Anda di halaman 1dari 18

BAB II

ILUSTRASI KASUS
A.

IDENTITAS PASIEN

DATA UMUM
No.MR
: 372686
Nama Pasien : RL

Dokter
: dr. L, Sp.A
Farmasis : Dea Fransiska,S.Farm
Midha Husni, S.Farm
(BB:8,1 kg)
Septri Jayanti, S.Farm
Wenny Pratiwi, S.Farm
Yuniar Eminansi, S.Farm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ruangan : Semi Intensif
Umur
: 2 tahun
Agama
: Islam
Keluhan Utama
Sebelumnya pasien dirawat di puskesmas selama 2 hari sebelum dirujuk
ke RSUD Lb.Sikaping. Di RSUD Lb.Sikaping, pasien didiagnosa penurunan
kesadaran ec.susp menigitis bakterialis, susp TB, dan gizi buruk tipe marasmik.
Pasien dirujuk ke RSUD dr. Ahmad Mochtar dalam keadaan tidak sadar dengan
keluhan kejang sejak 2 hari yang lalu, batuk(+), dan penurunan kesadaran sejak
3 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang

Demam 7 hari yang lalu, tinggi, dan hilang timbul


Penurunan kesadaran sejak 3 hari yang lalu
Sesak nafas sejak 4 hari yang lalu dan tidak wheezing
Tidak sadar setelah kejang
Mual dan muntah yang berisi makanan yang dimakan
Tidak BAB sejak 3 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Terdahulu


Tidak pernah menderita kejang sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien memiliki riwayat kejang

Kemungkinan Diagnosa
Susp. meningitis
Diagnosa
Ensefalitis

2.

Hasil Pemeriksaan Darah

Sebelumnya di RSUD Lb. Sikaping (13/3):


Hb

: 8,2 g/dL

Leukosit

: 12.100/ L

Trombosit

: 532.000/ L

Hematokrit

: 23,8%

Glukosa sewaktu

: 136 mg/dL

Pemeriksaan Laboratorium RSUD


Data
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
LYM%
MXD%
NEUT%
LYM#
MXD#
NEUT#
RDW
PDW
MPV
P-LCR

dr. Ahmad Mochtar


15/3
19/3
Normal
12,5
27,9
5 10 x103/ L
5,27
3,88
4 6 x106/ L
9,9
7,6
12-14 g/dL
32,6
24,2
37 43 %
61,9
62,4
80 - 97,6 fL
18,8
19,6
27-31 pg
30,4
31,4
32-50 g/dL
530
165
150 400 (103/L)
19,4
14,0
20-40 %
T2....
T2.....
--%
T2....
T2.....
50 70 %
2,4
3,9
--103/uL
T2....
T2.....
--103/uL
T2....
T2.....
--103/uL
22,1
20,7
--%
9,3
10,2
--fL
7,2
7,4
--fL
11,2
11,5
--%

Glukosa

146

74 106 mg/dL

Sewaktu
Ureum
Kreatinin

15,6
0,3

15 43,6 mg/dL
0,8 1,3 mg/dL

1. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Urin (18/3/2014)


Makroskopis
Warna
Konsistensi
Mikroskopis

: Coklat
: Encer

Leukosit

: 0 1/Ipb

Bakteri

:+

Telur Cacing : Ascaris lumbricoides

FOLLOW UP
1.

15 Maret 2014
Pasien dirujuk dari RSUD Lb.Sikaping ke IGD RSUD dr. Ahmad Mochtar

dengan kondisi:
Nadi
: 122 x /menit
Pernafasan
: 36 x/menit
Suhu
: 40,20C
KU
: Berat
Obat yang diberikan di IGD dan bangsal anak:
OBAT ORAL

INTERVAL

BENTUK SEDIAAN

WAKTU

POTENSI

Luminal
Paracetamol
OBAT INJEKSI
Ampicilin
Gentamicin
Dexamethasone
Ranitidin
Lain-lain
Cendo Lyteers
IVFD Kaen 1B

2.

