OLEH KELOMPOK 1:
KETUA
SEKRETARIS
ANGGOTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
tugas tugas diskusi kelompok dalam mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar ini dapat kami
selesaikan dan menyajikannya dalam bentuk makalah yang bertemakan Evolusi Budaya dan
wujud peradaban dalam kehidupan sosial budaya.
Dalam penulisan laporan ini, tidak jarang kami menghadapi berbagai hambatan. Akan
tetapi, dengan bantuan beberapa pihak, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
sumbangan kepada kami untuk melancarkan kami dalam penyelesaian tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami mohon
maaf sekiranya ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu,
kami berharap ada kritik dan saran yang membangun untuk agar makalah ini menjadi lebih baik
untuk masa mandatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, terutama kepada pembaca.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seperti yang di katakan oleh Spencer, H seorang ahli filsafat Inggris (1820-1903)
menjelaskan bahwa seluruh alam itu, baik yang berwujud monoorganis, organis maupun
yang superorganis akan berevolusi dan mengalami perubahan. Begitu juga dengan
budaya dan peradaban.
Mempelajari evolusi budaya dan perkembangan peradaban secara tidak langsung
kita mempelajrai tahapan perkembangan pikiran manusia. Karena kebudayaan
merupakan hasil cipta manusia yang berakal budi. Hal itu dapat terlihat dari teknologi
yang mereka gunakan, bahasa, kepercayaan yang mereka anut hingga perkakas yang
mereka ciptakan. Dan dari perubahan-perubahan budaya tersebut pada tingkat yang
paling tinggi terciptalah sebuah peradaban.
Semakin maju kebudayaan sebuah kelompok, maka makin maju pula lah
peradaban kelompok tersebut. Semakin tinggi peradaban maka semakin tinggi pula
kemajuan ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat tersebut. Untuk mengetahui proses
perkembangan kebudayaan dan kemajuan pola piker manusia dari zaman prasejarah
hingga saat ini, maka kita perlu menilik sejarah tentang proses perubahan dari
kebudayaan tersebut.
BAB II
PERMASALAHAN
BAB III
PEMBAHASAN
dan kepastian
sehingga terjelma suatu bangsa yang beradab. Tetapi, menurutnya secara khusus, tiap
bagian masyarakat atau sub-sub kebudayaan bisa mengalami proses evolusi pula melalui
tingkat-tingkat yang berbeda.
Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau
akal pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses
evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung
dimulai dari tahapan yang paling sederhana sampai ke tahapan masyarakat dan
kebudayaan yang terkompleks. Kedelapan tahapan dalam proses evolusi tersebut adalah :
1. Zaman Liar Tua
Di zaman ini manusia hidup dari meramu dan mulai ditemukannya api.
2. Zaman Liar Madya
Di zaman ini, manusia sudah menemukan alat untuk menangkap hewan buruan,
seperti busur panah, api dan mulai melakukan kegiatan matapencaharian yang baru
yaitu berburu dan menangkap ikan.
3. Zaman Liar Muda
Mulai memiliki kepandaian membuat tembikar
4. Zaman Barbar Tua
Mulai beternak dan bercocok tanam
5. Zaman Barbar Madya
Sudah memiliki kepandaian membuat benda-benda dari logam
6. Zaman Barbar Muda
Mulai mengenal tulisan
7. Zaman Peradaban Purba
Di zaman ini kota-kota mulai berdiri, seperti kota Harrapa dan Mohenjo Daro
8. Zaman Peradaban Masa Kini
Di zaman ini di mulainya industrilisasi.
Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah,
yaitu:
a. Penemuan roda untuk transportasi, pada mulanya roda digunakan hanya untuk
mengangkat barang berat di atas sebuah pohon. Kemudian, roda disambung dengan
kereta, lalu berkembang menjadi mobil seperti saat ini.
b. Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran
seseorang kepada orang lain. Ketika tanda-tanda diterima sebagai representasi dan
bunyi-bunyi arbitrer yang mewakili ide-ide, masa prasejarah pun beralih ke masa
sejarah tertulis
b.
Pelaksanaan pembangunan
c.
Kemajuan IPTEK
Evolusi budaya dapat mendorong kearah perbaikan dan peningkatan kualitas dari:
a. Pola hidup tradisional menjadi pola hidup modern
b. Pola hidup sederhana menjadi pola hidup modern
c. Pola hidup makmur menjadi pola hidup makmur dan sehat
Kemampuan kerja berbasis fisik menjadi kemampuan kerja berbasis keahlian dan
keterampilan yang didukung teknologi
Faktor Pendorong Terjadinya Perubahan
Faktor-faktor pendorong bagi individu dalam suatu masyarakat untuk memulai
dan mengembangkan penemuan-penemuan baru antara lain:
1.
2.
mengisi ruang alam. Kekuatan tersebut mencakup kekuatan negatif maupun positif. Tak
bisa disangkal bahwa kedua kekuatan tersebut hadir dalam kehidupan manusia.
Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang setelah datangnya
pengaruh Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu dan Budha
membawa dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah. Salah
satu hasil budaya tulis Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti yang
ditemukan sejak tahun 400 Masehi adalah huruf Pallawa dan Sansekerta. Kemampuan
baca tulis masyarakat Indonesia lama kelamaan berpengaruh dalam bidang kesusastraan,
yaitu munculnya banaak kitab-kitab yang ditulis para pujangga masa lalu.
2. Masa Kejayaan Hindu-Buddha dan Islam
Pada masa kekuasaan Hindu-Buddha, masyarakat bisa mengangkat negeri ini
hingga mencapai kejayaan. Masyarakat saat ini masih merasa ikut memiliki peninggalan
peradaban tersebut, misalnya peninggalan kerajaan Sriwijaya atau Mataram Kuno.
Peninggalan tersebut rupanya bisa dimanfaatkan menjadi sumber penghidupan
masyarakat saat ini. Wisatawan berdatangan untuk melihat peninggalan sejarah yang
dijadikan sebagai objek wisata, mengagumi kejayaan masa lalu. Hal itu membuktikan
bahwa sistem sosial masyarakat di masa lalu tidaklah buruk, bahkan mereka mampu
membangun karya monumental yang membanggakan.
Masa kejayaan Islam merupakan kebanggaan bagi sebagian masyarakat. Hal itu
ditimbulkan dari anggapan bahwa keberhasilan penyebar agama Islam mampu
menanamkan kekuasaan di Nusantara. Masyarakat yang tadinya tidak beragama / kafir,
bisa diubah menjadi masyarakat yang bermartabat dan agamis. Agama Islam menjadi
rujukan pembuatan tata nilai atau seluruh tindakan sosial di Nusantara.
Beberapa kesultanan didirikan oleh bangsa Arab atau setidaknya mengadopsi
nama-nama Arab yang menandakan mereka adalah Islam. Istilah sulthan menjadi
sebutan bagi penguasa di berbagai kerajaan kecil yang mampu bertahan.
Penyebar Islam di Jawa kebanyakan merujuk pada satu dewan wali yang dikenal
dengan Walisongo. Beberapa anggotanya seperti Sunan Kalijogo, Sunan Kudus, Sunan
Bonang, Sunan Giri, Sunan Gunung Jati, kyai Pandan Aran masih menjadi tokoh yang
sangat dikagumi hingga masa kini.
Masyarakat Islam Indonesia pada masa kini belum berhasil menghasilkan sesuatu
yang bermakna. Mungkin satu-satunya peninggalan kerajaan Islam yang tersisa adalah
Serat Centhini di Jawa, yang berupa sebuah ensiklopedi yang cukup tebal. Serat itu
mungkin hanya tertandingi oleh La Galigo dari Sulawesi Selatan yang mungkin dibuat
pada masa Kerajaan Sawungaling. Masyarakat saat ini tidak mampu bersatu untuk
menciptakan karya-karya monumental seperti masa dahulu.
3. Sejarah Perkembangan Budaya Oral Hingga Tulisan di Indonesia
Berbicara tentang sejarah budaya oral hingga tulisan secara keseluruhan, tidak
dapat dipisahkan dari sejarah manusia itu sendiri sebagai pihak yang menjadi aktor dalam
kegiatan komunikasi tersebut. Pada dasarnya komunikasi sudah berlangsung sejak
manusia itu didiciptakan di dunia. Komunikasi pun sudah terjadi sejak zaman manusia
purba meskipun cara yang digunakan masih sederhana dan belum menggunakan tulisan
seperti saat ini.
Kebudayaan Manusia Purba dan Komunikasi yang digunakan adalah :
Masa Plestosen
Bukti- bukti hasil budaya pertama yang ditemukan di Indonesia berupa alat-alat batu jenis
serpih bilah dan kapak-kapak perimbas serta beberapa bulan dari tulang dan tanduk. Hal
ini menunjukkan corak budaya berburu dan meramu. Komunikasi yang terjadi masih
sebatas pada budaya oral. Hal ini berbeda dengan perkembangan di Eropa yang pada
akhir Plestosen tampak adanya peningkatan kegiatan spiritual, seni lukis dan pembuatan
alat-alat dengan bentuk yang rumit.
Pasca Plestosen
Di Indonesia beberapa alat dengan bentuk rumit mulai dibuat pada masa ini. Kehidupan
di gua-gua merupakan hal yang menonjol dilakukan manusia purba Indonesia. Dari
sinilah kemudian terjadi perkembangan dari yang semula hanya menggunakan
komunikasi oral menuju komunikasi melalui lambang atau media tertentu. Penguburan
dan lukisan-lukisan (gambar tangan, binatang, lambang-lambang) ditemukan di gua-gua
sebagai corak kepercayaan di kalangan masyarakat perburuan. Pada tahap selanjutnya
manusia pun semakin mengalami perkembangan pada pola hidupnya. Dengan hidup
menetap, dibentuklah masyarakat yang teratur dan seluruh kegiatan dimanfaatkan untuk
menemukan hal-hal baru yang bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya.
Folklore di artikan sebagai sekelompok orang atau komunitas yang memiliki cirri-ciri
pengenal fisik (bahasa, rambut, warna kulit), sosial dan budaya sehingga dapat dibedakan
dari kelompok masyarakat lainnya. Ciri-ciri folklore antara lain: penyebaran dan
pewarisannya lebih banyak secara lisan, bersifat tradisional, bersifat anonym
(pembuatannya tidak diketahui), kolektif (menjadi milik bersama dari sebuah kelompok
masyarakat ), mempunyai pesan moral bagi generasi berikutnya.
Menurut Harold Brunvan (USA), folklore terbagi kedalam tiga tipe, yaitu:
1. folklore lisan (fakta mental), diantaranya mencakup: logat bahyasa (dialek) dan bahasa
tabu , ungkapan tradisional dalam bentuk pribahasa dan sindiran , puisi rakyat yang
meliputi mitos legenda , dongeng .
2. folklore sebagai lisan (fakta social), diantaranya dalam bentuk kepercayaan dan
takhayul , permainan rakyat , tarian rakyat, teater rakyat, dan upacara tradisional.
3. folklore bukan lisan (artefak), diantaranya dalam bentuk: arsitektur bangunan rumah
adat (tradisional), seni kerajinan tradisional , pakaian tradisional , obat-obatan tradisional,
alat musik tradisional, senjata tradisional, makanan tradisional.
5. Asal Usul Bahasa Indonesia
Sejarah bahasa melayu mulai dikenal pada tahun 680 M. Bahasa Melayu yang menjadi
dasar bahasa Indonesia dikenal sebagai bahasa Melayu-Johor. Nama Melayu pertama kali
dikenal sebagai nama kerajaan di Indonesia. Pada pertengahan abad ke-7, Melayu
dinaungi oleh Sriwijaya, yang ibu kotanya diduga berada di Palembang. Dari surat-surat
peninggalan diketahui bahasa Kerajaan Sriwijaya adalah bahasa Melayu Tua dan
disebarkan ke seluruh daerah jajahannya (Hastuti, 1986: 1-2).
Pemakaian bahasa Melayu sebagai bahasa resmi mula-mula dilakukan oleh Kompeni,
kemudian oleh Gubernur Hindi Belanda. Bahasa ini digunakan baik dalam suratmenyurat maupun dalam komunikasi dengan kepala-kepala rakyat di seluruh nusantara.
Setelah itu, bahasa Melayu pun mulai semakin berkembang di seluruh nusantara.
Cita-cita kesatuan nasional mulai berkumandang pada bulan Mei 1918, dengan berdirinya
Dewan Rakyat. Lembaga ini mempunyai tujuan untuk membentuk bahasa nasional.
Pengakuan dan pengangkatan bahasa Melayu diikuti dengan terbitnya surat-surat kabar
yang dipimpin oleh para wartawan Indonesia.
6. Penggunaan Aksara di Indonesia
Penelitian menunjukkan bahwa sebuah naskah kuno yang dapat menghubungkan antara
tradisi lisan dengan tradisi tulisan di Indonesia adalah tentang asal-usul abjad Jawa yang
lebih dikenal dengan Legenda Aji Saka. Beberapa ahli memiliki kesimpulan yang hampir
sama, bahwa legenda Aji Saka ini memiliki hubungan dengan penggunaan kalender Saka
yang digunakan di Jawa sebelum kalender Islam. Kalender Jawa diperkenalkan oleh
Sultan Agung pada tahun 1633 M.
Para peneliti sebelumnya, baik ahli epigrafi maupun arkeologi telah mencermati bahwa
perubahan aksara dari waktu ke waktu beradaptasi sesuai dengan kebutuhannya. Dalam
pengertian bahwa keberadaan aksara itu akan menyerap warna budaya lokal di mana
aksara itu digunakan oleh pendukung kebudayaan aksara itu sendiri. Perubahan aksara
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Aksara Pallawa awal, dipakai sebelum abad VII M, misalnya prasasti Tugu Bogor.
b. Aksara Pallawa tahap akhir, dipakai pada abad VII sampai pertengahan abad VIII M,
misalnya prasasti di Canggal, Kede dan Magelang.
c. Aksara Kawi atau Jawa Kuna tahap awal dipakai pada tahun 750 M -725 M, misalnya
Budaya menulis saat ini sedang digalakkan kepada para pelajar dan kalangan sivitas
akademika di Indonesia. Budaya menulis dianggap sebagai salah cara untuk dapat
membagikan buah pikir seseorang bagi masyarakat luas. Dari sinilah kemudian
diharapkan sistem pendidikan dan sektor penunjang kehidupan lainnya dapat lebih
dikembangkan. Aturan dalam menulis pun ditetapkan untuk mengatur bagaimana cara
menulis yang baik tanpa melanggar etika (dunia jurnalistik).
BAB IV
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Evolusi
budaya
adalah
proses
perkembangan
secara
bertahap
dan
berkesinambungan dari suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Peradaban adalah
merupakan tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah
mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni yang telah maju.
Evolusi terjadi melaui beberapa tahapan yaitu: adalah Zaman Liar Tua, Zaman
Liar Madya, Zaman Liar Muda, Zaman Barbar Tua, Zaman Barbar Madya, Zaman Barbar
Muda,Zaman Peradaban Purba, Zaman Peradaban Masa Kini. Dan disebabkan oleh
faktor-faktor tertentu. Seperti jarak komunikasi antarkelompok etnis, pelaksanaan
pembangunan, dan kemajuan IPTEK.
Perubahan budaya dapat berdampak positif. Yaitu memperkaya nilai-nilai
kehidupan yang sudah ada, mendorong kearah kemajuan dan menyejahterakan
masyarakat. Serta memiliki dampak negatif yaitu: merusak nilai-nilai kehidupan yang
sudah ada, menghambat kemajuan, memperburuk sendi-sendi kehidupan, dan merugikan
masyarakat sehingga terjadi krisis kemasyarakatan.
B. SARAN
Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui sejarah evolusi dari
kebudayaan dan peradaban. Tak hanya sejarah evolusi budaya secara keseluruhan, namun
juga mengetahui sejarah evolusi budaya di Indonesia sendiri. Sehingga dengan demikian
dihrapkan pembaca dapat melestarikan nilai-nilai serta budaya bangsa serta berusaha
memaksimalkan dampak positif dari evolusi budaya dan meminimalkan efek negatifnya.
DAFTAR PUSTAKA