VARICOCELE
a. Definisi
Varikokel adalah pelebaran sistem pembuluh darah balik atau vena pada testis atau
kantong buah zakar akibat aliran balik yang terganggu. Pelebaran pembuluh darah ini
akan menyebabkan rasa kemeng atau nyeri pada buah zakar atau testis dan lama - lama
pembuluh yang berkelok - kelok tadi akan nampak atau teraba pada testis seperti
kumpulan cacing (Paduch, 2001).
Varikokel, varicocele, adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis
akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Kelainan ini terdapat pada
15% pria. Varikokel ternyata merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria.
Adanya aliran darah balik yang terganggu menyebabkan perubahan suhu pada testis,
seperti diketahui pembentukan sperma yang layak pakai berada pada testis dalam
suasana suhu tertentu, jika telah terjadi perubahan suhu maka pembentukan sperma
akan terganggu ( oligospermia atau berkurangnya jumlah sperma yang dihasilkan atau
azoospermia atau tidak adanya sperma yang dihasilkan ) sehingga proses pembuahan
juga terganggu - akibatnya dapat terjadi kemandulan atau tidak mempunyai anak. 2141% pria yang mandul menderita varikokel. (Purnomo, 2012)
kelenjar
endokrin
yg
menghasilkan
hormon
androgen
yg
berguna
untuk
extremitas superior, extremitas inferior, facies lateralis, facies medialis, margo anterior
(convex), margo posterior (datar)
Cutis
Tunica dartos
M. Cremasterica
Tunica Albuginea
Sel Sperma di hasilkan oleh sel spermatozoid yg berada di dinding tubulus seminiferus
contortus yg berlekuk2.
Sel Leydig yang berfungsi untuk menghasilkan hormon testoseron untuk menumbuhkan
ciri-ciri kelamin sekunder laki-laki. Sel ini juga sebagai Endocrin
Sel Sertoli yang berfungsi untuk memberi makan sperma yang dirangsang oleh FSH
yang dihasilkan oleh Adenehypophysis. Sel ini Sebagai sebagai Eksocrin
Sel Spermatozoid yang berfungsi untuk menghasilkan sperma yang berada pada
dinding Tubulus Seminiferus Contortus. Sel ini sebagai Eksocrin
3 sel ini dibagi 2 bagian yaitu Sel Leydig Sebagai Endocrin sedangkan Sel Sertoli dan
Sel Spermatozoid sebagai Eksocrin
EPIDEMIOLOGI
Walaupun varikokel muncul pada kira-kira 20% populasi laki-laki secara umum, kebanyakan
terjadi pada populasi subfertil (40%). Faktanya, varikokel skrotum umumnya merupakan
penyebab rendahnya produksi sperma dan penurunan kualitas sperma. Varikokel mudah
diidentifikasi dan dikoreksi dengan prosedur pembedahan
Pada referensi lain disebutkan varikokel ditemukan kira-kira pada 15% anak remaja laki-laki
dan predominan pada sisi sebelah kiri. (Daitch, 2003)
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab varikokel, tetapi dari
pengamatan membuktikan bahwa varikokel sebelah kiri lebih sering dijumpai daripada
sebelah kanan (varikokel sebelah kiri 7093 %). Hal ini disebabkan karena vena spermatika
interna kiri bermuara pada vena renalis kiri dengan arah tegak lurus, sedangkan yang kanan
bermuara pada vena kava dengan arah miring. Di samping itu vena spermatika interna kiri
lebih panjang daripada yang kanan dan katupnya lebih sedikit dan inkompeten. (Purnomo,
2012)
Jika terdapat varikokel di sebelah kanan atau varikokel bilateral patut dicurigai adanya:
kelainan pada rongga retroperitoneal (terdapat obstruksi vena karena tumor), muara vena
spermatika kanan pada vena renails kanan, atau adanya situs inversus. (Purnomo, 2012)
Etiologi varikokel secara umum:
1. Dilatasi atau hilangnya mekanisme pompa otot atau kurangnya struktur
penunjang/atrofi otot kremaster, kelemahan kongenital, proses degeneratif
pleksus pampiniformis.
