Anda di halaman 1dari 13

1

LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI

BENTHOS DAN TUMBUHAN AIR


OLEH :
RAJIS
1004114302
TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

LABORATORIUM LIMNOLOGI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011

I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limnologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal tentang perairan daratan, yang
mencakup pengetahuan tentang factor-faktor abiotik serta interaksi yang terjadi diantaranya.
Perairan daratan adalah suatu badan air yang ada didaratan atau yang masih berhubungan
dengan daratan, termasuk danau, waduk, rawa, suatu dan bahkan estuary. Perairan waduk
adalah

badan

air

terbentuk

karena

pembendungan

aliran

sungai

oleh

manusia.

(wikipedia,2011)
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup zat, energi, atau komponen
lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter, yaitu parameter fisika
(suhu, kekeruhan, padatan terlarut, dan sebagainya) dan parameter biologi (keberadaan
plankton, bentos dan sebagainya (Effendi, 2003).
Tumbuhan akuatik juga disebut tumbuhan hidrophytic atau hydrophytes adalah
tumbuhan yang telah disesuaikan untuk tinggal di atau pada lingkungan perairan. Karena
hidup pada atau di bawah air permukaan memerlukan banyak adaptasi khusus, air tanaman
hanya dapat tumbuh dalam air atau selamanya jenuh tanah. Aquatic vascular tanaman dapat
ferns atau angiosperms (dari berbagai keluarga, termasuk di antara monocots dan dicots).
Wikipedia,2011)
Ekosistem merupakan kumpulan faktor biotik dan abiotik dan saling berinteraksi.
Faktor biotik terdiri dari hewan, tumbuhan, manusia dan mikroba. Sedangkan faktor abiotik
meliputi air, tanah, oksigen, kelembaban, suhu, pH dan karbondioksida. Pada ekosistem laut
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi darat juga. Mahluk hidup yang ada di
perairan laut yaitu benthos, benhtos hidup pada suatu substrat dasar dari suatu perairan, baik
dengan cara melekat maupun hidup secara bebas. Benthos dibagi menjadi dua macam

berdasarkan tempat hidupnya yaitu: Epifauna benthos yang hidup diatas permukaan substrat
dan infauna benthos yang hidup meliang di substrat. Bentos bermanfaat bagi biota laut
maupun untuk manusia.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum limnologi adalah untuk mengenal komponen dari sistem-sistem
perairan, dan untuk dapat mengerti tentang fungsinya dalam dinamika seprosedur
keseluruhan.
Manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan mengerti tentang jenis-jenis
parameter kualitas air suatu perairan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Benthos
Bentos merupakan sebuah organisme yang tinggal di dalam, atau di dasar laut, dikenal
sebagai zona bentik. Mereka tinggal di dekat laut atau endapan lingkungan, dari pasang surut
di sepanjang tepi kolam, dan kemudian ke bawah abisal pada kedalaman.Karena cahaya tidak
menembus ke dalam laut, sumber energi yang mendalam untuk ekosistem bentik memiliki
organik yang lebih tinggi dari pada air bawah kolom yang masuk ke kedalaman.
(wikipedia,2011)
Menurut Ubaidillah 2003, pada dazsarnya bumi dan daratan. Perairan terbagi dalam
perairan dalam dan perairan lepas pantai (Perairan laut). Perairan pedalaman umumnya tawar
tetapi ada yang payau, dengn sifatnya mengalir atau menggenang. Pada praktikum kali ini
dibahas mengenai perairan laut, lebih khususnya mengenai mahluk hidup invertebrata yang
ada di perairan laut. Mahluk hidup ini dikenal dengan sebutan bentos
Bidang ilmu yang melatarbelakangi tentang pembelajaran bentos yaitu Oseanografi
untuk jurusan biologi. Dengan mempelajari berbagai macam bentos, akan diketahui berbagai
macam mahluk hidup yang ada di perairan laut. Kehidupan bentos dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor. Adapun faktor yang memepengaruhi yaitu tipe sedimen, salinitas dan
kedalaman di bawah permukaan sehingga menyebabkan bermacam-macam bentos yang ada
(Sahala,1985)
Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya
adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos. Adapun
faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang diantaranya: suhu, arus, oksigen terlarut (DO),

