Anda di halaman 1dari 9

Batuan Sedimen

BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk pada permukan bumi, pada
temperatur rendah, oleh proses fisis, kimia dan biologi.
Pada umumnya batuan sedimen diklasifikasikan berdasar ukuran fragmen, bentuk
fragmen dan komposisi partikel atau fragmen pembentukannya. Dengan dasar tersebut,
batuan sedimen di kelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu:
1. Batuan sedimen silisiklastik, yaitu batuan yang terbentuk dari fragmen-fragmen batuan
yang lain atau batuan asli. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf atau sedimen.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis (disintegrasi) maupun
secara kimiawi (dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu
cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung, sedimen mulai mengalami
diagenesa, yakni proses perubahan-perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah
didalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi terjadi (W.T. Huang, 1962)
a. Batuan Sedimen Silisiklastik Volkaniklastik

Piroklastik
Akumulasi masterial piroklastik atau sering pula disebut sebagai tephra merupakan
hasil banyak proses yang berhubungan dengan erupsi vulkanik tanpa memandang
penyebab erupsi dan asal dari materialnya. Fragmen piroklastik merupakan fragmen
seketika yang terbentuk secara langsung dari proses erupsi vulkanik. Material
piroklastik saat dierupsikan gunung api memiliki sifat fragmental, dapat berujud cair
maupun padat, dan setelah menjadi massa padat material tersebut disebut sebagai batuan
piroklastik.

o piroklastik aliran
adalah aliran panas dengan konsentrasi tinggi, dekat permukaan, mudah bergerak,
berupa gas dan partikel terdispersi yang dihasilkan oleh erupsi volkanik. Dilihat dari

lapisan yang dibentuk menunjukkan sortasi yang buruk dengan ketebalan lapisan yang
tidak teratur dan menipis pada tinggian dan menebal pada cekungan. Biasanya dijumpai
lapisan yang sudah masif dengan gradasi normal pada endapan yang berasal dari suspensi
turbulen dan menutupi bagian laminasi.
o piroklastik jatuhan
Piroklastik yang dilontarkan secara ledakan ke udara sementara akan tersuspensi
yang selanjutnya jatuh ke bawah dan terakumulasi membentuk endapan piroklastik
jatuhan. Dilihat dari lapisan pada endapan piroklastik ini menunjukkan sortasi yang baik
(well sorted) dengan ketebalan lapisan yang teratur dan mengikuti permukaan yang
ditutupi (mantle bedding). Biasanya jarang dijumpai lapisan yang masif, bahkan juga
jarang ditemukan gradasi normal.
o piroklastik surge
dibentuk secara langsung oleh erupsi freatomagmatik maupun freatik dan
asosiasinya dengan piroklastik aliran.
Breksi volkanik : tersusun dari fragmen yang diameternya >32mm bentuknya runcing
Agglomerat : Fragmennya berupa bomb dengan ukuran .> 32mm
Lapilli : Fragmen tersusun atas lapilli dengan ukuran 4-32mm
Tuf kasar : Fragmen tersusun atas babu kasar dengan ukuran 0,25-4mm
Tuf halus : Fragmen tersusun oleh abu halus dengan ukuran , 0,25mm

Hidroklastik
Material ini dihasilkan oleh suatu erupsi hidrovulkanik yaitu erupsi yang terjadi
karena kontak air dengan magma. Berdasarkan cara transportasi sebelum diendapkan,
akumulasi material hidroklastik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

o Endapan Hidroklastik Jatuhan

Adalah endapan yang terjadi dari akumulasi material hidroklastik yang dilemparkan
dari pusat erupsi ke udara dan kemudian jatuh di tempat pengendapannya. Cara
transportasi material hidroklastik jatuhan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu transportasi
gerak peluru (trajectory) dan turbulensi awan erupsi.
o Endapan Hidroklastik Aliran
Endapan ini terjadi dari akumulasi material hidroklastik yang terlempar dari pusat
erupsi, kemudian bergerak sepanjang permukaan bumi menuju tempat pengendapannya

Autoklastik
Biasanya dijumpai sebagai breksi vulkanik autoklastik yaitu bentuk fragmentasi padat
karena letusan gas-gas yang ada di dalamnya karena oleh penghancuran lava. Jadi
material ini merupakan gesekan penghancuran lava sebagai hasil dari perkembangan
lanjut dari pembekuan.

