Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rezwendy

NPM : 1306480566
Kelas : PB 14

LTM QUESTION BASED DISCUSSION-1


1. Jelaskan pengertian bencana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu
yang menyebabkan

atau

menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan.

Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang disebabkan oleh alam.
Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Berdasarkan buku Disaster Management A. Disaster Managers Handbook
(Kodoatie dan Sjarief, 2010:53) menyatakan bahwa : Bencana adalah suatu kejadian
alam atau buatan manusia, tiba-tiba atau progesive, yang menimbulkan dampak yang
dahsyat (hebat) sehingga komunitas (masyarakat) yang terkena atau terpengaruh harus
merespon dengan tindakan-tindakan luar biasa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bencana adalah peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan manusia, yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis terhadap para
korban.
2. Jelaskan berbagai jenis bencana dan kaitannya dengan Indonesia serta berikan 5 contoh
pada setiap jenis bencana tersebut
Jenis-jenis bencana menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, antara lain:
1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Dalam hal ini, apabila dikaitkan dengan Indonesia, kemungkinan terjadinya
bencana alam sangat besar. Melihat wilayah Indonesia yang luas dan terdiri dari
berbagai kondisi, baik posisi Indonesia di lempeng dunia, samudera yang
mengelilingi, dll, potensi bencana alam di Indonesia sangat besar. Berkaitan
dengan potensi bencana ini, yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan
pencegahan terhadap bencana yang sifatnya disebabkan oleh masalah

lingkungan, seperti tanah longsor, banjir dll. Untuk jenis bencana alam yang
sifatnya murni merupakan fenomena alam seperti gunung meletus, angin topan
dan sebagainya, yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan mitigasi bencana
seperti jalur evakuasi, peralatan SAR dan sejenisnya.
2. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.
Bila dikaitkan dengan Indonesia, beberapa contoh bencana non alam yang
terjadi disebabkan oleh kegagalan teknologi, kesalahan sumber daya manusia,
epidemic dan juga wabah penyakit, antara lain :
-

Bencana lumpur lapindo Sidoarjo, bencana ini terjadi karena gagalnya


teknologi, yaitu kebocoran pipa pengeboran yang justru membuat
lumpur memancar ke permukaan dan menenggelamkan permukiman
warga

Jebolnya tanggul situ gintung, bencana ini terjadi karena tanggul tidak
mampu menahan tekanan air yang berlebih sehingga tanggul jebol dan
menghanyutkan permukiman warga serta menelan korban jiwa

Wabah flu burung

Wabah flu babi

Wabah SARS

3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Beberapa contoh bencana social yang terjadi di Indonesia atara lain :
- Terorisme, peristiwa terorisme dan pengeboman di Indonesia marak terjadi
pada era 2000an, ini menyebabkan banyak terjadinya korban jiwa
- Konflik Poso
- Konflik etnis di Sampit, Kalimantan Tengah
- Konflik Gerakan Aceh Merdeka
- Konflik Sunni-Syiah di Madura
3. Jelaskan ancaman, risiko, kerentanan saat bencana!
Risiko bencana merupakan hubungan antara komponen-komponen ancaman
(hazard), kerentanan (vulnearability), dan kemampuan (capacity) dalam mengelola
ancaman. Jika dilihat hubungannya dengan risiko bencana dapat dirumuskan:

