Anda di halaman 1dari 13

KAJIAN KEBUDAYAAN MANUSIA PADA ZAMAN PRA AKSARA

kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide
atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Kebudayaan pada zaman pra sejarah dilihat dari tempat hidup
mereka dibagi menjadi dua yaitu kebudayaan pedalaman dan kebudayaaan pesisir.
A. kebudayaan Pedalaman
1.

Masa Palaeolithikum
1). Kapak Genggam
Bahan : batu Inti, kerakal, batu andesit, gamping, kersikan
Bentuk

: alat serupa kapak tetapi tidak bertangkai, digunakan dengan di genggam di tangan..

Jenis

: Chopper ( alat penetak )

2). Kapak Perimbas


Bahan

: Batu Inti, kerakal, batu andesit, gamping, kersikan

Bentuk

: berbentuk massif digunakan dengan cara digenggam

Jenis

: chopper ( alat penetak )

Tipe Serut samping (tajamnya berada di sisi yang berlawanan dengan tempat pegangan yang
diasah agak tegak)

Tipe Setrika (berbentuk runcing pada bagian ujungnya seperti setrika).


Tipe Kura-kura (Beralas, membuat dengan permukaan atas yang cembung dan meninggi)

3). Pahat genggam


Bahan

: Batu Inti, kerakal, batu andesit, gamping, kersikan

Bentuk

: agak persegi berukuran sedang dan kecil terjalnya yang berada di sisi yang berlawanan

dengan tempat pegangan yang ditatah agak tegak.


Jenis

: Chopper ( Alat Penetak )

4). Proto Kapak Genggam


5). Alat serpih bilah ( Penggaruk, Serut, gurdi, penusuk pisau)

Bahan
: Gamping kersikan, batu luar endap, kalisedon berwarna kuning, kerakal. Serpihan dari
batu Inti
Bentuk

: Berbentuk serpihan kecil sebagai perkakas berbentuk sederhana yaitu kecil dan sebagian

berujung konveks, membulat.


Jenis

: Chopper

2. Masa Mesolithikum
1). Pebble (kapak Sumatra)-Sumatralith
Bahan

: Batu andesit, batu kali yang dipecah/dibelah

Bentuk : Berbeda dengan chopper, sisi luar lebih halus tidak diapa-apakan, sisi dalam dikerjakan
lebih lanjut ; kedua sisinya kelihatan bergelombang, panjang, bulat, meruncing.
Jenis

: Pebble Culture (kebudayaan Pebble);tradisi Bascon-Hoabinh

2). Hache Courte (kapak pendek)


Bahan

: Batu andesit

Bentuk

: bentuknya setengah lingkaran, dibuat dengan memukuli dan memecah batu. Belum

diasah, tajamnya terdapat di sisi yang melengkung.


Jenis

: Pebble Culture.

3). Pipisan
Bahan

: Batu

Bentuk

: semacam lempeng untuk menggiling dan landasannya.

Jenis

: Pebble Culture.

4). Abris Sous Roche (gua yang dipakai sebagai tempat tinggal manusia purba).
Bentuk : Menyerupai ceruk-ceruk di dalam batu karang yang cukup untuk memberikan
perlindungan ketika panas dan hujan.
1.

Masa Neolithikum
1). Beliung/pacul
Bahan

: batu api dan Chalcedon

Bentuk : kapak persegi yang berukuran besar, bentuknya agak melengkung sedikit, diberi tangkai
yang diikatkan pada lengkung itu. Digunakan untuk
mengerjakan kayu.
Jenis

: Kapak persegi

2). Tarah
Bahan

: batu api dan Chalcedon

Bentuk

: Kapak persegi berukuran kecil, bentuknya agak melengkung sedikit, diberi tangkai yang

diikatkan pada lengkung itu. Digunakan untuk mengerjakan kayu.


Jenis

: Kapak persegi

3). Kapak Bahu


Bahan

: Batu Indah dan chalcedon

Bentuk : Relatif sama dengan kapak persegi yang lain, hanya dibagian yang diikatkan pada
tangkainya diberi leher, sehingga menyerupai bentuk botol yang persegi.
Jenis

: kapak persegi

4). Walzenbeil
Bahan

: Batu chalcedon

Bentuk

: Kapak lonjong yang berukuran besar, penampang alangnya lonjong, bentuk bundar

telur. Ujungnya agak lancip ditempatkan di tangkai dan ujung lainnya yang bulat diasah sehingga
tajam.
Jenis

: Kapak lonjong

5). Kleinbeil
Bahan

: Batu chalcedon

Bentuk

: Kapak lonjong yang berukuran kecil, penampang alangnya lonjong, bentuk bundar telur.

