Anda di halaman 1dari 31

Agnes L.

Tandjung
1309012004

U
T
I
A
P
A
SIS
A
T
S
O
HOME

Homeostasis adalah semua proses yang


terjadi dalam organisme hidup untuk
mempertahankan lingkungan interna
didalam kondisi agar optimal bagi
kehidupan organisme yang bersangkutan
(Guyton, 1996).
Homeostasis dapat di artikan kondisi
lingkungan dalam tubuh hewan yang
tetap seimbang yang harus selalu
diupayakan oleh hewan (Isnaeni, 2006).

Isnaeni, Wiwi. 2006.Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius

Mekanisme Homeostasis

Perubahan kondisi lingkungan internal dapat timbul


karena 2 hal, yaitu:
1. Adanya
2. Apabila aktifitas sel
3. Untuk
berubah pengambilan
menyelenggarak
perubahan
zat dari lingkungan
an seluruh
aktifitas sel
internal dan
aktifitas sel
tubuh dan
pengeluaran berbagai
dalam tubuhnya,
perubahan
zat dari dalam sel ke
hewan selalu
lingkungan
lingkungan internal
memerlukan
juga berubah.
pasokan
eksternal yang
Perubahan aktifitas
berbagai bahan
berlangsung
sel semacam itu akan
dari lingkungan
terusmengubah keadaan
luar secara
menerus.
lingkungan internal.
konstan.

Siagian, Minarma. 2004. Homeostasis. Jakarta: Departemen Ilmu


Faal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Terdapat 2 macam system umpan balik, yaitu umpan

balik positif dan negative. Sistem umpan balik yang


berfungsi dalam pengendalian kondisi homeostasis
pada tubuh hewan adalah system umpan balik
negative.
1.

Umpan Balik Negatif


Pada mamalia yang senantiasa mempertahankan suhu
tubuh
konstan,
meningkatnya
suhu
tubuh
menghasilkan respon yang mengembalikan suhu
tubuh sebagaimana kondisi yang semestinya. Jadi,
umpan balik negatif mengarahkan pada stabilitas
sistem fisiologis. Hal ini merupakan kebalikan dari
sistem umpan balik positif dimana perubahan awal
suatu variable menghasilkan perubahan lebih lanjut

Siagian, Minarma. 2004. Homeostasis. Jakarta: Departemen Ilmu


Faal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Mekanisme umpan balik posistif


Tidak terlibat dalam proses menjaga
kondisi
homeostasis,
tetapi
terlibatdalam
penyelenggaraan fungsi fisiologis tertentu
(proses pembekuan darah dan fungsi sel saraf.)
Mekanisme
umpan
balik
positif
dalam
mengendalikan fungsi fisiologis pada hewan
dapat berbahaya. Misalnya, suhu tubuh mamalia
meningkat, jika gangguan awal ini kemudian
mengalami umpan balik positif, maka hasilnya
adalah peningkatan suhu tubuh lebih lanjut yang
tentunya berbahaya bagi hewan tersebut.

Siagian, Minarma. 2004. Homeostasis. Jakarta: Departmen


ilmu faal Fakultas kedokteran universitas indonesia

Hemostasis mengacu pada pengehentian

perdarahan. Berhentinya perdarahan atau


berlangsungnya sirkulasi darah dibagi menjadi
4 bagian yaitu :
1.Vasokonstriksi
2.Pembentukan plak trombosit hemostatik
3.Koagulasi darah
4.Pembentukan bekuan

Apa itu
Kerusa
kan
Jaringa
n

Ciri-ciri Kerusakan
Jaringan
Batas tidak
tegas
Tidak berkapsul
Pertumbuhan
cepat
Metastase
Menimbulkan
kematian

Tipe-tipe Kerusakan
Jaringan
Kerusakan jaringan lunak
merupakan kerusakanotot,
ligamen,
dantendon
di
seluruh
tubuh.Cedera
jaringan
lunak
terjadi
keseleo,dan memar. Cedera
jaringan
lunak
dapat
mengakibatkanrasa
sakit,
dan hilangnya fungsi tubuh
(Lovering, 2008).
contoh
keselo,
terkilir,
memar, tendonisti, radang
kandung
lendir,
cedera
stress.

Kerusakan Jaringan Keras

Merupakan kerusakan
jaringan yang berat yang
menyebabkan dislokasi,
dan fraktur

Perbaikan Jaringan
Regenerasi ialah memperbaiki bagian tubuh yang

rusak atau lepas kembali seperti semula.


Kemampuan untuk memperbaiki struktur atau

jaringan yang mengalami kerusakan akibat


kecelakaan yang tidak disengaja karena kondisi
natural atau kerusakan yang disengaja oleh
manusia untuk keperluan penelitian atau
experimen(Balinsky,1981).

