Anda di halaman 1dari 58

MAKNA BANGSA

Bangsa adalah suatu komunitas etnik yang memiliki ciri-ciri :


memiliki nama, wilayah tertentu, mitos leluhur bersama, kenangan
bersama, satu atau beberapa budaya yang sama dan solideritas
tertentu.
Dalam pengertian sosiologis, bangsa termasuk
kelompok paguyuban yang secara kodrati
ditakdirkan untuk hidup bersama dan senasib
sepenanggungan di dalam suatu negara.

Dalam pengertian politis, bangsa merupakan sekelompok orang


dalam suatu negara. Sedangkan masyarakat dalam arti
sosiologis, merupakan sekelompok orang dalam suatu negara.

Hans Kohn (Jerman) bangsa adalah hasil


tenaga hidup manusia dalam sejarah.
Suatu bangsa merupakan golongan yang
beraneka ragam dan tidak bisa
dirumuskan secara eksak.

F. Ratzel (Jerman) bangsa terbentuk karena adanya hasrat


bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara
manusia dan tempat tinggalnya (paham geo-politik).

Otto Bauer (Jerman), bangsa adalah kelompok manusia yang


mempunyai kesamaan karakter/perangai yang timbul karena
kesamaan nasib.
Karakter, sikap dan perilaku yang menjadi jatidiri bangsa.
Ciri khas yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa
lain.
Ernes Renan (Perancis) bangsa adalah sekelompok manusia
yang memiliki kehendak bersatu sehingga merasa dirinya
adalah satu.

Jalobsen dan Lipman, bangsa adalah suatu kesatuan budaya


(cultural unity) dan kesatuan politik (political unity).
Bung Karno, bangsa adalah :
a. Ras, yaitu sekelompok orang yang mempunyai ciri-ciri
jasmaniah sama yang dibawa sejak lahir.
b. Volk, yaitu sekelompok orang yang sudah mempunyai
kesamaan dalam kebudayaan.
c. Natie, yaitu sekelompok orang yang sudah mempunyai
persamaan kesadaran bernegara dan kesadaran berpolitik
tanpa membedakan ras atau volk, bahkan tidak lagi
membedakan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

c. MAKNA NEGARA
Pengertian Negara
Kata Negara berasal dari: state (Inggris), staat (Belanda dan
Jerman), etat (Perancis), statum (Latin), yang berarti keadaan yang
tegak dan tetap.

Negara adalah organisasi yang di dalamnya ada rakyat, wilayah


yang permanen, dan pemerintah yang berdaulat (baik ke dalam
maupun ke luar). Dalam arti luas, negara merupakan kesatuan
sosial (masyarakat) yang diatur secara konstitusional untuk
mewujudkan kepentingan bersama.

PENDAPAT PARA AHLI :

No

Nama Tokoh

Pendapat Yang Dikemukakan

1.

George
Jellinek

Negara adalah organisasi kekuasaan dari seke-lompok


manusia yang mendiami wilayah tertentu.

2.

Roger H.
Soltau

Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority)


yang mengatur atau mengendalikan persoalanpersoalan bersama, atas nama masyarakat.

3.

Mr. Kranenburg Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena


adanya kehendak dari suatu golongan atau bangsa.

4.

Karl Marx

Negara adalah alat kelas yang berkuasa (kaum borjuis/


kapitalis) untuk menindas atau meng-eksploitasi kelas
lain (proletariat/buruh).

5.

Logemann

Negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja)


yang mempunyai tujuan untuk mengatur dan memelihara
masyarakat tertentu dengan kekuasaannya. Organisasi
itu adalah ikatan-ikatan fungsi atau lapangan-lapangan
kerja tetap.

6.

Max Weber

Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai


monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah
dalam suatu wilayah.

ORGANISASI KEKUASAAN : J.H.A. Logeman, negara adalah suatu organisasi


kekuasaan yang bertujuan mengatur dan menyeleng-garakan masyarakat dengan
kekuasaan tersebut. Kranenburg, negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang
diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa.

