KELENJAR ENDOKRIN
Agnes L. Tandjung
1309012004
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata maupun
invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dan sistem saraf secara bersama lebih dikenal
sebagai supra sistem neuroendokrin yang secara kooperatif untuk menyelenggarakan fungsi
kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. Pada umumnya, sistem endokrin bekerja untuk
mengendalikan berbagai fungsi fisiologis tubuh, antara lain aktivitas metabolisme,
pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik, dan regulasi ionik (Isnaeni, 2006: 113).
Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan mengatur aktivitas
tubuh. Pengendalian endokrin diperantarai oleh pembawa pesan kimia, atau hormon, yang
dilepas oleh kelenjar endokrin ke dalam cairan tubuh, diabsorbsi ke dalam aliran darah, dan
dibawa melalui sistem sirkulasi menuju jaringan (sel) target. Hormon mempengaruhi sel
target melalui reseptor hormon, yaitu suatu molekul protein yang memiliki sisi pengikat
untuk hormon tertentu. Respon hormonal tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama,
dan distribusinya lebih luas dari pada respon langsung otot dan kelenjar terhadap stimulus
sistem saraf (Sloane, 2003: 200).
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya
langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau
saluran dan hasil sekresinya disebut hormon. Beberapa dari organ endokrin ada yang
menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal) disamping itu juga ada yang
menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda misalnya kelenjar hipofisis
sebagai pengatur kelenjar yang lain (Syaifuddin, 1997: 101).
Kelenjar tanpa saluran atau atau kelenjar buntu digolongkan bersama di bawah nama
organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjarnya melaui suatu
saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar di dalam jaringan kelenjar. Kata
endokrin berasal dari bahasa Yunani yang berarti sekresi di dalam zat aktif utama dari
sekresi interna ini disebut hormon, dari kata yunani yang berarti merangsang. Beberapa
dari organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal, sedangkan yang lain lagi dua atau
beberapa jenis hormon: misalnya kelenjar hifofisis menghasilkan beberapa jenis hormon
yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain: karena itulah kelenjar hifofisis dilukiskan
sebagai kelenjar pimpinan tubuh (Pearce, 2008: 232).
1.2 Tujuan
Untuk lebih mengetahui tentang sistem kelenjar endokrin dan kelenjar-kelenjar yang
terdapat di dalamnya.
1.3 Rumusan makalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin?
2. Bagaimana fungsi sistem endokrin?
3. Apa macam-macam kelenjar endokrin?
4. Apa macam-macam hormon dalam kelenjar hipofisis dan bagaimana fungsinya?
BAB II
PEMBAHASAN
c.
Mempunyai
target
organ
yang
sesuai
d. Bentuk organ atau kumpulan sel-sel
e.
Hormon
yang
dihasilkan
dapat
Kelenjar Hipofisis
Kelenjar Tiroid
Kelenjar Paratiroid
Kelenjar Pankreas
Kelenjar Adrenal
-
Kelenjar Gonad
Kelenjar Timus
Kelenjar Hipofisis terletak di dasar tengkorak, di dalam fossa hipofisis tulang sfenoid.
Kelenjar itu terdiri atas dua lobus, yaitu anterior dan posterior, dan bagian di antara
kedua lobus ialah pars intermedia. Untuk memudahkan mempelajari fungsinya maka
dipandang dua bagian, yaitu lobus anterior dan posterior.
1.
Lobus Anterior
Kelenjar hipofisis menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali
produksi sekresi dari semua organ endokrin lain.
a. Hormon pertumbuhan (hormon somatotropik) mengendalikan pertumbuhan tubuh.
b. Hormon Tirotropik mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan tiroxin.
c. Hormon Adrenokortikotropik (ACTH) mengendalikan kegiatan kelenjar suprarenal dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari kortex kelenjar suprarenal ini.
d. Hormon Gonadotropik : Hormon perangsang folikel (follicle-stimulating hormon,FSH),
merangsang perkembangan folikel Graaf di dalam ovarium dan pembentukkan
spermatozoa di dalam testis.
e. Luteinising
Hormon
(LH)
atau
Interstitial-cell-stimulating-hormon
(ICSH)
Lobus Posterior
a.