Alloklastik
Biasanya disebut dengan breksi vulkanik alloklastik yaitu breksi yang dibentuk oleh
fragmentasi dari beberapa batuan preexisting oleh proses vulkanik bawah permukaan.
Jadi proses breksiasi dari batuan ini terjadi di dalam gunung api, baru kemudian ekstrusi
sebagai aliran breksi. Breksiasi ini mungkin dihasilkan oleh pengembangan gas atau oleh
runtuhnya gunung api yang kemudian terbentuk rongga-rongga dan akhirnya diikuti
erupsi. Aliran breksi pada type ini terjadi pada derajat kemiringan dan bergerak dari
gunung api dengan media iar menjadi lahar. Ciri breksi ini adalah ketebalannya yang
besar dan tidak berlapis, material penyusunnya sangat kasar dan tidak tersortasi. Fragmen
mempunyai ukuran beraneka ragam, namun fragmen yang berupa pumis, skoria dan
batuan afanitik jarang dijumpai.

Epiklastik
Merupakan hasil dari pelapukan dan erosi dari batuan vulkanik dan umumnya bukan
merupakan hasil vulkanisme yang seumur. Karena endapan epiklastik ini merupakan
hasil proses rework dan telah mengalami transportasi, maka pada umumnya fragmennya
lebih rounded. Fragmen-fragmen tersebut dapat terbentuk oleh proses-proses non

vulkanik atau proses epigenik sehingga membentuk modifikasi butiran yang agak
membulat. Material epiklastik di alam sering dijumpai sebagai breksi laharik.
b. Batuan Sedimen Silisiklastik nonvulkanik
Batuan sedimen jenis ini didominasi oleh detrital grain (mineral silika dan fragmen
batuan khusunya). Batuan yang termasuk jenis ini antara lain:

Konglomerat
Adalah batuan yang terbentuk dari endapan gravel yang sudah terkonsolidasi dengan
campuran pasir atau lumpur pada ruang antar butirnya. Umumnya batuan ini berukuran
cobble atau pebble yang well rounded (membulat baik). Kebanyakan konglomerat
menunjukkan perlapisan yang kurang baik dan kadang-kadang juga terdapat lensa
batupasir. Konglomerat yang terbentuk saat ini terakumulasi di atas rangkaian
pegunungan, di pantai dan pada kanal sungai. Secara petrologis menunjukkan tekstur
kemas terbuka dengan sortasi buruk, dengan fragmen berukuran kerikil sampai boulder (2
- >256 mm) sedangkan untuk matriknya berukuran lempung sampai pasir (< 1/256 2
mm)

Breksi
Adalah batuan yang terbentuk dari material vulkanik yang kemudian mengalami
konsolidasi dengan fragmen-fragmen batuan beku lainnya yang juga hasil dari vulkanik.
Secara petrologis batuan ini menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi buruk, dengan
fragmen berukuran kerikil sampai boulder (2 - >256 mm) dan biasanya fragmen berupa
batuan beku dengan bentuk yang meruncing (angular), sedangkan untuk masa dasarnya
berupa batuan beku yang berukuran afanit. Jika dilihat dengan bantuan mikroskop, masa
dasar dapat berupa glass vulkanik

Batupasir
Adalah batuan sedimen klastik yang paling banyak dijumpai. Sejak tersingkap di
permukaan bumi, batuan ini sangat mudah dikenali karena biasanya batuan ini tahan
terhadap pelapukan. Pada dasarnya batupasir bisa disusun oleh material apa saja, tetapi
kenyataanya butiran kuarsa selalu paling melimpah. Hal ini disebabkan karena kuarsa

merupakan mineral utama dalam batuan beku, sedimen maupun metamorfik, selain itu
mineral ini tahan terhadap abrasi dan pelapukan kimiawi. Partikel pasir pada kebanyakan
batupasir disemen oleh kalsit atau oksida besi.
Komposisi batupasir merupakan kunci penting tentang sejarah pengendapannya.
Selama tertransportasi yang jauh, fragmen batuan (kecil) dan mineral-mineral tertentu
yang siap mengalami dekomposisi (pelapukan kimiawi), seperti hanlnya olivin, piroksen,
feldspar dan mika akan hancur menjadi partikel yang lebih halus dan kemudian tertampi
(winnowed) keluar, terpisah dengan mineral kuarsa yang ultra stabil. Batupasir yang
bersih, terpilah dengan baik dengan komposisi kuarsa yang membundar baik, berarti
batupasir tersebut telah tertransport jauh atau telah berulang kali mengalami siklus erosi
dan deposisi. Secara petrologis batuan ini mempunyai tekstur kemas tertutup dan sortasi
yang baik, sedangkan komposisinya berupa material-material sedimen berukuran pasir
( 1/16 2 mm) dengan bentuk butir rounded.

