Anda di halaman 1dari 14

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................... iv
BAB I.

PENDAHULUAN............................................................................................... 1

1.

Judul................................................................................................................... 1

2.

Latar Belakang Masalah........................................................................................... 1

3.

Perumusan Masalah................................................................................................ 3

4.

Tujuan Penelitian................................................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 4


1.

Monmorillonit....................................................................................................... 4

2.

Pemanfaatan......................................................................................................... 5

BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................................... 7


1.

Bahan dan Alat...................................................................................................... 7

2.

Preparasi monmorillonit........................................................................................... 7

3.

Sintesis Na-monmorillonit........................................................................................ 7

4.

Karakterisasi Na-monmorillonit.................................................................................7

5.

Perancangan dan Pembuatan Alat Penjernih Air Portabel...................................................8

6.

Uji Coba Alat penjernih Air dengan Na-monmorillonit.....................................................8

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I.

PENDAHULUAN

1. Judul
Studi Efektifitas Penjernih Air Minum Berbasis Adsorben
Monmorillonit dari Boyolali.
2. Latar Belakang Masalah
Air adalah salah satu komponen alam dan merupakan salah satu
komponen terpenting bagi kehidupan organisme. Akses yang dapat
diandalkan untuk air bersih dan terjangkau dianggap salah satu yang
paling dasar

tujuan kemanusiaan, dan tetap menjadi tantangan global

utama untuk abad ke-21(Qu et al., 2013).

Pengadaan akses air bersih

sangat penting untuk meningkatkan standar kesehatan rakyat Indonesia.


Bahkan pengadaan air bersih termasuk dalam salah satu target Millenium
Development Goals (MDGs) Indonesia untuk tahun 2015. Targetnya,
68,97 % rakyat sudah mendapat akses air bersih pada tahun 2015.
Faktanya, berdasarkan dara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS), baru 47% masyarakat yang mendapat akses air bersih.
Padahal masalah soal air bersih tidak hanya membicarakan soal air untuk
kebutuhan rumah tangga, namun juga soal sanitasi lingkungan, sumber
daya manusia, hingga angka kematian ibu dan bayi di Indonesia
(Sulaiman, 2014).
Kuantitas elemen air di planet ini memang besar, namun tidak
semua air tersebut dapat dikonsumsi manusia. Manusia hanya dapat
mengonsumsi air tawar. Sumber air bersih di Indonesia pada umumnya
berasal dari air sungai. Kegiatan ndustri tanpa diiringi penerapan aturan
yang ketat tentang pengolahan limbahnya menyebabkan pencemaran air
sungai semakin menjadi-jadi, ditambah lagi tingkat disiplin yang rendah
dari sebagian besar penduduk di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS)
dengan membuang sampah ke sungai menambah tingkat pencemaran air
sungai. Oleh sebab itu teknologi yang efisien dan murah dalam

pengolahan air agar ketersediaan air bersih yang cukup bagi penduduk
sangat diperlukan.
Kebutuhan inovasi teknologi untuk memungkinkan pengolahan air
yang terpadu sangat diperlukan. Nanoteknologi memiliki potensi besar
dalam mengolah air serta untuk menambah pasokan air melalui
penggunaan yang aman dari sumber air yang tidak konvensional.
Kemajuan terbaru dalam nano teknologi menawarkan lompatan
peluang untuk mengembangkan sistem penyediaan air untuk generasi
berikutnya (Qu etal., 2013). Adsorben monmorillonit terpilar Fe2O3
menawarkan keuntungan potensial dibandingkan metode konvensional
karena sifat fisika-kimia yang unik, nontoksik dan ekonomis (Zhang,
2003; Li et al., 2006). Keuntungan utama dari teknik ini adalah relatif
sederhana dengan hanya menggunakan dua reagen dan tidak perlu
peralatan khusus. Monmorillonit terpilar Fe2O3 memberikan rasio
permukaan-ke-volume tinggi, yang mempromosikan perpindahan massa
ke dan dari permukaan padat sehingga potensi tinggi untuk menghilangkan
kontaminan dan degradasi.
Kabupaten Boyolali, khususnya Desa Bandung Kecamatan
Wonosegoro memiliki potensi bahan alam yang bisa dimanfaatkan untuk
teknologi penyediaan air minum yaitu monmorillonit sebagai adsorben.
Ketersediaan monmorillonit lokal yang melimpah ini mendorong upaya
untuk meningkatkan nilai tambah menjadi adsorben berkinerja tinggi yaitu
monmorillonit terpilar besi oksida untuk penyediaan air minum.
Disamping itu, kebutuhan akan alat penjernih air yang praktis juga
tidak kalah penting. Perkembagan teknologi yang semakin modern
menuntut siapapun untuk selalu berinovasi dalam meningkatkan
kesejahteraan manusia. Dengan merancang alat penjernih air minum yang
terpasangkan adsorben dari Monmorillonit lokal diharapkan dapat
mempermudah masyarakat dalam mengakses air bersih dengan biaya yang
terjangkau.

3. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimanakah sintesis adsorben Na-monmorillonit?
b. Bagaimanakah sifat-sifat adsorben monmorillonit?
c. Bagaimanakah rancangan alat penjernih air minum berbasis adsorben
monmorillonit?
a. Bagaimanakah tahapan pengolahan air alat penjernih air minum
berbasis adsorben monmorillonit?
d. Bagaimanakah kualitas air setelah diolah dengan monmorillonit?
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
b. Mensintesis adsorben Na-monmorillonit.
c. Mengetahui sifat-sifat adsorben Na-monmorillonit.
d. Mengetahui rancangan alat penjernih air minum berbasis adsorben
monmorillonit.
e. Mengetahui tahapan pengolahan air alat penjernih air minum berbasis
adsorben monmorillonit.
f. Mengetahui kualitas air setelah diolah dengan Na-monmorillonit.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


1. Monmorillonit
Nama monmorilonit itu sendiri berasal dari Perancis pada tahun
1847 untuk penamaan sejenis lempung yang terdapat di Monmorilon
Prancis

yang

dipublikasikan

pada

tahun

1853

1856

(www.dim.esdm.go.id). Jenis lempung ini menunjukkan sifat koloid yang


kuat dan memiliki sifat mengembang ketika bersentuhan dengan air (Kirk
Othmer, 1964). Istilah bentonit secara umum digunakan untuk sejenis
lempung yang bersifat plastis, koloidal dan swelling.
Bentonit

adalah

clay

yang

sebagian

besar

terdiri

dari

montmorillonit dengan mineral-mineral minor seperti kwarsa, kalsit,


dolomit, feldspars, dan mineral minor lainnya. Montmorillonit merupakan
bagian dari kelompok smectit dengan komposisi kimia secara umum
(Mg,Ca)O.Al2O3.5SiO2.nH2O. Nama bentonit diambil dari nama formasi
tempat lempung ini mula-mula ditemukan, yaitu formasi benton yang
terdapat di daerah Ford Benton Wyoming, Amerika Serikat. Penamaan
istilah bentonit diusulkan sebagai pengganti dari istilah nama lain
sebelumnya yaitu Soapy Clay atau Taylorit yang dipopulerkan oleh
Taylorite (1888).
Bentonit berbeda dari clay lainnya karena hampir seluruhnya
(75%) merupakan mineral monmorillonit. Mineral monmorillonit terdiri
dari partikel yang sangat kecil sehingga hanya dapat diketahui melalui
studi mengunakan XRD (X-Ray Difraction). Struktur monmorillonit
memiliki konfigurasi 2:1 yang terdiri dari dua silikon oksida tetrahedral
dan satu alumunium oksida oktahedral. Pada tetrahedral, 4 atom oksigen
berikatan dengan atom silikon di ujung struktur. Empat ikatan silikon
terkadang disubtitusi oleh tiga ikatan alumunium.Pada oktahedral atom
alumunium berkoordinasi dengan enam atom oksigen atau gugus-gugus
hidroksil yang berlokasi pada ujung oktahedron. Al3+ dapat digantikan oleh

Mg2+, Fe2+, Zn2+, Ni+, Li+ dan kation lainnya. Subtitusi isomorphous dari
Al3+ untuk Si4+ pada tetrahedral dan Mg2+ atau Zn2+ untuk Al3+ pada
oktahedral menghasilkan muatan negatif pada permukaan clay, hal ini
diimbangi dengan adsorpsi kation di lapisan interlayer (Alemdar, et. al.,
2005).

Gambar 1.Struktur Monmorillonit


Adanya atom-atom yang terikat pada masing-masing lapisan
struktur montmorillonit memungkinkan air atau molekul lain masuk di
antara unit lapisan. Akibatnya kisi akan membesar pada arah vertikal.
Selain itu karena adanya pergantian atom Si oleh Al menyebabkan
terjadinya penyebaran muatan negatif pada permukaan bentonit. Bagian
inilah yang disebut sisi aktif (active site) dari bentonit dimana bagian ini
dapat menyerat kation dari senyawa-senyawa organik atau dari ion-ion
senyawa logam.
2. Pemanfaatan
Berdasarkan pada sifat penyerapan dan sifat katalis yang dimiliki
oleh bentonit, bentonit banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri
sebagai adsorben pestisida, adsorben kotoran binatang, katalis dan
penunjang katalis, bahan pemucat (bleaching earth) dalam industri minyak
sawit dan berbagai industri farmasi. Penggunaan ini didasarkan oleh
ketersediaan bentonit yang ada di alam.

