Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No.

2 Juli 2008: 82 - 87

EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN


CENGKEH (Eugenia aromatic L.)
Shirly Kumala dan Dian Indriani
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jl Srengseng Sawah Jakarta Selatan
Korespondensi: fskumala@yahoo.com

ABSTRACT
The effect of antibacterial from ethanol extrcat Eugenia aromatica towards Gram positive
and negative bacteria have been carried out. This study using diffusion method. The
results shows the concentration of the extract 10 % and 20 % that has the effect to inhibit
the growth of bacteria (Staphylococcus aureus, Bacillus subtillis and Escherichia coli ,
Salmonella parathyposa.) while the 1 % concetrration has no effect. The diameter of
inhibition zone of Ampicillin as positive control has more bigger than the extract. The
statistic results show there are significant difference between the concentration extract
and diameter of inhibition zone for each bacteria.
Keywords: antibacterial, positive Gram, negative Gram, clove

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian efek antibakteri ekstrak etanol daun cengkeh (Eugenia
aromatica) dengan menggunakan penyari etanol 96% terhadap bakteri Gram positif
(Staphylococcus aureus dan Bacillus snbtilis) dan bakteri Gram negatif (Escherichia coli
dan Salmonella paratyphi) dengan menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak daun cengkeh menunjukkan efek antibakteri terhadap
bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Salmonella
paratyphi. Efek antibakteri dimulai pada konsentrasi 10%, sedangkan pada konsentrasi
1% tidak memberikan efek. Hasil penelitian menunjukkan diameter daerah hambat yang
lebih kecil bila dibandingkan dengan diameter daerah hambat dari antibiotika ampisilin
yang digunakan sebagai kontrol positif.. Dari analisis data dalam penelitian menggunakan
perhitungan analisis statistik anova satu arah, hasil yang diperoleh menunjukkan adanya
perbedaan bermakna antara konsentrasi ekatrak daun cengkeh dengan diameter daerah
hambat terhadap masingmasing bakteri.
Kata kuncI: antibakteri, bakteri Gram positif, bakteri Gram negative, cengkeh

PENDAHULUAN
Penyakit infeksi masih merupakan
suatu masalah yang cukup serius
bagi negara berkembang Penemuan
antibiotik baru masih dianggap lambat
bila dibandingkan dengan masalah
resistensi bakteri karena penggunaan
antibiotik.
Akhir-akhir
ini
ada
kecenderungan untuk mengubah
pengobatan
dari
penggunaan
82

antibiotik
dengan
menggunakan
tanaman yang berkhasiat sebagai
obat antibakteri.
Hal ini mungkin
disebabkan karena daya beli yang
relatif
rendah,
sehingga
pada
umumnya
masyarakat
pedesaan
menggunakan obat tradisional.
Diantara sekian banyak tanaman
yang
digunakan
sebagai
obat
tradisional, dikenal cengkeh (Eugenia
aromatica).
Tanaman
cengkeh

Efek antibakteri ekstrak etanol daun Cengkeh (Eugenia aromatica) secara in vitro
(Shirly Kumala dan Dian Indriani )

mempunyai sifat khas, karena semua


bagiannya mulai dari akar, batang,
daun,
sampai
kepada
bunga,
mengandung minyak minyak atsiri
atau essential oil (1). Daun cengkeh
sering digunakan dalam berbagai
macam pengobatan, antara lain
sebagai obat batuk, obat sakit perut,
dan obat sakit gigi. Selain itu, minyak
atsiri juga sering digunakan untuk
mengobati infeksi pada kulit (2).
Senyawa yang terdapat dalam daun
cengkeh yaitu eugenol, berkhasiat
sebagai antibakteri.
Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui daya antibakteri dari
ekstrak daun cengkeh dengan
metode difusi kertas cakram terhadap
bakteri Gram positif (Staphylococcus
aureus dan Bacillus subtilis) serta
bakteri Gram negatif (Escherichia coli
dan Salmonella paratyphi) dan
penggunaan
Ampisilin
sebagai
kcontrol positive. Dari hasil penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberi
alternatif pengobatan menggunakan
obat tradisional dengan harga relatif
murah, khasiat cukup efektif, dan
dapat disediakan oleh masyarakat.
Selain itu juga untuk memberikan
informasi
ilmiah
yang
dapat
digunakan untuk pengembangan
daun
cengkeh
sebagai
obat
antibakteri.