2x40mg
3x90mg

Tablet
Tablet

PEMBERIAN (WIB)
21.00
21.00

6x400mg
2x20mg
3x1mg
2x9mg

Vial
Ampul 2 mL
Ampul 1 mL
Ampul 2 mL

21.00
21.00
21.00
21.00

1g
40mg/mL
5mg/mL
25mg/mL

4x1 gtt
16 gtt/i

Tetes Mata 15 mL
Infus Mikro

K/P
Dalam 24 jam

0,01%
500 mL

30 mg
500 mg

16 Maret 2014
OS masih demam tinggi, masih belum sadar, sesak nafas (+) namun
berkurang dari sebelumnya. Diet MC 8x30 kkal/NGT.
Terapi obat:

OBAT ORAL

INTERVAL

BENTUK SEDIAAN

Luminal
Paracetamol
OBAT INJEKSI
Ampicilin

2x40mg
3x90mg

Tablet
Tablet

6x400mg

Vial

2x20mg
3x1mg
2x9mg
4x1 gtt
16 gtt/i

Gentamicin
Dexamethasone
Ranitidin
Lain-lain
Cendo Lyteers
IVFD Kaen 1B

WAKTU
PEMBERIAN (WIB)
06.00;18.00
06.00;14.00;22.00

POTENSI

1g

Ampul 2 mL
Ampul 1 mL
Ampul 2 mL

06.00;10.00;14.00;
18.00;22.00;02.00
09.00;21.00
10.00;18.00;02.00
09.00;21.00

40mg/mL
5mg/mL
25mg/mL

Tetes Mata 15 mL
Infus Mikro

K/P
Dalam 24 jam

0,01%
500 mL

30 mg
500 mg

3. 17 Maret 2014
OS masih belum sadar, demam (-), muntah (-), sesak nafas (-), BAB
cukup, dan BAK (-). Diet MC 8x75 kkal/NGT.
Terapi obat:
OBAT ORAL

INTERVAL

BENTUK SEDIAAN

Luminal
Paracetamol
OBAT INJEKSI
Ampicilin

2x40mg
3x90mg

Tablet
Tablet

6x400mg

Vial

2x20mg
3x1mg
2x9mg
4x1 gtt
16 gtt/i
20 gtt/i

Gentamicin
Dexamethasone
Ranitidin
Lain-lain
Cendo Lyteers
IVFD Kaen 1B
GZ (3:1)

WAKTU
PEMBERIAN (WIB)
06.00;18.00
06.00;14.00;22.00

POTENSI

1g

Ampul 2 mL
Ampul 1 mL
Ampul 2 mL

06.00;10.00;14.00;
18.00;22.00;02.00
09.00;21.00
10.00;18.00;02.00
09.00;21.00

40mg/mL
5mg/mL
25mg/mL

Tetes Mata 15 mL
Infus Mikro
Infus Mikro

K/P
Dalam 24 jam
Dalam 24 jam

0,01%
500 mL
D5%:NaCl 0.9%

30 mg
500 mg

(325mL : 175 mL)

4. 18 Maret 2014
OS demam (+), sesak nafas (-), batuk (-), kejang (-), muntah (-), BAK (+).
Diet MC 8x75 kkal/NGT.
Terapi obat:
OBAT ORAL

INTERVAL

BENTUK SEDIAAN

Luminal
Paracetamol
OBAT INJEKSI
Ampicilin

2x40mg
3x90mg

Tablet
Tablet

6x400mg

Vial

2x20mg
3x1mg
4x1 gtt
20 cc/30
menit
20 gtt/i

Gentamicin
Dexamethasone
Lain-lain
Cendo Lyteers
Mannitol
GZ (3:1)

WAKTU
PEMBERIAN (WIB)
06.00;18.00
06.00;14.00;22.00

POTENSI

1g

Ampul 2 mL
Ampul 1 mL

06.00;10.00;14.00;
18.00;22.00;02.00
09.00;21.00
10.00;18.00;02.00

40mg/mL
5mg/mL

Tetes Mata 15 mL
Infus

K/P
11.00

0,01%
500 mL

Infus Mikro

Dalam 24 jam

D5%:NaCl 0.9%
(325mL : 175 mL)

30 mg
500 mg

5. 19 Maret 2014
OS demam (-), sesak nafas (-), kejang (-), muntah (-), BAB dan BAK
biasa. Diet MC 8x100 kkal/NGT.
Terapi obat:
OBAT ORAL

INTERVAL

BENTUK SEDIAAN

Luminal
Paracetamol

2x40mg
4x90mg

Tablet
Tablet

OBAT INJEKSI
Ampicilin

6x400mg

Vial

2x20mg
3x1mg
4x1 gtt
20 cc/30
menit
16 gtt/i

Gentamicin
Dexamethasone
Lain-lain
Cendo Lyteers
Mannitol
GZ (3:1)

