Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH FIK UI

Nama NPM

: Dewi Lestari Handayani : 0706270371

Tempat: Lt. 4 Selatan Gd. Teratai RSUP Fatmawati Varikokel Definisi Varikokel adalah varises vena pada korda spermatic (Tambayong, 1999). Varikokel adalah dilatasi pleksus pampiniformis dari vena di atas testis. Merupakan gambaran lazim dalam pria muda dan paling sering terlihat pada bagian kiri. Pleksus pampiniformis bermuara ke dalam vena spermatika interna, yang mengalir ke dalam vena renalis di kiri dan vena kava di kanan (Sabiston, 1994). Varikokel ini terbentuk dari massa yang mengalami konvolusi dari vena yang berdilatasi dalam pleksus venosus korda. Karena varikokel terbentuk dari vena yang terisi darah, maka varikokel tidak mengirimkan cahaya seperti hidrokel.

Etiologi Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab varikokel, tetapi dari pengamatan membuktikan bahwa varikokel sebelah kiri lebih sering dijumpai daripada sebelah kanan (varikokel sebelah kiri 7093 %). Hal ini disebabkan karena vena spermatika interna kiri

bermuara pada vena renalis kiri dengan arah tegak lurus, sedangkan yang kanan bermuara pada vena kava dengan arah miring. Di samping itu vena spermatika interna kiri lebih panjang daripada yang kanan dan katupnya lebih sedikit dan inkompeten. Jika terdapat varikokel di sebelah kanan atau varikokel bilateral patut dicurigai adanya: kelainan pada rongga retroperitoneal (terdapat obstruksi vena karena tumor), muara vena spermatika kanan pada vena renails kanan, atau adanya situs inversus. Klasifikasi Secara klinis varikokel dibedakan dalam 3 tingkatan/derajat: a. Derajat kecil: adalah varikokel yang dapat dipalpasi setelah pasien melakukan manuver valsava b. Derajat sedang: adalah varikokel yang dapat dipalpasi tanpa melakukan manuver valsava c. Derajat besar: adalah varikokel yang sudah dapat dilihat bentuknya tanpa melakukan manuver valsava. Patofisiologi

a. Peningkatan Tekanan Vena Perbedaan letak vena spermatika interna kanan dan kiri menyebabkan terplintirnya vena spermatika interna kiri, dilatasi dan terjadi aliran darah retrogard. Darah vena dari testis kanan dibawa menuju vena cava inferior pada sudut oblique (kira-kira 300). Sudut ini, bersamaan dengan tingginya aliran vena kava inferior diperkirakan dapat meningkatkan

drainase pada sisi kanan (Venturi effect). Vena renalis kiri dapat juga terkompres di daerah prok simal diantara arteri mesenterika superior dan aorta, dan distalnya diantara arteri iliaka komunis dan vena. Fenomena ini dapat juga menyebabkan peningkatan tekanan pada sistem vena testikular kiri.
b. Anastomosis Vena Kolateral

c. Katup yang Inkompeten Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis melalui beberapa cara, antara lain: a. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis mengalami hipoksia karena kekurangan oksigen. b. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain katekolamin dan prostaglandin) melalui vena spermatika interna ke testis. c. Peningkatan suhu testis. d. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan, memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan sehingga menyebabkan gangguan spermatogenesis testis kanan dan pada akhirnya terjadi infertilitas. Manifestasi Klinik Varicokel memiliki beberapa tanda dan gejala yang sering dijumpai, yaitu:
a. Nyeri jika berdiri terlalu lama. Hal ini terjadi karena saat berdiri, maka beban untuk

darah kembali ke arah jantung akan semakin besar, dan akan semakin banyak darah yang terperangkap di testis. Dengan membesarnya pembuluh darah, maka akan mengenai ujung saraf, sehingga terasa sakit.
b. Masalah kesuburan. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa 40% dari pria-pria

infertile merupakan penderita varicocele (hal ini akan dijelaskan lebih lanjut)
c. Atrofi testis. Atrofi testis banyak ditemukan pada penderita varicocele, namun setelah

perawatan lebih lanjut biasanya akan kembali ke ukuran normal Pemeriksaan Penunjang a. Angiografi/venografi Venografi merupakan modalitas yang paling sering digunakan untuk mendeteksi varikokel yang kecil atau subklinis, karena dari penemuannya mendemonstrasikan refluks darah venaabnormal di daerah retrograd menuju ke ISV dan pleksus

