Anda di halaman 1dari 12

Manifestasi klinik

Pada hospes yang berkemampuan imun, skabies seringkali ditandai oleh gatal berat,
terutama pasa malam hari. Tanda pertama manifestasi seringkali terdiri dari papula merah 1-2
mm, beberapa mengalami ekskoriasi, berkrusta atau berskuama. Terowongan seperti benang
merupakan lesi klasik skabies tetapi dapat tidak terlihat pada bayi. Pada bayi, bula dan
pustula relatif sering erupsi juga dapat berupa urtikaria, papula, vesikel dan dermatitis
eksematosa yang menumpangi daerah yang sering adalah telapak tangan, telapak kaki, wajah,
dan kulit kepala. Pada anak yang lebih besar dan remaja, pola klinis sama dengan pada orng
dewasa, daerah yang lebih disukai adalah sela-sela jari, bagian fleksor pergelangan tangan,
lipat paha dan genitalia pada laki-laki dan areola pada wanita, kepala, leher, telapak tangan
dan telapak kaki biasanya tidak terkena. Nodula merah coklat, paling sering terletak pada
daerah tertutup seperti aksila, lipat paha dan genitalia, dominan pada varian yang jarang
disebut skabies noduler. Skabies yang tidak diterapi dapat menjadi dermatitis aksematosa,
impetigo, ektima, folikulitis, furunkulosis, selulitis, dan limfangitis. Pada beberapa daerah
tropis, skabies merupakan penyebab yang melatar belakangi terjadinya pioderma. Periode
laten sekitar 1 bulan mengikuti infestasi permulaan, sehingga rasa gatal mungkin tidak ada
dan lesi kemungkinan relatif tidak tampak pada kontak dengan pengidap tidak bergejala.
Namun, pada infestasi ulang, reaksi terhadap antigen tungau terjadi dalam bebrapa jam.
http://books.google.co.id/books?
id=tK2fFEK2QfoC&pg=PA2315&dq=skabies&hl=id&sa=X&ei=eCSIT6aSL8fQrQf27vTxC
g&ved=0CDoQ6AEwAQ#v=onepage&q=skabies&f=false
Wahab S. Ilmu kesehatan anak nelson. Trjh. Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson textbook of
pediatrics. Edisi 15. Volume 3. Jakarta; EGC: 2009. Hal 2315
obat skabies
-

Top (dewasa dan anak-anak): masase krim 5% keseluruh kulit. Biarkan selama 814jam, kemudian dibasuh.

Top (bayi >2 bulan): masase krim 5% ke garis rambut, kulit kepala, leher, pelipis dan
dahi. Biarkan selama 8-14 jam, kemudian dibasuh.

Deglin J H, Vallerand A H. Pedoman obat untuk perawat. Trjh. Davis F A. Daviss drug guide
for nurses. Edisi 4. Jakarta; EGC: 2006. Hal 889

http://books.google.co.id/books?
id=MkX5ntJ17o8C&pg=PA889&dq=skabies&hl=id&sa=X&ei=eCSIT6aSL8fQrQf27vTxCg
&ved=0CF0Q6AEwCA#v=onepage&q=skabies&f=false
etiologi
Skabies (Scabies, bahasa latin = keropeng, kudis, gatal) disebabkan oleh tungau kecil
berkaki delapan (Sarcoptes scabiei) dan didapakan melalui kontak fisik yang erat dengan
orang lain yang menderita penyakit ini, sering berpegangan tangan dalam waktu yang sangat
lama barangkali merupakan penyebab umum terjadinya penyebaran penyakit ini. Semua
kelompok umur bisa terkena. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak dan dewsa muda,
walaupun akhir-akhir ini juga sering didapatkan pada orang berusia lanjut, biasanya di
lingkungan rumah jompo. Kontak sesaat tidak cukup untuk dapat menimbulkan penularan,
sehingga siapa pun yang biasa menghadapi kasus skabies dalam tugas pelayanan tidak perlu
takut tertular penyakit ini.
Tungau skabies betina membuat liang di dalam epidermis, dan meletakkan telurtelurnya di dalam liang yang ditinggalkannya. Tungau skabies jantan hanya mempunyai satu
tugas dalam kehidupannya, dan sesudah kawain dengan tungau betina serta pelaksanaan
tugasnya selesai, mereka mati. Mulanya hospes (inang) tidak menyadari adanya aktivitas
penggalian terowongan dalam epidermis, tetapi setelah 4-6 minggu terjadi reaksi
hipersensitivitas terhadap tungau atau bahan-bahan yang dikeluarkannya, dan mulailah timbul
rasa gatal. Adanya periode asimtomatis bermanfaat sekali bagi parasit ini, karena dengan
demikian mereka mempunyai waktu untuk membangun dirinya sebelum hospes membuat
respons imunitas. Setelahnya, hidup mereka menjadi penuh bahaya karena terowongannya
akan digaruk, dan tungau-tungau serta telur mereka akan hancur. Dengan cara ini hospes
mengendalikan populasi tungau dan pada kebanyakan penderita skabies, rata-rata jumlah
tungau betina dewasa pada kulitnya tidak lebih dari selusin.
Gambaran klinis
Pasien mengeluh gatal, yang secara khas terasa sekali pada waktu malam hari.
Hendaklah dicurigai adanya skabies bila seseorang mengutarakan keluhan seperti itu.
Terdapat dua tipe utama lesi kulit pada skabies yaitu terowongan dan ruam skabies.
Terowongan terutama ditemukan pada tangan kaki bagian samping jari tangan dan jari kaki,
sela-sela jari, pergelangan tangan, dan punggung kaki. Pada bayi terowongan sering ada di
telapak tangan, telapak kaki, badan, kepala dan leher. Terowongan pada badan biasanya