WAKTU
PEMBERIAN (WIB)
18.00
06.00;12.00;
18.00;24.00

POTENSI

1g

Ampul 2 mL
Ampul 1 mL

06.00;10.00;14.00;
18.00;22.00;02.00
09.00;21.00
10.00;18.00;02.00

40mg/mL
5mg/mL

Tetes Mata 15 mL
Infus

K/P
11.00

0,01%
500 mL

Infus Mikro

Dalam 24 jam

D5%:NaCl 0.9%
(325mL : 175 mL)

30 mg
500 mg

6. 20 Maret 2014
OS demam (-), sesak nafas (-), kejang (-), muntah (-), BAB dan BAK
normal. Diet MC 8x100 kkal/NGT.
Terapi obat:

OBAT ORAL

INTERVAL

BENTUK SEDIAAN

Luminal
Paracetamol

2x40mg
4x90mg

Tablet
Tablet

OBAT INJEKSI
Ampicilin

6x400mg

Vial

2x20mg
4x1 gtt
20 cc/30
menit
16 gtt/i

Gentamicin
Lain-lain
Cendo Lyteers
Mannitol
GZ (3:1)

WAKTU
PEMBERIAN (WIB)
06.00;18.00
06.00;12.00;
18.00;24.00

POTENSI

1g

Ampul 2 mL

06.00;10.00;14.00;
18.00;22.00;02.00
09.00;21.00

40mg/mL

Tetes Mata 15 mL
Infus

K/P
11.00

0,01%
500 mL

Infus Mikro

Dalam 24 jam

D5%:NaCl 0.9%
(325mL : 175 mL)

30 mg
500 mg

7. 21 Maret 2014
OS demam (+), kejang (-), sesak nafas (-), mual dan muntah (-).
Pemasangan infus mengalami flebitis pada OS dan nyeri (+). PRC belum
masuk. Diet MC 8x100 kkal/NGT.
Terapi obat:
OBAT ORAL

INTERVAL

BENTUK SEDIAAN

WAKTU
PEMBERIAN (WIB)
06.00;18.00
06.00;12.00;
18.00;24.00

POTENSI

Luminal
Paracetamol

2x40mg
4x90mg

Tablet
Tablet

OBAT INJEKSI
Ampicilin

6x400mg

Vial

1g

Ampul 2 mL

06.00;10.00;14.00;
18.00;22.00;02.00
12.00

1x40 mg

40 mg/mL

Tetes Mata 15 mL
Infus

K/P
11.00

0,01%
500 mL

GZ (3:1)

4x1 gtt
20 cc/30
menit
16 gtt/i

Infus Mikro

Dalam 24 jam

Dulcolax supp

K/P

Suppositoria

K/P

D5%:NaCl 0.9%
(325mL : 175 mL)
5 mg

Gentamicin
Lain-lain
Cendo Lyteers
Mannitol

8.

30 mg
500 mg

22 Maret 2014
OS demam (+), kejang (-), sesak nafas (-), mual dan muntah (-).Diet MC
8x100 kkal/NGT.
Terapi obat:

OBAT ORAL

INTERVAL

BENTUK SEDIAAN

Luminal
Paracetamol

2x40mg
4x90mg

Tablet
Tablet

WAKTU
PEMBERIAN (WIB)
06.00;18.00
06.00;12.00;
18.00;24.00

POTENSI
30 mg
500 mg

OBAT INJEKSI
Gentamicin
Cefotaxim
Lain-lain
Cendo Lyteers
Proris Supp
Mannitol
GZ (3:1)

1x40 mg
3x300 mg

Ampul 2 mL
Vial

12.00
12.00;20.00;04.00

40 mg/mL
1g

4x1 gtt
K/P
20 cc/30
menit
16 gtt/i

Tetes Mata 15 mL
Suppositoria
Infus

K/P
K/P
11.00

0,01%
125 mg
500 mL

Infus Mikro

Dalam 24 jam

D5%:NaCl 0.9%
(325mL : 175 mL)

BAB IV
KERTAS KERJA FARMASI
Nama Pasien : MA

NO

JENIS

ANALISA MASALAH

PERMASALAHAN
1

Korelasi antara obat


dengan penyakit

No. MR

: 372627

Ruangan

: Semi Intensif

Tanggal

: Maret 2014

PERMASALAHAN TERKAIT

KOMENTAR / REKOMENDASI

OBAT
1. Adakah obat tanpa indikasi

1. Tidak ada permasalahan

medis?

