Anda di halaman 1dari 12

4.

DEMOKRASI DI INDONESIA
1.Demokrasi Desa
Menurut Mohammad Hatta dalam Padma Wahyono (1990), desadesa diIndonesia sudah menjalankan demokrasi, misalnya dengan
pemilihan kepaladesa dan adanya rembug desa. Itulah yang disebut
demokrasi asli.
Demokrasi Di Indonesia
Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara
demokrasi yang berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk
masyarakat sosialis. andasan demokrasi adalah keadilan, dalam arti terbukanya peluang
kepada semua orang, dan berarti juga otonomi atau kemandirian dari orang yang
bersangkutan untuk mengatur hidupnya, sesuai dengan apa yang dia inginkan. Masalah
keadilan menjadi penting, dalam arti setiap orang mempunyai hak untuk menentukan
sendiri jalan hidupnya, tetapi hak tersebut harus dihormati dan diberikan peluang serta
pertolongan untuk mencapai hal tersebut
L

Nilai nilai demokrasi


Sejak Tahun 1998 kita telah berusaha untuk membangun sistem
demokrasi tersebut atas dasar serangkaian nilai-nilai yang diyakini secara
akademis dan empiris sebagai core values of democracy sebagaimana
yang berlaku di Negara maju dan memperoleh pengakuan dari PBB. Nilai-nilai
dasar tersebut adalah :
1)
Prinsip pemerintahan berdasar konstitusi (baru) yang
menjamin checks and balances yang sehat.
2)
Pemilihan umum yang demokratis (free and fair), yang pada akhirnya
telah mengembalikan kedaulatan
sepenuhnya kepada rakyat.
3)
Desentralisasi kekuasan dan tanggung jawab atas dasar sistem otonomi
daerah untuk lebih
mendekatkan rakyat pada pengambilan keputusan.
4)
Sistem pembuatan undang-undang yang demokratis, aspiratif dan
terbuka
prosesnya.
5)

Sistem peradilan yang independen, yang bebas dari tekanan atau


pengaruh dari manapun datangnya.

6)

Pembatasan kekuasaan kepresidenan atas dasar konstitusi.

7)

Peran media yang bebas sebagai sarana kontrol sosial.

8)

Jaminan terhadap peran kelompok-kelompok kepentingan (civil society).

9)

Hak masyarakat untuk tahu.

10)
Promosi dan perlindungan HAM, termasuk perlindungan hak-hak minoritas
karena beda agama, ras, atau
etnis.
11)

Kontrol sipil terhadap militer.

Atas dasar langkah-langkah tersebut saat ini Indonesia dikenal dan diakui
sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia setelah India dan AS.
Contoh-contoh implelemtasi dari nilai demokrasi tersebut adalah:
1)
Prinsip pemerintahan berdasar konstitusi (baru) yang menjamin
checks and balances yang
sehat.
Contoh :
1. Aturan yang baik setidaknya dapat memuat empat hak-hak dasar masyarakat,
yaitu
a)

Kesehatan.

b)

Pendidikan.

c)

Rasa aman.

d)

Serta peningkatan perekonomian menuju kesejahteraan masyarakat.

Keempat hal ini tidak saja urgen untuk dipenuhi, namun harus menjadi pilar yang
melandasi setiap regulasi yang lahir dari hubungan lembaga legislator dan
eksekutor.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan penerapan regulasi yang transparan,
sehingga masyarakat bisa merasakan manfaat pemerintah dengan baik,
sehingga dua lembaga yang diharapkan dapat memiliki hubungan yang check
and balance , dapat menjalankan fungsinya masing-masing, dengan tetap saling
berkoordinasi.
2)
Pemilihan umum yang demokratis (free and fair), yang pada
akhirnya telah mengembalikan
kedaulatan sepenuhnya pada rakyat .
Contoh:
Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah
pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai
kemampuan yang sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar
tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:

a) Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakilwakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas,
dan rahasia serta jujur dan adil.
b) Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan
pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan
bersama.
Ciri-ciri pemerintahan demokratis yaitu adanya Pemilihan umum secara langsung
mencerminkan sebuah demokrasi yang baik.
a) Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan
politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
b) Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi
rakyat (warga negara).
c) Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
d) Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen
sebagai alat penegakan hukum.
e) Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
f) Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
g) Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
h) Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
i) Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan,
dan sebagainya).
3)
Desentralisasi kekuasaan dan tanggungjawab atas dasar
sistem otonomi daerah untuk lebih mendekatkan rakyat pada
pengambil keputusan.
Contoh :
1. Di Kabupaten Bandung, pelayanan kebutuhan air bersih dikelola secara
swakelola , dengan cara RW membangun sumur artesis (sekitar 60m) dan
menjualnya kepada warga sekitar dengan harga yang lebih murah dibanding
harga PDAM. Dalam hal ini, implementasi good local governance terlihat dari
posisi masyarakat bertindak selaku penyedia jasa layanan ( service provider ),
pengguna( service user ), sekaligus kelompok kepentingan ( concern groups ).
4)
Sistem pembuatan undang-undang yang demokratis, aspiratif
dan terbuka prosesnya.
Contoh:

Partisipasi merupakan sistem yang berkembang dalam sistem politik modern.


Penyediaan ruang publik atau adanya partisipasi masyarakat merupakan
tuntutan yang mutlak sebagai upaya demokratisasi. Masyarakat sudah semakin
sadar akan hak-hak politiknya. Pembuatan peraturan perundang-undangan, tidak
lagi semata-mata menjadi wilayah dominasi birokrat dan parlemen. Meskipun
partisipasi masyarakat ini terlalu ideal dan bukan jaminan bahwa suatu undangundang yang dihasilkannya akan dapat berlaku efektif di masyarakat, tetapi
setidak-tidaknya langkah partisipatif yang ditempuh oleh lembaga legislatif
dalam setiap pembentukan undang-undang, diharapkan dapat lebih mendorong
masyarakat dalam menerima hadirnya suatu undang-undang. Keberadaan
partisipasi masyarakat dalam proses pembentukan UU sangat penting dalam
mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan melalui perangkat UndangUndang.
Demikian juga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai pemegang legislasi,
dituntut untuk membuka pintu yang seluas-luasnya dalam persoalan partisipasi,
apabila disepakati bahwa reformasi politik di Indonesia merupakan tahapan
untuk menuju demokratisasi. Karena anggota DPR merupakan perwujudan
representasi politik rakyat yang harus peka kepada aspirasi publik yang telah
memilihnya.
5)
Sistem peradilan yang independen, yang bebas dari tekanan
atau pengaruh dari manapun datangnya.
Contoh :
Independensi Peradilan secara umum dipakai untuk mewakili lembaga peradilan,
termasuk individu-individu hakimnya, sebagai lembaga yang bebas dari
intervensi dari pihak lain. Prinsip Dasar Independensi Peradilan Versi PBB
menjelaskan bahwa imparsialitas peradilan ditentukan oleh perilaku hakim yang
selalu memutus perkara yang diajukan kepada mereka berdasarkan fakta-fakta
dan kaitannya dengan hukum yang berlaku, tanpa adanya pembatasanpembatasan, pengaruh-pengaruh yang tidak seharusnya ada, tekanan-tekanan,
ancaman-ancaman, atau intervensi-intervensi, baik secara langsung maupun
tidak langsung dari pihak manapun dan dengan alasan apapun.
1. Reduksi kepercayaan publik secara konstan adalah diakibatkan absennya
prinsip independensi peradilan dalam upaya melindungi hak warga negara untuk
mendapatkan keadilan dan akses terhadap keadilan. Penyebabnya, adalah
perilaku korup dari institusi peradilan.
6)

Pembatasan kekuasaan kepresidenan atas dasar konstitusi.

