Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan

: Diabetes Mellitus

Sub pokok bahasan

: Pengertian, Penyebab dan Pencegahan


Diabetes Mellitus, Diit Diabetes Mellitus &
Senam Kaki Diabetic.

Sasaran

: Keluarga Tn. S (Tn.S, Ny.S dan Sdr.H)

Hari / Tanggal

: Jumat, 06 Maret 2015 (18.30-19.15 WIB)

Waktu

: 45 menit

Tempat

: Rumah tinggal keluarga Tn. S dan Ny. S

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah mendengarkan penyuluhan pengertian, penyebab dan
pencegahan Diabetes Mellitus serta Nutrisi (diit diabetes mellitus)
dan senam kaki diabetic yang diberikan mahasiswa kesehatan,
diharapkan keluarga mengerti tentang penyakit Diabetes Mellitus.
2. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 X 45 menit diharapkan
dapat:
a. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus
b. Menyebutkan Pencegahan Diabetes Mellitus
c. Menyebutkan Diit Diabetes Mellitus
d. Melakukan Senam Kaki Diabetic
B. GARIS BESAR MATERI
a. Pengertian Diabetes Mellitus
b. Pencegahan Diabetes Mellitus
c. Diit Diabetes Mellitus
d. Senam Kaki Diabetic
C. KRITERIA EVALUASI
Evaluasi Struktur

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Tn. S


Jadwal, alat bantu atau media, pengorganisasian, proses
penyuluhan dilakukan sebelumnya.
Evaluasi Proses
Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar
Evaluasi Hasil
Keluarga mengerti tentang :
a. Pengertian Diabetes Mellitus
b. Pencegahan Diabetes Mellitus
c. Diit Diabetes Mellitus
d. Senam Kaki Diabetic
D. METODE

Prolog

Ceramah

Tanya jawab

E. MEDIA

Leaflet

F. SETTING TEMPAT
Peserta duduk di kursi.
Penyaji duduk disamping klien.

KEGIATAN PENYULUHAN
NO
1

KEGIATAN

KEGIATAN

PEMBUKAAN

PENYULUH
Membuka kegiatan

KEGIATAN
PESERTA
Menjawab

WAKT
U
5 menit

dengan mengucapkan salam


salam.

Menjelaskan tujuan

Mendengarkan

dari penyuluhan.

Menyebutkan materi

Memberi

yang akan diberikan

respon

PELAKSANAA

Menyampaikan materi:

Mendengarkan

25

dan

menit

Peng

memperhatikan

ertian Diabetes
Mellitus

Penc
egahan Diabetes
Mellitus

Diit
Diabetes Mellitus

EVALUASI

Sena

m Kaki Diabetic
Tanya jawab
Menyimpulkan hasil

4.

TERMINASI

Menjawab

10

pertanyaan

menit

Mendengarkan

materi
Mengucapkan terima Mendengarkan
kasih

atas

peran

serta.
Mengucapkan salam
penutup.

Menjawab
salam

5 menit

Lampiran Materi
DIABETES MELLITUS
a. Definisi
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai

oleh

kenaikan

kadar

glukosa

dalam

darah

atau

hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).


b. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1) Tipe I yaitu diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM) :
pancreas

memproduksi sedikit/tidak produksi insulin endogen

dan harus diatasi dengan injeksi insulin untuk mengontrol diabetes


dan mencegah

ketoasidosis.

2) Tipe II yaitu diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM):


penyakit yang diakibatkan dari defek pembuatan insulin dan
pelepasan dari sel beta, serta resistensi insulin pada jaringan
perifer.
3) Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau
sindrom lainnya: Toleransi terhadap glukosa terganggu seperti
kadar glukosa darah diantara kadar normal dan kadar diabetes,
kerentanan terhadap penyakit aterosklerosis diatas normal dan
komplikasi renal dan retina biasanya tidak signifikan.
c. Etiologi
1) Diabetes Tipe 1 (IDDM)
a) Faktor genetik

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri;


tetapi

mewarisi

suatu

predisposisi

atau kecenderungan

genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik


ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA
(Human

Leucocyte

kumpulan

gen

Antigen)

yang

tertentu.

bertanggung

HLA

jawab

merupakan

atas

antigen

tranplantasi dan proses imun lainnya.


b) Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal
dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan
cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah

sebagai

jaringan

asing.

