilpentan
114
C8H18
3,935
0,74
2,2-Dimetilheptan
128
C9H20
9,207
0,93
2,7-Dimetiloktan
142
C10H22
14,042
2,82
n-Tridekana
184
C13H28
17,742
0,40
3-Tetradekana
196
C14H28
10
19,966
0,60
1-Hexadekana
224
C16H32
13
21,972
0,77
3-Eikosana
280
C20H40
1-(2,2-Dimetilsiklopentil)
etanon
140
C9H16O
Jumlah % Area
Keton
24
26,55
26,370
Jumlah % Area
1,38
1,38
masing-masing
sebanyak
71,48%
dan
4,47%
dan
tidak
59
teridentifkasi pada retentat yang merupakan hasil samping dari proses pemurnian.
Seperti terlihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Perbandingan Jumlah % Senyawa Hasil identifikasi GCMS pada feed, Permeat
dan Retentat
Jenis senyawa
Nitrogensulfur/sulfur
Nitrogen
Jumlah % Senyawa
Jumlah % Senyawa
Jumlah % Senyawa
Umpan (Feed)
Permeat
Retentat
42,1
71,48
13,99
Piran
Furan
2,88
4,47
7,93
4,08
1,28
Alkohol
1,93
13,87
Aldehid
1,42
0,24
Hidrokarbon
1,52
0,18
26,55
32,09
1,21
72,39
1,38
Berat molekul senyawa pada permeat rata-rata adalah di bawah 200 g/mol,
yakni diantara 92-193 g/mol. Dari 43 senyawa hanya 7 senyawa dengan berat
molekul antara 210-287 (Tabel 14). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
senyawa flavor analog daging dapat dimurnikan dengan membran 0,2m, dapat
dikatakan demikian karena ukuran partikel senyawa yang kurang dari 0,2m
sebanding dengan berat molekul senyawa yang lebih kecil pula.
Pada retentat yang merupakan hasil samping dari proses pemurnian
mengandung partikel tertahan dengan ukuran yang lebih besar dari 0,2m yang
sebanding dengan berat molekul yang lebih besar, hal ini ditunjukkan dengan
hasil GCMS pada retentat dimana senyawa teridentifikasi mempunyai berat
molekul antara 112-387 g/mol (Tabel 15), dan rata-rata berat molekulnya adalah
diatas 200 g/mol.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Membran mikrofiltrasi 0,2 m dapat digunakan dalam mendapatkan fraksi
analog daging. Kondisi proses pemurnian berpengaruh terhadap kandungan
total padatan, kadar garam, kadar lemak, n-amino dan total protein pada hasil
pemurnian.
2. Kondisi optimal mikrofiltrasi tercapai pada tekanan 6 bar dan 90 menit waktu
pemurnian. Diindikasikan dengan meningkatnnya komposisi kimia pada
permeat, yaitu N-amino (6,34 mg/mL) dan total protein (32,72%) serta masih
tajamnya intensitas flavor analog daging. Hal ini sebanding dengan
meningkatnya kandungan senyawa pembentuk flavor analog daging.
3. Hasil identifikasi senyawa pembentuk flavor analog daging dengan GCMS
terdiri dari senyawa nitrogen, nitrogen sulfur, sulfur, hidrokarbon, ester dan
asam lemak, aldehid, keton. Diperkirakan, senyawa Nitrogen-sulfur/sulfur dari
golongan thiazol yakni 4-metil-5-hidroksietiltiazol merupakan senyawa yang
berperan sebagai senyawa flavor analog daging sebesar 70.99%.
61
5.2. Saran
Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang pengembangan hasil
pemurnian ini sebagai end-product. Kandungan senyawa analog daging yang
cukup tinggi presentasenya berdasarkan hasil penelitian, memungkinkan
digunakanya permeat untuk flavor daging sebagai alternatif ekstrak daging. Hasil
penelitian ini juga sangat berpotensi untuk diaplikasikan penggunaanya sebagai
seasoning agent. Seperti pada retentat (produk samping dari proses pemurnian)
dengan kandungan kimia dan intensitas flavor daging yang masih tinggi, masih
bisa dimanfaatkan untuk produk seperti pasta.
62
DAFTAR PUSTAKA
Acre, Terry and Roy Teranishi. 1993. Flavor Science, Sensible Prinsiple and
Tehniques. USA: ACS Profesional Refference Book
Allan, K.S., dan J.C. Sidney. 1980. Soybeans: Chemistry and Technology Volume
1 AVI Publishing Company Inc Westport, Connecticut
Anonim.
2005.
Membrane
Technology
for
Process
Industry.
http:www.pcims.com/images/TP 105.5us.pdf; PCI Membrane system
Inc., Milford USA
Aspiyanto, 2002, Penerapan Teknologi Membran Di Bidang Pangan, Prosiding
Seminar Tantangan Penelitian Kimia, Pusat Penelitian Kimia Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Bailey, M.E. 1998. Maillard Reactions and Meat Flavour Development, di dalam
F. Shahidi., Flavor of Meat, Meat Products and Seafoods, Second
edition. Blacklie Academic & Profesional Departemen of Biochemistry
Memorial University of New Foundland St Johns, New Foundland:
Canada.
Beuchat, L.R. 1983. Fermented food of Orient, Rehm H.J. dan Reed, G.