Contoh :
Fungsi konstitusi dalam membatasi kekuasaan Presiden bukan merupakan
pemikiran baru, karena selain memang merupakan fungsi utama konstitusi,
beberapa kajian sebelumnya juga telah mengupas masalah ini secara luas,
bahwa konstitusi tidak saja berfungsi membatasi kekuasaan Presiden, tetapi juga
bagaimana semestinya kekuasaan Presiden itu diatur secara tepat, tegas dan
jelas di dalam konstitusi, sehingga walaupun kekuasaan Presiden dibatasi, tetapi
konstitusi juga dapat mengatur, bahwa kewenangan yang dimiliki Presiden
adalah kewenangan yang proporsional. Dalam perspektif pembatasan

kekuasaan Presiden, sebenarnya ada korelasi antara kekuasaan Presiden dengan


masa jabatannya. Jika masa jabatan Presiden tidak dibatasi secara tegas dan
jelas, maka Presiden dapat memperluas, memperkuat dan memperpanjang
jabatannya selama ia mau.
7)

Peran media yang bebas sebagai sarana kontrol sosial.

Contoh :
Negara demokrasi adalah negara yang mengikutsertakan partisipasi rakyat
dalam pemerintahan, serta menjamin terpenuhinya hak dasar rakyat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu hak dasar rakyat yang harus
dijamin adalah kemerdekaan menyampaikan pikiran, baik secara lisan maupun
tulisan.
Pers adalah salah satu sarana bagi warga negara untuk mengeluarkan pikiran
dan pendapat serta memiliki peranan penting dalam negara demokrasi. Pers
yang bebas dan bertanggung jawab memegang peranan penting dalam negara
demokrasi. Pers yang bebas dan bertanggung jawab memegang peranan penting
dalam masyarakat demokratis dan merupakan salah satu unsur bagi negara dan
pemerintah yang demokrasi.
8)
Jaminan terhadap peran kelompok-kelompok kepentingan (civil
society).
Contoh:
Masyarakat madani merupakan konsep yang memiliki banyak arti atau sering
diartikan dengan makna yang beda-beda. Bila merujuk kepada Bahasa Inggris, ia
berasal dari kata civil society atau masyarakat sipil, Merujuk pada Bahmueller
(1997), ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:
a) Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam
masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.
b) Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang
mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan
alternatif.
c) Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara
dengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.
d) Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena
keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukanmasukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.
e) Tumbuh kembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejimrejim totaliter.
f) Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individuindividu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan
diri sendiri.

g) Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial


dengan berbagai ragam perspektif.
Dari beberapa ciri tersebut, kiranya dapat dikatakan bahwa masyarakat madani
adalah sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari akan
hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan
kepentingan-kepentingannya, dimana pemerintahan memberikan peluang yang
seluas-luasnya bagi kreatifitas warga negara untuk mewujudkan programprogram pembangunan di wilayahnya. Namun demikian, masyarakat madani
bukanlah masyarakat yang sekali jadi, yang hampa udara, taken for granted.
Masyarakat madani adalah konsep yang cair yang dibentuk dari poses sejarah
yang panjang dan perjuangan yang terus menerus. Beberapa prasyarat yang
harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani, yakni adanya democratic
governance (pemerintahan demokratis yang dipilih dan berkuasa secara
demokratis dan democratic civilian (masyarakat sipil yang sanggup menjunjung
nilai-nilai civil security; civil responsibility dan civil resilience). Apabila diurai, dua
kriteria tersebut menjadi tujuah prasyarat masyarakat madani sbb:
a) Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok dalam
masyarakat.
b) Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal sosial (social
capital) yang kondusif bagi
terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan
terjalinya kepercayaan dan relasi
sosial antar kelompok.
c) Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan; dengan
kata lain terbukanya akses
terhadap berbagai pelayanan sosial.
d) Adanya hak, kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat dan lembagalembaga swadaya untuk
terlibat dalam berbagai forum dimana isu-isu kepentingan bersama dan
kebijakan publik dapat
dikembangkan.
e) Adanya kohesifitas antar kelompok dalam masyarakat serta tumbuhnya
sikap saling menghargai
perbedaan antar budaya dan kepercayaan.
f) Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembagalembaga ekonomi, hukum, dan sosial
berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial.

g) Adanya jaminan, kepastian dan kepercayaan antara jaringan-jaringan


kemasyarakatan yang
memungkinkan terjalinnya hubungan dan komunikasi antar mereka secara
teratur, terbuka dan terpercaya.

