Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN HIDROKEL PADA ANAK

Dosen Pengampuh : Ns. Idyatul Hasanah, M.Kep


DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 4
VITA ULAN
AILDA DESTIANA
HEPI ANNISA
OVA DWI ANOVA

STIKES MATARAM
JUNI 2020
KATA PENGANTAR

    Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Askep ini tentang “Hidrokel”
    Adapun “Hidrokel” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan Askep ini. Untuk itu kami
tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan laporan ini.
    Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusunan bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu kami mengucapkan
beribu-ribu maaf jika ada kesalahan dalam pembuatan Askep ini.
    Akhirnya kami mengharapkan semoga dari Askep ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca, sebelum dan sesudahnya kami ucapkan
jazakumuloh khoiron katsiron.

Mataram, 11 Juni 2020

Kelompok 4
SEMBELIT (HIDROKEL) PADA ANAK

KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFENISI
Hidrokel berasal dari dua kata yaitu hidro ( air ) dan cell (rongga / celah). Dapat diartikan
secara harafiah bahwa hidrokel adalah adanya penumpukan air pada rongga khususnya pada
tunika vaginalis.( Behram. 2000).
Hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus testis, yang
menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis. Penyebabnya karenagangguan dalam
pembentukan alat genitalia external, yaitu kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis
dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka
tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak. (Pramono, Budi.
2008). Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan
visceralis tunika vaginalis testis. (Pramono,Budi.2008).

2. ETIOLOGI
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena :
1. Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan
peritoneum ke prosesus vaginalis (Hernia Komunikan)
2. Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan
hidrokel.
3. PATOFISIOLOGI/ PATHWAY
HYDROCELLE
 
Kelainan pada testis

Resiko infeksi b.d insisi post operasi


Defisit pengetahuan orang tua b.d kondisi prosedur pembedahan post operasi
Nyeri b.d gangguan pada kulit jaringan, pembedahan

Gangguan rasa nyaman b.d pembengkakan skrotum


Resiko kerusakan integritas kulit skrotum b.d Adanya gesekan dan pergangan jaringan trauma
kulit skrotum
Perubahan bodi image b.d perubahan bentuk skrotum
Ansietas pada orang tua b.d kondisi anaknya

Post operasi

Pre operasi

pembengkakan

Atrofi testis

Menekan peredaran darah di dalam testis

Obstruksi di aliran limfe/ vena di dalam funikulus spermatikus

Terakumulasi cairan di tunika vaginalis

Tidak menutupnya rongga antara tunika vaginalis

Penyumbatan cairan/darah

Penumpukan darah di tunika vaginalis


 
4. GEJALA KLINIS
Gambaran klinis hidrokel kongenital tergantung pada jumlah cairan yang tertimbun. Bila
timbunan cairan hanya sedikit, maka testis terlihat seakan-akan sedikit membesar dan teraba
lunak. Bila timbunan cairan banyak terlihat skrotum membesar dan agak tegang. Pasien
mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan
konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi.
Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit
melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan ultrasonografi. Menurut
letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa macam hidrokel, yaitu
1. Hidrokeltestis
Pada hidrokel testis,kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat
diraba.Pada anamnesis,besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
2. Hidrokel funikulus
Pada hidrokel funikulus,kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial
testis,sehingga pada palpasi,testis dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel.Pada
anamnesis,kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
3. Hidrokel komunikan.
Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga
peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis,
kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada saat anak
menangis. Pada palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam
rongga abdomen. Pembagian ini penting karena berhubungan dengan metode operasi yang
akan dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel.

5. KOMPLIKASI
1. Hematom pada jaringan skrotum yang kendor.
2. Kalau tidak ditangani segera,penumpukan cairan ini bisa mengganggu kesuburan
dan fungsi seksualnya.
3. Infeksi testis.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis hidrokel dapat dibuat dengan transiluminasi skrotum.Bila dilakukan
transiluminasi pada hidrokel terlihat translusen,terlihat benjolan terang dengan masa gelap oval
dari bayangan testis.Pemeriksan USG dapat dipertimbangkan apabila hasil pemeriksaan
transiluminasi tidak jelas yang disebabkan oleh tebalnya kulit skrotum pasien.Dengan hasil USG
berwarna keabu-abuan.