ORGANISASI POLITIK : Robert Mc. Iver, negara adalah suatu organisasi politik yang
berbeda dengan organisasi lain, karena negara memiliki kedaulatan tertinggi dan
keanggotaannya bersifat mengikat semua orang.
TINJAUAN
NEGARA
ORGANISASI KESUSILAAN : G.W.F. Hegel, negara adalah suatu organisasi
kesusilaan yang timbul dari sintesa antara kemerdekaan universal dengan
kemerdekaan individual.
INTEGRALISTIK : B. Spinoza, Adam Muller, dan Soepomo, negara merupakan suatu
integritas antara pemerintah dengan rakyat. Negara mengatasi seluruh golongan
dalam masyarakat dan merupakan suatu kesatuan yang organis.

Sifat
Hakikat
Negara

1. Sifat Memaksa (negara memiliki mempunyai


kekuatan fisik secara legal.
2. Sifat Monopoli (yaitu dalam menetap-kan tujuan
bersama masyarakat.
3. Sifat Mencakup Semua (All-Embracing), yaitu
semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku adalah untuk semua orang tanpa kecuali.

Sifat Hakekat negara berkaitan erat dgn dasar-dasar terbentuk-nya negara,


norma dasar (fundamental norm) yang menjadi tujuan, falsafah hidup yang
ingin diwujudkan, perjalanan sejarah dan tata nilai sosial-budaya yang telah
berkembang di dalam negara.

Terjadinya Negara
Secara Teoritis :

Teori Ketuhanan (F. J. Stahl, Agustinus, Jean Bodin),


bahwa negara terjadi atas kehendak Tuhan.

Teori Perjanjian (Thomas Hobbes, John Locke, J.J.


Rouseau, Montesquieu), bahwa negara terbentuk
atas perjanjian antar manusia atau masyarakat (du
Contracts social).

Teori Kekuasaan (H.J. Laski, Leon Duguit, Karl Marx),


bahwa negara dibentuk oleh kekuasaan yang
memaksa, monopoli dan mencakup semua.

4.

5.

Teori Kedaulatan :
a. Kedaulatan Negara (P. Laband, G. Jellinek), bahwa
kekuasaan tertinggi ada pada negara dan negaralah
yang menciptakan hukum.
b. Kedaulatan Hukum (Krabbe), bahwa hkm memegang
peranan penting dalam negara.
Teori Hukum Alam (Plato, Aristoteles, Agustinus, T. Aquinas),
bahwa hukum alam berlaku abadi, universal, tidak berubah,
berlaku untuk suatu waktu dan tempat. Negara terjadi secara
alamiah atas dasar manusia sbg mahluk sosial (Zoon Politicon and
social being).
Teori Hukum Murni, bahwa negara merupakan suatu
kesatuan tata hukum yang bersifat memaksa/overmacht
(wille das staates).

Pertumbuhan Primer dan Sekunder


Terjadinya negara menurut pakar sejarah meliputi primer dan
sekunder. Secara Primer meliputi : Suku Kerajaan Negara
(Staat) Negara Demokrasi (ideal). Sedangkan secara Sekunder,
yaitu meliputi de fakto dan de jure.

Suku/Persekutuan Masyarakat
(genootschaft)

Kerajaan
(Rijk)

Negara
Nasional

Negara
Demokrasi

Pendekatan Faktual
Pendudukan (Occupatie)
Peleburan (Fusi)
Penyerahan (Cessie)
Penaikan (Accesie)
Penguasaan/ Pencaplokan (Anexatie)
Proklamasi (Proclamation)
Pembentukan baru (Innovation)
Pemisahan (Separatisme)

2. Unsur-unsur Terbentuknya Negara


a. Unsur-unsur Terbentuknya Bangsa
Menurut Friedrich Hertz (Jerman), ada 4 unsur yang berpe-ngaruh
dalam terbentuknya suatu bangsa :
Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional.
Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan
nasional sepenuhnya.
Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualitas,
keaslian atau kekhasan yang mandiri.
Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa
dalam mengejar kehormatan, pengaruh dan prestise.

b. Unsur-unsur Terbentuknya Negara


KONSTITUTIF

RAKYAT

UNSUR-UNSUR
TERBENTUKNYA
NEGARA

MUTLAK

WILAYAH

PEMERINTAH
BERDAULAT

TIDAK
MUTLAK

DEKLARATIF

DE FACTO

DE JURE

Lanjutan .