Struktur
Kelenjar Thyroid berbentuk seperti kupu-kupu di kaudal larynx. Kelenjar tiroid terdiri
atas sejumlah besar vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder, mendapatkan persediaan
darah berlimpah dan yang disatukan oleh jaringan ikat. Sel itu mengeluarkan sekret
cairan yang bersifat lekat yaitu koloida tiroid, yang mengandung zat senyawa yodium :
zat aktif yang utama dari senyawa yodium ini ialah hormon tiroxin. Sekret ini mengisi
vesikel dan dari sini berjalan kealiran darah, baik langsung ataupun melalui saluran limfe.
b. Fungsi
Sekresi tiroid diatur oleh sebuah hormon dan lobus anterior kelenjar hipofisis, yaitu oleh
hormon tirotropik. Fungsi kelenjar tiroid sangat erat bertalian dengan kegiatan metabolik
dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan : Bekerja sebagai perangsang proses
oksidasi, mengatur penggunaan oksigen dan dengan sendirinya mengatur pengeluaran
karbondioksida. Hormon esensial yg membantu fungsi normal sel, misalnya: mengatur
suhu tubuh, pengguna energi, menjaga fungsi otak, jantung, otot dan organ lain.
Kelenjar ini diatur oleh TSH. Berikut akibat yang disebabkan apabila kelebihan dan
kekurangan sekresi Tiroid :
a. Hiposekresi (hipotiroidisma).
Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi maka
mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme, berupa hambatan
pertumbuhan mental dan fisik. Pada orang dewasa, kekurangan sekresi
mengakibatkan mixudema : proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan
untuk bertambah berat, gerakannya lamban, cara berpikir dan bicara lamban dan
kulit menjadi tebal dan kering, rambut rontok, dan menjadi jarang. Suhu badannya di
bawah normal, dan denyut nadi perlahan.
b.
metabolisme naik dan suhu tubuh dapat lebih tinggi dari normal.
C. Kelenjar Paratiroid
Disetiap sisi kelenjar tiroid
terdapat dua kelenjar kecil, yaitu
kelenjar
paratiroid,
di
dalam
paratiroid,
metabolisme
zat
mengatur
kapur
dan
: menempel dan
lebih pucat
Anjing
Kucing
di
dalam
isi
darah,
atau
hipokalsemia,
D. Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas disusun oleh sel asinar yang bersifat eksokrin dan sel endokrin
yg terakumulasi di pulau langerhans (terdiri dari sel glukagon dan sel insulin)
menurunkan kadar gula darah, insulin sebagai hormon anabolik terutama akan
meningkatkan difusi glukosa melalui membran sel di jaringan.
E. Kelenjar Adrenal
Kelenjar Adrenal berbentuk kecil, bentuk segitiga,
terletak diatas (kranial) ginjal. Disebut juga sebagai
kelenjar suprarenalis karena letaknya di atas ginjal.
Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak
ginjal karena menempel pada ginjal. Kelenjar
adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks
dan bagian medulla. Keduanya menunjang dalam
ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya korteks yang esensial untuk
kehidupan.
1. Korteks adrenal
Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon adrenokortikal
dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa tiga kelas hormon
steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen.
2. Mineralokortikoid
Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk pada zona
glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan
meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini
selanjutnya membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah
jantung.
3. Glukokortikoid
Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan glukokortikoid
utama pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam:
metabolisms glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah;
metabolisme protein; keseimbangan cairan dan elektrolit; inflamasi dan imunitas;
dan terhadap stresor.
4. Hormon seks
Korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis.
Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen dibandingkan dengan
sejumlah besar hormon seks yang disekresi oleh gonad. Namun produksi hormon
seks oleh kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala klinis.
F. Kelenjar Gonad
Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada minggu
kelima. Difrensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal terlihat jelas pada
minggu ke tujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa
prepubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan
inhibisi steroid.
1. Testis Dua buah testis ada dalam skrotum.
Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi.
Menghasilkan hormone testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron
diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk
memulai
dan
mempertahankan
spermatogenesis.Estrogen
mempunyai
efek
pada ujung infundibulum, glandulae thyroidea yang terletak di bawah pena jugularis dekat
cabang arteri subclavia dan arteri carotis.
Glandulae pancreatucus menghasilkan hormon insulin. Glandulae sub renalis atau
glandula andrenalis terletak pada permukaan ventral dan Ren, Glandulae sexualis menghasilkan
hormon yang mempengaruhi tanda kelamin sekunder terutama terletak pada warna bulu.
Hewan rendah yang mempunyai kelenjar endokrin ialah Cephalopoda, Arthropoda dan hewan
yang lebih kompleks lainya. Hewan jenis insect diketahui juga menghasilkan sejumlah hormon
yaitu :
1.
Juvenil hormone (JH), merangsang perubahan serangga dari bentuk ulat ke larva. Hormon
ini tidak dihasilkan ketika serangga mencapai bentuk dewasanya.
2.
Ecdysone, merangsang perubahan atau pergantian kulit serangga. Hormon ini bekerja
antagonis dengan JH.
3.
4.
4.
Adrenocorticotropic hormone
(ACTH)
Hormone (ICSH)