ditemukan pada usia lanjut dan bisa juga terjadi pada kepala dan leher. Masing-masing
terowongan panjangnya beberapa milimeter, biasanya berliku-liku, dan ada vesikel pada
salah satu ujung yang berdekatan dengan tungau yang sedang menggali terowongan, dan
seringkali dikelilingi eritema ringan. Terowongan bisa juga di temukan pada genitalia pria,
biasanya tertutupi oleh papula yang meradang, dan papula tersebut yang ditemukan pada
penis dan skrotum adalah patognomosis untuk skabies. Bila paa seorang pria diduga terdapat
skabies, hendaklah genitalianya selalu diperiksa.
Ruam skabies berupa erupsi papula kecil yang meradang, yang terutama terdapat
disekitar aksila, umbikalis, dan paha. Ruam ini merupakan suatu reaksi alergi tubuh terhadap
tungau. Selain lesi primer tadi, bisa juga didapatkan kelainan sekunder seperti eksorotasi,
eksematisasi dan infeksi bakteri sekunder oleh lesi skabies dengan streptokokus nefrogenik
dikaitkan dengan terjadinya glomerulonefritis sesudah terjadinya ineksi streptokokus pada
kulit.
Diagnosis
Diagnosis pasti hanya dapat ditemukan dengan ditemukannya tungau atau telurnya pada
pemeriksaan mikrokopis. Untuk melakukan hal tersebut, terowongan harus ditemukan, dan
hal ini biasanya perlu sedikit keahlian. Carilah dengan cermat, dengan pencahayaan yang
baik, ditangan dan kai. Kaca pembesar mungkin bisa sedikit membantu, tetapi rabun jauh
adalah suatu keuntungan. Apabila sebuah terowongan atau yang diduga terowongan dapat
diidentifikasi, lakukan kerokan dengan hati-hati pada kulit dengan menggunakan bagian tepi
skapel. Hasil kerokan tersebut diletakkan di atas kaca mikroskop, diberi beberapa tetes
kalium hidroksida 10%, tutupi dengan kaca penutup, kemudian lihat dibawah mikroskop.
Ditemukannya tungau, telur atau bahkan hanya cangkang telur, sudah dapat memastikan
diagnosis. Jangan berusaha untuk melakukan kerokan pada lesi yang terdapat pada penis
dapat dipahami kalau mendekatkan skalpel pada daerah ini akan menimbulkan ketakutan,
disamping pada kebanyakan kasus jarang yang bisa berhasil pada kebanyakan kasus jarang
yang bisa berhasil menemukan tungau.
Teknik lainnya yang dapat digunakan adalah dengan apa yang dikenal sebagai teknik
winkle-picker. bila vesikel pada ujung terowongan dibuka dengan jarum, ujung jarum
dengan hati-hati digerakkan berputar dalam vesikel tersebut, sehingga tungau sering bisa
terangkat pada ujung jarum dengan gerakan teatrikal.
Pengobatan