9)

Hak masyarakat untuk tahu.

Contoh:
1. Sementara itu, para wakil rakyat kita menilai sebaliknya, dengan mengatakan
pembangunan gedung baru DPR adalah suatu keharusan, mengingat daya
tampung ruang yang tidak lagi mencukupi. Kontroversi semakin meruncing
setelah salah satu Anggota DPR memberikan pernyataan tentang tidak perlunya
rakyat dilibatkan dalam hal pembangunan gedung baru DPR. Bahkan ia menolak
dilakukannya survei opini publik untuk mengetahui respons rakyat.
Padahal dalam demokrasi, pemerintah dan para wakil rakyat kita, diharuskan
sebisa mungkin, bersikap terbuka. Artinya, gagasan dan keputusannya harus
terbuka bagi pengujian publik secara seksama. Sudah barang tentu, tidak semua
langkah pemerintah dan wakil rakyat harus dipublikasikan, namun rakyat punya
hak untuk mengetahui bagaimana uang mereka dibelanjakan.
Dengan biaya yang begitu besar, yang memakan anggaran sampai Rp. 1,16
triliun, rakyat tentu perlu tahu apa alasan dari rencana pembangunan gedung
baru DPR. Jika wakil rakyat hanya menggunakan asumsi tentang tidak
mencukupinya ruang dalam membangun gedung baru DPR, tentu hal itu
bukanlah sebuah penjelasan yang rasional. Apalagi terdengar kabar yang
menyebutkan masih ada satu anggota DPR yang memiliki dua ruang sekaligus.
Penjelasan tentunya harus di barengi dengan urgensi. Tentang apakah
pembangunan gedung baru DPR itu lebih urgen dari hal-hal mendesak lainnya
seperti agenda kerja untuk mensejahterakan rakyat. Untuk itu para wakil rakyat
kita ditekankan untuk selalu mengedepankan kepentingan rakyat sebelum
memutuskan menggunakan anggaran yang sangat besar dalam membangun
gedung baru DPR, mengingat masih memperihatinkannya kondisi rakyat
Indonesia dari segi ekonomi. Andaikan dana sebesar itu digunakan untuk
kepentingan rakyat, tentu hal itu akan lebih bermanfaat dan DPR akan di puji
oleh rakyat dan bukannya dikritik.
Sebagaimana dikatakan oleh Ahmad Arif, jika dana sebesar itu digunakan untuk
kepentingan rakyat, seperti membangun 116 unit rumah bagi fakir miskin
dengan asumsi per rumah menghabiskan dana Rp100 juta, maka rakyat akan
mendapatkan rumah yang bukan tipe RSSS (rumah sangat sederhana sekali)
yang umumnya mereka tempati pada saat ini. Atau akan lebih baik lagi jika dana
Rp 1.16 triliun itu digunakan untuk membuka lahan pertanian seluas 20 ribu
hektare. Telah menjadi rahasia umum bahwa mayoritas petani kita saat ini
merupakan petani penggarap alias tidak punya lahan .
Itulah alasan mengapa rakyat perlu tahu. Karena jika rakyat tidak tahu atau tidak
dilibatkan dalam hal ini, maka para wakil rakyat kita itu pantas disebut oleh apa