1. Tidak ada obat yang diberikan


tanpa indikasi medis, semua
pengobatan telah sesuai dengan

2. Adakah pengobatan yang

kondisi klinis pasien.

tidak diketahui?
3. Adakah kondisi klinis yang
tidak diterapi? apakah
kondisi tersebut

2. Tidak ada pengobatan yang tidak


2.Tidak ada permasalahan

diketahui

membutuhkan terapi?

3. Tidak ada kondisi klinis yang


3. Tidak ada permasalahan

Pemilihan obat yang 1. Bagaimana pemilihan obat?


sesuai

1. Tidak ada permasalahan

tidak diterapi.

1. Terjadinya

Inkompatibilitas

Apakah sudah efektif dan

pada

merupakan obat terpilih pada

gentamisin

kasus ini?

bersamaan atau di campurkan


secara

Pemberian
bila

Injeksi
digunakan

bersamaam

injeksi

dengan

ceftriakson

yang

golongan cephalosporins (David


S. Tatro, 2003). Namun hal ini
sudah

bisa

diatasi

dengan

dijarakannya pemberian antara


kedua
Ceftriakson

injeksi
di

tersebut.
suntikan

1x

sehari jam 16.00 dan untuk


gentamisin tiap jam 12.00.

2. Hanya

akan

terjadinya

Inkompatibilitas

pada

Pemberian Injeksi gentamisin


bila
2. Apakah pemilihan obat
tersebut relatif aman?

digunakan

(bercampur)
2. Tidak ada permasalahan

ceftriakson

bersamaan

dengan
yang

injeksi

merupakan

golongan cephalosporins(David
S. Tatro, 2003)
3. Terapi

obat

yang

diberikan

dapat ditoleransi oleh pasien

3. Apakah terapi obat dapat


ditoleransi oleh pasien?
3. Tidak ada permasalahan

Regimen dosis

1. Apakah dosis, frekuensi, dan

1. Tidak ada permasalahan

1. Regimen

dosis

pada

sudah

cara pemberian

memenuhi efek terapi dan sudah

mempertimbangkan

mempertimbangkan

efektifitas keamanan dan

keefektifitasn dan kenyaman dari

kenyamanan serta sesuai

OS.

dengan kondisi pasien?


2. Tidak ada permasalahan

2. Apakah jadwal pemberian


dosis bisa memaksimalkan
efek terapi, kepatuhan,
meminimalkan efek samping,
interaksi obat, dan regimen

2. Tidak ada permasalahan

3. Lama terapi yang diberikan telah


sesuai dengan indikasi

yang komplek?
3. Apakah lama terapi sesuai
dengan indikasi?
3. Tidak ada pemasalahan

Duplikasi terapi

1. Apakah ada duplikasi terapi?

1. Tidak ada permasalahan

1. Tidak ada duplikasi terapi

Alergi obat atau

1. Apakah pasien alergi atau

1. Tidak ada permasalahan

1. Tidak ada reaksi alergi atau

intoleran

intoleran terhadap salah satu

intoleran pasien terhadap obat

obat (atau bahan kimia yang

yang diberikan

berhubungan dengan
pengobatannya)?
2. Apakah pasien telah tahu
yang harus dilakukan jika
terjadi alergi?
2. Tidak ada permasalahan

2. Pasien sudah diberitahu untuk


segera
alergi

melaporkan
yang

kejadian

mungkin

dapat

timbul
6

Efek obat yang


merugikan

Interaksi dan
kontraindikasi

1. Apakah ada gejala /

1. Tidak ada permasalahan

permasalahan medis yang


diinduksi oleh obat?
1. Apakah ada interaksi obat

1. Tidak terjadi efek merugikan dari


obat yang digunakan oleh pasien

1. Tidak Ada permasalahan

1. Fenobarbital akan menurunkan

dengan obat? Apakah

konsentrasi dari acetaminophen

signifikan secara klinis?

karena

metabolisme

acetaminophen ditingkatkan.
2. Tidak ada permasalahan
2. Apakah ada interaksi obat

2. Tidak ada interaksi obat dengan

dengan makanan? Apakah


bermakna secara klinis?

makanan yang bermakna secara


3. Tidak ada permasalahan

3. Apakah ada interaksi obat

klinis
3. Penggunaan obat sibital/luminal

dengan dengan data


laboratorium? Apakah

dapat menurunkan kadar serum


4. Tidak ada permasalahan

bilirubin

bermakna secara klinis?