Semua anggota keluarga dan orang-orang yang secara fisik berhubungan erat dengan pasien,
hendaknya secara stimultan diobati juga.obat-obat topikal harus dioleskan mulai daerah leher
sampai jari kaki, dan pasien diingatkan untuk tidak membasuh tangannya sesudah melakukan
pengobatan. Pada bayi, orang-orang lanjut usia, dan orang-orang dengan imunokompromasi,
terowongan tungau dapat terjadi pada kepala dan leher, sehingga pemakaian obat perlu
diperluas pada daerah itu. Setelah pengobatan rasa gatal tidak dapat segera hilang, tetapi
pelan-pelan akan terjadi perbaikan dalam waktu 2-3 minggu, saat epidermis superfisial yang
mengandung tunagu alergenik terkelupas. Obat antigatal topikal seperti krim EuraxHydrocortisone (krotamion 10% dan hidrokortison 0,25%) dapat digunakan pada tempattempat yang masih terasa gatal. Tidak diharuskan untuk melakukan disinfeksi pada pakaian,
karpet, dan seprai, tetapi pakaian dalam dan baju tidur perlu dicuci.
Obat-obat yang bisa dipakai:

Malation 0,5% obat dalam bentuk cairan ini disukai karena tidak mengiritasi kulit
yang mengalami ekskoriasi atau eksema. Bilas sesudah 24jam.

Krim Permetrin 5% bilas sesudah 8-12 jam

Pemakaian tunggal malation atau permetrin sering efektif, tetapi dianjurkan untuk
melakukan pengobatan yang kedua 7 hari sesudahnya.

Emulsi benzil benzoat pengobatan dilakukan tigal kali dalam waktu 24jam. Pada
waktu sore hari pertama oleskan emulsi mulai dari leher sampai jari kaki. Biarkan
mengering, lakukan pengolesan lapis yang kedua. Pagi berikutnya oleskan lapis yang
ketiga, dan kemudian bilas benzil benzoat pada sore hari kedua. Pemakaian berulangulang akan menimbulkan dermatitis karena terjadi iritasi.

Pengobatan pada bayi:

Penggunaan malation tidak dianjurkan untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan.

Pengguan permetrin tidak dianjurkan untuk bayi berusia kurang dari 2 bulan.

Benzil benzoat tidak direkomendasikan, namun bila tetap ingin mengunakan maka
harus diencerkan untuk megurangi iritasi

Pengobtan pada wanita hamil:

Malation atau permetrin dianggap aman bila digunakan sesuai aturan

Pengobatan skabies krusta


Pasien sebaiknya diisolasi, dan paramedis yang menanganinya hendak memakai jubah dan
sarung tangan. Semua staf medis dan orang-orang yang merawat. Serta orang-orang lain yang

telaj mngadakan kontak dengan pasien sebelum diperiksa dan diobati, sebaiknya diobati
dengan skabisida topikal.
Skabies berkusta sering sukar diobati dengan obat0obat topikal dan biasanya memerlukan
beberapa kali pengolesan skabisida. Pengobatan hendaknya diberikan pada seluruh tubuh,
termasuk kepala dan leher. Ivermektin oral (mektizan) yang diberikan dalam bentuk dosis
tunggal 200mg per kg berat badan merupakan pengobatan yang efektif, sedangkan
pengobatan dengan dosis yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan membagi pemberian obat
menjadi dua kali pemberian dengan interval 7 hari, terutama pada orang-orang dengan
imunosupresi.
Zakaria M A. Dermatologi: catatan kuliah. Trjh. Brown R G. Lecture notes on dermatology.
Jakarta; Erlangga: 2008. Hal 42-7

Skabies Krusta ( Norwegian Scabies )


Skabies krusta dapat berawal dari skabies biasa. Skabies ini ditemukan pada pasien dengan
keadaan umum yang lemah atau imunocompromised, termasuk pasien dengan kelainan
neuorologis, sindrom down, transplantasi organ, penyakit graft-versus-host, leukemia T-cell
pada orang dewasa, lepra, atau AIDS.8
Lesi pada skabies krusta sangat berbeda dengan tipe klasik, dimana lesi lebih tebal dan
terkadang ada skuama. Lesi berupa plak hiperkeratotik difus dan/atau krusta pada regio
palmar dan plantar, dengan penebalan dan distrofi kuku tangan dan kaki. 1,2

Gambar 8. Distrofi kuku pada skabies krusta. 3


Terdapat ribuan bahkan jutaan tungau skabies pada skabies krusta sehingga sangat
menular dan mudah ditemukan pada pemeriksaan di bawah mikroskop. Gatal dirasakan
minimal atau tidak ada sama sekali. 1