7. PENATALAKSANAAN
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan
setelah prosesus vaginalis menutup,hidrokel akan sembuh sendiri;tetapi jika hidrokel masih tetap
ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi :
  Aspirasi
Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi, kadang
kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi.Beberapa indikasi untuk melakukan operasi
pada hidrokel adalah :
a. Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah.
b. Indikasi kosmetik
c. Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam
melakukan aktivitasnya sehari-hari.
 Hidrokelektomi
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel ini
disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus melakukan
herniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan scrotal dengan melakukan eksisi
dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai
cara Lord. Pada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto. Pada hidrokel
tidak ada terapi khusus yang diperlukan karena cairan lambat laun akan diserap, biasanya
menghilang sebelum umur 2 tahun.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dlakukan anestesi
umum ataupun regional (spinal). Tindakan lain adalah dengan aspirasi jarum (disedot pakai
jarum). Cara ini nggak begitu digunakan karena cairan hidrokelnya akan terisi kembali. Namun
jika setelah diaspirasi kemudian dimasukkan bahan pengerut (sclerosing drug) mungkin bisa
menolong.(Mayo Cliinic).
PENGKAJIAN
1. Identitas klien yang mencakup nama, jenis kelamin, umur, alamat, pekerjaaan.
2. Anamnese
3. Anamnese berkaitan tentang lamanya pembengkakan skrotum dan apakah ukuran
pembengkakan itu bervariasi baik pada waktu istirahat maupun pada keadaan emosional
(menangis,ketakutan).
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pada pemeriksaan fisik, hidrokel dirasakan sesuatu yang oval atau bulat, lembut dan tidak
nyeri tekan. Hidrokel dapat dibedakan dengan hernia melalui beberapa cara :
a. Pada saat pemeriksaan fisik dengan Transiluminasi/diaponaskopi hidrokel
berwarna merah terang,dan hernia berwarna gelap.
b. Hidrokel pada saat di inspeksi terdapat benjolan yang hanya ada di scrotum,dan
hernia di lipatan paha.
c. Auskultasi pada hidrokel tidak terdapat suara bising usus, tetapi pada hernia
terdapat suara bising usus.
d. Pada saat di palpasi hidrokel terasa seperti kistik, tetapi pada hernia terasa kenyal.
e. Hidrokel tidak dapat didorong, hernia biasanya dapat didorong.
f. Bila dilakukan transiluminasi pada hidrokel terlihat transulen,pada hernia tidak.
6. Kaji sistem perkemihan
7. Kaji setelah pembedahan : infeksi, perdarahan, disuria, dan drainase
8. Lakukan transluminasi test : ambil senter, pegang skrotum,sorot dari bawah;bila sinar
merata pada bagian skrotum maka berarti isinya cairan ( bila warnanya redup ).
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pre operasi
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d pembengkakan skrotum
b. Resiko kerusakan integritas kulit :skorotum b.d adanya gesekan dan peregangan
jaringan kulit skrotum.
c. Perubaan body image :citra tubuh b.d perubahan bentuk skrotum.
d. Ansietas pada orangtua b.d kondisi anaknya dan kurang pengetahuan merawat anak.

2. Post operasi
a. Resiko infeksi b.d insisi post operasi.
b. Deficit pengetahuan orangtua b.d kondisi anak : prosedur pembedahan, perawatan
postop, program penatalaksanaan.
c. Nyeri berhubungan dengan gangguan pada kulit jaringan, trauma pembedahan.
PERENCANAAN KEPERAWATAN

No. DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL

1. Gangguan rasa Setelah dilakukan Managemen Nyeri


nyaman(nyeri) tindakan keperawatan
b.d selama 2x selama 24 Observasi
pembengkakan jam diharapkan : 1. Identifikasi sekala mengidentifikasi
skrotum
1. Keluhan tidak nyeri sesuai nyeri akibat
nyaman PQRST gangguan lain.
menurun
2. Gelisa 2. Identifiasi respon mendeskripsikan
menurun nyeri non verbal tingkat nyeri
3. Menangis
menurun Terapeutik
4. Postur tubuh 1. Berikan teknik mengurangi
membaik nonfarmakologi sensasi nyeri
untuk mengurangi
rasa nyeri

