Pembimbing :
dr.Denny Rahardjono Sp.S
Spondylitis Tuberculosis
Nama lain :
Salah
kelemahan
alat
gerak
kurvatura vertebra.
bawah
dengan
Epidemiologi
Insidensinya bervariasi, tergantung :
Imun
Kualitas pelayanan kesehatan
Kondisi sosial
Nutrisi
Faktor lain
kerusakan
Etiologi
Penyebab
tersering adalah
tuberculosis
Mycobacterium
Penyebab
Patofisiologi TB
Patofisiologi Spondylitis TB
- Derajat 1
- Derajat II
- Derajat III
- Derajat IV
Stadium deformitas residual
Gibbus
Gibbus
Gibbus
Proses
pengkejuan
Menghalangi
pembentukan tulang reaktif & membuat tulang
yang terinfeksi relatif avaskuler
Sequester
Tuberculosis.
Anterior
Kifosis (Gibbus)
Foto X Ray
Korpus Vertebra
Columna Vertebra
Abses
Paravertebra
Menembus belakang dibawah fasia dan kulit di
luar columna vertebralis
Cold Abses
Medisatinum
Menerobos Pleura Empyema
Cervical
Retropharingeal Abses
Lumbar
Abses Illiopsoas
Abses TB
Potts Paraplegia
Disebabkan oleh tekanan pada medulla
Spinalis.
Yang mempengaruhi :
1. Penekanan oleh Abses dingin dan jaringan
Granulasi.
2. Iskemia
akibat penekanan pada arteri
spinalis.
3. Terjadi endarteritis TB setinggi blokade
spinalnya.
4. Penyempitan
kanalis
akibat
dekstruksi
korpus vertebra.
Penegakkan Diagnosa
Faktor yang mempengaruhi gejala klinis:
Stadium penyakit
Lokasi Kelainan
Adanya komplikasi seperti neurologic deficits,
paling umum.
Anamnesis
Adanya
Riwayat
batuk
lama,
berdahak,
berdarah.
Nyeri terlokalisisr atau menjalar.
Adanya kekakuan pola jalan.
atau
Gejala Klinis
Bila infeksi di daerah leher :
kaku,
dada.
Lanjutan,..
Pada Tulang belakang nampak adanya deformitas
Pemeriksaan Fisik
Dari Inspeksi didapatkan Gibbus, Abses di
Pemeriksaan Laboratorium
LED : Meningkat sedikit disertai leukositosis.
Mantoux Test (+)
Pada pewarnaan Tahan Asam mungkin ditemukan
kuman TB
Biopsi Jaringan granulasi atau kelenjar limfe
regional.
Pemeriksaan Histo PA dapat ditemukan tuberkel.
Pungsi Lumbal.
Peningkatan CRP.
Pemeriksaan Serologi : deteksi antibodi spesifik.
ELISA dan PCR
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan Foto Thoraks
Foto Polos Vertebra :
Osteoporosis,
Osteolitik,
Dekstruksi
vertebra
disertai
penyempitan
intervertebralis.
Bisa
didapatkan
paravertebral. Bisa didapatkan Gibbus
Abses dingin : bayangan berbentuk spindle
Paling Sering pada vertebra T8-L3
korpus
diskus
abses
Lanjutan
Pemeriksaan CT Scan : Terutama bermanfaat untuk memvisualisasi
regio torakal dan keterlibatan iga yang sulit dilihat pada foto
polos. Keterlibatan lengkung syaraf posterior seperti pedikel
tampak lebih baik dengan CT Scan.
MRI : Mempunyai
kalsifikasi di abses.
Diagnosa Banding
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS :
Fraktur Kompresi traumatik akibat Tumor medula
Spinalis
2. Metastasia tulang belakang
3. Osteitis Piogen dengan demam yang lebih cepat
timbul.
4. Poliomielitis
1.
Manajmen Terapi
Tujuan terapi pada kasus spondilitis
tuberkulosa adalah :
1. Mengeradikasi infeksi atau setidaknya
menahan progresifitas penyakit
2. Mencegah atau mengkoreksi
deformitas atau defisit neurologis
TERAPI KONSERVATIF
Pemberian nutrisi yang bergizi (perbaiki KU)
Istirahat tirah baring (resting)
Pemakaian Korset
Obat TB
Brace
Sifat
3 x seminggu
Isoniazid (H)
Baktersid
5
(4-8)
10
(8-12)
Rifampicin (R)
Baktersid
10
(8-12)
10
(8-12)
Pyrazinamide
(Z)
Baktersid
25
(20-30)
35
(30-40)
Ethambutol (E)
Bakteriostati
k
15
(15-20)
30
(20-35)
Streptomycine
(S)
Baktersid
15
(12-18)
15
(12-18)
Lanjutan,
2. Terapi Operatif
Indikasi Operasi :
Neurologic
deficit
(acute
neurologic
deterioration, paraparesis, paraplegia)
Spinal deformity with instability or pain
No response to medical therapy (continuing
progression of kyphosis or instability)
Large paraspinal abscess
Nondiagnostic percutaneous needle biopsy
sample.
Prognosis
Bergantung pada cepat atau tidak
dilakukannya terapi.
Ada tidaknya komplikasi neurologis
Paraplegi awal memiliki prognosis
kesembeuhan lebih baik.
Paraplegi akhir lebih buruk