Gambaran klinis dapat menyerupai dermatitis psoriasiform pada tangan dan kaki, dermatitis
seboroik, atau eritroderma. Pada pasien dengan defisit neurologis, skabies krusta kadang
hanya menginfestasi pada ekstremitas yang mengalami kelainan neurologis. 7

Gambar 6. Skabies pada orang tua. 9

Gambar 5. Lesi skabies pada plantar pedis bayi. 5


Sebuah penelitian
terbaru menyatakan bahwa prevalensi skabies meningkat di United Kingdom, dan skabies
lebih
sering terjadi di daerah perkotaan, pada anak-anak dan wanita, dan pada musim dingin
dibandingkan saat musim panas.
3,4

http://www.scribd.com/doc/47706221/refrat-Berbagai-ganbaran-klinis-SKABIES
1.Stone SP, Goldfarb JN, and Bacalieri RF. Scabies, Other Mites, and Pediculosis
. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, ed. Fitzpatricks
Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York: Mc-Graw Hill; 2008.p. 2029-32.

2.Orkin M. and Maibach HI. Ectoparasitic Disease. In: M. Orkin., H.I. Maibach., and M.V.
Dahl, ed. Dermatology. 1sted. Connecticut: Appleton & Lange; 1991.p.205-9.
3.Burns DA. Diseases Caused by Arthropod and Other Noxious Animals. In: Burns T,
Breathnac S, Cox N, and Griffiths C, ed. Rooks Textbook of Dermatology. 7thed. Oxford:
Blackwell; 2004.p. 33.37-33.46.
4.Meinking TL, Burkhart CN, Burkhart CG. and Elgart G. Infections, Infestations, and Bites.
In: Bolognia JL, Jorizzo JL, and Rapini RP, ed. Dermatology. 2nded. New York:Elsevier;
2008.p. 1291-5.
5.Weller R, Hunter J, and Savin J. Infestations. In: Weller R, Hunter J, and Savin J,
ed.Clinical Dermatology. 4thed. Oxford: Blackwell; 2008.p. 262-6.
7.Fitzpatrick TB, Johnson RA and Wolff K. Insect Bites and Infestations. In: Fitzpatrick TB,
Johnson RA, and Wolff K, ed.Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. NewYork:
Mc-Graw Hill; 1997.p. 1646-60
Non farmakologis

1.

Menjaga kebersihan badan

2.

Menghindari kontak dengan penderita lain maupun orang lain yang sehat

3.

Pemakaian handuk jangan bergantian

4.

Mencuci pakaian, sprei, selimut dengan air panas dan di setrika

5.

Kasur, karpet, sarung bantal dijemur diterik matahari atau Vacuum lantai, karpet dan

keset.
6.

Barang-barang yang tidak dicuci ditempatkan dengan bungkus plastic selama 1 minggu

7.

Bersihkan kamar mandi setelah digunakan.

8.

Minum obat secara teratur selama 2 minggu

9.

Jika melihat anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama; maka

disarankan untuk penderita.


10.

Malam, sebelum memakai cream, mandi dengan menggunakan air hangat, lalu lap

kering baru diberikan cream


Harahap mawarli. Ilmu penyakit kulit. Jakarta; EGC: 2008. Hal 36
Epimiologi
Daerah endemik skabies adalah di daerah tropis dan subtropis seperti Afrika, Mesir, Amerika
Tengah, Amerika Selatan, Amerika Utara, Australia, Kepulauan Karibia, India, dan Asia
Tenggara. Skabies cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja dan tidak dipengaruhi oleh
jenis kelamin, ras, umur, ataupun kondisi sosial ekonomi. Faktor primer yang berkontribusi
adalah kemiskinan dan kondisi hidup di daerah yang padat, (7) sehingga penyakit ini lebih
sering di daerah perkotaan.(3)
KOMPLIKASI
Infeksi sekunder pada pasien skabies merupakan akibat dari infeksi bakteri atau karena
garukan. Keduanya mendominasi gambaran klinik yang ada. Erosi merupakan tanda yang
paling sering muncul pada lesi sekunder. Infeksi sekunder dapat ditandai dengan munculnya
pustul, supurasi, dan ulkus. Selain itu dapat muncul eritema, skuama, dan semua tanda
inflamasi lain pada ekzem sebagai respon imun tubuh yang kuat terhadap iritasi. Nodul-nodul
muncul pada daerah yang tertutup seperti bokong, skrotum, inguinal, penis, dan axilla.(5)
Infeksi sekunder lokal sebagian besar disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan biasanya
mempunyai respon yang bagus terhadap topikal atau antibiotic oral, tergantung tingkat
pyodermanya.(10)
Selain itu, limfangitis dan septiksemia dapat juga terjadi terutama pada skabies Norwegian,
post-streptococcal glomerulonephritis bisa terjadi karena skabies-induced pyodermas yang
disebabkan oleh Streptococcus pyogens. (3)
Prognosis
Jika tidak dirawat, kondisi ini bisa menetap untuk beberapa tahun. Pada individu yang

immunocompetent, jumlah tungau akan berkurang seiring waktu. (3) Infestasi scabies dapat
disembuhkan. Seorang individu dengan infeksi scabies, jika diobati dengan benar, memiliki
prognosis yang baik, keluhan gatal dan ekzema akan sembuh. (8)

PENCEGAHAN
Untuk melakukan pencegahan terhadap penularan scabies, orang-orang yang kontak langsung
atau dekat dengan penderita harus diterapi dengan topikal skabisid. Terapi pencegahan ini
harus diberikan untuk mencegah penyebaran scabies karena seseorang mungkin saja telah
mengandung tungau scabies yang masih dalam periode inkubasi asimptomatik.(3)
Selain itu untuk mencegah terjadinya reinfeksi melalui seprei, bantal, handuk dan pakaian
yang digunakan dalam 5 hari terakhir, harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan udara
panas karena tungau scabies dapat hidup hingga 3 hari diluar kulit, karpet dan kain pelapis
lainnya sehingga harus dibersihkan (vacuum cleaner ).(3)
Tabel 1. Pengobatan Skabies (3)
Jenis Obat
Permethrin 5%

Dosis
Dioleskan

Faktor resiko
Keterangan
selama Alergi
terhadap Terapi lini pertama di US dan

cream

8-14 jam, diulangi formaldehid

Lindane 1%

selama 7 hari.
Dioleskan selama 8 Toksisitas SSP, usia Tidak dapat diberikan pada

lotion

jam

setelah

itu < 2 tahun,

kehamilan kategori B

anak umur 2 tahun kebawah,

dibersihkan, olesan kehamilan,

wanita

kedua diberikan 1

kehamilan dan laktasi.

menyusui, area

selama

masa

Crotamiton 10%

minggu kemudian. kulit yang erosi


Dioleskan selama 2 Dermatitis kontak Memiliki efek anti pruritus

cream

hari berturut-turut, iritan, kulit

tetapi

lalu diulangi dalam yang terkelupas

sebaik topikal lainnya.

Precipitatum

5 hari.
Dioleskan

Aman untuk anak kurang dari

Sulfur

3 hari lalu

2 bulan dan wanita dalam

5-10%

dibersihkan.

masa kehamilan dan laktasi,

selama Tidak ada

efektifitasnya

tidak

tetapi tampak kotor dalam


pemakaiannya

dan

efisiensi

in

obat

data
masih

Pemakaian

kurang.
Efektif

24 jam lalu

berulang-ulang

menyebabkan dermatitis pada

dibersihkan

akan menimbulkan wajah

Benzyl Benzoat

Dioleskan

10% lotion

selama

dermatitis

namun

dapat

karena

terjadi iritasi.
Ivermectin (200- Dosis tunggal oral, Toksisitas
SSP, Memiliki
400

bisa diulangi

berat badan <15 tinggi

mg/kgBB),

selama 10-14 hari

kg,

dan

kehamilan, digunakan

menyusui

efektifitas

yang

aman.

Dapat

bersama

bahan

topikal lainnya. Digunakan


pada

kasus-kasus

scabies

berkrusta dan scabies resisten


Tabel 1. Pengobatan skabies oral dan topikal.
1,4
1,3. Goldsmith L A, Katz S I, Gilchrest B A, Paller A S, Leffell D J. Dermatology in General
Medicine. Edisi 7. New York: McGraw Hill; 2008. hal. 2029-32
4.Meinking T L, Burkhart C N, Burkhart C G, Elgart G. Infections, infestations, and
bites. Edisi 2. New York: Elsevier; 2008. Hal. 1291-5
5.Habif T P, Hodgson S. Clinical dermatology. Ed 4. London: Mosby; 2004. Hal 497-506.
7.Walton S F, Currie B J. Problems in diagnosing scabies, a global disease in human and
animal populations. New York: McGraw Hill; 2007. Hal 268-79.
8,10.Johnston G, Sladden M. Scabies: diagnosis and treatment. British Med J .
2005.September :17;331(7517)/619-22.

Patofisiologi
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh penderita
sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak
kulit yang kuat, menyebabkan kulit timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi
disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kirakira sebulan. setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan
ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi,

ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas
dari lokasi tungau.
Vedoff, David. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta; Kapita Selekta Kedokteran: 2008.
Hal 324

Insect bite
-

Definisi: Peradangan kulit akibat masuknya zat/ toksin serangga melalui gigitan, tusukan,
bulu-bulu atau pecahnya badan serangga. Timbulnya gejala tergantung dari kuat
lemahnya toksin Predileksi: Dimana saja diseluruh tubuh

Bentuk: papula, nodulus adanya punctum disentral, urtika, vesikel dengan dasar eritem,
pada yang berat dapat terjadi nekrosis, ulkus, perdarahan

Gejala sistemik: Setelah digigit serangga timbul edem pada kulit, disusul jaringan
nekrosis setempat, timbul rasa tak enak,muntah-muntah,pusing.

Bentuk-bentuk skabies
1.Scabies nodular
Nodul terjadi akibat reaksi hipersensitivitas. Terdapat nodul kecoklatan bersifat gatal,lesi
terdapat di tempat tertutup seperti; genital pria,lipat paha dan aksila.Lesi ini menetap
beberapa minggu-bulan-tahun walaupun sudah diobati.
2.Scabies Norwegia(crusted scabies)
Lesi ini berupa plakat hiperkeratotik tebal mirip psoriasis. Skuama kasar(dibawah
kuku,telapak tangan,telapak kaki,muka,kulit kepala berambut, genital, bokong). krusta,gatal
tidak menonjol,Jumlah tungau pada lesi mencapai 2jt/1penderita
3.Scabies neonatorum(bayi dan anak-anak)
Distribusi lesi bentuk atipik.pada anak-anak lesi ditemukan pada kulit kepala,leher,telapak
tangan,telapak kaki.pada bayi lesi ditemukan dimuka.Bentuk lesi vesikel milier,bula,pustul.
Sering terjadi infeksi sekunder.
4.Scabies Nosokomial
Timbul akibat tertular oleh pasien lain yang di rawat di RS
6.Scabies Impetiginisata
Dengan infeksi sekunder timbul pustul,erosi,ekskrosi,krusta.

Prurigo
-

Predileksi bagian ekstensor ekstremitas.

Gigitan serangga: setelah gigitan timbul urtikaria dan papul, gatal

Folikulitis:n yeri,pustula folikulermiliar dikelilingi eritema

Pedikulosis corporis
-

Definisi: Penyakit kulit yang disebabkan oleh gigitan pediculus humanus var corporis.
Biasanya menyerang orang dewasa.

Cara Penularan: Lewat pakaian. Kutu tinggal melekat pada lipatan-lipatan pakaian
dan sewaktu-waktu menghisap darah pada kulit.

Predileksi: Daerah ketiak, pinggang, inguinal, bahu, punggung dada, abdomen

Gejala Klinis: rasa gatal di kulit (hal ini disebabkan kutu sewaktu menghisap darah
mengeluarkan air liur), kadang timbul urtikaria disekitarnya,garis-garis bekas garukan
yang sejajar,terutama dibahu. Pada kasus kronik tampak adanya likenifikasi dan
hiperpigmentasi.

Hicks M I, Elston D M. Dermatologic therapy. Jakarta; EGC: 2009. Hal 22, 279, 292.
-

Handoko RP, Djuanda A, Hamzah M. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Ed 4. Jakarta:
FKUI; 2008. Hal 119-22

Siregar RS, Wijaya C, Anugerah P.Saripati Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.3.Jakarta:
EGC; 1996. 191-5.

Amiruddin MD. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.1.Makassar: Fakultas


Kedokteran Universitas Hasanuddin ; 2003. 5-10

kesimpulan
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap
Sarcoptes scabiei var. Hominis dan produknya. Penularannya dengan cara kontak langsung
dan kontak tak langsung. Bentuk kelainan kulit pada penyakit skabies yaitu ditemukannya
terowongan, papul, vesikel, erosi, ekskoriasi, krusta dan lain-lain. Bila infeksi sekunder telah
terjadi dapat disebabkan bakteri yang ditandai dengan munculnya pustul maupun timbulnya
gejala infeksi sistemik.

Anda mungkin juga menyukai