Edukasi
1. Anjurkan mengurangi
penggunaan sensasi nyeri
analgetik secara
tepat
2. Ajarkan teknik mengurangi
nonfarmakologis sensasi nyeri
untuk mengurasi secara mandiri..
nyeri

Kolaborasi
1. Kaloborasi mengurangi
pemberian angetik sensasi nyeri.
PERENCANAAN KEPERAWATAN

No. DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL

2. Resiko Setelah dilakukan Perawatan integritas kulit


kerusakan tindakan keperawatan
integritas selama 2x selama 24 Observasi
kulit : jam diharapkan : 1. Identifikasi mengetahui lebih
skrotum 1. Kerusakan penyebab dini gejala
b.d adanya jaringan gangguan kerusakan kulit
gesekan menurun integritas kulit untuk dilakukani
dan 2. Kerusakan ntervensi
peregangan lapisan kulit selanjutnya.
jaringan menurun
kulit 3. Nyeri menurun Terapeutik
skrotum. 1. Ubah posisi tiap 2 memberikan
jam berikan posisi sirkulasi bagi
nyaman aliran darah.

Edukasi
1. Anjurkan
pemakaian salap mencegah
atau pelembab kerusakan kulit.
PERENCANAAN KEPERAWATAN

No. DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL

3. Perubaan Setelah dilakukan Managemen Nyeri


body image tindakan keperawatan
:citra selama 2x selama 24 Observasi
tubuh b.d jam diharapkan : 1. Identifikasi mengidentifikasi
perubahan 1. Verbalisasi harapan citra luas masalah dan
bentuk perasaan tubuh berdasarkan perlunya
skrotum. negatif tentang perkembangan intervensi.
perubahan
tubuh menurun 2. Identifikasi indicator
2. Respon non perubahan citra terjadinya
verbal pada tubuh yang kesulitan
perubahan mengakibatkan menangani stress
tubuh membaik isolasi sosial terhadap apa yang
terjadi.
Terapeutik
1. Diskusikan memperkuat
presepsi pasien keyakinan
dan keluarga keluarga dan
tentang perubahan memberikan
citra tubuh semangat yang
mempertahankan
harga diri keluarga
dan menghindari
kecemasan yang
berlebihan.
PERENCANAAN KEPERAWATAN

No. DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL

4. Ansietas Setelah dilakukan Managemen Nyeri


pada orang tindakan keperawatan
tua b.d selama 2x selama 24 Observasi
kondisi jam diharapkan : 1. Identifikasi tingkat Indicator
anaknya 1. Verbalisasi ansietas berubah intervensi
dan kurang khawatiran selanjutntnya
pengetahuan akibat kondisi Terapeutik
merawat yang dihadapi 1. Ciptakan suasana mengindari
anak. menurun terapeutik untuk persepsi yang
2. Verbalisasi menumbuhkan salah dan
kebingungan kepercayaan membantu
menurun menghilangkan
3. Prilaku gelisah kecemasan pada
menurun anak.

2. Motivasi mengindari
mengidentifikasi persepsi yang
situasi yang memicu salah dan
kecemasan membantu
menghilangkan
kecemasan pada
anak.
Edukasi
1. Jelaskan prosedur menghilangkan
termaksuk sensasi kecemasan
yang mungkin di orangtua klien
alami karena
ketidaktahuan
tentang
prosedur.

2. Informasikan secara menghilangkan


factual mengenai kecemasan
diagnosis, orangtua klien
pengobatan dan karena
prognosis ketidaktahuan
tentang
prosedur.

3. Anjurkan keluarga menghilangkan


tetap bersama pasien kecemasan anak
PELAKSANAAN

No. Tgl Jam Tindakan Evaluasi Nama/Paraf


DX Pelaksana

1. Melakukan S : Ibu Pasien


Observasi mengatakan anaknya
1. Identifikasi sekala Tidak sering menangis
nyeri sesuai lagi
PQRST
O : Keluhan sedang,
2. Identifiasi respon 1. Keluhan tidak
nyeri non verbal nyaman
menurun
Melakukan 2. Gelisa menurun
Terapeutik 3. Menangis
1. Berikan teknik menurun
nonfarmakologi 4. Postur tubuh
untuk mengurangi membaik
rasa nyeri
A : Masalah teratasi
Melakukan Edukasi
1. Anjurkan P : Intervensi
penggunaan dihentikan
analgetik secara
tepat
2. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurasi
nyeri