Boitechnology, Vol. 5. Weinheim
Cheryan, M. 1992. Membran Technology in Food and Bioprocessing, didalam
R.P. Singh, dan M.A. Wirakartakusumah, (eds), Advances in Food
Engineering, CRC Press Inc., Boca Ratan, Florida.
David J, Rowe. 1998. Aroma Chemicals for Savory Flavors. Oxford Chemicals,
North Gare, Seaton Carew, Hartlepool, UK
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1996. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Edisi Pertama. Bhratara; Jakarta
Erickson, Robert E. 1991. Thermal and Enzymatic Conversions of Precusors to
Flavor Compounds. Washington, DC : American Chemical Society
Frazier, W. dan D. Westhoff. 1988. Food Microbiology. New Delhi: Tata
McGraw-hill publishing Company, Limited
Fessenden RJ. dan Fessenden JS. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta; Erlangga
63
64
Moerniati, Sri. 2009. Proses Pemurnian Autolisat dari Kacang Merah (Phaseolus
vulgaris L.) Terfermentasi oleh Rhizopus sp-PL-19 sebagai Flavor
Savory melalui membrane mikrofiltrasi. P2K LIPI Serpong
Muchtadi, Dedy. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Bogor : Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor
Mulder, M.H.V. 1996. Basic Principles of Membrane Technology, Kluwer
Academic Publishers, Dordecht, The Netherlands.
Nagodawithana, Tilak W. 1994. Savory flavors dalam Bioprocess Production of
flavor, fragarance, and colour Ingridients. John Wiley & Sons, inc.
Ouwelend, Godefridus A.M. van den and Leonard Schutte. 1978. Flavor
Problems in The Application of Soy Protein Materials as Meat
Subtituens. Di dalam George C. Flavor of Foods and Bavarages
Chemistry and Technology. New York: Academic Press.
Paulson, D.J. 1995. Membranes the Finest Filtration. By: Introduction to
Crowssflow Membrane Technology. Published in filtration news.
http//www.enviromental-expert.com/articlelll.htm
Pelczar, M.J dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar Dasar Mikrobiologi 2 penerjemah
Ratna Sari Hadioetomo,dkk. Jakarta: UI-Press
Pudji Rahayu, Winiati. 2001. Penuntun Praktikum Penelitian Organoleptik.
Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian IPB
Sabariman, M. 1987. Perubahan Mikrobiologi Selama Fermentasi Garam pada
Pembuatan Tauco Secara Tradisional. Fateta, Institut Pertanian Bogor
Scott, K dan R Hugges. 1996. industrial Membrane Separation Technology.
Blackie Academic and Professional; Glassow
Setyaningsih, D. 1998. Karakteristik Sensori dan Profil Peptida Filtrat Moromi
Setelah Fraksinasi Dengan Ultrafiltrasi, Tesis Pasca Sarjana Program
Studi Ilmu Pangan, IPB, Bogor
SNI 01-4218-1996 di dalam Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1996.
Daftar Komposisi Bahan Makanan. Edisi Pertama. Bhratara; Jakarta
Soeprapto, H.S. 1998. Bertanam Kacang Hijau, Penebar Swadaya; Jakarta
Sudjadi. 1985. Penentuan Struktur Senyawa Organik. Jakarta; Ghalia Indonesia
Susilowati, Agustine. Hakiki Melani dan Aspiyanto. 2006. Pembentukan Ester
Dan Asam Asam Organik Sebagai Komponen Flavor Savory Melalui
Fermentasi Garam Pada Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L.) Oleh
Inokulum Rhizopus Sp-Pl7. P2K LIPI Serpong
65
66
LAMPIRAN 1
RANCANGAN PERCOBAAN
Rancangan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancangan
acak kelompok (RAK) dengan dua kali ulangan proses dan menggunakan tiga
faktor perlakuan yaitu:
A = Jenis hasil pemurnian
B = Tekanan membran
C = Waktu proses
Dengan faktor dari masing masing perlakuan tersebut adalah sebagai
berikut :
A1 = Permeat
A2 = Retentat
B1 = Tekanan 4 bar
B2 = Tekanan 6 bar
C1 = Waktu proses 0,5 menit
C2 = Waktu proses 30 menit
C3 = Waktu proses 60 menit
C4 = Waktu proses 90 menit
Maka jumlah perlakuan pada penelitian ini adalah 2x2x4 = 16 dengan dua
kali ulangan. Tabel matriks ditunjukkan pada Tabel 17.