Ujungnya agak lancip ditempatkan di tangkai dan ujung lainnya yang bulat diasah sehingga tajam.
Jenis
6). Gelang

: Kapak Lonjong

Bahan

: Batu Indah, manik-manik, kulit kerang

Bentuk : Bulat gepeng, kedua sisi dicekungkan dengan di pukul, cekungan bertemu menjadi
sebuah lobang kemudian digosok dan diasah menjadi bentuk yang diinginkan
Jenis

: Perhiasan

7). Kalung
Bahan

: Batu-batu yang dicat, batu-batu akik.

Bentuk

: Menggurdi biji-biji kalung sehingga tercipta lobng yang sangat kecil.

Jenis

: Perhiasan.

8). Alat-alat Obsidian


Bahan

: Batu kecubung (obsidian)

Bentuk

Jenis

: Alat mikrolit ; Untuk berburu, bercocok tanam, dan pekerjaan sehari-hari.

9). Gerabah
Bahan

: Tanah liat

Bentuk

Periuk : Bentuk badan kebulat-bulatan memiliki tepian yang melekuk,

dan melipat keluar,

tidak berhias, memiliki alascekung.

Cawan : Bentuk beralas bulat dengan tepian langsung yang melengkung kedalam. Beralas rata
dengan tepian langsung. Mirip pedupaan. Kaki dibuat terpisah dari badannya. Bekas smbungannya
masih tampak.

Kereweng Polos dan berhias : Bentuk hiasannya berupa pola garis pendek sejajar dan pola
lingkaran, pola geometris. Berlapis merah dan dihiasi dengan menggunakan cara digores atau
dengan menggunakan tatap meniru pola-pola hiasannya (garis lurus).

Jenis

Periuk bermulut lebar : bentuk Tepinya melengkung keluar dan beralas cembung.
: Gerabah/alat-alat rumah tangga

10). Alat pemukul kulit kayu

Bahan

: Kayu

Bentuk : Berbentuk persegi panjang terdiri dari gagang dan bagian pemukul. Bagian untuk
memukul kulit kayu ini cekung dan sejajar ujung. Bagian pemukulnya meruncing keatas menyerupai
tanduk.
Jenis

11). Perhiasan
Bahan

: Batu dan kulit kerang

Bentuk

: Manik-manik, gelang

Jenis

: Perhiasan

4. Tradisi Megalithik
1). Menhir
Bahan

: Batu

Bentuk
mati.

: Batu panjang yang didirikan tegak diletakkan di suatu tempat untuk peringatan orang

Jenis

: Tradisi Megalithik

2). Kubur berundak


Bahan

: Batu

Bentuk

: Kuburan yang dibangun di atas sebuah bangunan berundak-undak

Jenis

: Tradisi Megalithik

3). Kubur peti batu


Bahan

: Batu

Bentuk

: Kubur berupa sebuah peti yang dibentuk dari enam buah papan batu, terdiri dari dua sisi

panjang, dua sisi lebar, sebuah lantai dan sebuah penutup peti
Jenis

: Tradisi Megalithik

4). Lesung Batu


Bahan

: Batu

Bentuk

: Sebongkah batu yang diberi lobang sebuah atau lebih

Jenis

: Tradisi Megalithik

5). Dolmen
Bahan

: Batu

Bentuk : Tempat sesaji atau meja sesaji. Akan tetapi ada pula dolmen semu yaitu dolmen yang
dibawahnya digunakan untuk menguburkan jenazah. Dolmen ini disebut pandhusa.
Jenis

: Tradis Megalithik

6). Sarkophagus
Bahan

: Batu

Bentuk

: Tempat mengubur jenasah berbentuk seperti lesung

Tipe A : berukuran kecil serta bertonjolkan di bidang depan dan bidang belakang wadah dan

tertutup.

Tipe B : Berukuran sedang tanpa tonjolan

Tipe C : Berukuran besar, bertonjolkan di masing-masing bidang wadah tertutup.

Jenis

: Tradisi Megalithik

7). Kalamba
Bahan

: Batu

Bentuk

: Tempat mengubur jenasah berbentuk bulat lonjong. Tutup kalamba disebut tuatena

Jenis

: Tradisi Megalithik

8). Waruga
Bahan

: Batu

Bentuk : Bentuk kubur berupa sebuah peti kubur batu kecil berbentuk kubus dan ditutup dengan
batu lain berbentuk atap rumah. Ukuran paling tinggi tidak lebih dari dua meter. Istilah lain lainnya
adalah tembikar.
9). Arca

5. Kebudayaan Pengecoran Logam


1). Nekara Pejeng
Bahan

: Perunggu

Bentuk

: Besar, tinggi 1.98. Bidang pukul bergaris tengah 1.60 m menjorong 25 cm. Keluar dari

bagian bahu yang melurut ke bawah dan melengkung kedalam di bagian pinggang yang berbentuk
silinders. Bagian kaki yang terbentuk genta yang melebar di bagian bawah.
Jenis