Yaitu

otoantibodi

terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.


c) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta pankreas.
2) Diabetes Tipe 2 (NIDDM)
Secara pasti penyebab pada DM tipe II masih belum diketahui.
Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin. NIDDM ditandai dengan kelainan dalam
sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya
tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja
insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptorreseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi
intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus
membran sel. Pada pasien dengan NIDDM terdapat kelainan
dalam pengikatan insulin dengan reseptor.
Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat
reseptor yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya
terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin
dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat
dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan

sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang


beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia
(Price,1995). Faktor-faktor resiko yaitu usia (resistensi insulin
cenderung meningkat pada usia di atas 65 th), obesitas dan
riwayat keluarga
d. Manifestasi Klinis
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia
pada DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu
pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada
pembuluh darah dan saraf. Menurut Supartondo, gejala-gejala
akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah katarak,
glaucoma, retinopati, gatal seluruh badan, pruritus vulvae, infeksi
bakteri kulit, infeksi jamur di kulit, dermatopati, neuropati perifer,
neuropati visceral, amiotropi, ulkus neurotropik, penyakit ginjal,
penyakit pembuluh darah perifer, penyakit pembuluh darah otak.
e. Komplikasi
1) Akut
a) Ketoasidosis diabetik dan koma
Ketika kadar insulin rendah, tubuh tidak mampu mengubah
glukosa menjadi energy sehingga mengambil lemak dari
tempat

penyimpananya.

Pemecahan

lemak

untuk

menghasilkan energy mnyebabkan terbentuknya fatty acids


(asam lemak). Asam lemak ini melewati hati dan membentuk
keton. Keton dikeluarkan melalui urin. Ketosis (meningkatnya
kadar keton dalam jaringan tubuh) meningkatkan keasaman
cairan

tubuh

sampai

ketingkat

yang

abnormal

dan

menyebabkan asidosis. Ketoasidosis diabetik suatu kondisi


darurat, jika tidak ditangani tepat waktu dapat menyebabkan
kematian (Arora, Anjali. 2007).
b) Infeksi berulang

Infeksi yang sering mancakup infeksi kulit, infeksi saluran


kencing, penyakit gusi, tuberkolosis, dan infeksi jamur. Orang
yang menderita Diabetes Mellitus lebih mudah mengalami
infeksi karena mekanisme pertahan tubuh pada orang
Diabetes Mellitus menurun dan komplikasi yang terkait
dengan Diabetes Mellitus meningkatkan resiko infeksi.
2) Kronik
Dapat

terjadi

(microvaskuler)

pada
berupa

(glomerulophati),

tingkat
kelainan

saraf

pembuluh
pada

(neurophati),

darah

kecil

glomerulus

ginjal

otot

jantung

(cardiomiophati), dan mata : Retinopati Diabetes, kelainan lensa,


kelainan iris, kumpulan otot ekstraokuler, dan neuropati optikus.
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Adanya kadar glukosa darah yang tinggi secara abnormal. Kadar
gula darah pada waktu puasa > 140 mg/dl. Kadar gula sewaktu
>200 mg/dl.
2) Tes toleransi glukosa. Glukosa plasma dari sampel yang diambil
2 jam pp >200 mg/dl.
3) Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi
daripada darah vena, serum/plasma 10-15% daripada darah
utuh, metode dengan deproteinisasi 5% lebih tinggi daripada
metode tanpa deproteinisasi
4) Glukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa
darah > 160-180% maka sekresi dalam urine akan naik secara
eksponensial, uji dalam urin: + nilai ambang ini akan naik pada
orang tua. Metode yang populer: carik celup memakai GOD.
5) Benda keton dalam urine: bahan urine segar karena asam
asetoasetat cepat didekrboksilasi menjadi aseton. Metode yang
dipakai Natroprusid, 3-hidroksibutirat tidak terdeteksi
6) Pemeriksan lain: fungsi ginjal ( Ureum, creatinin), Lemak darah:
(Kholesterol, HDL, LDL, Trigleserid), Ffungsi hati, antibodi anti
sel insula langerhans ( islet cellantibody)

7) HbA1c

yaitu

hemoglobin

yang

terikat

dengan

glukosa.