67
4 bar (B1)
6 bar (B2)
Waktu Proses (C)
90
0,5
menit
menit
(C4)
(C1)
0,5
menit
(C1)
30
menit
(C2)
A1B1C1
A1B1C2
A2B1C1
60
menit
(C3)
30
menit
(C2)
60
menit
(C3)
90
menit
(C4)
= Hasil observasi dari unit eksperimen ke-I yang memperoleh taraf ke-i
dari faktor A, taraf ke-j dari faktor B dan taraf ke-k dari faktor C
Ai
Bj
Ck
(AB)ij
Pengaruh interaksi taraf ke-i dari jenis hasil proses pemurnian, taraf ke-j
dari tekanan membran
(AC)ik = Pengaruh interaksi taraf ke-i dari jenis hasil proses pemurnian, taraf ke-k
dari waktu proses
(BC)jk = Pengaruh interaksi taraf ke-j dari tekanan membran, taraf ke-k dari
waktu proses
(ABC)ijk = Pengaruh interaksi taraf ke-i dari jenis hasil proses pemurnian, taraf kej dari tekanan membrane dan taraf ke-k dari waktu proses
ijk
Pengaruh galat/error dari faktor A ke-i, faktor B taraf ke-j, faktor C taraf
ke-k dan ulangan ke l (l=2)
68
Sumber
keragaman
Kelompok
Perlakuan
Derajat Bebas
JK
KT
F hitung
r1
ijk 1
JKK
JKP
i1
JK(J)
KT(J)/db
KT(J)/ KTG
j1
JK(F)
KT(F)/db
KT(F)/ KTG
k1
JK(T)
KT(T)/db
KT(T)/KTG
AB
(i 1)(j 1)
JK(JF)
KT(JF)/db
KT(JF)/KTG
AC
(i 1)(k 1)
JK(JT)
KT(JT)/db
KT(JT)/KTG
BC
(j 1)(k 1)
JK(FT)
KT(FT)/db
KT(FT)/KTG
ABC
Galat/error
Total
(i 1)(j 1)(k
1)
(r 1)(ijk 1)
rijk - 1
Ftabel
5%
-
KTG/db
-
SSR 5%
LSR 5%
Nilai Rata-Rata
perlakuan
Taraf nyata 5%
KTG /2 x SSR 5%
69
LAMPIRAN 2
1. ANALISA KOMPOSISI KIMIA
1. Total Padatan (Metode Gravimetri, AOAC 1990)
Analisis Total Padatan dilakukan dengan menggunakan cara Jacob (1958).
Cawan dipanaskan pada suhu 105oC selama 30 menit kemudian didinginkan
dalam desikator sampai suhu kamar. Beratnya ditimbang sampai konstan. Sampel
ditimbang (1 gram) pada cawan yang telah diketahui bobot konstannya.
Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 3 jam. Sampel yang
telah dikeringkan tersebut didinginkan menggunakan desikator lalu ditimbang.
Kemudian sampel dikeringkan kembali selama 30 menit lalu didinginkan dan
ditimbang sampai diperoleh bobot konstan.
Perhitungan % Total Padatan:
Total Padatan (%) = 100% [(
Ket
ab
) x100%]
a
70
hal ini dilakukan berulang-ulang sampai tercapai berat konstan yang nantinya diisi
dengan larutan n-heksan. Sampel ditimbang dalam kertas saring sebanyak 1 gram
lalu dimasukkan ke dalam timbel. Dinyalakan alat (Soxtec System HT 2 1045)
tekan tombol power, atur suhu sampai 120C tunggu hingga ready. Timbel yang
telah diisi sampel dipasang adapter dan masukkan ke dalam kondensor dan
dicelupkan ke dalam crucible yang telah berisi n-heksan sebanyak 50 ml di dalam
alat ekstaksi tadi. Kemudian Extraction dalam posisi boiling (posisi pendidihan)
dengan mengatur waktu selama 40 menit dimana posisi kran terbuka, setelah itu
pindahkan ke posisi rinsing dan waktu di atur selama 20 menit. Setelah selesai
rinsing, kran ditutup dan nyalakan blower selama 15 menit dan tombol udara
dibuka. Setelah selesai crucible diangkat dan masukkan ke dalam oven untuk
menguapkan sisa n-heksan dan air yang masih terdapat pada crucible selama 1
jam pada suhu 100-110C. Kemudian timbang hingga konstan.
Kadar lemak (%) =
Keterangan:
W3 W2
W1
x 100%
W1 = berat sampel
W2 = berat crucible kosong dan kering
W3 = berat crucible setelah ekstraksi lemak dan
pendinginan dalam eksikator
71
4. Nitrogen Amino (Metode Cu, C.B. Pope and M.F. Stevens, 1986)
0,01N
( gr ) sampel
x0,28 xfp
72
Larutan I
Larutan II
Larutan III
Larutan IV
Larutan V
73
dan dibiarkan selama 30 menit sampai terbentuk warna biru. Kemudian diukur
absorbansinya pada 650 nm.
Penetapan sampel:
Dipipet sampel sebanyak 0.1 mL, dimasukkan ke dalam tabung reaksi
kemudian diperlakukan sama seperti pada penetapan kurva standard.
x 100 %
100%
x % kadar protein
100% % A
: VHClblanko
= 0,05 ml
= 0,1367
%A
74
Pada analisis ini dihadirkan 6 orang panelis terlatih yang sebelumnya telah
familiar dengan aroma analog daging. Panelis diberi sampel untuk dicium aroma
analog dagingnya. Kemudian diminta muntuk menilai aroma tersebut sesaat
setelah proses. Lembar scoresheet uji penilaian (scoring) aroma kaldu nabati
berflavor analog daging terdapat pada Lampiran 3.
75
LAMPIRAN 3
LEMBAR SCORESHEET UJI PENILAIAN (SCORING) FLAVOR
ANALOG DAGING
Nama Panelis
: .
Tanggal Pengujian
: .........................................................................
Jenis Sampel
: ..........................................................................