Menurut Oppenheimer dan Lauterpacht, suatu negara


harus memenuhi syarat: rakyat yang bersatu, wilayah,
pemerintah yang berdaulat dan pengakuan dari negara
lain.
Menurut Konvensi Montevideo 1933, negara harus
mempunyai empat unsur konstitutif :
1. Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga
negara) atau bangsa (staatsvolk) ;
2. Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan;
3. Harus ada kekuasaan tertinggi (penguasa yang
berdaulat) atau pemerintahan yang berdaulat; dan
4. Kesanggupan berhubungan dgn negara-negara lain.

Rakya
t
RAKYAT

BUKAN
PENDUDU
K

PENDUDU
K

WARGA
NEGARA
BUKAN
WARGA
NEGARA

Secara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia


yang dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Secara hukum, rakyat merupakan warga negara dlm
suatu negara yang memiliki ikatan hukum dgn
pemerintah.

Warga negara dan bukan warga


memiliki hak dan kewajiban yang
berbeda.
Tinjauan Umum Tentang Rakyat :
Secara politis, rakyat adalah semua orang yang berada
dan berdiam dalam suatu negara atau menjadi penghuni
negara yang tunduk pada kekuasaan negara itu.
Secara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia
yang dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Secara hukum, rakyat merupakan warga negara dalam
suatu negara yang memiliki ikatan hukum dgn
pemerintah.

Wilayah Daratan
Batas wilayah daratan suatu negara, dapat berupa :
1) Batas Alamiah, dalam bentuk : sungai, danau,
pegunungan, lembah, dan hutan.
2) Batas Buatan, dalam bentuk : pagar tembok, kawat
berduri, tiang tembok, pos penjagaan dan patok.
3) Batas secara Geografis, adanya garis lintang dan
bujur dalam bola dunia. Misalnya letak negara
Indonesia secara geografis berada pd lintang 60 LU,
110 LS, 950 BB 1410 BT.
Daratan Indonesia = 35 % terdiri dari 17508 pulau
besar dan kecil, luas = 2.028.087 km2.

Wilayah Lautan
Wilayah lautan berupa : samudra, laut, selat, danau dan sungai
dalam batas wilayah negara.
Berpedoman pd Hasil Konferensi Hukum Laut Internasio-nal III 1982
di Montigo By oleh PBB, yaitu UNCLOS (United Nations conference
on The Law of The Sea).
Ditandatangani tgl 10 Des 1982 oleh 119 negara peserta (117 negara
dan 2 organisasi kebangsaan di dunia).
Sejak 16 Nov 1993 telah diratifikasi oleh 60 negara dan menjadi
hukum positif sejak 16 Nov 1994.

Negara yang tidak memiliki lautan (land locked).


Negara yang memiliki wilayah lautan dengan pulaupulau di dalamnya (archipelago state).

Negara Republik Indonesia memiliki luas wilayah


laut 65% dan panjang pantai 81.000 Km.

Perjuangan Wilayah Laut Indonesia :


Sejak Proklamasi, 3 mil laut yaitu Territoriale Zee En
Maritieme Kringen Ordonantie (TZMKO 1939).
Deklarasi Djuanda 13 Des 1957 (12 mil laut). UU No.
4/Prp Tahun 1960.
Konferensi PBB tentang hukum laut tahun 1958. Tahun 1982, dicantumkan asas negara kepulauan dalam UNCLOS 82 (United Nations Conference on The
Law of The Sea) Indonesia meratifikasi melalui UU
No. 17 Tahun 1985 31 Des 1985.