Melakukan
Kolaborasi
1. Kaloborasi
pemberian angetik
PELAKSANAAN

No. Tgl Jam Tindakan Evaluasi Nama/Paraf


DX Pelaksana

2. Melakukan S : Ibu Pasien


Observasi mengatakan anaknya
1. Identifikasi tidak sering menagis
penyebab lagi dan integritas
gangguan kulitnya membaik
integritas kulit
O : Keluhan sedang,
Melakukan 1. Kerusakan
Terapeutik jaringan
1. Ubah posisi tiap 2 menurun
jam berikan posisi 2. Kerusakan
nyaman lapisan kulit
menurun
Melakukan Edukasi 3. Nyeri menurun
1. Anjurkan
pemakaian salap A : Masalah teratasi
atau pelembab
P : Intervensi
dihentikan
PELAKSANAAN

No. Tgl Jam Tindakan Evaluasi Nama/Paraf


DX Pelaksana

3. Melakukan S : Ibu Pasien menerima


Observasi kondisi anaknya
1. Identifikasi
harapan citra O : Keluhan sedang,
tubuh berdasarkan 1. Verbalisasi
perkembangan perasaan negatif
tentang
2. Identifikasi perubahan tubuh
perubahan citra menurun
tubuh yang 2. Respon non
mengakibatkan verbal pada
isolasi sosial perubahan tubuh
membaik
Melakukan
Terapeutik A : Masalah teratasi
1. Diskusikan
presepsi pasien P : Intervensi
dan keluarga dihentikan
tentang perubahan
citra tubuh
PELAKSANAAN

No. Tgl Jam Tindakan Evaluasi Nama/Paraf


DX Pelaksana

4. Melakukan S : Ibu Pasien


Observasi mengatakan memahami
1. Identifikasi cara merawat anaknya
tingkat ansietas
berubah O : Keluhan sedang,
1. Verbalisasi
Melakukan khawatiran
Terapeutik akibat kondisi
1. Ciptakan suasana yang dihadapi
terapeutik untuk menurun
menumbuhkan 2. Verbalisasi
kepercayaan kebingungan
menurun
2. Motivasi 3. Prilaku gelisah
mengidentifikasi menurun
situasi yang
memicu A : Masalah teratasi
kecemasan
P : Intervensi
Melakukan Edukasi dihentikan
1. Jelaskan prosedur
termaksuk sensasi
yang mungkin di
alami
EVALUASI

NO. Diagnosa Keperawatan Evaluasi

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d S : Ibu Pasien mengatakan anaknya Tidak
pembengkakan skrotum sering menangis lagi

O : Keluhan sedang,
1. Keluhan tidak nyaman menurun
2. Gelisa menurun
3. Menangis menurun
4. Postur tubuh membaik

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

EVALUASI

NO. Diagnosa Keperawatan Evaluasi

2. Resiko kerusakan integritas kulit S : Ibu Pasien mengatakan anaknya tidak


:skorotum b.d adanya gesekan dan sering menagis lagi dan integritas kulitnya
peregangan jaringan kulit skrotum. membaik

O : Keluhan sedang,
1. Kerusakan jaringan menurun
2. Kerusakan lapisan kulit menurun
3. Nyeri menurun

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
EVALUASI

NO. Diagnosa Keperawatan Evaluasi

3. Perubaan body image :citra tubuh b.d S : Ibu Pasien menerima kondisi anaknya
perubahan bentuk skrotum.
O : Keluhan sedang,
3. Verbalisasi perasaan negatif tentang
perubahan tubuh menurun
4. Respon non verbal pada perubahan
tubuh membaik

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

EVALUASI

NO. Diagnosa Keperawatan Evaluasi

4. Ansietas pada orangtua b.d kondisi S : Ibu Pasien mengatakan memahami cara
anaknya dan kurang pengetahuan merawat anaknya
merawat anak.
O : Keluhan sedang,
4. Verbalisasi khawatiran akibat kondisi
yang dihadapi menurun
5. Verbalisasi kebingungan menurun
6. Prilaku gelisah menurun

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

DAFTAR PUSTAKA ASUHAN KEPERAWATAN

Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia


Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai