SURABAYA
Oleh :
Ega Kartikasari
(1920011)
Dosen pembimbing :
Ns. CHRISTINA YULIASTUTI, S. Kep., M. Kep.
Riwayat Sejak hari kamis tanggal 23 Januari 2020 pasien merasakan tidak bisa menelan, lalu pasien
penyakit
sekarang datang ke RS Prima Husada di berikan therapi infus RL 20 tpm dan terapi ketorolac 30 mg,
pasien di opname selama 1 malam dan pasien meminta pulang. Setelah pulang dari RS Prima
Husada merasa tidak kunjung membaik kemudian pasien datang ke IGD RSPAL Dr.Ramelan
pada hari jumat tanggal 24 Januari 2020 pukul 18.00 WIB, dengan
keluhan nyeri telan sejak hari kamis, bengkak pada pipi kiri, mulut tidak bisa membuka lebar,
GCS 456, dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital TD: 120/75 mmHg N:103 x/menit S: 37oC
RR:20 x/menit Spo2: 97%, pasang infus RL 20 tpm dan terapi injeksi ketorolac 30mg, ranitidin
50mg, kemudian pukul 23.17 dilakukan foto rontgen thorax AP dan foto rontgen cervical,
pasien MRS tanggal 25 Januari 2020 pukul 01.00 WIB di ruang H1dengan diagnosa medis
Abses Submandibula. Pukul 10.00 dilakukan opersi CITO, setelah operasi pasien di observasi
di ruang ICU IGD dan mendapat terapi infus futrolit 2000cc/24 jam, injeksi cinam 4x1,5mg,
metronidazole 3x500mg, ketorolac 3x30mg, cek GDA 240 mg/dl mendapat terapi novorapid
3x8unit. Kemudian pada tanggal 26 Januari 2020 pukul 19.45 pasien kembali ke ruang H1
dengan K/U lemah GCS 456 kesadaran composmentis TD: 120/70mmHg, N: 78 x/menit, S:
36,3oC, RR: 19 x/menit, Spo2: 96%, terpasang NGT, infus RL 20 tpm, terpasang kateter, dan
terapi injeksi drip metronidazole 3x500 mg, cinam 4x1,5 gr, ketorolak 3x30 mg, Novorpid
2
Riwayat Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit sebelumnya.
penyakit dahulu
Riwayat Pasien mengatakan Bapak dan ibunya menderita penyakit diabetes melitus, dan bapaknya
penyakit meninggal akibat penyakit diabetes militus.
keluarga
Tanda vital
TD : 120/80 mmHg, nadi: 110 x/menit, suhu: 36,6°C, RR: 20 x/menit
Genogram
3
9
T
h
B1 : Breath/Pernapasan
Wawancara : ketika aktivitas
Inspeksi : bentuk dada normo chest, pergerakan dada simetris, tidak terdapat otot bantu nafas tambahan, irama nafas
pasien reguler, pola nafas pasien eupnea, tidak terdapat sesak nafas, pasien tidak batuk
Pada pemeriksaan palpasi tidak ada nyeri tekan pada dada.
Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan, RR : 20 x/menit.
Perkusi : terdapat suara sonor
3
MK : TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN
B2 / Blood / Sirkulasi
Inspeksi : inspeksi dada tidak terdapat lesi ataupun benjolan, konjungtiva merah muda,
Palpasi : ICS 4-5, teraba hangat kemerahan, tidak terdapat nyeri dada, irama jantung reguler, CRT< 3 dtk
Auskultasi : bunyi jantung S1 S2 tunggal, mur-mur (-), gallop (-). Irama jantung regular
Pengukuran : 2020 normal kecuali Neu#: 12,72 uL, WBC: 13,78 uL.