: Benda-benda perunggu

2). Nekara Tanurejo


Bahan

: Perunggu

Bentuk

: Bidang pukulnya berhias pola bintang bersudut 12 ditengah. Sekeliling bintang terbagi

menjadi 4 ruang.
Jenis

: Benda-benda perunggu

3).Nekara Peguyangan
Bahan

: Perunggu

Bentuk : Bidang pukulnya berhias pola bintang bersudut 8 ditengah dan 4 ruang yang
mengelilingi bintang dihias.
Jenis

: Benda-benda perunggu

4). Nekara Bebitra


Bahan

: Perunggu

Bentuk

: Bidang pukulnya dihias pola bintang bersudut 8 ditengah.

Jenis

: Benda-benda perunggu

5). Nekara Tipe Heger I


Bahan

: Perunggu

Bentuk

: Mempunyai bidang pukul dengan garis tengah yang lebih besar daripada ukuran tinggi

keseluruhan nekara. Bahu berbentuk cembung, bagian tengah berbentuk silindrik, kaki melebar
berbentuk seperti kerucut terpancung dengan bagian bawah yang terbuka.
Jenis

: Benda-benda perunggu

6). Nekara Tipe Heger II


Bahan

: Perunggu

Bentuk : Mempunyai bidang pukul yang lebih besar daripada tubuh nekara. Sehingga menjorong
keluar, bagian bahu tidak berbentuk cembung tetapi melurus ke pinggangnya.
Jenis

: Benda-benda perunggu

7). Nekara Tipe Heger III


Bahan

: Perunggu

Bentuk

: Bagian bahunya melurus ke bawah, dan dibagian pinggang agak melengkung kedalam

sehingga tampak bentuk pinggang.


Jenis

: Benda-benda perunggu

8). Nekara Tipe Heger IV


Bahan

: Perunggu

Bentuk : Mempunyai bidang pukul yang menutup badan nekara, bahu berbentuk cembung,
bagian tengahnya hanya sedikit membentuk pinggang kemudian lurus ke bawah.
Jenis

: Benda-benda perunggu

9). Kapak Perunggu Tipe dasar (tipe I)


Bahan

: Perungu

Bentuk

: Lebar dengan penampang lonjong, garis puncak (pangkal) tangkainya cekung. Kadang-

kadang lurus dan bagian tajamnya cembung.


Jenis

: Kapak Perunggu

10). Tipe ekor burung seriti (Tipe II)


Bahan

: Perunggu

Bentuk : Bentuk tangkai dengan ujung yang membelah seperti ekor burung seriti. Ujung tajaman
biasanya berbentuk cembung seperti kipas.
Jenis

: Kapak Perunggu

11). Tipe Pahat bertangkai (Tipe III)

Bahan

: Perunggu

Bentuk : lebih panjang daripada tajamnya. Bentuk tangkainya ada yang menyempit dan lurus, ada
yang pendek dan lebar. Bentuk tajaman cembung/lurus.
Jenis

: Kapak Perunggu

12). Tipe Tembilang (Tipe IV)


Bahan

: Perunggu

Bentuk

: Seperti tembilang, tangkainya pendek, mata kapak gepeng. Bagian bahu lurus kea rah

sisi-sisinya. Mata kapak berbentuk Trape Sorda atau setengah limgkaran.


Jenis
: Kapak Perunggu
13). Tipe Bulan sabit (Tipe V)
Bahan

: Perunggu

Bentuk

: Mata kampak berbentuk bulan sabit. Bagian tengah lebar yang kemudian menyempit

kedua belah samping. Sudut-sudut tajamnya membulat. Mata kapaknya sangat pipih.
Jenis

: Kapak Perunggu

14). Tipe jantung (Tipe VI)


Bahan

: Perunggu

Bentuk : Mata kapak berbentuk seperti jantung. Tangkainya panjang dengan pangkal yang
cekung. Bagian bahu melengkung pada ujungnya.
Jenis

: Kapak Perunggu

15). Tipe candrasa (Tipe VII)


Bahan

: Perunggu

Bentuk

: tangkainya pendek dan melebar pada pangkalnya. Mata kapak tipis dengan kedua

ujungnya melebar melengkung kea rah dalam. Pebebaran yang tidak sama membentuk bidang mata
yang asimetris.
Jenis

: Kapak Perunggu

16). Tipe Roti (Tipe VIII)


Bahan

: Perunggu

Bentuk

: Tangkai kapaknya melengkung serta panjang. Dituang menjadi satu dengan kapak.

Jenis

: Kapak Perunggu

17). Bejana Perunggu


Bahan

: lempengan Perunggu

Bentuk

: Berbentuk bulat panjang seperti kepis atau keranjang.