Instruksi :
Dihadapan anda terdapat tujuh sampel berkode. Nilailah ntensitas aroma
daging pada sampel tersebut dengan nilai sebagai berikut:
Intensitas Aroma
Analog Daging
1 = Lemah
2 = Cukup Kuat
3 = Kuat
4 = Sangat Kuat/
Tajam
Kode Sampel
712
768
875
980
785
458
334
Komentar :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Panelis
76
LAMPIRAN 4
PERALATAN PENELITIAN
Jj
Waterbath Memmert
Homogenizer Ultra Turrax, Germany
Salinometer ATAGO
Gambar 14. Peralatan Penelitian
77
78
LAMPIRAN 5
PERHITUNGAN:
a.
Formulasi
% Formulasi bahan berdasarkan refferensi:
L-Cystein : Thiamin-HCl : Xylosa
7,67%
12,40%
2,55%
6500
x18,625 = 1211
100
Maka jumlah bahan yang digunakan untuk reaksi flavorng adalah:
L-Cystein =
1211
x7,67 = 92,8837 gr
100
Thiamin-HCl =
Xylosa =
1211
x12,40 = 150,1991gr
100
1211
x 2,55 = 30,8805 gr
100
b. Komposisi Kimia
1. Total Padatan
ab
) x100%]
a
a = 1,75 gr
b = 0,96 gr
1,75 0,96
% Total Padatan = 100% [(
) x100%]
1,75
= 54,86%
79
2.
Kadar Garam
5,3
Salinometer
reeding,
degree
20
17
5,565
21
4,77
18
5,83
22
5,035
19
6,095
23
4,24
Salinometer
reeding,
degree
16
4,505
Salt in solution
(%)
Salt in solution
(%)
y = 0,16 + 4,24
y = 4,346 %
3. Kadar Lemak
a = 3,82 gr
b = 38,7850 gr
c = 38,7989 gr
4. Nitrogen Amino
= 8,01 mg/mL
5. Gula Pereduksi
C = 0,066
fp = 25103
81
6. Protein Terlarut
C = 0,032
fp = 100
7. Total Protein
Dimana:
a = 3,7 mL
b = 0,05 mL
N = 0,1367 mL
c = 590 mg
= 1,18 %
% Total protein = 1,18 % 6.25
= 7,40 %
= 13,49 %
8. Fluks
= 0,036 m2
= 995 mL
Waktu (t)
83
LAMPIRAN 6
Kandungan Kimia Bahan Baku
Tabel 21. Kandungan Kimia Bahan Baku
Kandungan kimia
Crude
kaldu
Autolisat*
Autolisat
berflavor analog
daging
Feed**
51,81
6,625
0,95
9,21
20,39
3,61
0,9585
4,37
23,14
5,17
0,59
5,5
6,8
1,325
0,3
6,35
Gula pereduksi
(mg/mL)
1375
512,5
187,5
456,24
Protein terlarut
(mg/mL)
18,5
23,5
6,43
18,95
18,625
33,743
32,5
Intensitas flavor
Tajam
daging
*Perbandingan crude kaldu dengan air 2:3
**Perbandingan autolisat berflavor analog daging dengan air RO 1:3
- Tidak tercium aroma analog daging
Kuat
84
LAMPIRAN 7
Hasil analisa satistik
1. Total Padatan
Tabel 22. Pengaruh Waktu dan Tekanan Proses Pemurnian terhadap Total Padatan
dengan 2x Ulangan Proses
Hasil Proses
Pemurnian (A)
a1
(Permeat)
a2
(Retentat)
Waktu Proses
(C)
c1 (0,5 Menit)
b1
c2 (30 Menit)
(Tekanan 4 Bar)
c3 (60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b2
c2(30 Menit)
(Tekanan 6 Bar)
c3(60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b1
c2 (30 Menit)
(Tekanan 4 Bar)
c3 (60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b2
c2(30 Menit)
(Tekanan 6 Bar)
c3(60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
Jumlah
Total Jumlah
Tekanan (B)
Ulangan
1
2
4,53
4,31
4,61
5,29
4,45
5,74
5,18
5,24
18,77 20,58
4,54
5,09
5,06
5,1
5,3
4,78
4,07
5,06
18,97 20,03
37,74 40,61
4,38
6,38
5,91
6,21
5,39
6,32
6,34
7,03
22,02 25,94
5,66
5,74
5,97
6,18
5,97
6,23
6,36
5,77
23,96 23,92
45,98 49,86
83,72 90,47
Jumlah
8,84
9,9
10,19
10,42
39,35
9,63
10,16
10,08
9,13
39
78,35
10,76
12,12
11,71
13,37
47,96
11,4
12,15
12,2
12,13
47,88
95,84
174,19
RataRata
4,42
4,95
5,095
5,21
19,675
4,815
5,08
5,04
4,565
19,5
39,175
5,38
6,06
5,855
6,685
23,98
5.7
6.075
6.1
6.065
23.94
47.92
y2
(Total _ Jendral) 2
=
rabc
banyak _ pegama tan
2
(174.19)
=
= 948,1923
2x 2x 2x 4
2
Jumlah Kuadrat Total (JKT) = Yabc - FK
Faktor Koreksi (FK) =
a , b ,c
85
(83.72) 2 + (90.74) 2
948,1923= 1,4238
16
Y 2 ijk
2
(total perlakuan )
i , j, k
Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) =
- FK=
r
r
FK
= (((8.84)2+(9.9)2+...+(12.2)2+(12.13)2)/2)
948,1923
= 12,6108
2
i (a i )
JK (A)
=
- FK
rbc
(78.35) 2 + (95.84) 2
=
- 948,1923
16
= 9,5594
(b j ) 2
=
JK (B)
JK (C)
JK (AB)
JK (AC)
- FK
rac
((8.84) + ... + (13.37)) 2 + ((9.63) + ... + (12.13)) 2
948,1923
=
16
= 0,0058
k (C k ) 2
=
- FK
rab
((8.84) + .... + (11.4)) 2 + ... + ((10.42) + ... + (12.13)) 2
=
-948,1923
8
= 1,4727
(A i B j ) 2
i, j
- FK JK(A) JK(B)
rc
(39.35) 2 + ... + (47.88) 2
=
- 948,1923 - 9,5594 - 0,0058
8
= 0,0023
(A i C k ) 2
i ,k
=
- FK JK(A) JK(C)
rb
((8.84) + (9.63)) 2 + ... + ((13.37) + (12.13)) 2
=
-948,1923 9,5594
4
=
1,4727
= 0,43967
(B j C k ) 2
JK (BC)
j, k
ra
- FK JK(B) JK(C)
86
1,4727
= 1,0785
JK (ABC)
= JKP JK(A) JK(B) JK(C) JK(AB) JK(AC) JK(BC)
= 12,6108 9,5594 0,0058 1,4727 0,0023 0,43967 1,0785
= 0,0525
Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT JKK JKP
= 17,4259 1,4238 12,6108
= 3,3913
Tabel 23. Analisa Variansi (ANAVA) Untuk Total Padatan
Jumlah
Kuadrat
Sumber
Derajat Bebas
Kuadrat
Tengah
Keragaman
(db)
(JK)
(KT)
Kelompok
1
1,4238
Perlakuan
15
12,6108
A
1
9,5594
9,5593
B
C
AB
AC
BC
ABC
Galat
Keterangan
0,0058
0,0058
F Hitung
F
tabel
5%
42,2816*
4,54
tn
4,54
tn
3,29
4,54
3,29
3,29
3,29
0,0256
3
1,4727
0,4909
1
0,0023
0,0023
3
0,4397
0,1466
3
1,0785
0,3595
3
0,0525
0,0175
15
3,3913
0,2261
: *) berbeda nyata pada taraf 5%
tn) tidak berbeda nyata pada taraf 5%
2,1713
0,0101tn
0,6482tn
1,5901 tn
0,0773 tn
KTG
0.2261
=
= 0,1228
r
15
SSR dari setiap perlakuan diperoleh dari tabel Uji Duncan
LSR = SSR x Sy
Tabel 24. Uji Lanjut Duncan Hasil Proses Pemurnian (A) terhadap Total Padatan
Beda Rata-Rata
SSR
Rata-rata
LSR 5%
Taraf 5%
5%
perlakuan
1
2
-
(A1) 39,175
3,01 0,369539
(A2) 47,92
8,745*
b
Keterangan : Setiap huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata pada
taraf 5%; *) berbeda nyata pada taraf 5%; tn) tidak berbeda
nyata pada taraf 5%
87
2. Kadar Garam
Tabel 25. Pengaruh Waktu dan Tekanan Proses Pemurnian terhadap Kadar Garam
dengan 2x Ulangan Proses
Hasil
Proses
Pemurnian
(A)
Ulangan
Tekanan (B)
c1 (0,5 Menit)
c2 (30 Menit)
c3 (60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b2
c2(30 Menit)
(Tekanan 6 Bar)
c3(60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b1
c2 (30 Menit)
(Tekanan 4 Bar)
c3 (60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b2
c2(30 Menit)
(Tekanan 6 Bar)
c3(60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
Jumlah
Jumlah Total
b1
(Tekanan 4 Bar)
a1
(Permeat)
a2
(Retentat)
Waktu Proses
(C)
1,193
1,166
1,166
1,166
4,691
1,219
1,219
1,219
1,193
4,85
9,541
1,2985
1,325
1,325
1,4045
5,353
1,2985
1,4575
1,431
1,4575
5,6445
10,9975
20,5385
1,325
1,325
1,325
1,325
5,3
1,193
1,193
1,193
1,193
4,772
10,072
1,4575
1,484
1,5105
1,5635
6,0155
1,2985
1,325
1,378
1,4575
5,459
11,4745
21,5465
Jumlah
2,518
2,491
2,491
2,491
9,991
2,412
2,412
2,412
2,386
9,622
19,613
2,756
2,809
2,8355
2,968
11,3685
2,597
2,7825
2,809
2,915
11,1035
22,472
42,085
RataRata
1,259
1,2455
1,2455
1,2455
4,9955
1,206
1,206
1,206
1,193
4,811
9,8065
1,378
1,4045
1,41775
1,.484
5,68425
1,2985
1,39125
1,4045
1,4575
5,55175
11,236
F tabel
5%
4,54
4,54
3,29
4,54
3,29
3,29
3,29
88
KTG
=
r
0.0054
= 0.0190
15
Tabel 27. Uji Lanjut Duncan Hasil Proses Pemurnian (A) terhadap Kadar Garam
SSR 5%
LSR 5%
Rata-Rata
Perlakuan
Beda Rata-Rata
Taraf 5%
1
(A1) 9,8065
3,01
0,057183
(A2) 11,236
1,4295*