kebutuhan oksigen biologi (BOD) dan kimia (COD), serta kandungan nitrogen (N),
kedalaman air, dan substrat dasar (Allard and Moreau, 1987); APHA, 1992). Hewan ini
memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan
mineralisasi material organik yang memasuki perairan (Lind, 1985).
2.2. Tumbuhan Air
Tumbuhan akuatik juga disebut tumbuhan hidrophytic atau hydrophytes adalah
tumbuhan yang telah disesuaikan untuk tinggal di atau pada lingkungan perairan. Karena
hidup pada atau di bawah air permukaan memerlukan banyak adaptasi khusus, air tanaman
hanya dapat tumbuh dalam air atau selamanya jenuh tanah. Aquatic vascular tanaman dapat
ferns atau angiosperms (dari berbagai keluarga, termasuk di antara monocots dan dicots).
Seaweeds tidak vaskular tanaman tetapi multisellular laut algae, dan karena itu biasanya tidak
termasuk dalam kategori tanaman air. (Pechenik,2000).
Dibandingkan dengan jenis tanaman seperti mesophytes dan xerophytes, hydrophytes
tidak ada masalah dalam menahan air karena banyaknya air dalam lingkungan. Ini berarti
tanaman telah kurang perlu mengatur pengeluaran keringat (memang, peraturan dari
penembusan akan memerlukan lebih banyak energi daripada keuntungan yang mungkin
timbul). (Rosenberg, 1993).
Beberapa jenis buttercup (genus Ranunculus) float sedikit terendam air; hanya
memperpanjang bunga di atas air. Daun dan akar yang panjang dan tipis dan hampir-rambut
seperti; ini membantu menyebarkan massa dari tanaman yang lebih luas wilayah, sehingga
lebih ringan. Panjang akar dan daun tipis juga memberikan permukaan area yang lebih besar
untuk uptake of mineral solutes dan oksigen. Lebar daun rata air Lilies (keluarga
Nymphaeaceae) membantu mendistribusikan berat lebih besar daerah, sehingga membantu

mereka hanyut di dekat permukaan. Banyak ikan jang memelihara tanaman air dalam tangki
untuk mengendalikan phytoplankton dan moss oleh menghapus metabolites. Banyak jenis
tanaman air adalah spesies invasi di berbagai belahan dunia. Air membuat tanaman khususnya
baik perkabungan karena mereka menggandakan vegetatively dari fragmen. (Rosenberg,
1993).
Eceng gondok atau enceng gondok (Latin:Eichhornia crassipes) adalah salah satu
jenis tumbuhan air mengapung. Selain dikenal dengan nama eceng gondok, di beberapa
daerah di Indonesia, eceng gondok mempunyai nama lain seperti di daerah Palembang dikenal
dengan nama Kelipuk, di Lampung dikenal dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan
nama Ilung-ilung, di Manado dikenal dengan nama Tumpe. (wikipedia,2011)
Eceng gondok pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ilmuwan
bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada
tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brasil. Eceng gondok
memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang
dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran
air ke badan air lainnya. (Pechenik,2000).
Teratai (Nymphaea) adalah nama genus untuk tanaman air dari suku Nymphaeaceae.
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai water-lily atau waterlily. Di Indonesia, teratai juga
digunakan untuk menyebut tanaman dari genus Nelumbo (lotus). Pada zaman dulu, orang
memang sering mencampuradukkan antara tanaman genus Nelumbo seperti seroja dengan
genus Nymphaea (teratai). Pada Nelumbo, bunga terdapat di atas permukaan air (tidak

mengapung), kelopak bersemu merah (teratai berwarna putih hingga kuning), daun berbentuk
lingkaran penuh dan rimpangnya biasa dikonsumsi.(wikipedia,2011)

III.METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum Limnologi ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 25
November 2011 pada pukul 08.00 WIB s/d selesai di Laboratorium Limnologi,Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Universitas Riau.
3.2. Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Jenis-Jenis Benthos Dan
Tumbuhan Air, Sedangkan Alat yang digunakan adalah Petersen Dredge, Alat alat tulis,
penuntun praktikum, serta buku identifikasi bentos dan tumbuhan air.
3.3. Metode Pengamatan
Metode yang digunakan yaitu metode secara langsung terhadap objek yang diamati.
3.4 Prosedur Praktikum
Prosedur yang digunakan yaitu pengamatan secara langsung yang dilakukan diwaduk,
hasil yang didapat kemudian dianalisis dan dicatat berdasarkan apa yang diperoleh
dilaboratorium.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Hasil yang didapat yaitu pada organisme bentos yaitu:

Sedangkan hasil yangdidapat untuk tumbuhan air yaitu:

4.2. Pembahasan
Hewan-hewan bentos yang sering ada dalam grup dan mempunyai sifat yang khas
dikenal sebagai communities (Masyarakat). Dimana hali ini berhubungan dengan kondisi
lingkungan hidup yang spesifik. Communities biasanya didominasi oleh satu atau dua jenis
hewan (species) dari mana mereka dikena, yang disertai oleh organisme yang bersifat sub
dominan.
Sebagai contoh masyarakat venus yang banyak dijumpai di lingkungan pasir, di lepas
panatai di dominasi oleh bivalse moluska Venus striatula. Biasanya mereka dapat dijumpai
bersama-sama

dengan

polychaeta

dan

ampphipod

crustacean.

Masyarakat

Brissopsis/Amphiura dijumpai di lingkungan lumpurlepas pantai, mempunyai dua dominasi


spesies yaitu Brissopsis lyrifera dan Amphiura chiaje. Hewan subdomina yang hidup bersamasama mereka adalah beberapa golongan bivalve moluska dan polychaeta (Sahala,1985).
Diantara benthos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan
lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro.
Kelompok ini lebih dikenal dengan makrozoobenthos (Rosenberg, 1993).
Makrozoobenthos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya
berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Hewan ini
memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan
mineralisasi material organik yang memasuki perairan serta menduduki beberapa tingkatan
trofik dalam rantai makanan. Makrozoobenthos dapat bersifat toleran maupun bersifat sensitif

10

terhadap perubahan lingkungan. Organisme yang memiliki kisaran toleransi yang luas akan
memiliki penyebaran yang luas juga. Sebaliknya organisme yang kisaran toleransinya sempit
(sensitif) maka penyebarannya juga sempit (Odum, 1993).
Tumbuhan akuatik juga disebut tumbuhan hidrophytic atau hydrophytes adalah
tumbuhan yang telah disesuaikan untuk tinggal di atau pada lingkungan perairan. Karena
hidup pada atau di bawah air permukaan memerlukan banyak adaptasi khusus, air tanaman
hanya dapat tumbuh dalam air atau selamanya jenuh tanah. Aquatic vascular tanaman dapat
ferns atau angiosperms (dari berbagai keluarga, termasuk di antara monocots dan dicots).
Seaweeds tidak vaskular tanaman tetapi multisellular laut algae, dan karena itu biasanya tidak
termasuk dalam kategori tanaman air. Dibandingkan dengan jenis tanaman seperti mesophytes
dan xerophytes, hydrophytes tidak ada masalah dalam menahan air karena banyaknya air
dalam lingkungan. Ini berarti tanaman telah kurang perlu mengatur pengeluaran keringat
(memang, peraturan dari penembusan akan memerlukan lebih banyak energi daripada
keuntungan yang mungkin timbul).(wikipedia,2011).

11

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat dambil kesimpulan bahwa dalam
suatu ekosistem pantai memiliki jenis makrofauna bentik yang bervariasi, kenaekaragaman
bentos yang ada di suatu perairan dipengaruhi oleh bergai faktor seperti, faktor fisika-kimia
lingkungan perairan, diantaranya; penetrasi cahaya yang berpengaruh terhadap suhu air;
substrat dasar; kandungan unsur kimia seperti oksigen terlarut dan kandungan ion hidrogen
(pH), dan nutrien. Sedangkan secara biologis, diantaranya interaksi spesies serta pola siklus
hidup dari masing-masing spesies dalam komunitas, bentos yang ada pada beberapa jarak dari
garis pantai memiliki jenis bentos yang berbeda.
Serta tumbuhan Air ada yang bermanfaat bagi perairan dan ada juga yang merugikan.
5.2 Saran
Diharapkan agar para asissten ditambah, agar semua praktikan bisa diajar semua
apabila tidak mengerti, serta agar alat-alat yang tersedia dilaboratorium mencukupi atau tidak
ada yang kurang, demi kelancaran praktikum ini.

12

DAFTAR PUSTAKA
Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air. Penerbit Kanius. Yogykarta. 258 hal.
Hutabarat, S. 1985. Pengantar Oseanografi. Penerbit UI-Pres: Jakarta.
http://wikipedia.org/wiki(diakses pada tanggal 27 november 2011, pukul 20.00 WIB)
Odum EP. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Gajah Mada University press :
Yogyakarta.
Pechenik, Jan A. 2000. Biology of the Invertebrate, Fourth Edition. Mc Graw Hill: USA
Rosenberg, D. M. and V. H. Resh. 1993. Freshwater Biomonitoring and Benthic
Macroinvertebrates. Chapman and Hall : New York, London.
Tan, Leo W.H. 2001. A Guide to Seashore. Singapore Scence Centre: Singapore
Ubaidillah, R dan Maryanto I, 2003, Managemen bioregional jabodetabek: Profil dan strategi
pengelolaan situ, rawa, dan danau, lembaga ilmu pengetahuan Indonesia, Jakarta

13

LAMPIRAN
Alat_alat yang digunakan:

Anda mungkin juga menyukai