Anda di halaman 1dari 38

SPONDYLITIS TUBERCULOSIS

Oleh : Aditya Ramdani

Pembimbing :
dr.Denny Rahardjono Sp.S

Spondylitis Tuberculosis
Nama lain :

Potts Disesase of The Spine

Salah

satu penyakit tertua di dunia,


ditemukan pada mumi kuno di Mesir dan Peru

Ditemukan oleh Pervical Pott tahun 1779


Pott menemukan adanya hubungan antara

kelemahan
alat
gerak
kurvatura vertebra.

bawah

dengan

Epidemiologi
Insidensinya bervariasi, tergantung :

Imun
Kualitas pelayanan kesehatan
Kondisi sosial
Nutrisi
Faktor lain

Di Amerika Utara, Eropa dan Saudi Arabia rata-rata

mengenai dewasa (rata-rata 40-50 tahun)


Sementara

di Asia dan Afrika, sebagian besar


mengenai anak-anak (50 % pada usia 1-20 tahun)

Morbidity & Mortality


Pott disease merupakan penyakit muskuloskeletal yang

paling berbahaya. Karena menyebakan


tulang, deformitas dan paraplegi (10-47 %).

kerusakan

Pada seluruh kasus TB : 10 % melibatkan sendi & tulang.


50 % mengenai tulang belakang.
Lower thoracic vertebrae (40-50%), Lumbar spine (35-

45%), Cervical spine 10%.

Etiologi
Penyebab

tersering adalah
tuberculosis

Mycobacterium

Penyebab

lain yang juga mungkin :


Mycobacterium
africanum (Afrika), Bovine
tubercle
bacillus
&
non-tuberculous
Mycobacteria (pada HIV)

Berbentuk batang & bersifat tahan asam.

Pewarnaan dengan teknik Ziehl Nielsen.

Patofisiologi TB

Patofisiologi Spondylitis TB

Lesi pada korpus vertebra


Dekat diskus intervertebra atas atau

bawah, disebut tipe marginal, yang sesuai


dengan tipe metafiseal pada tulang
panjang
Ditengah korpus, disebut tipe sentral
Di bagian anterior korpus, disebut tipe
anterior atau subperiosteal

Stadium Perjalanan TB Tulang


Stadium implantasi
Stadium destruksi awal
Stadium destruksi lanjut
Stadium gangguan neurologis

- Derajat 1
- Derajat II
- Derajat III
- Derajat IV
Stadium deformitas residual

Gibbus

Gibbus

Gibbus

Proses Terbentuknya Gibbus


Lesi Spondilitis TB berawal

dari tuberkel yang


kecil, yang berkembang lambat dan bersifat
osteolitik.

Proses

pengkejuan
Menghalangi
pembentukan tulang reaktif & membuat tulang
yang terinfeksi relatif avaskuler
Sequester
Tuberculosis.

Dekstruksi Progresif & Kolaps Korpus Vertebra

Anterior

Kifosis (Gibbus)

Foto X Ray

Korpus Vertebra

Proses Terbentuknya Abses


Eksudat (terdiri dari serum, leukosit, kaseosa,

fibrosis bone serta basil TB) menembus dan


menyebar melalui ligamentum longitudinal
anterior.
Abses dapat menjalar ke berbagai arah :
Sekitar

Columna Vertebra
Abses
Paravertebra
Menembus belakang dibawah fasia dan kulit di
luar columna vertebralis
Cold Abses
Medisatinum
Menerobos Pleura Empyema
Cervical
Retropharingeal Abses
Lumbar
Abses Illiopsoas

Abses TB

Potts Paraplegia
Disebabkan oleh tekanan pada medulla
Spinalis.
Yang mempengaruhi :
1. Penekanan oleh Abses dingin dan jaringan
Granulasi.
2. Iskemia
akibat penekanan pada arteri
spinalis.
3. Terjadi endarteritis TB setinggi blokade
spinalnya.
4. Penyempitan
kanalis
akibat
dekstruksi
korpus vertebra.

Penegakkan Diagnosa
Faktor yang mempengaruhi gejala klinis:
Stadium penyakit
Lokasi Kelainan
Adanya komplikasi seperti neurologic deficits,

abscesses, or sinus tracts.


Dilaporkan rata2 : Durasi simptom sampai

diagnosis > 4 bulan.


Sakit Pinggang yang lama, gejala awal yang

paling umum.

Anamnesis
Adanya

Keluhan Sistemik : Kehilangan


berat badan, Keringat malam, Nafsu makan
menurun,
Demam
intermitten
dan
cachexia.