Arkose
Secara petrologis arkose menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi yang buruk.
Matriks biasanya berukuran pasir ( 1/16 2 mm) yang berupa material-material sedimen
berukuran pasir, sedangkan untuk fragmen berukuran pasir kerikil ( 1/16 4 mm )
dengan fragmen berupa mineral-mineral seperti Chert, Muscovite, Biotite, Kuarsa,
Ortoklas. Pembundaran angular-subangular.

Batulanau
Adalah batuan sedimen klastik berbutir halus ( antara 1/16 mm 1/256 mm).
Batulanau umumnya berstruktur laminasi (perlapisan < 1 mm) dan sering mengandung
struktur burrow. Siltstone ini merupakan hasil konsolidasi material berbutir halus yang
terbawa secara susupensi oleh air (sungai, laut) dan diendapkan pada dataran banjir atau
delta.

Serpih

Merupakan lumpur dan lempung yang telah terkonsolidasi. Batuan ini sangat
melimpah di alam, kebanyakan berstruktur laminasi. Serpih hitam mengandung material
karbon dan terakumulasi pada air tenang seperti halnya lagoon, laut dangkal, daerah
pasang surut (tidal flat). Sedang serpih merah menandakan banyak mengandung oksida
besi yang berarti teroksidasi pada lingkungan terbentuknya (streem channels, flood plain,
tidal plan)
2. Batuan sedimen non klastik
a. Batuan Karbonat
Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi yang dominan (lebih dari
50%), terdiri dari mineral-mineral atau garam-garam karbonat, yang dalam prakteknya
secara umum meliputi batugamping dan dolomit. Merupakan batuan sedimen non klastik
yang paling melimpah di alam. Batuan ini berkomposisi utama berupa kalsium karbonat
(CaCO3) yang berasal dari proses kimiawi bersama-sama dengan biologis. Banyak
tumbuhan dan binatang invertebrata mengeluarkan CaCO 3 dari air dalam proses
kehidupannya dan mengggunakan garam yang sama untuk membangun sarang dan
bagian kerangkanya. Bila organisme tersebut mati, kerangkanya akan terakumulasi di
dasar lautan. Dalam waktu yang sangat lama, akumulasi kerang tersebut akan membentuk
lapisan karbonat dengan tekstur terdiri dari kerang atau pecahan kerang. Type
batugamping ini terutama disusun oleh skeletal atau rombakan skeletal dan bisa mencapai
ketebalan lebih dari 100 meter, dan bisa mempunyai penyebaran horizontal / lateral
sangat luas (riubuan km2). Proses pembentukannya dapat terjadi secara insitu berasal dari
larutan yang mengalami larutan yang mengalami proses kimia maupun biokimia, dimana
organisme turut berperan. Selain itu juga dapat terjadi rombakan yang mengalami
transportasi secara mekanik dan diendapkan di tempat lain sehingga terjadi proses
diagenesa batuan karbonat lain. Seluruh proses tersebut belangsung pada lingungan air
laut dari detritus asal darat.

batugamping klastik
adalah batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali detrital batugamping asal

o Kalsilutit
merupakan batuan karbonat klastik yang didominasi oleh detritus karbonat dengan
ukuran butir berukuran lempung < 1/16 mm
o Kalkarenit
merupakan batuan karbonat klastik yang didominasi oleh detritus karbonat dengan
ukuran butir berukuran pasir1/16 2 mm
o Kalsirudit
merupakan batuan karbonat klastik yang didominasi oleh detritus karbonat dengan
ukuran butir berukuran > 2 mm

batugamping non klastik


adalah batugamping yang terbentuk dri proses-proses kimiawi maupun organisme,
umumnya bersifat mono mineral
Biostrome

