Anda di halaman 1dari 3

RELATIONSHIP COMPLIANCE TABLET CONSUMPTION OF IRON (FE) ON THE

INCIDENCE OF ANEMIA IN PREGNANT WOMEN


(Study In Work Area UPTD Health Center Cigeureung Tasikmalaya 2014)

Masalah-masalah kesehatan yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini diantaranya masih
tingginya angka kematian ibu (AKI). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI)
2010 angka kematian ibu (AKI) sebesar 230 per 100.000 kelahiran hidup yang berkaitan
dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Penyebab kematian itu adalah pendarahan (30%),
keracunan kehamilan (26%), infeksi (13%), kekurangan energi kronis/KEK (39%) dan
anemia pada kehamilan (42%).
Anemia gizi besi merupakan masalah gizi utama bagi kelompk umur dengan prevalensi
tertinggi pada ibu hamil ( 70%). Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin
(Hb) berada di bawah nilai ambang batas. Nilai ambang batas kadar Hb untuk ibu hamil
adalah 11gr%. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan
ibu, karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil.
Faktor - faktor yang bisa menyebabkan anemia pada ibu hamil yaitu kurangnya
mengkonsumsi makanan yang mengandung besi seperti hati ayam, sayur bayam, daging sapi,
kacang merah dll dan kurangnya konsumsi tablet besi (Fe). Kepatuhan mengkonsumsi tablet
besi (Fe) diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi
tablet besi (Fe), frekuensi tablet per hari. Ibu hamil banyak mengalami anemia defesiensi zat
besi karena kepatuhan mengkonsumsi yang tidak baik ataupun cara mengkonsumsi yang
salah yang menyebabkan kurangnya penyerapan zat besi pada tubuh ibu tersebut.
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat anemia pada ibu hamil adalah pendarahan pada saat
melahirkan, bayi berat lahir rendah (BBLR), penurunan IQ, bayi mudah terinfeksi, bayi
mudah menderita gizi buruk dan pada anemia berat bahkan dapat menyebabkan kematian ibu
dan bayinya.
Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2011
bahwa prevalensi ibu - ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35 - 75%. Wanita
hamil dapat terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya, karena pada masa ini,
janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama
sesudah lahir, untuk perkembangan otak bayi diawal kelahirannya dan wanita hamil kurang
mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada trimester I dan trimester II.

Salah satu program pemerintah dalam rangka menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
ibu hamil karena anemia adalah pemberian tablet besi (Fe) yang didistribusikan melalui
institusi kesehatan pemerintah ataupun swasta. Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan
adalah 900 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan
eritrosit ibu, serta 100 mg untuk darah janin. Maka ibu hamil wajib mengkonsumsi tablet besi
(Fe) selama kehamilannya yaitu 90 tablet dimulai pada trimester I sampai trimester III untuk
meningkatkan kadar Hb, karena setiap 1 tablet besi mengandung 60 mg besi elemental dan
1,25 mg asam folat yang apabila diminum secara patuh selama kehamilan akan meningkatkan
kadar Hemoglobin (Hb).
Hasil analisis mengenai program pemberian tablet besi (Fe) dari jurnal ini menunjukkan
bahwa pelaksanaan program pemberian tablet besi (Fe) di Puskesmas Cigeureung sudah
berjalan dengan baik, para petugas puskesmas menjalankan program dengan memberikan
suplemen besi (Fe) yaitu 30 tablet di Trimester I, 30 tablet di Trimester II dan 30 tablet di
Trimester III pada ibu hamil yang harus diminum pada Trimester I sampai Trimester III.
Tetapi pada kenyataannya program ini tidak berjalan dengan baik, karena kendala yang ada
lebih banyak disebabkan oleh

para ibu hamil yang tidak patuh untuk mengkonsumsi

suplemen zat besi (Fe) tersebut. Maksud dari tidak patuh itu adalah ketidaktaatan ibu hamil
melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet besi selama
kehamilannya yaitu 90 tablet besi, tetapi kenyataannya dilapangan ibu hamil tidak meminum
tablet besi per hari sesuai dengan yang telah dianjurkan petugas kesehatan. Hal ini
disebabkan karena efek samping yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi tablet besi (Fe)
seperti, mual (23%), muntah (20%), dan sembelit (25%).
Jadi,

program pemberian suplemen zat besi (Fe) untuk para ibu hamil di lingkungan

puskesmas Cigereung ini dapat dikatakan belum berjalan baik karena kurangnya kesadaran
dari para ibu hamil itu sendiri untuk patuh melaksanakan anjuran petugas kesehatan
mengkonsumsi suplemen zat besi (Fe) tersebut. Padahal program dari pemerintah ini sudah
dilaksanakan dan diterapakn oleh pihak puskesmas dengan baik dengan mendistribusikanya
kepada para ibu hamil di wilayah lingkup puskesma Cigereung tersebut.

Solusi yang dapat diberikan agar mendukung program pemerintah ini menjadi lebih baik dan
efektif yaitu :
1. Petugas kesehatan hendaknya memberikan promosi kesehatan yang dilakukan secara
intens kepada ibu hamil tentang pentingnya mengkonsumsi tablet besi bagi kesehatan
ibu dan janin yang dikandung secara patuh.Hal ini dilakukan untuk menghindari
2.

meningkatnya komplikasi pada kehamilan dan persalinan.


Memberikan konseling kepada para ibu hamil agar dapat meningkatkan kesadaran
mereka mengenai dampak buruk akibat kekurangan zat besi (Fe) serta agar ada
perubahan perilaku dari para ibu hamil tersebut untuk berubah.

Anda mungkin juga menyukai