Praktikum Isoamil Asetat
Praktikum Isoamil Asetat
I. TUJUAN
1. Melakukan sintesis isoamil asetat dari isoamil alkohol dan asam asetat
2.
3.
glasial.
Menjelaskan prinsip esterifikasi.
Menjelaskan prinsip pemisahan destilasi sederhana.
Secara umum Ester dari asam berbau harum meliputi benzoat seperti metil
benzoat.
Isoamil asetat merupakan ester alifatik dari isoamil alkohol dan asam asetat
ekses. Reaksi yang terjadi biasanya disebut sebagai reaksi esterifikasi. Esterifikasi
merupakan reaksi yang dapat balik (reversible) dimana akan dihasilkan air, inilah
yang menjadi masalah, sehingga akan mengurangi konversi isoamil asetat yang
terbentuk.
O
CH3
CH3
Asam Asetat
Isoamil Alkohol
CH3
CH3
Isoamil Asetat
konsentrasi.
Isoamil asetat juga digunakan sebagai campuran dalam pernis dan nitro
selulosa pernis, ada dalam hormon feromon pada lebah madu.
2NaHCO3
Natrium Bikarbonat dapat pula dihasilkan dari reaksi antar natrium klorida
(NaCl), Ammonia (NH3) dan karbondioksida (CO2). Namun, sebagian besar
produsen, natrium bikarbonat lebih banyak menggunakan reaksi pertama untuk
menghasilkan natrium bikarbonat.
2. Asam Asetat:
Asam asetat, asam etanoat, asam cuka adalah senyawa kimia asam organik
yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat
merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana setelah asam format.
alat
refluks
b. Seperangkat
alat
destilasi
c.
d.
e.
f.
g.
Timbangan
Beaker glass
Pengaduk kaca
Spatula
Termometer
h.
i.
j.
k.
l.
m.
Corong pisah
Kertas saring
Oil bath
Pipet tetes
Pipet volume
Ball filler
n.
o.
p.
q.
r.
s.
Water pump
Kompor listrik
Lakmus
Labu takar
Gelas arloji
Statif dan klem
2) Bahan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Isoamil alkohol
Asam sulfat pekat
Asam asetat glasial
Akuades
NaHCO3 jenuh
NaSO4 anhidrat
18 ml
4 ml
24 ml
3) Rangkaian alat
4) Skema Kerja
a. Pembuatan Isoamil Asetat
18 ml isoamil asetat
24 ml asam asetat
30 ml NaHCO3
30 ml NaHCO3
30 ml NaHCO3
25 ml akuades
gojog
Isoamil asetat + 2 gr NaSO4
saring dan destilasi
Isoamil asetat murni
kemas dalam botol
Isoamil asetat dalam botol
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
2.
Perlakuan
Isoamil alkohol + asam asetat
glasial
Ditambah asam sulfta pekat
3.
Direfluks
4.
Didinginkan
5.
1.
6.
Pengamatan
Larutan berwarna putih jernih
Larutan berwarna kuning
kecoklatan dan terasa panas
jernih
Berubah warna
kehitaman
coklat
menjadi
7.
Dipisahkan
8.
Ditambah
NaHCO3,
kemudian digojog
9.
Didiamkan
11. Ditambah
NaHCO3,
kemudian digojog
12. Didiamkan
10. Dipisahkan
13. Dipisahkan
Agent mengendap
15. Disaring
16. Didestilasi
2. Analisis Data
Isoamil alkohol 18 ml (14,6 gram, 0,166 mol)
Asam asetat glasial 24 ml (24 gram, 0,4 mol)
Reaksi yang terjadi :
CH3COOH + C5H12O
C7H14O2 + H2O
0,166 mol
0,4 mol
Rx
0,166 mol
0,166 mol
0,166 mol
0,166 mol
0,234 mol
0,166 mol
0,166 mol
= 0,876 gr/cm3
=
Massa = x volume
= 0,87 gr/cm3 x 14,9 ml
= 12,963 gram
Rendemen yang dihasilkan :
= 59 %
3. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan sintesis isoamil alkohol dengan asam asetat
glasial. Digunakan asam asetat glasial karena asam asetat glasial bersifat murni
dan tidak mengandung air. Hasil yang didapat adalah isoamil asetat yaitu ester
yang beraroma pisang. Proses pertama adalah mencampurkan 18 ml isoamil
alkohol dengan 24 ml asam asetat glasial kemudian ditambahkan 4 ml asam sulfat
pekat sebagai katalis. Campuran tersebut diaduk hingga homogen dalam labu
didih alas datar 100 ml. Kemudian direfluks selama 1 jam dengan suhu maksimal
1410C, karena titik didih ester adalah 141oC. Tujuan direfluks adalah agar
campuran reaksi dapat dipanaskan tetapi jumlah zat tetap dan tidak mengurangi
volumenya. Rangkaian alat refluks meliputi alat-alat sebagai berikut labu dasar
bulat, pipa gelas panjang berbentuk gelombang, selang masuk, selang keluar, kaki
tiga, batu didih, klem, statif, ember, batu didih. Labu alas bulat digunakan untuk
tempat larutan isoamil yang akan direfluks. Labu alas bulat direndam dengan
gelas kaca yang berisi minyak. Ujung gelas kaca jangan sampai menempel pada
klem yang digunakan untuk menyangga labu alas bulat. Kemudian labu alas bulat
dan gelas kaca diberi masing-masing batu didih untuk meratakan panas pada
minyak maupun larutan isoamil asetat.
pemanasan pada labu destilasi sehingga komponen zat yang memiliki titik didih
yang lebih rendah akan menguap dan uap tersebut melewati kondensor atau
pendingin
yang
mendinginkan
komponen
zat
tersebut
sehingga
akan
terkondensasi atau berubah dari berwujud uap menjadi berwujud cair sehingga
dapat ditampung di labu destilat atau labu Erlenmeyer. Pada proses destilasi ini,
destilat ditampung pada suhu tetap (konstan). Hal ini dilakukan karena diharapkan
akan diperoleh destilat yang murni pada kondisi suhu tersebut. Setelah sampel
pada labu alas bulat berkurang, suhu akan naik karena jumlah sampel yang
didestilasi telah berkurang. Pada kondisi naiknya suhu ini, proses destilasi sudah
dapat dihentikan sehingga yang diperoleh adalah destilat murni. Pada destilasi,
untuk memperoleh ketelitian yang tinggi penempatan ujung termometer harus
2. Saran
a. Pada saat destilasi, pastikan peralatan dipasang dengan baik agar
tidak ada uap yang keluar pada proses destilasi.
b. Berhati-hatilah saat melakukan penggojogan agar tidak ada cairan
yang tumpah karena akan mempengaruhi rendemen yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Teknik Kimia Unnes. 2013 .Buku Petunjuk Praktikum Kimia Organik
dan Biokimia. Fakultas Teknik Unnes
Poedjiyadi, Anna dkk. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press
Tim Dosen Praktikum Kimir Organik, 2007. Petunjuk Praktikum Kimia Organik
II, Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia FMIPA Unnes.