2. Hipertensi v. renalis atau penurunan aliran ginjal ke vena kava inferior.
3. Turbulensi dari v. supra renalis kedalam juxta v. renalis internus kiri berlawanan
dengan kedalam v. spermatika interna kiri.
4. Tekanan segment iliaka (oleh feses) pada pangkal v. spermatika .
5. Tekanan v. spermatika interna meningkat letak sudut turun v. renalis 90 derajat.
6. Sekunder : tumor retro, trombus v. renalis, hidronefrosis.
a.
Etiologi Anatomi
Suplai arteri testis mempunyai 3 komponen mayor yaitu: arteri testikular, arteri kremaster
dan arteri vasal. Walaupun kebanyakan darah arterial pada testis berasal dari arteri
testikular, sirkulasi kolateral testikular membutuhkan perfusi yang adekuat dari testis,
walaupun arteri testikular terligasi atau mengalami trauma. Drainase venous dari testis
diprantarai oleh pleksus pampiniformis, yang menuju ke vena testikular (spermatika interna),
vasal (diferensial), dan kremasterik (spermatika eksternal). Walapun varikokel dari vena
spermatika biasanya ditemui pada saat pubertas, sepertinya terjadi perubahan fisiologi
normal yang terjadi saat pubertas dimana terjadi peningkatan aliran darah testikular menjadi
dasar terjadinya anomali vena yang overperfusi dan terkadang terjadi ektasis vena
(Schneck,2007).
b.
Perbedaan letak vena spermatika interna kanan dan kiri menyebabkan terplintirnya vena
spermatika interna kiri, dilatasi dan terjadi aliran darah retrogard. Darah vena dari testis
kanan dibawa menuju vena cava inferior pada sudut oblique (kira kira 300). Sudut ini,
bersamaan dengan tingginya aliran vena kava inferior diperkirakan dapat meningkatkan
drainase pada sisi kanan (Venturi effect). Sebagai perbandingan, vena testikular kiri menuju
ke arteri renalis kiri (kira kira 90 0). Insersi menuju vena renalis kiri sepanjang 8 10 cm
lebih ke arah kranial daripada insersi dari vena spermatic interna kanan, yang berarti sisi kiri
8 10 cm memiliki kolum hidrostatik yang lebih panjang dengan peningkatan tekanan dan
relatifnya aliran darah lebih lambat pada posisi vertikal.
Vena renalis kiri dapat juga terkompres di daerah proksimal diantara arteri mesenterika
superior dan aorta (0.7% dari kasus varikokel), dan distalnya diantara arteri iliaka komunis
dan vena (0.5% dari kasus varikokel). Fenomena nutcracker ini dapat juga menyebabkan
peningkatan tekanan pada sistem vena testikular kiri. (Schneck,2007)
c.
memiliki cabang medial dan lateral pada level L4-penemuan ini penting dan harus dilakukan
untuk menentukan penanganan varikokel. Prosedur yang dilakukan diatas level L4 memiliki
risiko kegagalan lebih tinggi karena percabangan multipel dari sistem vena spermatika.
d.
ditemukan
varikokel.
Beberapa
anatomis
kini
bahkan
menjelaskan
bahwa
sebenarnya tidak terdapat katup baik pada vena spermatika sisi kanan maupun kiri.
(Schneck,2007)
Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis melalui beberapa
cara, antara lain:
Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis mengalami
hipoksia karena kekurangan oksigen.
Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain katekolamin dan
prostaglandin) melalui vena spermatika interna ke testis.
Adanya
anastomosis
antara
pleksus
pampiniformis
kiri
dan
kanan,
memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke
testis kanan sehingga menyebabkan gangguan spermatogenesis testis kanan
dan pada akhirnya terjadi infertilitas.
FAKTOR RESIKO
Faktor penyebab yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya varikokel :
Faktor genetik. Orang tua dengan varikokel memiliki kecenderungan menurunkan
sifat pembuluh-pembuluh yang mudah melebar pada anaknya.
Makanan. Beberapa jenis makanan yang dioksidasi tinggi, dapat merusak pembuluh
darah.
Suhu. Idealnya, suhu testis adalah 1-2derajat dibawah suhu tubuh. Suhu yang tinggi
di sekitar testis dapat memicu pelebaran pembuluh darah balik di daerah itu.
Tekanan tinggi disekitar perut.