Jenis

: Kebudayaan Logam (Perunggu)

18). Patung
Bahan

: Perunggu

Bentuk

: Bermacam-macam bentuk seperti binatang atau orang.

Jenis

: Kebudayaan Logam (Perunggu)

19). Gelang, cincin


Bahan

: Perunggu

Bentuk : Dihias dengan pola Geometrik atau pola bintang. Pola hias pada gelang-gelang berupa
poal-pola tumpal, garis tangga, duri ikan, spiral.
Jenis

: Perhiasan Logam

20). Ujung Tombak


Bahan

: Perunggu

Bentuk

: Berbentuk daun dengan tajaman pada kedua sisi.

Jenis

: Kebudayaan Logam (Perunggu)

21). Belati
Bahan

: Perunggu

Bentuk

: Bermata besi cagam, dihias dengan pola lingkaran tangent dan pola tangga.

Jenis

: Kebudayaan Logam (Perunggu)

22). Ikat Pinggang

Bahan

: Perunggu

Bentuk

: Berpoal geometris berupa lingkaran tangent.

Jenis

: Kebudayaan Logam (Perunggu)

23). Bandul atau mata kalung


Bahan

: Perunggu

Bentuk : Berbentuk manusia stilistis dengan ujung-ujung kedua lengan yang cembung. Disamping
bertemu pada ujung-ujung kaki yang melengkung keatas.
Jenis

: Perhiasan

24). Kelintingan kecil


Bahan

: Perunggu

Bentuk

: Berbentuk kerucut dengan celah disisinya dan sebuah alat untuk mencabut jenggot yang

sederhana berbentuk huruf U.


B. Kebudayaan Pantai
1.

Masa Palaeolithikum
1). Sudip
Bahan

: Alat tulang dan tanduk rusa

Bentuk : Dibuat sedemikian rupa menjadi semacam alat penusuk (belati) untuk mengorek ubi dan
keladi dalam tanah.
Jenis

: Flakes

2). Ujung tombak


Bahan

: Tanduk rusa, ekor ikan pari, ada yang dari batu indah (chalcedon)

Bentuk

: dipasang di ujung tombak dengan gigi-gigi pada sisinya. Digunakan untuk menangkap

ikan (seperti Ikan Harpun)


Jenis

: Flakes

3). Serut
Bahan

: Pecahan Batu

Bentuk

: Bulat, lonjong, persegi, tidk teratur, lurus

4). Alat tulang ( sudip, serpih, batu-batu bundar, lancipan)


Bahan

: kerang

Bentuk

: Spiral, berwarna biru, konveks

5). Kapak Penetak Gigantolith


Bahan

: Karang kersikan

Bentuk

: Berukuran besar, tajamnya berliku-liku

2. Masa Mesolithikum
1). Kjokkenmoddinger
Bahan

: Sampah dapur berupa kulit kerang dan siput

Bentuk

: Berupa rumah-rumah bertonggak dari siput dan kerang yang dipatahkan ujungnya dan

dihisap isinya dan kepalanya. Kulit-kulit itu dibuang selama ribuan tahun dan menjadi bukit kerang
dengan tinggi mencapai beberapa meter.
Analisis

: Letak Kjokkenmoddinger yang ditemukan disepanjang pantai Sumatra Tiimur Laut

diantara langsa di Aceh dan Medan, beberapa puluh kilometer dari laut sekarang. Walau demikian
dipastikan merupakan kebudayaan pantai, sebab garis pantai yang berubah-ubah dalam waktu yang
lama, menunjukkan bahwa dulunya Kjokkenmoddinger terdapat di tepi pantai. Bahan Kulit kerang
dan siput adalah cirri hasil pantai.
2). Sudip, belati, mata panah
Bahan

: Tulang Binatang yang dibuat alat dan perhiasan

Bentuk

: Alat-alat penusuk untuk berburu

Jenis

: Bone Culture (Tradisi alat-alat tulang)-Kebudayaan Sampung

3). Ujung Panah


Bahan

: Batu indah seperti Jaspis dan Chalcedon.

Bentuk

: Semuanya bertangkai pada pangkalnya, namun memiliki keistimewaan yaitu sisi-sisinya

bergerigi (seperti gergaji) yang merupakan corak khusus ujung panah Toala.
Jenis

: Flake Culture (tradisi serpih bilah)-Kebudayaan Toala.

3. Masa Neolithikum
1). Periuk Belanga
Bahan

: Tanah

Bentuk

: Tidak diketahui dengan pasti, hanya ditemukan pecahan-pecahan.Namun disimpulkan

belum menggunakan Pelarikan (roda landasan)


Jenis
: Tembik

Anda mungkin juga menyukai