Anda di halaman 1dari 2

Pankuronium (Pavulon)

Penggunaan : Relaksasi otot rangka


Dosis : intubasi : IV, 0,04-0,1 mg/kg
pemeliharaan : IV, 0,01-0,05 mg/kg (10%-50% dari dosis intubasi)
infus : 1-5 ug/kg/menit
prapengobatan/priming : IV, 10% dari dosis intubasi diberikan 3-5 menit sebelum
dosis relaksan depolarisasi/nondepolarisasi
eliminasi : ginjal, hati
kemasan : suntikan, 1 mg/ml, 2 mg/ml
penyimpanan : stabil hingga tanggal kadaluarsa (contohnya 18 bulan) jika diinginkan
(2derajat-8derajat C. Stabil selama 6 bulan pada suhu kamar (18-20 derajat C)
Farmakologi
Steroid biskuarter sintetik ini merupakan obat penyekat neuromuskular nondepolarisasi
beraksi panjang. Obat ini bertindak dengan berkompetisi untuk reseptr kolinergik pada
lempeng akhiran motrik. Pankuronium berkaitan dengan peningkatan nadi, tekanan darah,
dan curah jantung. Peningkatan nadi dapat timbul sebagai akibat aksi vagolitik pada jantung.
Peningkatan tekanan arteri rerata dan curah jantung dapat terjadi melaluiaktivasi susunan
saraf simpatis dan inhibisi dari ambilan balik katekolamin. Dengan infus yang kontinu (16
jam), pemulihan dapat diperpanjang karena akumulasi dari metabolit aktif. Jarang terjadi
pelepasan histamin.
Farmakokinetik
Awitan aksi : 1-3 menit
Efek puncak :3-5 menit
Lama aksi :40-65 menit
Interaksi/Toksisitas : blokade neuromuskuler dipotensiasi oleh aminoglikosida, antibiotik,
anestesik lokal, diuretik ansa, magnesium, litium, obat-obatan penyekat ganglionik,
hipotermia, hipokalemia, asidosis pernapasan, dan pemberian suksinilkolin sebelumnya,
kebutuhan dosis berkurang (sekitar 30-45%) dan lamanya blokade neuromuskuler
diperpanjang (hingga 25%) oleh anestetik volatil, menghambat pseudokolinesterase, dan
dosis prapengobatan memperpanjang lamanya blokade neuromuskuler, dosis priming
mengurangi waktu awitan blokade maksimal dengan sekitar 30-60 detik, meningkatkan risiko
aritmia pada pasien yang mendapatkan antidepresi trisiklik dan anestetik volatil, kelumpuhan
kambuhan terjadi dengan kuinidin, blokade neuromuskuler ditingkatkan pada pasien dengan
miestenia gravis atau fungsi adrenokortikal yang tidak adekuat, efeknya diantagonis oleh

inhibitor antikolinesterase seperti neostigmin, endrofonium, piridostigmin, tahanan


meningkat atau efeknya direversi pada penggunaan teofilin dan pada pasien dengan cedera
bakar dan paresis.
Pedoman/peringatan
1. Pantau respons dengan stimulator saraf tepi untuk memperkecil risiko kelebihan dosis
2. Efek reversi dengan atikolinerase seperti neostigmin, endrofonium, atau piridostigmin
bromida bersama dengan atropin atau glikopirolat
3. Dosis prapengobatan dapat menimbulkan suatu tingkat blokade neuromuskuler yang pada
beberapa pasien cukup untuk menyebabkan hipoventilasi
4. Kelumpuhan yang diperpanjang (beberapa hari hingga beberapa bulan) dapat terjadi
setelah dihentikannya infus jangka-panjang pada pasien perawatan intensif, khususnya pada
mereka dengan gagal ginjal, ketidakseimbangan elektrolit (hipokalemia, hipokalsemia,
hipermagnesemia), atau pemakaian bersama kortikosteroid dan/atau aminoglikosida. Hal ini
disebabkan oleh perkembangan miopati akut dan blokade neuromuskuler persisten sebagai
akibat sekunder dari penumpukan metabolit aktif, terutama pankuronium 3-desa-setil.
Reaksi Samping Utama
Kardiovaskular : Takikardia, hipertensi
Pulmoner : Hipoventilasi, apne, bronkospasme
GI : salivasi
Alergik : kemerahan, reaksi anafilaktoid
Muskuloskelet : blok yang tidak adekuat, blok yang diperpanjang
Daftar Pustaka : c

Anda mungkin juga menyukai