KLASIFIKASI
Grade
Grade I
Grade II
Grade III
Valsalva maneuver adalah usaha pernafasan secara paksa menutup glottis, dilakukan
dengan pembuangan napas (ekspirasi) paksa dengan menutup bibir dan menutup hidung.
Hal ini akan mendesak udara untuk masuk ke telinga dalam ketika saluran Eustachi
terbuka.Manuver ini
menggunakan orchidometer (untuk konsistensi dan ukuran) dapat juga memberi gambaran
kepada pemeriksa ke patologi intragonad. Apabila disproporsi panjang testis atau volum
ditemukan, indeks kecurigaan terhadap varikokel akan meningkat.
Gambar. Orkidometer
Kadangkala sulit untuk menemukan adanya bentukan varikokel secara klinis
meskipun terdapat tanda-tanda lain yang menunjukkan adanya varikokel. Untuk itu
pemeriksaan auskultasi dengan memakai stetoskop Doppler sangat membantu, karena alat
ini dapat mendeteksi adanya peningkatan aliran darah pada pleksus pampiniformis.
Varikokel yang sulit diraba secara klinis seperti ini disebut varikokel subklinik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Angiografi/venografi
Venografi merupakan modalitas yang paling sering digunakan untuk mendeteksi
varikokel yang kecil atau subklinis, karena dari penemuannya mendemonstrasikan
refluks darah venaabnormal di daerah retrograd menuju ke ISV dan pleksus
pampiniformis. Karena pemeriksaan venografi ini merupakan pemeriksaan invasif,
teknik ini biasanya hanyadigunakan apabila pasien sedang dalam terapi oklusif untuk
menentukan anatomi dari vena. Biasanya, teknik ini digunakan pada pasien yang
simptomatik
Positif palsu/negatif
Vena testikular seringkali spasme, dan terkadang, ada opasifikasi dari vena dengan
kontrasmedium dapat sulit dinilai. Selebihnya, masalah dapat diatasi dengan
menggunakan kanulmenuju vena testikular kanan
dapat
ditemukan
dimana
saja
di
skrotum
(medial,
lateral,
PENATALAKSANAAN MEDIK
Algoritma Penanganan Varikokel
Analisis Sperma :
1. Oligospermia : volume ejakulat < 1 cc
2. Hiperspermia : volume ejakulat > 4 cc
3. Aspermia : volume ejakulat 0 cc
4. Normozoospermia : jumlah hitungan sperma > 20 jt/cc
5. Hiperzoospermia : spermatozoa > 250 juta/cc
Teknik operasi
Ligasi dari vena spermatika interna dilakukkan dengan berbagai teknik. Teknik yang
paling pertama dilakukkan dengan memasang clamp eksternal pada vena lewat kulit
skrotum.
Operasi ligasi varikokel termasuk retroperitoneal, ingunal atau sublingual, laparoskopik
dan mikrokroskopik varikokelektomi.
1. Teknik retroperitoneal (palomo)
Teknik retroperitoneal (palomo) memiliki keuntungan mengisolasi vena
spermatiaka interna kearah proksimal, dekat dengan lokasi drainase menuju vena
renalis kiri. Kekurangan dari teknik ini yaitu sulitnya menjaga pembuluh limfatik
karena sulitnya mencari lokasi pembuluh retroperitoneal, dapat menyebabkan
hidrokel post operasi. Ligasi dari atreri testikular disarankan pada anak-anak untuk
meminimalkan kekambuhan, tetapi pada dewasa dengan infertilitas, ligasi arteri
testicular tidak direkomendasikan karena akan mengganggu fungsi testis.
f.
Teknik ingunal
3. Teknik Laparoskopik
Teknik ini merupakan modifikasi dari teknik retroperitoneal dengan keuntungan dan
kerugian yang hampir sama. Pembesaran optikal dibutuhkan untuk melakukkan
teknik ini, untuk memudahkan menyingkirkan pembuluh limfatik dan arteri testikular
sewaktu melakukkan ligasi beberapa vena spermatika interna apabila vena
comitantes bergabung dengan arteri testikular. Teknik ini memiliki beberapa
komplikasi seperti trauma usus, pembuluh intarabdominal dan visera, emboli, dan
peritonitis. Komplikasi ini lebih serius dibandingkan dengan varikokelektomi open.