Kemampuan jaringan untuk memperbaiki

dirinya dipengaruhi oleh kapasitas proliferasi


Intrinsiknya 3 Tipe jaringan :
1. jaringan labil
2. jaringan stabil
3. jaringan permanen

Rahniayu & Kurnia Sari, Tissue Repair:


Regeneration, Healing, and Fibrosis: Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

1. Jaringan labil
Jaringan yang terus menerus hilang dan digantikan oleh
maturasi dari sel induk serta proliferasi dari sel matur
2. Jaringan stabil
Merupakan jaringan yang memiliki aktivitas replikasi yang
minimal, memiliki kemampuan berploriferasi dalam
responnya terhadap jejas atau hilangnya masa jaringan.
Meliputi jaringan solid seperti liver, ginjal, pankreas; sel
endothel, fibroblast, set otot polos
Jaringan stabil memiliki kapasitas terbatas untuk regenerasi

Rahniayu & Kurnia Sari, Tissue Repair: Regeneration, Healing, and


Fibrosis: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

3. Jaringan permanen
Merupakan jaringan yang dianggap sel-sel
terminally differentiated dan nonproliferative
dalam kehidupan postnatal (nondividing cells).
Jejas

ireversibel,
perbaikan
dengan
membentuk jaringan parut

Rahniayu & Kurnia Sari, Tissue Repair: Regeneration,


Healing, and Fibrosis: Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga

Perbaikan dengan
Jaringan
Ikatberat,
Jejas jaringan sangat
Jejas kronik
Rusaknya sel parenkim dan stroma,
Sel permanen Perbaikan regenerasi

mengganti sel yang tidak beregenerasi dengan


jaringan ikat, atau kombinasi regenerasi beberap
sel dengan pembentukan jaringan parut
Rahniayu & Kurnia Sari, Tissue Repair: Regeneration,
Healing, and Fibrosis: Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga

Perbaikan jaringan dengan jar ikat:

- 24 jam setelah jejas emigrasi sel fibroblast, dan


induksi proliferasi sel fibroblas dan sel endotel
- 3-5 hari jaringan granulasi (gross:pink, halus,
granuler; mikros: prolif fibroblast, pembuluh darah
kapiler pada ECM yang loggar) akumulasi
matriks jaringan ikat scar formation

Rahniayu & Kurnia Sari, Tissue Repair: Regeneration,


Healing, and Fibrosis: Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga

Perbaikan jaringan

Perbaikan dengan deposisi jaringan ikat


terdiri dari 4 proses yang berurutan, yaitu :
Pembentuka
n pembuluh
darah baru
(Angiogenes
is)

Migrasi
dan
prolifera
si
fibroblas
t

Deposisi
ECM
(pembent
ukan jar
parut)

Maturasi dan
reorganisasi
dari jaringan
ikat fibrous
(remodeling)

Tipe-tipe regenerasi jaringan dalam penyembuhan luka


1.Penyembuhan Primer
Penyembuhan luka dengan alat bantu seperti jahitan,
klip. Misalnya; luka operasi, laserasi dan lainnya.
Penyembuhan primer terbagi menjadi:
Fase Inflamasi (Reaksi)
Proses perbaikan terdiri dari mengontrol perdarahan
(hemostatis), mengirim darah dan sel ke area yang
mengalami cedera (inflamasi), dan membentuk sel-sel
epitel pada tempat cedera sel (epitelialisasi). Selama
proses hemostatis, pembuluh darah yang cedera akan
mengalami konstriksi dan trombosit berkumpul untuk
menghentikan perdarahan. Bekuan-bekuan darah
membentuk matriks fibrin yang nantinya akan menjadi
kerangka untuk perbaikan sel.

Fase Proliferasi (Regenerasi)

Fase proliferasi terjadi dalam waktu 3-24 hari.


Aktivitas utama selama fase regenerasi ini adalah
mengisi luka dengan jaringan penyambung atau
jaringan granulasi yang baru dan menutup bagian
atas luka dengan epitelisasi.
Maturasi (Remodeling)

Maturasi, yang merupakan tahap akhir proses


penyembuhan luka, dapat memerlukan waktu lebih
dari satu tahun, bergantung pada kedalaman dan
kaluasan luka. Serat kolagen mengalami remodeling
atau reorganisasi sebelum mencapai bentuk normal.

2.Penyembuhan Sekunder
Penyembuhan luka pada tepi kulit yang tidak dapat
menyatu dengan cara pengisian jaringan, granulasi
dan kontraksi. Misalnya pada leg ulcers, multiple
trauma, ulkus diabetik, dan lainnya. Penutupan
dengan secondary intention digunakan untuk luka
yang menyebabkan kehilangan jaringan misalnya
ulkus kulit dan pembersihan luka bakar. Keadaan
ini terjadi ketika kehilangan jaringannya lebih luas.
Rahniayu & Kurnia Sari, Tissue Repair: Regeneration,
Healing, and Fibrosis: Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga

3.Penyembuhan Primer yang Terhambat


Ketika luka terinfeksi atau terdapat benda asing dan
memerlukan perawatan luka/ pembersihan luka secara
intensif maka luka tersebut termasuk penyembuhan
primer yang terhambat. Misalnya luka terinfeksi, luka
infeksi
pada
abdomen
dibiarkan
terbuka
untuk
mengeluarkan drainase sebelum ditutup kembali, dan
lainnya.

Rahniayu & Kurnia Sari, Tissue Repair: Regeneration,


Healing, and Fibrosis: Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga

Faktor-faktor yang mempengaruhi regenerasi jaringan, yaitu :

1.
Temperatur, dimana peningkatan temperatur sampai titik
tertentu maka akan meningkatkan regenerasi.
2.
Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan
aspek makanan. Makanan yang cukup dapat membantu
mempercepat proses regenerasi.
3.System saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal
dari sel sekitar luka.
4.
Usia, nutrisi, infeksi, hematoma, benda asing, iskemia,
diabetes, keadaan luka, obat, gangguan sistem imun,
teknik
penjahitan, personal hygiene

Contoh kerusakan
Jaringan
Berdasarkan sifat luka, penyembuhan luka kulit

dapat dibedakan menjadi:


1. Healing by first intention:
- Luka insisi operasi yang bersih, tdk terinfeksi,
yang didekatkan dengan jahitan fokus
terganggunya kontinuitas epitel membran
basement dan relatif sedikit kematian sel-sel
jaringan epitel dan ikat Regenerasi epitel>>
dpd fibrosis
- Jar parut sedikit kontraksi luka minimal
Rahniayu & Kurnia Sari, Tissue Repair: Regeneration, Healing, and
Fibrosis: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

24 jam I :

neutrofil tampak di tepi insisi, migrasi menuju


bekuan fibrin. Sel basal pada tepi irisan
epidermis mulai menunjukkan aktivitas
mitosis yang meningkat
24-48 jam:
Sel epitel dari kedua tepi luka mulai
bermigrasi dan proliferasi sepanjang dermis,
bertemu di tengah di bawah permukaan kerak
luka lapisan epitel yang tipis tapi kontinu
Rahniayu & Kurnia Sari, Tissue Repair: Regeneration, Healing, and
Fibrosis: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Hari ke-3:
Netrofil telah digantikan oleh makrofag, dan jaringan
granulasi secara progresif mulai mengisi rongga insisi
Serat kolagen bisa dijumpai pada tepi luka insisi, tapi masih
terorientasi vertikal dan belum menyebrangi insisi
Sel epitel terus berproliferasi lapisan epidermis menebal
Hari ke-5:
Neovaskularisasi mencapai puncak jaringan granulasi
memenuhi rongga insisi
Serat kolagen smkn banyak dan mulai menyambung insisi
Ketebalan epidermis kembali normal

Rahniayu & Kurnia Sari, Tissue Repair: Regeneration,


Healing, and Fibrosis: Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga

Selama minggu ke-2:


Akumulasi kolagen dan proliferasi fibroblast
berlanjut Infiltrat leukosit, edema, peningkatan
vaskuler menghilang
Meningkatnya deposit kolagen pada jar parut dan
regresi pembuluh darah baskuler pucat
Akhir bulan ke-1:
Jaringan parut terdiri dari jaringan ikat yang padat
tanpa sel radang dan dilapisi epidermis yang normal
Adneksa kulit yang rusak pada garis insisi hilang
secara permanen

2. Healing by second intention


- Kehilangan sel/jaringan yang sangat luas (luka
yang luas, terbentuknya abses, ulserasi)
- Reaksi inflamasi lbh kuat
- Tumbuhnya jar granulasi >>
- Akumulasi ECM dan pembentukan jar parut >>
- Kontraksi luka >> (myofibroblast)

Rahniayu & Kurnia Sari, Tissue Repair: Regeneration,


Healing, and Fibrosis: Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga

Aspek Patologis dari


Komplikasi dari Jaringan
penyembuhan luka dapat timbul
Perbaikan
akibat dari abnormalitas. Komponen dasar pada
proses perbaikan terdapat 3 grup kelainan, yaitu :
1. Pembentukan jar granulasi dan parut yang
inadekuat wound dehiscence & ulceration
2. Pembentukan komponen proses perbaikan yang
berlebihan hypertrophic scars & keloid
3. Kontraktur
Rahniayu & Kurnia Sari, Tissue Repair: Regeneration, Healing,
and Fibrosis: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Airlangga

DAFTAR PUSTAKA
Cunningham. 2001. Veterinary Phisiology. WB Saunders

Company: Philadelphia
Enita, Putri. 2014. Makalah Sel dan Jaringan: Universitas
Padjajaran Bandung.
Guyton.A.C, 1996.Textbook of Medical Physiology,
Philadelpia: Elsevier saunders
Isnaeni, Wiwi. 2006.Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius
Rahniayu & Kurnia Sari, Tissue Repair: Regeneration,
Healing, and Fibrosis: Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga
Wulandari, C. 2010.Patologi - Gangguan Sirkulasi Darah.

Anda mungkin juga menyukai