Keterangan : Setiap huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata pada
taraf 5%
*) berbeda nyata pada taraf 5%
tn) tidak berbeda nyata pada taraf 5%
89
3. Kadar Lemak
Tabel 28. Pengaruh Waktu dan Tekanan Proses Pemurnian terhadap Kadar Lemak
dengan 2x Ulangan Proses
Hasil Proses
Pemurnian
(A)
Tekanan (B)
c1 (0,5 Menit)
c2 (30 Menit)
c3 (60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b2
c2(30 Menit)
(Tekanan 6 Bar)
c3(60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b1
c2 (30 Menit)
(Tekanan 4 Bar)
c3 (60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b2
c2(30 Menit)
(Tekanan 6 Bar)
c3(60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
Jumlah
Jumlah Total
b1
(Tekanan 4 Bar)
a1
(Permeat)
a2
(Retentat)
Waktu Proses
(C)
Ulangan
1
0,2885
0,4043
0,2719
0,3663
1,331
0,1495
0,2157
0,2453
0.1485
0,759
2,09
0,7647
0,8431
0,7745
0,8447
3,227
0,3711
0,1404
0,1863
0,6139
1,3117
4,5387
6,6287
1,5082
0,7477
0,8125
0,8636
3,932
1,2192
0,1591
0,7025
0,6978
2,7786
6,7106
0,1732
0,9346
1,1765
0,7712
3,0555
0,6875
0,7624
0,785
0,64
2,8749
5,9304
12,641
Jumlah
Rata-Rata
1,7967
1,152
1,0844
1,2299
5,263
1,3687
0,3748
0,9478
0,8463
3,5376
8,8006
0,9379
1,7777
1,951
1,6159
6,2825
1,0586
0,9028
0,9713
1,2539
4,1866
10,4691
19,2697
0,89835
0,576
0,5422
0,61495
2,6315
0,68435
0,1874
0,4739
0,42315
1,7688
4,4003
0,46895
0,88885
0,9755
0,80795
3,14125
0,5293
0,4514
0,48565
0,62695
2,0933
5,23455
F Hitung
F tabel
5%
0,8952tn
4,6955*
0,2256 tn
0,0441 tn
1,4678 tn
0,4182 tn
0,4234 tn
4,54
4,54
3,29
4,54
3,29
3,29
3,29
90
KTG
=
r
0.0972
= 0.0805
15
LSR 5%
Rata-Rata Perlakuan
Taraf 5%
1
(B1) 1,9310
3,01
0,24228
(B2) 2,8864
0,9553*
Keterangan : Setiap huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata pada
taraf 5%
*) berbeda nyata pada taraf 5%
tn) tidak berbeda nyata pada taraf 5%
91
4. N-Amino
Tabel 31. Pengaruh Waktu dan Tekanan Proses Pemurnian terhadap N-amino
dengan 2x Ulangan Proses
Hasil Proses
Pemurnian
(A)
a1
(Permeat)
Tekanan (B)
Waktu Proses
(Y)
b1
(Tekanan 4 Bar)
c1 (0,5 Menit)
c2 (30 Menit)
c3 (60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
b2
(Tekanan 6 Bar)
c1 (0,5 Menit)
c2(30 Menit)
c3(60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
a2
(Retentat)
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b1
c2 (30 Menit)
(Tekanan 4 Bar) c3 (60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b2
c2(30 Menit)
(Tekanan 6 Bar)
c3(60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
Jumlah
Jumlah Total
Ulangan
1
4,03
4,03
4,61
4,61
17,28
4,03
3,46
4,61
6,.9
19
36,28
5,77
5,77
6,9
5,19
23,63
4,03
4,03
3,46
3,46
14,98
38,61
74,89
4,03
5,77
6,34
6,34
22,48
3,46
3,46
3,46
5,77
16,15
38,63
6,9
4,61
4,03
5,19
20,73
5,77
4,03
4,03
3,46
17,29
38,02
76,65
Jumlah
8,06
9,8
10,95
10,95
39,76
7,49
6,92
8,07
12,67
35,15
74,91
12,67
10,38
10,93
10,38
44,36
9,8
8,06
7,49
6,92
32,27
76,63
151,54
Kuadrat
Tengah
(KT)
0,0925
8,7153
0,7022
1,7485
3,7670
0,5051
0,7818
0,8652
RataRata
4,03
4,9
5,475
5,475
19,88
3,745
3,46
4,035
6,335
17,575
37,455
6,335
5,19
5,465
5,19
22,18
4,9
4,03
3,745
3,46
16,135
38,315
F Hitung
F tabel
5%
0,1069tn
10,0732*
0,8116 tn
2,0209 tn
4,3539*
0,5837 tn
0,9036 tn
4,54
4,54
3,29
4,54
3,29
3,29
3,29
92
KTG
0.8652
=
= 0.2402
r
15
SSR dari setiap perlakuan diperoleh dari tabel Uji Duncan
LSR = SSR x Sy
Standar Error (Sy)
Tabel 33. Uji Lanjut Duncan Tekanan Membran (B) terhadap N-amino
Beda Rata-Rata
SSR 5%
LSR 5%
Rata-Rata Perlakuan
Taraf 5%
1
(B1) 16,855