Risk = Hazard x Vulnearability


Capacity
Risiko potensial yang dapat terjadi selama proses penanggulangan bencana
umumnya dikarenakan fasilitas lokasi yang berdekatan dengan tempat yang beresiko
tinggi seperti dekat dengan gunung merapi, dekat dengan sungai, hutan, daerah tersebut
tertutupi sahu tebal,dan lain-lain sehingga hal tersebut menyebabkan kekhawatiran untuk
terjadinya kejadian ikutan pasca bencana.
Di lihat dari potensi terjadinya bencana alam, Indonesia merupakan salah satu
negara dengan potensi bencana yang sangat tinggi. Baik berupa bencana alam maupun
bencana karena perbuatan manusia. Potensi bencana di Indonesia dapat terbagi menjadi
dua, yaitu potensi bahaya utama dan potensi bahaya ikutan. Pada potensi bahaya utama,
dapat dilihat pada peta rawan bencana di Indonesia, dimana Indonesia merupakan negara
yang rentan dengan terjadinya gempa bumi, tanah longsor, banjir, letusan gunung api,
tsunami, dan lain sebagainya.
Ancaman yang dapat terjadi pada saat terjadinya bencana dapat dilperhatikan dari
beberapa aspek. Ancaman yang paling umum adalah kerugian langsung dan tidak langsung, dan
kerugian tangible (nyata) dan intangible (tak nyata).
A) Kerugian langsung,
Seperti yang dijelaskan oleh Keith Smith dalam bukunya Environmental Hazards
adalah " konsekuensi pertama yang terjadi segera setelah peristiwa, seperti kematian dan
kerusakan yang disebabkan oleh runtuhnya bangunan dalam gempa bumi" (1992). Contoh
kerugian langsung adalah:
Kematian
Cedera (prediksi cedera sering lebih berharga daripada prediksi kematian, karena
terluka akan membutuhkan komitmen sumber daya medis dan lainnya untuk

pengobatan [UNDP, 1994])


Biaya perbaikan atau penggantian struktur publik dan swasta yang rusak atau hancur

(bangunan, sekolah, jembatan, jalan, dll)


Biaya Relokasi / perumahan sementara
Kehilangan persediaan bisnis / pertanian
Kehilangan biaya pendapatan / sewa
Biaya respon Komunitas

B) Kerugian tidak langsung


Mungkin muncul lebih lama. setelah kerugian langsung. Contoh dari kerugian tidak
langsung meliputi:
Kehilangan pendapatan

Input / Output kerugian bisnis


Penurunan dalam bisnis / belanja pribadi ("efek riak")
Kehilangan pengetahuan institusional
Penyakit mental
Dukacita
Biaya Pembersihan

C) Kerugian yang nyata


Merupakan yang dapat dinilai dengan mata uang. Umumnya, hanya kerugian yang
nyata termasuk dalam estimasi kejadian masa depan dan pelaporan peristiwa masa lalu.
Contoh kerugian yang nyata antara lain:
Biaya perbaikan bangunan / penggantian
biaya Response
Kehilangan persediaan
Kehilangan pendapatan
D) Kerugian tak nyata
adalah mereka yang tidak dapat dinyatakan dalam istilah keuangan yang diterima
secara universal. Ini adalah alasan utama yang korban jiwa manusia dan luka manusia
dinilai

sebagai

kategori

terpisah dari

pengukuran

biaya

konsekuensi

dalam

penanggulangan bencana. Kerugian ini hampir tidak pernah dimasukkan dalam penilaian
kerusakan atau prediksi. Contoh kerugian tak berwujud meliputi:
Kerugian Budaya
Stres
Penyakit mental
Nilai Sentimental
Kerugian lingkungan (nilai estetika)

Kerentanan dalam konteks ini menyinggung keadaan di dalam suatu komunitas


yang membuat mereka mudah terkena akibat buruk dari suatu ancaman. Apabila tingkat
kerentanan di suatu komunitas rendah, maka suatu ancaman akan berlalu tanpa
menyebabkan kerugian bencana. Begitu juga sebaliknya, bila tingkat kerentanan tinggi
maka pada komunitas tersebut dengan mudah mengalami risiko bencana. Kerentanan
dapat berupa:
1. Kerentanan fisik
Merupakan daya tahan secara fisik yang dimiliki masyarakat untuk menghadapi
suatu bencana. Misalnya rumah tahan gempa yang dikhususkan untuk warga yang
tinggal di daerah rawan gempa.
2. Kerentanan ekonomi