4. Microsurgical varicocelectomy (Marmar-Goldstein)
Microsurgical subinguinal atau inguinal merupakan teknik terpilih untuk melakukkan
ligasi varikokel. Saluran spermatika dielevasi kearah insisi, untuk memudahkan
pengelihatan, dan dengan menggunakan bantuan mikroskop pembesaran 6x hingga
25x, periarterial yang kecil dan vena kremaster akan dengan mudah diiligasi, serta
ekstraspermatik
dan
vena
gubernacular
sewaktu
testis
diangkat.
Fasia
g. Vena kemudian terblok pada level kanalis inguinalis interna dan sendi
sakroiliaka.
h. Dapat ditambahkan sclerosing foam untuk menyelesaikan embolisasi.
i.
j.
k. Tidak ada penjahitan pada teknik ini. Setelah selesai, pasien diobservasi
selama beberapa jam, kemudian dipulangkan. Angka keberhasilan proses ini
mencapai 95%.
Evaluasi Pascaoperasi
Pasca tindakan dilakukan evaluasi keberhasilan terapi, dengan melihat beberapa indikator
antara lain:
Pada kerusakan testis yang belum parah, evaluasi pascabedah vasoligasi tinggi dari Palomo
didapatkan 80% terjadi perbaikan volume testis, 60-80% terjadi perbaikan analisis semen,
dan 50% pasangan menjadi hamil.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Trauma, kecelakaan sehingga testis rusak
Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
Pernah menjalani operasi yang berefek mengganggu organ reproduksi
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
d. Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetic
2. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi dan palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing di dalam
kantung yang berada di sebelah cranial testis saat penderita berdiri.
3. Data fokus pengkajian
Pre Operasi
Data Subjektif
a. Kien mengeluh belum mempunyai keturunan sampai saat ini
b. Klien mengungkapkan perasaan tidak nyaman karena adanya benjolan diatas
testis dan terkadang terasa nyeri
c. Klien mengungkapkan perasaan bersalah atau rendah diri karena tidak mampu
memberikan keturunan
d. Klien mengungkapkan perasaan cemas terhadap prosedur pembedahan yang
akan dijalaninya
Data Objektif
a. Adanya benjolan di testis saat pasien berdiri dan hilang saat penderita duduk
b. Kontak mata kurang saat berkomunikasi
c. Jantung berdebar, peningkatan denyut nadi dan tekanan darah dapat terhadi
sesaat sebelum operasi pembedahan
Post operasi
Data Subjektif
a. Klien mengeluhkan nyeri pada bagian tubuh yang dilakukan tindakan
pembedahan
Data Objektif
a. Suhu, denyut nadi dan tekanan darah dapat meningkat setelah operasi
b. Terdapat luka bekas operasi yang berhubungan dengan dunia luar
Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Harga Diri: Harga diri rendah
b. Kecemasan b.d kurang informasi tentang prosedur pembedahan dan perawatan
pasca operasi
c. Nyeri akut b.d trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder akibat pembedahan
d. Resiko infeksi b.d tempat masuknya organisme sekunder akibat pembedahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
N
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1 PRE OPERASI
RENCANA TINDAKAN
a.
fertilitas
tentang
infertilitas
yang dideritanya
b.
Kriteria Hasil :
berkomunikasi
3 x 24 jam dg :
Kriteria hasil :
3 POST OPERASI
Nyeri akut b.d trauma
3 x 24 jam dg : nadi
pasien
distraksi
e. Delegatif pemberian analgetik
sesuai indikasi
Lakukan perawatan luka pasca
masuknya organisme
sekunder akibat
jam dg :
teknik aseptic
pembedahan
DAFTAR PUSTAKA
Behrman;Kliegman; Arvin. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi15. Jakarta: EGC
PATHWAY
Peningkatan Tekanan Vena
Varikokel
sirkulasi testis
& adrenal
suhu testis
hipoksia
infertilitas
Bengkak
Nyeri saat
berdiri
terlalu lama
Disfungsi seksual
Pembedahan
Ligasi tinggi vena spermatika interna
secara Palomo
Varikokelektomi cara Ivanisevich
Cemas
Kurang pengetahuan
Post op nyeri akut
Resiko infeksi