3,01
0,722901
(B2) 21,03
4,175*
Keterangan : Setiap huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata pada
taraf 5%
*) berbeda nyata pada taraf 5%
tn) tidak berbeda nyata pada taraf 5%
Tabel 34. Uji Lanjut Duncan Hasil Proses Pemurnian (A) dengan Waktu Proses
Membran (C) terhadap N-amino
beda rata-rata
SSR
5%
LSR
5%
Rata-rata
perlakuan
Taraf
5%
(A1C1) 3,8875
3,01
0,722901
(A1C2) 4,18
0,2925tn
ab
3,16
0,758926
(A2C4) 4,325
0,4375tn
0,145tn
ab
3,25
0,780541
(A2C3) 4,605
0,7175tn
0,425tn
0,28 tn
ab
3,31
0,794951
(A2C2) 4,61
0,7225tn
0,43tn
0,285tn
0,005tn
ab
3,36
0,80696
(A1C3) 4,755
0,8675*
0,575tn
0,43 tn
0,15 tn
0,145tn
3,39
0,814165
(A2C1) 5,6175
1,73*
1,4375*
1,2925*
1,0125*
1,0075*
0,8625*
3,41
0,818968
(A1C4) 5,905
2,0175*
1,725*
1,58*
1,3*
1,295*
1,15*
0,2875tn
Keterangan : Setiap huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata pada
taraf 5%
*) berbeda nyata pada taraf 5%
tn) tidak berbeda nyata pada taraf 5%
93
5. Gula Pereduksi
Tabel 35. Pengaruh Waktu dan Tekanan Proses Pemurnian terhadap Gula
Pereduksi dengan 2x Ulangan Proses
Hasil
Proses
Pemurnian
(A)
Ulangan
b2
(Tekanan 6
Bar)
b1
(Tekanan 4
Bar)
a2
(Retentat)
c1 (0,5 Menit)
c2 (30 Menit)
212,5
187,5
c3 (60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
c2(30 Menit)
Tekanan (B)
b1
(Tekanan 4
Bar)
a1
(Permeat)
Waktu Proses
(C)
b2
(Tekanan 6
Bar)
Jumlah
Rata-Rata
312,5
150
525
337,5
262,5
168,75
187,5
175
362,5
181,25
275
862,5
100
200
125
762,5
150
175
400
1625
250
375
200
812,5
125
187,5
200
200
400
200
200
700
1562,5
250
250
125
650
1412,5
150
225
325
1350
2975
400
475
162,5
675
1487,5
200
237.5
c3 (60 Menit)
275
125
400
200
c4 (90 Menit)
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
c2(30 Menit)
325
1100
100
200
175
675
200
175
500
1775
300
375
250
887,5
150
187,5
c3(60 Menit)
175
150
325
162,5
300
775
1875
3437,5
200
725
1400
2812,5
500
1500
3275
6250
250
750
1637,5
c3(60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
c2 (30 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
Jumlah
Jumlah Total
Jumlah
Kuadrat (JK)
Kelompok
Perlakuan
A
B
C
AB
AC
BC
ABC
Galat
1
15
1
1
3
1
3
3
3
15
12207,0313
45078,125
2812,5
9453,125
4960,9375
0
9882,8125
9492,1875
8476,5625
47636,7188
Keterangan
Kuadrat
Tengah
(KT)
2812,5
9453,125
1653,6458
0
3294,2708
3164,0625
2825,5208
3175,7813
F Hitung
F tabel
5%
0,8856tn
2,9766 tn
0,5207 tn
0 tn
1,0373 tn
0,9963 tn
0,8897 tn
4,54
4,54
3,29
4,54
3,29
3,29
3,29
94
6. Protein terlarut
Tabel 37. Pengaruh Waktu dan Tekanan Proses Pemurnian terhadap Protein
Terlarut dengan 2x Ulangan Proses
Hasil Proses
Pemurnian (A)
Tekanan (B)
c1 (0,5 Menit)
c2 (30 Menit)
c3 (60 Menit)
c4 (90 Menit)
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b2
c2(30 Menit)
(Tekanan 6
c3(60 Menit)
Bar)
c4 (90 Menit)
Jumlah
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b1
c2 (30 Menit)
(Tekanan 4
c3 (60 Menit)
Bar)
c4 (90 Menit)
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b2
c2(30 Menit)
(Tekanan 6
c3(60 Menit)
Bar)
c4 (90 Menit)
Jumlah
Jumlah
Jumlah Total
b1
(Tekanan 4
Bar)
a1
(Permeat)
a2
(Retentat)
Waktu Proses
(C)
Ulangan
1
4,55
5,65
6,3
5,9
22,4
7,4
6,9
6,9
7,5
28,7
51,1
6,8
6,1
3,9
5,95
22,75
6,8
6,7
7
6,25
26,75
49,5
100,6
2
7,1
6,35
6,95
5,9
26,3
4,7
4,95
5
4,85
19,5
45,8
5,7
6,75
6,3
6,75
25,5
4,75
5,05
5,45
5,05
20,3
45,8
91,6
Jumlah
Rata-Rata
11,65
12
13,25
11,8
48,7
12,1
11,85
11,9
12,35
48,2
96,9
12,5
12,85
10,2
12,7
48,25
11,55
11,75
12,45
11,3
47,05
95,3
192,2
5,825
6
6,625
5,9
24,35
6,05
5,925
5,95
6,175
24,1
48,45
6,25
6,425
5,1
6,35
24,125
5,775
5,875
6,225
5,65
23,525
47,65
F Hitung
F tabel
5%
0,0560tn
0,0632 tn
0,0086 tn
0,0107 tn
0,1832 tn
0,0765 tn
0,5686 tn
4,54
4,54
3,29
4,54
3,29
3,29
3,29
95
7. Total protein
Tabel 39. Pengaruh Waktu dan Tekanan Proses Pemurnian terhadap Total Protein
dengan 2x Ulangan Proses
Waktu Proses
(C)
c1 (0,5 Menit)
c2 (30 Menit)
Ulangan
1
2
28,14
30,48
25,53
27,23
c3 (60 Menit)
28,53
c4 (90 Menit)
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b2
c2(30 Menit)
(Tekanan 6
c3(60 Menit)
Bar)
c4 (90 Menit)
Jumlah
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b1
c2 (30 Menit)
(Tekanan 4
c3 (60 Menit)
Bar)
c4 (90 Menit)
Jumlah
c1 (0,5 Menit)
b2
c2(30 Menit)
(Tekanan 6
c3(60 Menit)
Bar)
c4 (90 Menit)
Jumlah
Jumlah
Jumlah Total
Tekanan (B)
b1
(Tekanan 4
Bar)
a1
(Permeat)
a2
(Retentat)
58.62
52.76
RataRata
29,31
26,38
24,73
53.26
26,63
23,17
105,37
34,8
25,06
31,38
113,82
40,82
26,13
54.55
219.19
75.62
51.19
27,275
109,595
37,81
25,595
27,18
28,35
55.53
27,765
33,55
120,59
225,96
36,54
28,66
31,88
127,18
241
31,03
39,07
65.43
247.77
466.96
67.57
67.73
32,715
123,885
233,48
33,785
33,865
34,06
34,62
68.68
34,34
28,22
127,48
30,48
27,23
31,49
136,21
34,49
37,7
59.71
263.69
64.97
64.93
29,855
131,845
32,485
32,465
24,73
29,73
54.46
27,23
31,38
113,82
241,3
467,26
47,66
149,58
285,79
526,79
79.04
263.4
527.09
994.05
39,52
131,7
263,545
Jumlah
Derajat Bebas
(db)
Kelompok
Perlakuan
A
B
C
AB
AC
BC
ABC
Galat
1
15
1
1
3
1
3
3
3
15
Keterangan
Jumlah
Kuadrat
(JK)
110,7444
531,3795
112,9880
25,0101
106,8435
26,0462
60,1857
135,2278
65,0783
237,8690
Kuadrat
Tengah
(KT)
112,9880
25,0101
35,6145
26,0462
20,0619
45,0759
21,6928
15,8579
F Hitung
F tabel
5%
7,1250*
1,5771tn
2,2458 tn
1,6424 tn
1,2651 tn
2,8425 tn
1,3679 tn
4,54
4,54
3,29
4,54
3,29
3,29
3,29
96
KTG
15.8579
=
= 1.0282
r
15
SSR dari setiap perlakuan diperoleh dari tabel Uji Duncan
LSR = SSR x Sy
Tabel 41. Uji Lanjut Hasil Proses Pemurnian (A) terhadap Total Protein
SSR 5%
LSR 5%
Rata-Rata Perlakuan
Beda Rata-Rata
1
Taraf 5%
(A1) 233,48
3,01
3,094883
(A2) 263,545
30,065*
Keterangan : Setiap huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata pada
taraf 5%
*) berbeda nyata pada taraf 5%
tn) tidak berbeda nyata pada taraf 5%
97
6
6
RataRata
3
3
C1 (0,5 Menit)
C2 (30 Menit)
3
12
3
3
3
12
3
3
6
24
6
6
3
12
3
3
C3 (60 Menit)
C4 (90 Menit)
Jumlah
C1 (0,5 Menit)
C2 (30 Menit)
3
12
24
3
3
3
12
24
3
3
6
24
48
6
6
3
12
24
3
3
C3 (60 Menit)
C4 (90 Menit)
C1 (0,5 Menit)
C2 (30 Menit)
4
14
3
3
4
14
3
3
8
28
6
6
4
14
3
3
C3 (60 Menit)
C4 (90 Menit)
Jumlah
Jumlah
Jumlah Total
3
12
26
50
3
12
26
50
6
24
52
100
3
12
26
Tekanan (B)
B1
(Tekanan 4
Bar)
Permeat
(A1)
Waktu Proses
(C)
C1 (0,5 Menit)
C2 (30 Menit)
1
3
3
2
3
3
C3 (60 Menit)
C4 (90 Menit)
Jumlah
B2
(Tekanan 6
Bar)
Jumlah
B1
(Tekanan 4
Bar)
Retentat
(A2)
Jumlah
B2
(Tekanan 6
Bar)
Ulangan
Jumlah
Tabel 43. Analisis variansi (ANAVA) untuk Intensitas flavor analog daging
Sumber
Keragaman
Kelompok
Perlakuan
A
B
C
AB
AC
BC
ABC
Galat
Total
Keterangan
Derajat
Bebas (db)
Jumlah Kuadrat
(JK)
Kuadrat
Tengah
(KT)
1
15
1
1
3
1
3
3
3
15
0
3,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0
0,5
0,5
0,1667
0,5
0,1667
0,1667
0,1667
0
F Hitung
F tabel 5%
0,0333tn
0,0333
0,0111tn
0,0333 tn
0,0111 tn
0,0111 tn
0,0111 tn
4,54
4,54
3,29
4,54
3,29
3,29
3,29
98
LAMPIRAN 8
KROMATOGRAM HASIL ANALISA GCMS
99
100