Traktat multilateral tentang batas laut : Laut


Teritorial (LT)12 mil, Zona Bersebelahan (ZB) 24 mil,
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 mil dan Landas
Benua (LB) 400 mil.

(LT)
12 Mil
DARATAN
NEGARA
(B)

(ZB)
(ZEE)
200 Mil

12 Mil
LAUT

200 M
(LANDAS KONTINEN)

(LB)
200 Mil

Wilayah Udara
Pasal 1 Konvensi Paris 1919 menyatakan
bahwa negara-negara merdeka dan
berdaulat berhak mengadakan eksplorasi
dan eksploitasi di wila-yah udaranya.
Konvensi Chicago 1944 (Pasal 1) Bahwa
setiap negara mempunyai kedaulatan yang
utuh dan ekslusif di ruang udara di atas
wilayahnya.
Berdasarkan UU Negara Indonesia No. 20
Tahun 1982, batas wilayah kedaulatan
dirgantara ter-masuk orbit geo-stationer
setinggi 35.671 km.

Lanjutan .

Dua Teori Tentang Konsepsi Wilayah Udara, yaitu :


1. Teori Udara Bebas (Air Freedom Theory)
a. Kebebasan ruang udara tanpa batas (wilayah
udara dapat digunakan oleh siapa pun).
b. Kebebasan udara terbatas (setiap negara berhak
mengambil tindakan tertentu untuk keamanan
dan keselamatannya.

Pada negara kolong hanya mempunyai hak atas wilayah/ zona


teritorial.

2. Teori Negara Berdaulat di Udara (The Air


Sovereagnty)
a. Teori Keamanan (suatu negara mempunyai
kedaulatan yang diperlukan untuk menjaga
keamanannya.
b. Teori Pengawasan Cooper (Coopers Control
Theory), bahwa kedaulatan negara ditentukan
oleh kemampuan negara ybs untuk mengawasi
wilayah diatasnya secara fisik dan ilmiah.
c. Teori Udara (Schacter), bahwa wilayah udara itu
haruslah smp suatu ketinggian di mana udara
masih cukup mampu mengangkat /mengapungkan balon dan pesawat udara.

Wilayah Ekstrateritorial

Wilayah ekstrateritorial adalah wilayah suatu negara


yang berada di luar wilayah negara itu. Dasar Konggres
Wina (1815) dan Kongres Aachen (1818).

Daerah ekstrateritorial mencakup :


Daerah perwakilan diplomatik di suatu
negara.
Kapal yang berlayar di bawah bendera
suatu negara.

Pemerintah Yang Berdaulat


Kata kedaulatan atau daulat berasal dari kata daulah (Arab)
sovereignity (Inggris), souvereiniteit (Perancis), supremus (Latin),
dan souvranita ((Italia), yang berarti kekuasaan tertinggi.

1. Kedaulatan adalah, kekuasaan tertinggi dalam suatu negara


yang berlaku terhadap seluruh wilayah dan segenap rakyat
negara itu.
2. Pemerintah berdaulat adalah pemerintah yang memiliki
kekuasaan tertinggi dalam mengatur rakyat dan negaranya
baik secara internal maupun eksternal.

Menurut Jean Bodin (1500-1596), bahwa kedaulatan


adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum
dalam suatu negara.
Kedaulatan mempunyai sifat-sifat pokok :
Asli
tidak berasal dari kekuasaan lain.
Permanen
kekuasaan tetap ada selama negara itu berdiri.
Tunggal
merupakan satu-satunya kekuasaan tertinggi
dalam negara yang tidak dibagi-bagikan.
Tidak terbatas
tidak dibatasi oleh kekuasaan lain.

Pemerintah adalah lembaga, atau orang yang


bertugas
mengatur dan memajukan negara dengan
rakyatnya.
Pemerintah dalam arti sempit, (eksekutif)
Pemerintah dalam arti luas, adalah keseluruhan
alat perlengkapan negara.
Kedaulatan pemerintah dapat
dibedakan :
Kedaulatan ke dalam.
Kedaulatan ke luar.