pampiniformis. Karena pemeriksaan venografi ini merupakan pemeriksaan invasif, teknik ini biasanya hanyadigunakan apabila pasien sedang dalam terapi oklusif untuk menentukan anatomi dari vena. Biasanya, teknik ini digunakan pada pasien yang simptomatik b. Positif palsu/negatif Vena testikular seringkali spasme, dan terkadang, ada opasifikasi dari vena dengan kontrasmedium dapat sulit dinilai. Selebihnya, masalah dapat diatasi dengan menggunakan kanulmenuju vena testikular kanan c. Ultrasonografi Penemuan USG pada varikokel termasuk: a. Struktur anekoik terplintirnya tubular yang digambarkan yang letaknya berdekatandengan testis. Pasien dengan posisi berdiri tegak, diameter dari vena dominan pada kanalisinguinalis biasanya lebih dari 2-5 mm dan saat valsava manuever diametermeningkat sekitar 1 mm b. Varikokel bisa berukuran kecil hingga sangat besar, dengan beberapa pembesaranpembuluh darah dengan diameter 8 mm c. Varikokel dapat ditemukan dimana saja di skrotum (medial, lateral, anterior,posterior, atau inferior dari testis) d. USG Doppler dengan pencitraan berwarna dapat membantu mendiferensiasichannel vena dari kista epidermoid atau spermatokel jika terdapat keduanya Penatalaksanaan Tindakan yang dikerjakan adalah : a. Ligasi tinggi vena spermatika interna secara Palomo melalui operasi terbuka atau bedah laparoskopi, Ligasi varikokel pada remaja dengan atrofi testikular ipsilateral memberi hasil peningkatan volume testis, untuk itu tindakan operasi sangat direkomendasikan pada pria golongan usia ini. Remaja dengan varikokel grade I & II tanpa atrofi dilakukan pemeriksaan tahunan untuk melihat pertumbuhan testis, jika didapatkan testis yang menghilang pada sisi varikokel, maka disarankan untuk dilakukan varikokelektomi. b. Varikokelektomi cara Ivanisevich

c. Atau secara perkutan dengan memasukkan bahan sklerosing ke dalam vena spermatika interna (embolisasi)

Asuhan Keperawatan Pengkajian 1. Riwayat kesehatan a. Riwayat Kesehatan Dahulu a. Trauma, kecelakaan sehingga testis rusak

b. Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis c. Pernah menjalani operasi yang berefek mengganggu organ reproduksi b. Riwayat Kesehatan Sekarang c. Riwayat Kesehatan Keluarga d. Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetic 2. Pemeriksaan fisik Pada inspeksi dan palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing di dalam kantung yang berada di sebelah cranial testis saat penderita berdiri. 3. Data fokus pengkajian a. Pre Operasi Data Subjektif a. Kien mengeluh belum mempunyai keturunan sampai saat ini b. Klien mengungkapkan perasaan tidak nyaman karena adanya benjolan diatas testis dan terkadang terasa nyeri c. Klien mengungkapkan perasaan bersalah atau rendah diri karena tidak mampu memberikan keturunan d. Klien mengungkapkan perasaan cemas terhadap prosedur pembedahan yang akan dijalaninya Data Objektif a. Adanya benjolan di testis saat pasien berdiri dan hilang saat penderita duduk b. Kontak mata kurang saat berkomunikasi c. Jantung berdebar, peningkatan denyut nadi dan tekanan darah dapat terhadi sesaat sebelum operasi pembedahan b. Post operasi Data Subjektif a. Klien mengeluhkan nyeri pada bagian tubuh yang dilakukan tindakan pembedahan Data Objektif a. Suhu, denyut nadi dan tekanan darah dapat meningkat setelah operasi b. Terdapat luka bekas operasi yang berhubungan dengan dunia luar

Diagnosa Keperawatan a. Gangguan Harga Diri: Harga diri rendah

b. Kecemasan b.d kurang informasi tentang prosedur pembedahan dan perawatan pasca operasi c. Nyeri akut b.d trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder akibat pembedahan d. Resiko infeksi b.d tempat masuknya organisme sekunder akibat pembedahan Rencana Asuhan Keperawatan (terlampir) Daftar Pustaka Behrman;Kliegman; Arvin. (2000). Ilmu kesehatan anak nelson. Edisi15. Jakarta: EGC Doenges, Marylin E. (2000). Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC Tambayong, Jan. (1999). Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC Sabiston, David C. (1994). Buku ajar bedah. Jakarta: EGC Willms, Janice L; Schneiderman, Henry; Algranati, Paula S. (2005). Diagnosis fisik: Evaluasi diagnosis dan fungsi di bangsal. Jakarta: EGC http://www.scribd.com/doc/40230587/Varicocele-REFERAT (diakses pada 24 April 2012 pukul 00:42 WIB)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA VARIKOKEL Nama klien Ruang No. MR