Peningkatan kadar HbA1c menandakan diabetes mellitus kronis


atau lebih dari 3 bulan.
Tabel Kadar Glukosa darah sewaktu dan Puasa sebagai patokan Penyaring dan
Diagnosis Diabetes Mellitus (mg/dl

Bukan
Diabetes
Mellitus

Belum
pasti
Diabetes
Mellitus

Diabetes
Mellitus

Kadar
glukosa
darah
sewaktu
(mg/dl)

Plasma
vena

<110

110-199

200

Darah
kapiler

<90

90-199

200

Kadar
glukosa
darah puasa
(mg/dl)

Plasma
vena

<110

110-125

126

Darah
kapiler

<90

90-109

110

g. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan
aktifitas insulin dan kadar glukosa darah dan upaya untuk
mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler, serta neuropatik. Ada 5
komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1) Diit
a) Prinsip umum
Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan
untuk mencapai tujuan berikut ini :

Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya

vitamin, mineral)
Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
Memenuhi kebutuhan energy
Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya
dengan mengupayakan kadar glukosa darah mendekati

normal melalui cara-cara yang aman dan praktis


Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
b) Perencanaan makan
Komposisi

KH : 60-70%
Lemak : 20-25%
Protein : 10-15 %
Jumlah kalori yang disesuaikan dengan pertumbuhan
status gizi, umur, status akut dan kegiatan jasmani untuk

mencapai berat badan ideal.


Kolesterol < 300 mg/H, kandungan serat 25 gr/H
Konsumsi garam dibatasi ( ada hipertensi)
2) Latihan
Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama
0,5 jam yang sifatnya sesuai CRIPE ( continous, rytmical,
interval, progresive, endurance training).

Continous
Latihan

harus

berkesinambungan

dan

dilakukan

terus

menerus tanpa berhenti. Contoh bila dipilih joging 30 menit,


maka selama 30 menit pasien melakukan joging tanpa
istirahat.

Rythmical
Latihan olah raga harus dipilih yang berirama, yaitu otot-otot
berkontraksi dan rileksasi secara teratur. Contoh jalan kaki :
joging, lari, berenang, bersepeda, mendayung, main golf,
tenis dan badminton tidak memenuhi syarat karena banyak
berhenti

Interval
Latihan dilakukan secara selang-seling antara gerak cepat
dan lambat. Contoh jalan cepat diselingi jalan lambat, joging
diselingi jalan, dan sebagainya.

Progressive
Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan dari
intensitas riogen sampai sedang hingga mencapai 30-60
menit. Sasaran heart rate : 75-85 % Max heart rate : 920

Endurance Training

Latihan

daya

tahan

untuk

meningkatkan

kemampuan

kardiorespirasi seperti jalan ( jalan santai/cepat, sesuai


umur), joging, berenang dan bersepeda.
3) Pemantauan

Monitoring gula darah secara teratur : selalu mengecek

kadar gula darah saat puasadan saat 2 jam stelah makan.


Cara mancapai gula darah yang terkendali yaitu lakukan
pemeriksaan

gula

darah

beberapa

kali

sehari

(sesuai

petunjuk dokter), mencatat dan mengevaluasi hasil test gula


darah dengan catatan harian atau diary untuk memantau tren
gula darah terakhir.
4) Terapi (jika diperlukan)
a) Obat hipoglikemi oral (OHO)
-

Sulfonilurea, bekerja dengan cara menstimulasi pelepasan


insulin yang tersimpan, menurunkan ambang sekresi
insulin dan menaikkan sekresi insulin sebagai akibat
rangsangan glukosa

Biguanid bekerja menurunkan kadar glukosa darah tapi


tidak sampai dibawah normal

Inhibitor glukosidase : obat ini bekerja secara kompetitif


menghambat kerja enzim glukosidase didalam saluran
cerna, sehingga menurunkan penyerapan glukosa dan
menurunkan hiperglikemia pasca prandial.

Insulin

sensitizing

golongan

obat

agent

yang

thoazolidinediones

mempunyai

efek

menaikkan sensetivitas insulin sehingga bisa

adalah

farmakologi
mengatasi

masalah resistensi insulin dan berbagai masalah akibat


resistensi insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia.
b) Insulin
Indikasi pengunaan insulin pada NIDDM adalah

DM dengan berat badan menuruncepat/kurus


Ketoasidosis, asidosis laktat dan koma hiperosmolar
DM mengalami stres berat ( infeksi sistemik, operasi berat
dan lain-lain)

DM dengan kehamilan / DM gestasional yang tidak

terkendali dengan perencanaan makan


DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik
oral dosis maksimal atau ada kontra indikasi dengan obat
tersebut