: merupakan batugamping nonklastik yang pembentukanya dari hasil

proses biokimia dan juga merupakan hasil timbunan tubuh atau kerangka plankton dan
nekton yang sudah mati, biasanya berlapis dan berseling dengan kalsilutit
Bioherm : merupakan batugamping nonklastik yang pembentukannya dari hasil proses
biokimia. Selain itu biasanya terdiri dari bentuk-bentuk bentonik masif dan berbentuk
lensa yang dikelilingi oleh sedimen klastik
Travertin

: merupakan batugamping nonklastik yang pembentukanya dari hasil

proses larutan Kimia dengan komposisi penyusun utama berupa Kalsit (CaCO3)
Chalk : Batugamping skeletal, dimana skeletal fragmennya dapat dilihat dengan
bantuan mikroskop, komposisi penyusun utama berupa CaCO3 dengan tekstur berupa
cangkang organisme mikroskopik

b. Batuan sedimen kimiawi


Merupakan batuan sedimen yang terbentuk karena proses penguapan, konsentrasi dan
pengendapan dari laruitan yang telah jenuh dan biasanya tersusun dari kristal-kristal

gypsum, garam dapur (halite), anhidrit dll. Reaksi kimia yang dimaksud adalah
kristalisasi langsung atau reaksi organik

Chert
Chert atau sering disebut batu rijang mempunyai bentuk bedded dan nodular. Chert
dengan bentuk bedded biasanya ditemukan pada daerah laut dalam dan berasosiasi
dengan radiolaria dan lava bantal. Sedangkan chert dengan bentuk nodular biasa
ditemukan pada batugamping yang terbentuk oleh proses diagenesa berupa penggantian
(replacement)

Gypsum
Gypsum terbentuk oleh proses evaporasi yang dapat sebagai indikator penting paleoiklim dan paleo-geografi. Gypsum mempunyai bentuk nodular dengan tekstur chickenwire. Terbentuknya gypsum terjadi karena material sedimen yang diendapkan di laut,
biasanya berukuran lempung, kemudian lempung itu akan melepaskan ion-ion O 2- dan
kemudian ditangkap oleh unsur Ca2+ dan senyawa SO42-. Unsur-unsur tersebut berikatan
membentuk senyawa CaSO4.2H2O yang disebut dengan gypsum

Ironstone
Ironstone biasanya merupakan Oolitik dan Ooids yang dapat terdiri dari hematit,
Geothite, magnetit dan chamosit. Ironstone ini biasanya diendapkan pada lingkungan
deposisional dan kadang terdapat fosil yang mengindikasikan daerah dengan kondisi
hiposalin

Dolomit
Terbentuk karena adanya pergantian batugamping. Proses yang terjadi dapat berlangsung
secara cepat setelah proses deposisi pada daerah intertidal tinggi, dataran supratidal.

Dedolomites
Adalah batuan yang komposisi mineralnya berupa dolomit (calcium Magnesium
Carbonate = CaMg(CO3)2. Batuan ini mirip dengan batugamping dalam hal tekstur,
struktur dan cara terdapatnya. Batuan ini bisa berasal dari presipitasi langsung air laut,
tetapi kebanyakan berasal dari substitusi calcium oleh magnesium pada batugamping

Halite
Halite terbentuk oleh prespitasi langsung dari danau yang kadar garamnya tinggi atau
pada teluk disepanjang pantai lautan
3. Batuan Sedimen Sapropelite
a. Antrasit
Batuan mempunyai warna hitam, Struktur masif dengan tekstur nonklastik, ukuran butir
mikrokristalin ( < 0,01 mm ), keseragaman kristal seragam, hubungan antar kristal
anhedra euhedra. Batuan tersusun oleh Carbon ( material organik ), berwarna hitam,
kelimpahan dominan, ukuran butir mikrokristalin ( < 0,01 mm )
b. Batubara muda (Lignit)
Batuan mempunyai warna hitam, struktur brittle, dengan tekstur bioklastik, ukuran butir
pasir ( 1/16 2 mm ), bentuk butir angular, sortasi baik, kemas tertutup. Batuan tersusun
oleh material-material organik, Berwarna hitam, ukuran butir pasir ( 1/16 2 mm ),
kelimpahan melimpah

DAFTAR PUSTAKA
Boggs, S., 1987, Principle of Sedimentology and Stratigraphy, Merril Publishing Co. A Bell &
Howell Co., Colombus, Ohio

Anda mungkin juga menyukai