Merupakan kemampuan ekonomi suatu masyarakat dalam menentukan tingkat


kerentanan terhadap bencana. Misalnya warga miskin lebih rentan terkena
bencana karena kurang mempunyai upaya dalam mitigasi bencana
3. Kerentanan Sosial
Kondisi sosial masyarakat turut mempengaruhi kerentanan terhadap bencana.
Kekurangan pengetahuan tentang bencana misalnya, dapat mempertinggi tingkat
kerentanan.
4. Kerentanan Lingkungan
Tempat tinggal masyarakat sangat mempengaruhi kerentanan terhadap bencana.
Warga yang tinggal di daerah sekitar gunung yang aktif misalnya, rentan terhadap
bencana yang ditimbulkan oleh gunung tersebut seperti terjadi letusan,
tercemarnya abu vulkanik, dan sebagainya
4. Peraturan penanganan bencana di bidang kesehatan di Indonesia !
1. Undang-undang nomor 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular
2. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
3. Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara
4. Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
5. Undang-undang nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
6. Peraturan pemerintah nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan daerah sebagai
daerah otonom
7. Peraturan pemerintah nomor 3 tahun 2007 tentang badan koordinasi nasional
penanggulangan bencana
8. Keputusan menteri kesehatan nomor 448 / Menkes /SK /VII /1993 tentang
pembentukan tim kesehatan penanggulangan bencana di setiap rumah sakit
9. Keputusan menteri kesehatan nomor 28/Menkes/SK/1/1995 tentang petunjuk
pelaksanaan umum penanggulangan medik korban bencana
10. Keputusan menteri kesehatan nomor 205/ Menkes /SK /VII /1999 tentang
prosedur permintaan bantuan dan pengiriman bantuan
11. Peraturan menteri kesehatan nomor 949 / Menkes /SK /VIII /2004 tentang
pedoman penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa
12. Keputusan bersama menteri kesehatan dan kapolri nomor 1087 /Menkes /SKB /IX
/2004 dan Nomor pol: Kep / 40 / IX / 2004 tentang pedoman penatalaksanaan
identifikasi korban mati pada bencana massal.
13. Peraturan menteri kesehatan nomor 1575 / MENKES / PER /XI / 2005 tentang
organisasi dan tata kerja departemen kesehatan.
14. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2005 Tentang Badan
Koordinasi Nasional Penanganan Bencana

16. Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

145/MENKES/SK/I/2007 Tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang


Kesehatan
17. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1653 tahun 2005 tentang Pedoman Penanganan
Bencana Bidang Kesehatan.

Daftar Referensi :

http://kbbi.web.id/ [diakses pada kamis, 26 Februari 2015 pukul 20.50]


Schneid TD, Colins L. Disaster Management and Preparedness: New York: 2001. [e-book]
Disaster Research, Education & Management/ http://psbmupn.org [diakses pada kamis, 26
Februari 2015 pukul 21.00]

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik


Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana. Republik Indonesia.

Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health and the International Federation of Red
Cross and Red Crescent Societies. 2008. Public Health Guide in Emergencies Second Edition.
Switzerland.

Saul, Heather. 2014. Mount Kelud eruption: Why is Indonesia the hottest spot on the Ring of
Fire?.

United

Kingdom:

The

Independent.

[Available

from:

http://www.independent.co.uk/news/world/asia/mount-kelud-eruption-why-is-indonesia-thehottest-spot-on-the-ring-of-fire-9128148.html ]

Coppola, D.P. 2007. Introduction to International Disaster Management. USA: Elsevier inc.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1653
tentang

Pedoman

Penanganan

Bencana

Bidang

Kesehatan.

[Available

from:

http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%201653%20ttg
%20Pedoman%20Penanganan%20Bencana%20Bidang%20Kesehatan.pdf]

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 145
tentang

Pedoman

Penanggulangan

Bencana

Bidang

Kesehatan.

[Available

http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20145%20ttg
%20Pedoman%20Penanggulangan%20Bencana%20Bidang%20Kesehatan.pdf]

from:

Anda mungkin juga menyukai