5) Pendidikan/penyuluhan tentang DM
a) Penyuluhan untuk pencegahan primer : Kelompok resiko
tinggi
Materi penyuluhan : Faktor-faktor yang berpengaruh pada
timbulnya diabetes dan usaha untuk mengurangi faktor
resiko tersebut
b) Penyuluhan untuk pencegahan skunder : Kelompok pasien
diabetes terutama yang baru. Materi penyuluhan tentang apa
itu diabetes mellitus, penatalaksanaan diabetes, obat-obat
untuk

diabetes,

kegiatan

perencanaan

jasmani/olah

raga.

makan,
Materi

diabetes

dengan

penyuluhan

tingkat

lanjutan yaitu mengenai dan mencegah komplikasi akut DM,


penatalaksanaan DM selama menderita penyakit lain, makan
diluar rumah, perencanaan untuk kegiatan-kegiatan khusus,
pemeliharaan/ perawatan kaki.
c) Penyuluhan untuk pencegahan tersier : Pasien diabetes yang
sudah mengalami komplikasi. Materi penyuluhan maksud dan
tujuan cara pengobatan pada komplikasi kronik diabetes,
upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan, kesabaran dan
ketangguhan untuk dapat menerima dan memanfaatkan
keadaan dengan komplikasi kronik
SENAM KAKI
1. Pengertian
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh
pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu

melancarkan

(S,Sumosardjuno,1986).

peredaran

darah

bagian

kaki.

Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah


dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya
kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot
betis, otot paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan
sendi. (www.diabetesmelitus.com)
2. Tujuan
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
3. Indikasi dan Kontraindikasi
a. Indikasi
Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita
Diabetes mellitus dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya
diberikan sejak pasien didiagnosa menderita Diabetes Mellitus
sebagai tindakan pencegahan dini.
b. Kontraindikasi
1) Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnu
atau nyeri dada.
2) Orang yang depresi, khawatir atau cemas.

4. Hal yang Harus Dikaji Sebelum Tindakan


a. Lihat Keadaan umum dan keadaran pasien
b. Cek tanda-tanda Vital sebelum melakukan tindakan
c. Cek Status Respiratori (adakan Dispnea atau nyeri dada)
d.

Perhatikan

indikasi

dan

kontraindiikasi

dalam

pemberian

tindakan senam kaki tersebut


e. Kaji status emosi pasien (suasanan hati/mood, motivasi)

5. Diagnosa Keperawatan yang Berkaitan dengan Tindakan


a. Resiko intoleran aktivitas b.d tirah baring, kelemahan
b. Resiko kerusakan integritas kulit b.d perubahan sirkulasi darah,
hambatan mobilitas fisik
6. Implementasi
a. Persiapan Alat : Kertas Koran 2 lembar, Kursi (jika tindakan
dilakukan dalam posisi duduk).
b. Persiapan Klien : Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan
dilaksanakan senam kaki
c. Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi
pasien, Jaga privacy pasien
d. Prosedur Pelaksanaan :
1) Perawat cuci tangan
2) Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien
duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai

3) Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki


diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah
seperti cakar ayam sebanyak 10 kali

4) Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat


telapak kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki
diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas.

Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan


secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.

5) Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke


atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada
pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

6) Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat


gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan
kaki sebanyak 10 kali.

7) Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari


kedepan turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke
kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.

8) Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki


tersebut dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu
turunkan kembali kelantai.
9) Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun
gunakan kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10
kali.
10)

Angkat
tersebut.

kedua

kaki

Gerakan

dan

luruskan,pertahankan

pergelangan

kaki

kedepan

posisi
dan

kebelakang.
11) Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada
pergelangan kaki , tuliskan pada udara dengan kaki dari
angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.

12) Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi


seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola
itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua
belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja
Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua
bagian koran.
Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil
dengan kedua kaki

Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan


kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian
kertas yang utuh.
Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk
bola

7. Hal yang Harus di Evaluasi Setelah Tindakan


a. Pasien dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki
b. Pasien dapat menyebutkan kembali 2 dari 4 tujuan senam kaki
c. Pasien dapat memperagakkan sendiri teknik-teknik senam kaki
secara mandiri
8. Dokumentasi Tindakan
a. Respon klien
b. Tindakan yang dilakukan klien sesuai atau tidak dengan
prosedur
c. Kemampuan klien melakukan senam kaki

DAFTAR PUSTAKA
Noer, Sjaifoellah.1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3.Jakarta:
FKUI.
Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Ed.8.Jakarta: EGC.
S,Sumosardjuno.1986.Manfaat dan macam olahraga bagi penderita
diabetesd melitus.Bandung.

Anda mungkin juga menyukai