4. Apakah ada obat yang
dikontraindikasikan untuk
pasien?

4.

Tidak

ada

obat

yang

dikontraindikasikan untuk pasien

BAB V
PEMBAHASAN
Pasien pertama kali masuk ke rawat inap anak kiriman dari IGD dalam
keadaan sadar dengan keluhan utama penurunan kesadaran sejak 3 hari yang
lalu, demam sejak 7 hari yang lalu tinggi dan hilang timbul, kejang 2 hari yang
lalu dan batuk. Pasien dirujuk dari RSUD Lb. Sikaping dengan diagnosa
penurunan kesadaran ec suspect meningitis bakterialis DD meningitis TB dan gizi
buruk tipe marasmik. Pasien pernah dirawat di puskesmas Lb.Sikaping selama 2
hari sebelum ke RSUD Lb.Sikaping karena mengalami kejang berulang namun
obat kejang tidak tersedia di sana sehingga penanganan kejang pasien terlambat.
Dari riwayat keluarga, ibu pasien memiliki riwayat kejang.
Dari beberapa terapi yang diberikan kepada pasien selama dirawat ada
beberapa obat yang saling berinteraksi. Interaksi obat tersebut ada 2 jenis yaitu
interaksi secara farmakokinetika dan farmakodinamika. Interaksi obat pada kasus
ini

yaitu

interaksi

farmakokinetik

terlihat

pada

penggunaan

luminal

(Phenobarbital) dengan injeksi dexametason tanggal 15 sampai 19 Maret 2014


dimana phenobarbital akan menurunkan kosentrasi dari deksametason karena
dipengaruhinya metabolisme deksametason oleh phenobarbital. Sehingga,
pemberian phenobarbital perlu dijarakan 8 sampai 12 jam dengan dexametason
jika pemberian secara bersamaan sangat diperlukan dalam kondisi ini. Begitu juga
interaksi yang terjadi saat pemberian phenobarbital bersamaan dengan gentamisin.
Selain menjarakkan waktu pemberian kedua obat, peningkatan dosis obat yang
diturunkan kosentrasinya pun bisa menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi
interaksi yang terjadi. Peningkatan dosis mesti sesuai dengan dosis yang

berkurang akibat interaksi. Hal ini membutuhkan pemantauan kadar obat dalam
darah (TDM).
Pemberian gentamisin dan ibuprofen secara bersamaan pada tanggal 22
Maret 2014 menimbulkan interaksi yang signifikan terhadap pembacaan nilai
labor K sehingga perlu pemantauan khusus agar tidak menyebabkan efek yang
tidak diinginkan pada pasien seperi takikardia atau bradikardia.
Interaksi yang tergolong minoritas terjadi pada saat

pemberian

asetaminofen dan phenobarbital dari tanggal 15 22 Maret 2014 dimana


phenobarbital menurunkan efek dari asetaminofen karena ditingkatkannya
metabolisme asetaminofen. Hal ini dapat diatasi dengan waktu pemberian yang
dijarakan.
Sejak dirawat pada tanggal 15 Maret hingga tanggal 22 Maret pasien tidak
sadar. Hal ini dicurigai pengaruh efek samping pemberian phenobarbital yang
dapat mempengaruhi SSP dan penyakit yang diderita pasien.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
1. Pasien didiagnosa Meningitis Tuberkulosa.
2. Obat-obat yang diberikan kepada pasien semuanya tepat indikasi,
namun belum merupakan terapi terpilih untuk penyakit pasien.
3. Ada beberapa obat yang mengalami interaksi bila diberikan
bersamaan sehingga perlu perhatian khusus.
4. Ada beberapa obat yang mempengaruhi

pembacaan

hasil

laboratorium sehingga perlu monitoring khusus.


6.2 SARAN

Sarankan pasien untuk menjaga kesehatan diri dan istirahat total

agar pemulihan terkait penyakit berjalan lancar.


Tidak stress.
Sarankan pasien untuk mematuhi waktu minum obat yang telah
ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Dipiro, J., Talbert, R., &Yee, G. 2008. Pharmacoterpy A Pathophysicologic
Approach, Ed 6th. United States: Mc Graw Hill Companies, Inc.

Anda mungkin juga menyukai