Riwayat

batuk

lama,

berdahak,

berdarah.
Nyeri terlokalisisr atau menjalar.
Adanya kekakuan pola jalan.

atau

Gejala Klinis
Bila infeksi di daerah leher :

-) Pain and stiffness


-) Gejala dapat termasuk torticollis and hoarseness
-) Stridor dan Disfagia
-) Bisa sampai Tetraparesis
Bila Infeksi di daerah torakal : Punggung menjadi

kaku,
dada.

bisa terdapat abses mengelilingi rongga

Bila di Regio Lumbar : Abses, Kontraktur otot Psoas,

Deformitas fleksi sendi panggul.

Lanjutan,..
Pada Tulang belakang nampak adanya deformitas

: Kifosis (Gibbus atau Angulasi Tulang Belakang) ,


Skoliosis, Subluksasi, Spondilolisthesis.
Tanda

adanya kompresi Medulla Spinalis :


Paraplegi (10-47%), Spastisitas, Reflek Tendon
meningkat, Bisa juga didapatkan gangguan
fungsi kandung kemih dan anorektal.

Pembengkakan di sendi yang berjalan lambat

tanpa disertai panas dan nyeri.

Pemeriksaan Fisik
Dari Inspeksi didapatkan Gibbus, Abses di

daerah leher, thorakal maupun lumbar.


Spastisitas
Hiperrefleksia tendon lutut/achilles
Reflek patologis (+) pada kedua tungkai.
Defisit Sensorik

Pemeriksaan Laboratorium
LED : Meningkat sedikit disertai leukositosis.
Mantoux Test (+)
Pada pewarnaan Tahan Asam mungkin ditemukan

kuman TB
Biopsi Jaringan granulasi atau kelenjar limfe
regional.
Pemeriksaan Histo PA dapat ditemukan tuberkel.
Pungsi Lumbal.
Peningkatan CRP.
Pemeriksaan Serologi : deteksi antibodi spesifik.
ELISA dan PCR

Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan Foto Thoraks
Foto Polos Vertebra :

Osteoporosis,
Osteolitik,
Dekstruksi
vertebra
disertai
penyempitan
intervertebralis.
Bisa
didapatkan
paravertebral. Bisa didapatkan Gibbus
Abses dingin : bayangan berbentuk spindle
Paling Sering pada vertebra T8-L3

korpus
diskus
abses

Lanjutan
Pemeriksaan CT Scan : Terutama bermanfaat untuk memvisualisasi

regio torakal dan keterlibatan iga yang sulit dilihat pada foto
polos. Keterlibatan lengkung syaraf posterior seperti pedikel
tampak lebih baik dengan CT Scan.
MRI : Mempunyai

manfaat besar untuk membedakan


komplikasi
yang bersifat kompresif
dengan yang bersifat
non kompresif pada tuberkulosa tulang belakang.
Bermanfaat untuk :

1. Membantu memutuskan pilihan manajemen apakah akan bersifat

konservatif atau operatif.


2. Membantu menilai respon terapi.
3. Kerugiannya adalah dapat terlewatinya fragmen tulang kecil dan

kalsifikasi di abses.

Diagnosa Banding
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS :
Fraktur Kompresi traumatik akibat Tumor medula
Spinalis
2. Metastasia tulang belakang
3. Osteitis Piogen dengan demam yang lebih cepat
timbul.
4. Poliomielitis
1.

Manajmen Terapi
Tujuan terapi pada kasus spondilitis
tuberkulosa adalah :
1. Mengeradikasi infeksi atau setidaknya
menahan progresifitas penyakit
2. Mencegah atau mengkoreksi
deformitas atau defisit neurologis

TERAPI KONSERVATIF
Pemberian nutrisi yang bergizi (perbaiki KU)
Istirahat tirah baring (resting)
Pemakaian Korset
Obat TB

Brace

Jenis, sifat dan dosis OAT


Jenis OAT

Sifat

Dosis yang direkomendasikan


(mg/kgBB)
Harian

3 x seminggu

Isoniazid (H)

Baktersid

5
(4-8)

10
(8-12)

Rifampicin (R)

Baktersid

10
(8-12)

10
(8-12)

Pyrazinamide
(Z)

Baktersid

25
(20-30)

35
(30-40)

Ethambutol (E)

Bakteriostati
k

15
(15-20)

30
(20-35)

Streptomycine
(S)

Baktersid

15
(12-18)

15
(12-18)

Tabel Ringkasan Pengobatan TB

Lanjutan,
2. Terapi Operatif

Indikasi Operasi :
Neurologic

deficit
(acute
neurologic
deterioration, paraparesis, paraplegia)
Spinal deformity with instability or pain
No response to medical therapy (continuing
progression of kyphosis or instability)
Large paraspinal abscess
Nondiagnostic percutaneous needle biopsy
sample.

Prognosis
Bergantung pada cepat atau tidak

dilakukannya terapi.
Ada tidaknya komplikasi neurologis
Paraplegi awal memiliki prognosis
kesembeuhan lebih baik.
Paraplegi akhir lebih buruk

Anda mungkin juga menyukai