NO 1

: : Lt.4 Selatan Gd. Teratai :


TUJUAN & KRITERIA Gangguan konsep diri klien teratasi setelah diberikan Askep selama 3 x 24 jam dengan :

mahasiswa NPM Fakultas

: Dewi Lestari H. : 0706270371 : FIK UI

DIAGNOSA KEPERAWATAN PRE OPERASI Gangguan konsep diri, harga diri rendah b.d gangguan fertilitas

RENCANA TINDAKAN

a. Anjurkan klien mengungkapkan perasaannya tentang infertilitas yang


dideritanya b. Dorong dan motivasi klien untuk mengidentifikasi aspek positif pada dirinya c. Berikan informasi mengenai pembedahan serta alterna tive lain yang diperlukan da lam memecahkan masalah klien d. Bantu klien untuk memilih alternative yang tepat dan sesuai dengan klien memecahkan masalahnya

Kriteria Hasil : a. Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertile b. Terjalin kontak mata saat berkomunikasi c. Klien mampu mengidentifikasi aspek positif diri Kecemasan b.d kurang informasi Kecemasan klien berkurang atau tentang prosedur pembedahan dan teratasi setelah diberikan Askep perawatan pasca operasi selama 3 x 24 jam dg : Kriteria hasil : a. Klien dapat mengungkapkan kecemasan yang dirasakan b. Klien dapat menyebutkan kembali tentang prosedur pembedahan c. Ekspresi wajah tidak tegang

a. Kaji tingkat ansietas dan ekspresi klien b. Berikan kesempatan klien untuk mengekspresikan perasaanya c. Berikan informasi mengenai prosedur pembedahan yang akan dijalankan

POST OPERASI Nyeri pasien berkurang atau terkontrol Nyeri akut b.d trauma jaringan dan setelah diberikan Askep selama 3 x 24 refleks spasme otot sekunder akibat jam dg : pembedahan

a. b. c. d.

Pantau lokasi dan intensitas nyeri Pantau tanda-tanda vital, terutama nadi Berikan posisi yang nyaman pada pasien Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi

Resiko infeksi b.d tempat masuknya organisme sekunder akibat pembedahan

Kriteria Hasil : a. Klien mengekspresikan keluhan nyeri berkurang b. Skala nyeri berkurang 0-1 c. Klien tidak tampak meringis d. Tanda-tanda vital stabil Infeksi tidak terjadi setelah diberikan Askep selama 3 x 24 jam dg : Kriteria Hasil : a.Tidak terjadi tanda-tanda infeksi seperti rubor, kalor, dolor, tumor dan fungsiolesa b. Tanda-tanda vital stabil c.Nilai WBC dalam batas normal

e. Delegatif pemberian analgetik sesuai indikasi

a. Lakukan perawatan luka pasca operasi sesuai indikasi dengan teknik aseptic b. Pantau suhu, nadi dan tekanan darah sesuai indikasi c. Pantau WBC sesuai indikasi d. Berikan pengertian kepada keluarga untuk membatasi jumlah pengunjung e. Berikan antibiotic sesuai indikasi

CONCEPT MAP VARIKOKEL


Peningkatan Tekanan Vena Anastomosis Vena Kolateral Katup yang Inkompeten

Varikokel

Stagnasi darah balik pd sirkulasi testis

Refluks hasil metabolit ginjal & adrenal

suhu testis

Anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan

hipoksia

gg. proses spermatogenesis

infertilitas

Harga Diri Rendah

Bengkak

Nyeri saat berdiri terlalu lama

Disfungsi seksual

Pembedahan

Ligasi tinggi vena spermatika interna secara Palomo

Varikokelektomi cara Ivanisevich memasukkan bahan sklerosing ke dalam vena spermatika interna (embolisasi)

Cemas Kurang pengetahuan Post op nyeri akut Resiko infeksi

CONCEPT MAP VARIKOKEL Tn.K

Peningkatan Tekanan Vena

Anastomosis Vena Kolateral

Katup yang Inkompeten

Varikokel

Stagnasi darah balik pd sirkulasi testis

Refluks hasil metabolit ginjal & adrenal

suhu testis

Anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan

hipoksia

gg. proses spermatogenesis

Resiko gangguan fertilitas

Bengkak

Nyeri saat berdiri terlalu lama

Operasi

Ligasi tinggi vena spermatika interna secara Palomo Post op nyeri akut

Cemas Kurang pengetahuan Post op nyeri akut Resiko infeksi

Anda mungkin juga menyukai