Beberapa teori tentang kedaulatan oleh para ahli :


1. Kedaulatan Tuhan (Agustinus, T. Aquinas, Marsillius), bahwa raja
atau penguasa memperoleh kekuasaan tertinggi dari Tuhan.
2. Kedaulatan Raja (N. Machiavelli, Jean Bodin, Thomas Hobbes),
Kedaulatan negara terletak di tangan raja sebagai penjelmaan
kehendak Tuhan.
3. Kedaulatan Negara (George Jellinek, Paul Laband), bahwa
kekuasaan pemerintah bersumber dari kedaulatan negara.
4. Kedaulatan Hukum (Krabbe, Immanuel Kant, Kranenburg), bahwa
kekuasaan hkm merupakan kekuasaan tertinggi di dalam negara.
5. Kedaulatan Rakyat (John Locke, Montesquieu, J.J. Rousseau),
bahwa rakyat merupakan kesatuan yang dibentuk oleh individuindividu melalui perjanjian masyarakat (social contract).

Pengakuan Dari Negara Lain


Dasar Pertimbangan :
1. Adanya kekhawatiran akan kelangsungan
hidupnya.
2. Ketentuan hukum alam.

UNSUR
DEKLARATIF

DE FACTO

PENGAKUAN DARI
NEGARA LAIN

DE JURE

BERSIFAT
SEMENTARA

BERSIFAT TETAP

BERSIFAT TETAP

BERSIFAT PENUH

3. Hakikat Negara dan Bentuk-bentuk Kenegaraan


a. Fungsi Negara
Fungsi negara (minimal)
1. Sebagai Stabilisator (law and order),
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya;
3. Mengusahakan Pertahanan dan menjaga serangan dr luar;
4. Menegakkan keadilan.
Menurut Charles E. Merriam,
1. Keamanan ekstern;
2. Ketertiban intern;
3. Keadilan;
4. Kesejehateraan umum;
5. Kebebasan.

Menurut Para Ahli


Montesquieu, fungsi negara
mencakup tiga tugas pokok
Trias Politica :
1. Fungsi Legislatif.
2. Fungsi Eksekutif.

Goodnow, fungsi
negara ada dua :
1. Policy Making.

3. Fungsi Yudikatif.

2. Policy Executing.

Mohammad Kusnardi, S.H., fungsi negara ada dua :


1. Menjamin ketertiban (law and order).
2. Mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Tugas Negara Secara Umum :


1. Tugas Esensial.
2. Tugas Fakultatif.

Pandangan Lain Tentang Tugas Negara, yaitu :


1. Mengendalikan dan mengatur gejala kekuasaan sosial yang
bertentangan satu dengan lainnya agar tidak membahayakan.
2. Mengorganisasikan dan mengintegrasikan kegiatan manusia
dan golongan ke arah tercapainya tujuan dari masyarakat
seluruhnya.

b.Tujuan
Negara
Tujuan masing-masing negara
sangat dipengaruhi oleh tata
nilai sosial budaya, kondisi
geografis, sejarah terbentuknya,
serta politik dari penguasa yang
bersangkutan.
Pada umumnya, suatu negara didirikan dengan
tujuan untuk :
Menciptakan kesejahteraan
Mewujudkan ketertiban dan ketenteraman.
Semua rakyat yang menjadi bagiannya.

Pandangan Para Ahli Tentang Tujuan Negara

1. Ajaran Plato, negara bertujuan utk memajukan kesusilaan


manusia, sbg perseorangan (individu) dan sbg makhluk sosial.
2. Ajaran Negara Kekuasaan (Machiavelli dan Shang Yang), negara
bertujuan utk memperluas kekuasaan semata-mata.
3. Ajaran Theokratis (Kedaulatan Tuhan), tujuan negara untuk mencapai penghidupan dan kehidupan aman dan tenteram dengan
taat kepada dan di bawah pimpinan Tuhan (T. Aquinas,
Agustinus).
4. Ajaran Negara Hukum, negara bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum dengan berdasarkan dan berpedoman kepada hukum (Immanuel Kant).
5. Negara kesejahteraan (welfare state), tujuan negara adalah
mewujudkan kesejahteraan umum (Mr. R. Kranenburg).