Di alam, bentonit terdiri atas dua jenis, yaitu natrium bentonit dan kalsium
bentonit yang keduanya dapat dibedakan dari sifat mengembang (swelling)
bila dicelupkan ke dalam air.
a. Kalsium Bentonit
Bentonit jenis ini disebut juga Mg,Ca-Bentonit. Jenis ini
mengandung kalsium (Ca2O) dan magnesium (MgO) lebih banyak
dibandingkan natriumnya, mempunyai sifat sedikit menyerap air
sehingga apabila didispersikan dalam air akan cepat mengendap (tidak
membentuk suspensi), pH nya berkisar 4, 0 7,0 (bersifat asam). Daya
tukar ion cukup besar dan bersifat menyerap. Dalam keadaan kering
bersifat cepat merekah (rapid slaking), berwarna abu-abu, biru,
kuning, merah dan coklat.
Bentonit jenis ini sangat baik digunakan sebagai lempung pemucat
warna pada minyak kelapa. Pada keadaan awal lempung jenis ini
memiliki daya serap warna yang rendah. Daya serap dapat
ditingkatkan dengan diaktifasi menggunakan asam mineral.
b. Natrium Bentonit
Bentonit

jenis

ini

disebut

juga

bentonit

tipe

Wyoming,

mengandung ion Na+ relatif lebih banyak jika dibandingkan dengan


ion Ca2+ dan Mg2+. Secara kasat mata mempunyai sifat mengembang
apabila dicelupkan ke dalam air hingga 8 kali lipat dari volume
semula, sehingga dalam suspensinya akan menambah kekentalan, pH
suspensi berkisar 8,5 9,8 (bersifat basa). Tipe ini dalam keadaan
kering berwarna putih sampai krem, dan mengkilap dalam keadaan
basah dan terkena matahari.
Kandungan Na2O dalam Natrium bentonit umumnya lebih besar
dari 2%. Karena sifat-sifat tersebut maka mineral ini sering
dipergunakan

untuk

lumpur

pemboran,

penyumbat

kebocoran

bendungan pada teknik sipil, bahan pencampur pembuatan cat, bahan


baku farmasi, dan perekat pasir cetak pada industri pengecoran logam.

BAB III. METODE PENELITIAN


1. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini monmorillonit
dari Desa Bandungan Wonosegoro Boyolali, asam klorida, NaCl, air bebas
ion, NaOH, AgNO3 dan bahan pendukung lainnya. Peralatan penguji yang
digunakan adalah Difraksi Sinar X, FTIR dan SEM.
2. Preparasi monmorillonit
Sampel

monmorillonit

diperoleh

dari

Desa

Bandungan

Wonosegoro, Boyolali. Preparasi sampel monmorillonit dilakukan melalui


tahap-tahap dengan mengoven pada suhu 1050C selama 3 jam. Serpihan
monmorillonit kemudian didinginkan pada suhu kamar. Setelah dingin
dihaluskan dengan mortir dan diayak dengan ayakan 200 mesh. Serbuk
monmorillonit disimpan dalam desikator.
3. Sintesis Na-monmorillonit
Mencuci 100 g serbuk monmorillonit dalam 2 L air bebas ion
kemudian diaduk. Mendiamkan selama 24 jam, kemudian disaring dan
mengeringkan dalam oven pada suhu 110-1200C. Menggerus dan
mengayak monmorillonit dengan ayakan ukuran 200 mesh.
Memasukkan 33,08 g monmorillonit yang telah dicuci kedalam
1096 mL larutan NaCl 1 M (64,13 g NaCl) selama 24 jam kemudian
disaring. Mencuci serbuk monmorillonit dengan air bebas ion sampai
filtrat tidak mengandung ion Cl menggunakan larutan AgNO 3.
Mengeringkan hasil penyaringan dalam oven pada suhu 1200C sampai
kering, menggerus dan mengayakdengan ayakan berukuran 270 mesh.
4. Karakterisasi Na-monmorillonit
Untuk mengetahui karakter Na-morillonit hasil sintesis dilakukan
karakterisasi. Karakterisasi yang dilakukan adalah penentuan komposisi
nZVI dengan EDX, penentuan luas permukaan nZVI dengan metode BET,

penentuan morfologi dan ukuran nZVI dengan SEM, analisis struktur


nZVI dengan X-Ray Diffractometer (XRD), dan penentuan gugus fungsi
organik menggunakan FTIR.
5.

Perancangan dan Pembuatan Alat Penjernih Air Portabel


Alat penjernih yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

AdsorbenNamonmorillonit

Gambar 2. Rancangan Alat Penjernih Air Portabel


dengan Adsorben Monorillonit

6. Uji Coba Alat penjernih Air dengan Na-monmorillonit


Menguji kualitas air yang sebelum diolah. Memasang alat
penjernih pada kran air. Mengalirkan air pada alat penjernih yang
mengandung adsorbent Na-monmorillonit Menguji kualitas air yang
keluar dari alat penjernih dibandingkan dengan kualitas air mula-mula dan
PERMENKES No 492/MENKES/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum.

10

Anda mungkin juga menyukai