yang Franz Magnis Suseno (2004) katakan, UANG bagi mereka adalah segalagalanya. Mereka itu adalah elit negara kita. Elit yang sudah lupa akan rakyat
yang membiayai mereka. Elit yang sedang merusak negara ini karena mereka
berpolitik tanpa suara hati, karena agama pada mereka merosot menjadi
aspirasi daripada inspirasi, karena bagi merekalah uang segala-galanya.
10)
Promosi dan perlindungan HAM , termasuk perlidungan hak-hak
minoritas karena beda agama, ras, atau etnis.
Contoh :
HAM sebagaimana diketahui adalah hak dasar/mutlak pemberian Tuhan yang
dimilik setiap manusia serta melekat untuk selamanya. Di dalam pelaksanaanya
wajib memperhatikan dan menghormati hak orang lain. Karena, demi terciptanya
harmonisasi hubungan antarwarga masyarakat, setiap anggota masyarakat
dalam merealisasikan hak dasar tersebut dilakukan dengan penuh kearifan,
artinya ketika menikmati hak asasinya dibarengi pula dengan kesadaran bahwa
ada kewajiban asasi dan tanggung jawab asasi.
Dalam masyarakat modern, perbedaan anggota masyarakat karena jabatan atau
posisi dan peran yang diemban merupakan kewajaran. Perbedaan tersebut
bukan berarti ada diskriminasi dalam menikmati hak asasinya yang dijamin oleh
UUD maupun perundang-undangan lain suatu negara. Karenanya penyebaran
tentang pemahaman, pengetahuan, pendalaman sampai memasyarakatkan HAM
menjadi penting, terutama di kalangan akar rumput (grass root). Tanpa kemauan
politik dan keberanian politik yang kuat dari suatu rezim, pemerataan HAM dapat
tersandar.
Disinilah partisipati aktif pemerintah ada kemauan dan tindakan politik serta
pengawasan (monitoring) terhadap pejabat yang menyatakan siap
mengamankan UUD negara, inklusif menghormati HAM agar tidak sewenangwenang atau tidak menegakkan HAM di dalama berbagai peraturan yang efektif.
Begitu juga, partisipasi yang aktif warga masyarskat dituntut, baik dalam bentuk
partisipasi akitif para pengamat, intelektual, agaman, maupun kelompok
masyarakat dalam wadah LSM/Ornop atupun lembaga formal lainnya. Dengan
adanya langkah-langkah tersebut, upaya diseminasi HAM semakin efektif
sehingga rangkaian kegiatan dari semua unsur masyarakat akan menjadi mesin
utama yang terus berproses dan bergerak menyebarluaskan HAM di masyarakat.
11)

Kontrol sipil terhadap militer.

Contoh:
Posisi militer yang sebenarnya adalah berada di bawah kontrol sipil secara
demokratis. Dengan kalimat lain, hubungan sipil-militer (HSM) yang demokratis
terjadi bila militer dikendalikan oleh sebuah kontrol sipil secara demokratis.
Secara teoretis, kontrol sipil adalah sederhana: Semua keputusan pemerintah,
termasuk keamanan nasional, tidak ditentukan oleh militer sendiri, melainkan
diputuskan oleh pejabat sipil yang terpilih secara demokratis. Pada prinsipnya,
kontrol sipil adalah absolut dan mencakup keseluruhan. Tidak ada keputusan
atau tanggung jawab yang diberikan kepada militer kecuali secara ekspresif atau
implisit didelegasikan kepadanya oleh pemimpin sipil. Bahkan keputusankeputusan perintah. Pemilihan strategi, operasi apa yang digunakan dan kapan,

taktik apa yang dipakai, manajemen internal militer berasal dari kekuasaan sipil.
Mereka didelegasikan untuk menyeragamkan personel hanya untuk alasanalasan kenyamanan, tradisi, keefektifan, atau pengalaman militer dan
keahlian. Kaum sipil membuat semua peraturan, dan mereka dapat
mengubahnya kapanpun.
Ancaman dan misi militer dalam konteks pertahanan-keamanan. Secara
konvensional fungsi utama militer adalah memelihara pertahanan dan keamanan
nasional. Misi dan doktrin keamanan nasional (national security) sangat
menentukan posisi militer. Pijakan utama formulasi doktrin pertahanan dan
keamanan sebagai perangkat lunak adalah ancaman, yang secara umum bisa
dirumuskan menjadi dua kategori, yaitu sifat ancaman dan asal ancaman.

1 . P e r ke m b a n g a n D e m o k r a s i
IndonesiaL a h i r n y a ko n s e p d e m o k r a s i d a l a m s e j a r a h m o d e r
n I n d o n e s i a d a p a t ditelusuri pada sidang-sidang BPUPKI antara bulan
Mei sampai Juli
1945.A d a ke s a m a a n p a n d a n g a n d a n ko n s e n s u s p o l i t i k d a r i p a r a p e
serta sidangB P U P K I b a h w a k e n e g a r a a n I n d o n e s i
a h a r u s b e r d a s a r k a n kerakyatan/kedaulatan rakyat atau
demokrasi. Cita-cita atau ide demokrasi ada p a d a p a r a founding fathers
b a n g s a ( S u s e n o 1 9 9 7 ) . Pa r a p e n d i r i b a n g s a bersepakat bahwa negara
Indonesia merdeka haruslah negara demokrasi. Paradikma kenegaraan
Soepomo yang disampaikan tanggal 31 Mei 1945 terkenal dengan ide
integralistik bangsa Indonesia. Memurut Soepomo,
politik p e m b a n g u n a n n e g a r a h a r u s s e s u a i d e n g a n s t r u k t u r s o
l i a l m a s y a r a k a t Indonesia. Bentuk negara harus mengungkap se
m a n g a t ke b a t i n a n b a n g s a Indonesia yaitu hasrat rakyat akan persatuan.
(Suseno, 1997). Pandangan Hatta mengenai demokrasi dapat kita pada
tulisannya di tahun
1932 dengan judul demokrasi kita. Hatta setuju dengan demokras
i y a n g dikatakannya dengan istilah kerakyatan. Hatta menggap dan
percaya
bahwad e m o k r a s i / k e r a k y a t a n d a n k e b a n g s a a n s a n g a t c o c o k u
n t u k k e p e r l u a m pergerakan Indonesia di masa datang (Hatta 1953).
Menurut Mirriam Budiarjo mas Orde Baru dapat dibagi dalam tiga
masayaitu sebagai berikut.
a.Masa Republik I, yang dinamakan masa demokrasi palementer.
b.Masa Republik II, yang masa demokrasi terpimpin.
c .M a s a Re pu bl i k I I I , y an g ma s a de m ok r as i Pa n c a s i l a ya n g m
e n o n j o l k a n sistem presidensiil.
Afan Gaff a (1990) membagi alur periodisasi demokrasi Indonesia
terdiriatsa :
a . Pe r i o d e m a s a re v o l u s i ke m e rd e k a a n
b . Pe r i o d e m a s a d e m o k r a s i p a l e m e n t e r ( representative democacy)
c . Pe r i o d e m a s a d e m o k r a s i t e r p i m p i n ( guided democracy)
d . Pe r i o d e p e m e r i n t a h a n O rd e B a r u ( Pancasila democracy)
Pelaksanaan demokrasi di indonesia dapat pula dibagi ke
dalam periode berikut. a. Pelaksanaan Demokrasi Masa Revolusi
tahun 1945 sampai 1950
b. Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Lama yang terdiri :

1.Masa demokrasi
2.Masa demokrasi
c.Pelaksanaan Demokrasi
d.Pelaksanaan Demokrasi
e.Pelaksanaan Demokrasi

liberal tahun 1950 sampai 1959


terpimpin tahun 1959 samapai 1965
Masa Orde Baru tahun 1966 samapi 1998
Masa Transisi tahun 1998 sampai 1999
Masa Reformasi tahun 1999 sampai sekarang.