MK : RESIKO INFEKSI
4
MK : RESIKO DEFISIT NUTRISI
B6 / Bone/ Muskuloskletal
Inspeksi : Kulit kepala bersih, warna kulit sawo matang, ROM bebas dan turgor kulit elastis. Terdapat kelainan jaringan
karena bekas operasi di leher dan tidak ada kelainan tulang
Palpasi : Turgor kulit (elastis)
Kekuatan otot :
ex.atas dextra 5555 5555 ex.atas sinistra
3. Melawan gravitasi
5. Normal
Sistem Penginderaan
Sistem penglihatan : Lapang pandang
Sistem pendengaran : serumen, keadaan telinga Sistem
penciuman : polip, mukosa hidung
Endokrin
Keadaan tiroid : tidak ada
Terkait diabetes melitus : hiperglikemi 200 gram/dL
MK : KETIDAKSTABILAN KADAR GULA DARAH
Sistem repoduksi / genitalia
Pasien berjenis kelamin laki-laki, tidak ada gangguan penyakit dan masalah seksual
MK : TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN
Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari
Keramas : 2 hari / 1x
Ganti pakaian ; 1x/hari
Sikat gigi : 2x/1hari
Memotong kuku : 1 minggu/1x
MK : DEFISIT PERAWATAN DIRI
Psikososiocultural
Ideal diri : Pasien berharap cepat sembuh dari penyakitnya dan ingin cepat pulang dan bekerja
5
Gambaran diri: Pasien menyukai semua anggota tubuhnya, karena tidak terdapat kecacatan fisik.
Peran diri : pasien sebagai kepala keluarga , tetapi dalam kondisi sakit ini pasien tidak dapat bekerja dan beraktifitas
secara normal
Harga diri: pasien merasa dirinya tidak berguna karena tidak bias bekerja karena sakit.
Identitas diri: Pasien adalah seorang suami dan seorang ayah
Citra tubuh :. Pasien mengatakan, sakit yang diderita saat ini merupakan ujian dari Allah dan kita harus menerima
keadaan ini dengan ikhlas. Apabila pasien atau ada keluarga pasien yang sakit akan segera pergi ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat. Jika pasien sudah sembuh, pasien akan berusaha menjaga kesehatannya karena menurut pasien
kesehatan itu anugrahdari Allah dan mahal harganya.
Orang paling dekat : keluarga
Keyakinan dan nilai :. Pasien ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT, Pasien mengatakan merasa khawatir dengan
akibat dari kondisi yang dihadapi sekarang,
Koping dan toleransi stres : tidak ada
MK : Ansietas, Harga diri rendah situasional dan Resiko distres spiritual
Data Penunjang / Hasil pemeriksaan diagnostic Darah Lengkap/ Kimia klinik / Blood gas analisa / Radiologis
Tabel 3.2 Pemeriksaan Laboratorium Tn.W Dengan Diagnosa Medis Abses Submandibula
Batas Normal
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil
Batas Normal
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil
6
PCT 0.238 % 0.108 – 0.282
............1920011..................
......
NIM
7
Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik
.................................................. ................................................................
NIP NIP : 03017
ANALISA DATA
Data / faktor resiko Etiologi Masalah
DS : px mengatakan sulit menelan Akalasia (kehilangan Gangguan menelan
DO : kemampuan untuk mendorong (SDKI, HAL 142)
P : px mengatakan tidak bisa menelan makanan dari mulut ke perut)
Q : nyeri saat menelan
R : terdapat bengkak di bagian pipi kiri px
S : nyeri yang di rasakan px skala 3 yaitu
berat
T : nyeri secara terus menerus
8
DS : px mengeluh nyeri pada pipi kiri Prosedur operasi Nyeri akut
DO : (SDKI, HAL 172)
- Px tampak meringis kesakitan
- Px bersikap waspada pada nyeri nya
- Px merasa gelisah
- Mengobservasi tanda vital :
TD: 120/75 mmHg
N:103 x/menit
RR:20 x/menit
Spo2: 97%
2. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur operasi 28 januari 2020 30 januari EGA
2020
9
Rencana Asuhan Keperawatan
No Masalah Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Monitor kemampuan 1. Untuk mengetahui
menelan intervensi keperawatan menelan kemampuan menelan
berhubungan selama 2x24 jam maka 2. Ciptakan lingkungan terhadap px
dengan Akalasia status menelan mambaik yang menyenangkan 2. Agar px merasa nyaman
(kehilangan dengan kriteria hasil : selama makan dengan lingkungan yang
kemampuan untuk 1. Mempertahankan 3. Atur posisi yang menyenangkan saat makan
mendorong makanan di mulut nyaman untuk 3. Untuk memberikan posisi
makanan dari mulut membaik makan/minum yang nyaman pada saat px
ke perut) 2. Reflak menelan 4. Kolaborasi pemberian makan/minum
(SDKI, HAL 142)
membaik obat 4. Terapi injeksi ketorolac
3. Kemampuan (terapi injeksi ketorolac obat meredakan nyeri,
mengunyah 30mg 3x1 (jam 06.00- ranitidin obt untuk
mambaik 13.00-20.00) , menangani gejala atau
4. Usaha menelan ranitidin 50mg) penyakit produksi asam
membaik (SIKI, HAL 462) berlebih
(SLKI, HAL 118)
2. Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui
berhubungan keperawatan selama 1x24 karakteristik, durasi, lokasi, karakteristik,
dengan prosedur jam maka tingkat nyeri frekuensi, durasi, frekuensi,
operasi menurun dengan kriteria kualitas,intensitas nyeri kualitas, intensitas
(SDKI,
hasil : 2. Identifikasi skala nyeri nyeri.
Hal,172) 1. Keluhan nyeri 3. Berikan teknik 2. Untuk mengetahui
menurun nonfarmakologis untuk skala nyeri pada px
2. Meringis menurun mengurangi rasa nyeri 3. Berikan teknik
3. Sikap waspada (terapi musik, nonfarmakologis
pada nyeri aromaterapi, kompres seperti terapi musik,
menurun hangat/dingin, terapi aromaterapi, kompres
4. Gelisah menurun bermain. hangat/dingin, terapi
5. Nafsu makan 4. Fasilitas istirahat atau bermain
membaik tidur 4. Memberikan fasilitas
6. Frekuensi nadi 5. Kontrol lingkungan istirahat atau tidur
membaik (RR 12- yang memperberat rasa 5. Meningkatkan
20x/menit, TD nyeri pemahaman kepada
100-120/60-80 6. Pertimbangkan jenis px terhadap
mmHg, frekuensi dan sumber nyeri lingkungan yang
nadi 80-100 dalam pemilihan memperberat rasa
x/menit ) strategi meredakan nyeri
nyeri 6. Ajarkan px untuk
7. Jelaskan penyebab, pertimbangkan jenis
(SLKI, HAL 58) periode, dan pemicu dan sumber nyeri
nyeri dalam pemilihan
8. Jelaskan strategi strategi meredakan
meredakan nyeri nyeri terhadap px
9. Ajarkan teknik 7. Untuk mengetahui
nonfarmakologis untuk penyebab, periode
mengurangi rasa nyeri dan pemicu terhadap
10. Kolaborasi pemberian px
analgetik 8. Ajarkan strategi
injeksi cinam 4x1 5mg meredakan nyeri
(jam 06.00-11.00- 9. Untuk mengetahui
15.00-17.00) teknik
nonfarmakologis
10
metronidazole 3x1 untuk mengurangi
500mg (jam 07.00- rasa nyeri
12.00-20.00) 10. Pemberian analgetik
ketorolac 3x1 30mg injeksi cinam obat
(jam 07.00-12.00- infeksi kulit,
20.00) metronidazole obat
(SIKI, HAL 201) antibiotik, ketorolac
obat meredakan nyeri
dan peradangan.
11
29-01-2020
1 06.00 Mempertahankan makanan Ega
dimulut membaik
30-01-2020
2 08.00 mengidentifikasi lokasi, Ega 30-01-2020 DX.2 : nyeri akut Ega
karakteristik, durasi, frekuensi,
15.00 S : px mengatkan nyeri
intensitas nyeri terhadap px
berkurang, px sudah
Ega mengetahui cara minum
Mengindentifikasi skala nyeri
1,2 08.30 analgetik secara tepat, agar
terhadap px
rasa nyeri berkurang px harus
meminum obat secara rutin
1,2 09.00 Mengajarkan kepada px teknik Ega
O : tanda vital
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri terhap px RR 12-20x/menit
dengan cara : TD 100-120/60-80 mmHg,
Terapi musik, aromaterapi, frekuensi nadi 80-100 x/menit
kompres hangat/dingin, terapi A : tujuan tercapai
bermain P : Intervensi dihentikan
Mengajarkan px untuk
1,2 11.30 pertimbangkan sumber nyeri Ega
dalam pemilihan stratergi
meredakan nyeri terhadap px
12
1,2 12.30 Mengajarkan kepada pasien Ega
tentang teknik nonfarmalogis untu
mengurangi rasa nyeri terhadap px
13