Teori Fasisme
Kata fasisme berasal dari kata fascio = kelompok politik.
Muncul istilah Fascio de Combattimento atau Barisan Tempur,
yang dipraktikkan di Italia pada zaman B. Mussolini (1883-1945).

Pandangan Fasisme :
Negara bukan ciptaan rakyat melainkan ciptaan orang kuat.
Negara wajib menggembleng dan mengisi jiwa rakyat
secara totaliter, diktatorial, dan nasionalisme.

Ciri-ciri Negara Fasis :


a. Ditandai oleh kediktatoran satu partai yang kaku;
b. Adanya penindasan terhadap oposisi;
c. Menganut paham nasionalisme yang sempit;
d. Seluruh aspek kehidupan warga negara diatur, dikontrol, dan
dikendlikan secara ketat oleh pemerintah fasis yang
sentralistis;
e. Moralitas sering diabaikan demi mencapai tujuan negara
fasis;
f. Pengaturan perekonomian sangat sentralistis;
g. Tujuan negara fasis adalah Imperium Dunia. Pemimpin
bercita-cita untuk mempersatukan semua bangsa di dunia
menjadi satu negara atau kekuatan bersama.

Teori Individualisme
Individualisme dalam arti luas adalah
perjuangan menuju kebebasan atau
liberalisme. Negara hanya berfungsi
sebagai Penjaga Malam.
Dalam arti ekonomis, bahwa
kebebasan dalam kehidupan
ekonomi tidak boleh dibatasi oleh
pemerintah atau masyarakat.
Dalam arti politis,
Negara ada untuk individu, bukan
individu untuk negara.

Teori Sosialisme
Sosialisme menentang kemutlakan milik
pribadi dan menyokong pemakaian milik
pribadi tersebut untuk kesejahteraan
umum.
Sosialisme sebagai tahap transisi
menuju komunisme.
Pada tahap komunisme, hak milik
pribadi, kelas-kelas, dan negara benarbenar dihapus;
Sarana-sarana produksi dimiliki secara
bersama-sama negara tanpa kelas.

Persamaan dan perbedaan antara Sosialisme dan Komunisme


Persamaan
Sosialisme dan
Komunisme

Perbedaan
Sosialisme

Komunisme

Negara mempunyai a. Negara masih


a. Negara
hak
mengakui hak
melakukan hak
campur
tangan
milik pribadi atas
milik pribadi
dalam
alat produksi
atas alat
berbagai
segi
terbatas.
produksi.
kehidupan
b. Untuk
b. Untuk
masyarakat. Hal ini
menciptakan
menciptakan
dilakukan
demi
kesejahteraan
kesejahteraan
tercabersama, negara
ber-sama secara
painya
tujuan
menggunakan
revolu-sioner,
negara,
cara-cara damai.
negara
yaitu
memberi c. Keberadaan
menghalalkan
Kebahanegara
segala cara.

Teori Integralistik
Paham Integralistik, beranggapan bahwa negara didiri-kan bukan
hanya untuk kepentingan perorangan atau golongan tertentu saja,
tetapi juga untuk kepentingan seluruh masyarakat negara yang
bersangkutan.
Paham integralistik Indonesia pertama kali dikemukakan oleh
Prof. Dr. Soepomo.
Merupakan aliran pemikiran yang paling sesuai dengan
karakteristik bangsa Indonesia yang kekeluargaan.
Gagasan ini kemudian menjadi dasar terbentuknya Tujuan Negara
Republik Indonesia, seperti termaktub dalam Pembukaan UUD
1945 Alinea IV.

4. Bentuk Negara Dan Bentuk Kenegaraan


Bentuk Negara
Jika ditinjau dari sifat hubungan dan cara pengelolaan suatu
negara baik ke dalam maupun ke luar, maka dapat dibedakan
antara Bentuk Negara dengan Bentuk Kenegaraan.
Perihal
Bentuk
Negara

Pengertian

Contoh

Apabila hubungan atau ikatan itu Negara Kesatuan


Negara Serikat
merupakan suatu negara

Bentuk
Apabila hubungan atau ikatan itu Perserikatan Negara
Kenegaraan tidak merupakan suatu negara Daerah Mandat, dll.

NEGARA
KESATUAN
NEGARA
SERIKAT

BENTUK
NEGARA

Negara Kesatuan, adlh


negara merdeka dan
berdaulat yang pemerintahannya diatur oleh pemerintah pusat. Negara
Kesatuan ada sentra-lisasi
dan desentralisasi.

Negara Serikat, merupakan bentuk gabungan


beberapa negara bagian (tidak berdau-lat) yang
menyerahkan sebagian urusannya kepada
pemerintah pusat yang menyang-kut
kepentingan bersama dlm beberapa urusan.

Pemerintah Pusat Negara Serikat :


- Pemegang Kedaulatan ke luar
- Berperan thd negara bagian

NEGARA
BAGIAN A

NEGARA
BAGIAN B

NEGARA
BAGIAN C

NEGARA SERIKAT

Pada negara serikat,


jabatan Kepala
Negara bagian
antara lain :
Gubernur (AS,
Australia). Negara
Indonesia Serikat
(27 Des 1949 s.d. 17
Ags 1950).

Bentuk Kenegaraan
Pemerintah Pusat
Perserikatan Negara :
- Kurang berperan thd negara anggota
- Hanya merupakan lambang

NEGARA
ANGGOTA A

NEGARA
ANGGOTA
B

NEGARA
ANGGOTAC

PERSERIKATAN NEGARA

Konfederasi,
merupakan gabungan
beberapa negara yang
anggotanya masingmasing berdaulat
penuh baik ke dalam/ke
luar. Ikatan tsb dibuat
atas dasar perjanjian
baik tentang politik LN,
pertahanan dsb.

Bentukbentuk
Kenegaraa
n Pada
Umumnya :

1.Koloni
2.Protektorat
3.Mandat
4.Trustee (Perwalian)
5.Dominion
6.Uni
a.Uni Personil;
b.Uni Riil;
c. Uni Zui Generalis.

5. Pengertian NKRI
NKRI adalah negara kepulauan yang terbentang pada 06.080 Lintang
Utara (LU) 11.150 Lintang Selatan (LS) dan 94.450 141.050 Bujur
Timur (BT) yang diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) serta dua
samudra (Indonesia dan Pasifik).

Tonggak sejarah berdirinya NKRI :


Berdirinya Budi Utomo (1908) sbg tonggak perintis.
Lahirnya Konggres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928
sebagai tonggak penegas.
Diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia tgl 17 Agustus
1945 sebagai tonggak pendobrak.

6. Fungsi Dan Tujuan NKRI

Berdirinya NKRI,
memiliki fungsi
yaitu, sebagai
pengatur kehidupan
dalam negara untuk
menciptakan tujuantujuan negara.

Fungsi-fungsi negara scr


umum mencakup :
Sebagai Stabilisator.
Mengusahakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat.
Mengusahakan pertahanan untuk
menangkal kemung-kinan
serangan dari luar.
Menegakkan keadilan.

Tujuan negara, ditujukan utk mengarahkan segala kegiatan dan


sekaligus menjadi pedoman dlm penyusunan dan pengendalian alat kelengkapan negara serta kehidupan rakyatnya.

Bagi NKRI,
bahwa fungsi
negara
sekaligus
merupakan
tujuan negara
yang ingin
dicapai sesuai
Pembukaan
UUD 1945.

Fungsi dan sekaligus tujuan NKRI


yaitu mencakup :
Melindungi Segenap Bangsa
Indonesia dan Seluruh Tumpah
Darah Indonesia,
Memajukan Kesejahteraan Umum,
Mencerdaskan Kehidupan Bangsa,
Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia
yang Berdasarkan Kemerdekaan,
Perdamaian Abadi, dan Keadilan
Sosial.

7. Semangat Nasionalisme dan Patriotisme


a. Nasionalisme
Nasionalisme adalah faham kebangsaan yang tumbuh
karena ;
Adanya persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk
hidup bersama,
Sbg suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis,
dan maju di dalam suatu kesatuan bangsa dan negara, serta
Cita-cita bersama guna mencapai, memelihara, dan
mengabdikan identitas, persatuan, kemakmuran, dan kekuatan
atau kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan.

Manifestasi Faham
Nasionalisme :

1. Kesadaran Seseorang Bahwa Dirinya Merupakan


Anggota Atau Warga Negara Bangsanya;
2. Kebanggaan Seseorang Akan Negara Bangsanya;
3. Kecintaan Seseorang Akan Negara Bangsanya;
4. Kesetiaan dan Ketaatan Seseorang Thd Negara
Bangsanya;
5. Perjuangan Seseorang Bagi Kepentingan Negara
Bangsanya;
6. Kerelaan Berkorban Bagi Nagara Bangsanya

Nasionalisme :
Dalam arti sempit, yaitu perasaan kebangsaan
atau cinta terhadap bangsanya yang tinggi atau
berlebih-lebihan, shg memandang bangsa lain
lebih rendah (Chauvinisme).
Dalam arti luas, yaitu perasaan cinta atau
bangga thd tanah air dan bangsanya sendiri
dgn tetap menghormati bangsa lain karena
merasa sebagai bagian dari bangsa lain di
dunia.

b. Semangat Nasionalisme
merupakan semangat/sikap yang bersumber dari perasaan
cinta kepada tanah air dan bangsa sehingga menimbulkan
sikap gagah berani, pantang menyerah dan rela berkorban
demi bangsa dan negaranya.

Implementasi Patriotisme Dapat Dilaksanakan :


Pada Masa Darurat (Perang), perjuangan melawan
penjajah dalam mewujudkan kemerdekaan dan
kedaulatan.
Pada Masa Damai (Paska Kemerdekaan), mampu
meningkatkan kemampuan diri, memelihara persatuan,
dan lain-lain.

c. Penerapan Semangat Kebangsaan


merupakan kesadaran budi yang mendorong orang
rela menyerahkan kesetiaan tertinggi kepada bangsa
dan atau negara bangsa.

Di Indonesia, awal semangat kebangsaan dipelopori antara


lain Dr. Soetomo, Dr. Wahidin Sudirohusodo, yang ditandai
lahirnya (Boedi Oetomo) dengan tujuan mencerdaskan
bangsa berdasarkan kesadaran, tekad, dan upaya untuk
maju atas dasar falsafah dan wawasan yang bersumber
pada kepribadian nusantara.

Lanjutan
.
Semangat
kebangsaan

adalah kekuatan yang


terpokok dari setiap ideologi yang ada di dunia

Semangat kebangsaan antara lain dapat diterapkan


dengan cara :
1. Keteladanan, merupakan sikap dan perilaku yang
patut dicontoh karena perkataan dan perbuatan.
2. Pewarisan, merupakan cara atau proses dalam
menu-runkan, memberikan sesuatu kepada pihak
lain.
3. Ketokohan, merupakan sosok yang terkenal dan
disegani krn pangaruhnya sangat besar di
masyarakat.

Cara Menanamkan Semangat Kebangsaan


1. Menyampaikan Sejarah Para Pahlawan Dalam
Mempertahankan Negara Bangsanya Atau Dalam
Memperjuangkan Eksistensi Negara Bangsanya.
2. Menyampaikan Gambaran Tentang Kebolehan dan
Kehebatan Negara Bangsa Indonesia.
3. Menyampaikan Berbagai Tantangan Negara Bangsa
Yang Perlu Diwaspadai Dan Diantisipasi Dengan
Tindakan-tindakan Tertentu.

Anda mungkin juga menyukai