Permasalahan
1.
Korupsi sebagai penyakit bangsa yang belum teratasi
2.
Ketidak Percayaan masyarakat terhadap Lembaga peradilan dan Penegak
hukum
3.
Krisis ketidakpercayaan dan demoralisasi pada politikus di DPR
4.
Buruknya sistem birokrasi di pemerintahan mulai dari level paling bawah
hingga ke atas
5.
Hancurnya Perekonomian Global yang sedikit berimbas pada
perekonomian bangsa
6.
Permasalahan Korupsi Nazarudin dan beberapa elit Partai demokrat
7.
Masalah NARKOBA yang mengancam generasi produktif bangsa ini
8.
Angka Kemiskinan dan pengangguran yang masih besar
9.
Masalah kesejahteraan dan kesehatan yang masih mengancam khususnya
HIV AIDS, malnutrisi (kurang gizi) dan kesehatan ibu dan anak
10.
Kekerasan dan pengabaian hak terhadap kaum lemah khususnya anak,
perempuan dan kaum miskin
DEMOKRASI DI LINGKUNGAN KELUARGA
1. Berlaku adil terhadap semua anggota keluarga tanpa pilih kasih
2. Memberikan kesempatan pada anggota keluarga untuk memberikan
saran, kritik demi kesejahteraan keluarga
3. Mengerjakan tugas rumah sesuai dengan perannya dalam keluarga
4. Saling menghormati dan menyayangi
5. Menempatkan Ayah sebagai kepala keluarga
6. Melakukan rapat keluarga jika diperlukan
7. Memahami tugas & kewajiban masing-masing
8. Menempatkan anggota keluarga sesuai dengan kedudukannya
9. Mengatasi dan memecahkan masalah dengan jalan musyawarah mufakat.
10.Saling menghargai perbedaan pendapat masing-masing anggota keluarga.
11.Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
DEMOKRASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH

1. Pemilihan organisasi sekolah dan kelas dengan musyawarah


2. Pembagian tugas piket yang merata
3. Interaksi dan komunikasi yang lancar antara guru, siswa, dan orang di
lingkungan sekolah
4. Pelaksanaan upacara dengan bergantian
5. Menghadiri acara yang diadakan sekolah
6. Ikut berpartispasi dalam OSIS
7. Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS,
ketua kelas, maupun kegiatan yang lain yang relevan.
8. Memberikan usul, saran, dan pesan kepada pihak sekolah
9. Menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding.
10.Hadir disekolah tepat waktu
11.Membayar SPP atau iuran wajib skolah
12.Saling menghargai pendapat orang lain.
DEMOKRASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
1. Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat.
2. Pemilihan organisasi masyarakat melalui musyawarah
3. Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih.
4. Mengikuti kegiatan yang diadakan oleh desa
5. Mengikuti kegiatan kerja bakti
6. Bersama-sama memberikan ususlan demi kemajuan masyarakat.
7. Saling tenggang rasa sesama warga
8. Menghargai pendapat orang lain
9. Memberi usul, kritik, dan saran untuk kesejahteraan desa
10.Mengimplikasikan dana untuk desa dengan benar
11.Ikut berpartisipasi dalam iuran desa
12.Memecahkan masalah dengan musyawarah mufakat

Anda mungkin juga menyukai

  • Soal TIU
    Soal TIU
    Dokumen16 halaman
    Soal TIU
    Naila Syifa
    Belum ada peringkat
  • Miopati
    Miopati
    Dokumen28 halaman
    Miopati
    Naila Syifa
    Belum ada peringkat
  • Borang
    Borang
    Dokumen21 halaman
    Borang
    Naila Syifa
    Belum ada peringkat
  • Referat Mata Keratitis
    Referat Mata Keratitis
    Dokumen30 halaman
    Referat Mata Keratitis
    Naila Syifa
    Belum ada peringkat
  • Referat Mastitis
    Referat Mastitis
    Dokumen22 halaman
    Referat Mastitis
    Naila Syifa
    Belum ada peringkat
  • Hepatitis B
    Hepatitis B
    Dokumen17 halaman
    Hepatitis B
    Naila Syifa
    Belum ada peringkat
  • Evapro Kasus TB
    Evapro Kasus TB
    Dokumen16 halaman
    Evapro Kasus TB
    Naila Syifa
    Belum ada peringkat
  • PAD
    PAD
    Dokumen41 halaman
    PAD
    Naila Syifa
    Belum ada peringkat
  • Miopi
    Miopi
    Dokumen5 halaman
    Miopi
    Naila Syifa
    Belum ada peringkat