antibiotika pembanding (standar)


digunakan Ampisilin Lot/Ch.-B238718.
Di samping itu juga digunakan
Nutrient agar (oxoid), kaldu Pepton
(oxoid), Etanol 96%, aquadest steril
dan Larutan Phosfat Buffer Saline
(PBS)
Cara kerja
Pembuatan
ekstrak:
Pembuatan
ekstrak dilakukan dengan cara
maserasi, proses ekstraksi simplisia
menggunakan 1 bagian simplisia
dalam 10 bagian cairan penyari etanol
96%, dengan bantuan pengocokan
atau pengadukan. Setelah itu disaring
dan dipekatkan dengan vakum
rotavapor pada suhu kurang dari 50o
C hingga diperoleh suatu ekstrak
kental. Selanjutnya ekstrak dibuat
dalam konsentrasi 1%, 10% dan 20%
dengan cara diencerkan dengan
larutan phosphat buffer saline (3).

METODOLOGI PENELITIAN

Pembuatan stok bakteri: Bakteri uji


diinokulasikan pada media agar
miring nutrient, dan diinkubasi pada
suhu
37C
selama
24
jam
Pembuatan suspensi bakteri, dari
biakkan agar miring nutrient selama
24
jam,
kemudian
diambil
menggunakan
sengkelit
dan
dimasukkan ke dalam media kaldu
pepton, inkubasi 37C selama 24 jam.
Setelah diinkubasi suspensi bakteri
diukur transmitan 25% (4).

Bahan
Bahan yang akan diteliti aktivitas
antibakterinya adalah daun cengkeh
(Eugenia aromatica) yang diperoleh
dari Balittro Bagor. Bakteri Gram
positif
yang
digunakan
adalah
Staphylococcus aureus ATCC 25923
dan Bacillus subtilis ATCC 6633,
serta bakteri Gram negatif adalah
Escherichia coli ATCC 25922 dan
Salmonella paratypi ATCC 2553.
Cakram kertas kosong diperoleh
dari Oxoid Lot/Ch.-B229610. Untuk

Pengujian daya antibakteri: Ekstrak


dibuat menjadi 3 konsentrasi yaitu
1%, 10%, dan 20%. Kemudian
dilakukan uji daya antimikroba
menggunakan metode difusi kertas
cakram,
dengan
menggunakan
ampisilin sebagai kontrol positif. 0,1
ml suspensi bakteri dimasukkan ke
dalam
cawan
petri.
Kemudian
dituangkan 10 ml nutrien agar cair,
dan dibiarkan memadat pada suhu
kamar. Setelah itu diletakkan kertas
cakram diatasnya, lalu ditetesi
83

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 2 Juli 2008: 82 - 87

dengan masing-masing konsentrasi


ekstrak, blangko (larutan PBS), dan
diletakkan
pula
kertas
cakram
antibiotika
ampisilin.
Kemudian
diinkubasi pada suhu 37C selarna 24
jam. Daerah terang di sekitar cakram
menunjukkan
adanya
daerah
hambatan
bakteri(4,
5).
Untuk
percobaan
blangko,
sebagai
pengganti larutan uji digunakan
larutan PBS. Setelah diinkubasi tidak
boleh
terlihat
adanya
daerah
hambatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Daun cengkeh yang digunakan
dalam penelitian ini, telah dilakukan
determinasi di Balittro Bogor Daun
cengkeh (Eugenia aromatica) terlebih
dahulu terlebih dahulu dibersihkan,
dikeringkan dan diserbukkan. Ekstrak
daun cengkeh dibuat secara ekstraksi
maserasi
menggunakan
cairan
penyari etanol 96%. Ekstrak yang
diperoleh
kemudian
dipekatkan
dengan
rotavapor,
pada
suhu
dibawah 40C. Hal ini dimaksudkan
untuk
menghindari
terurainya
kandungan zat berkahasiat yang
terdapat dalam ekstrak. Ekstrak
kemudian dibuat menjadi konsentrasi
1%, 10%, dan 20% dengan

penambahan larutan buffer. Ekstrak


yang didapat sebelum atau selama
tidak digunakan disimpan, dalam
lemari pendingin (5-10C).
Metoda yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metoda difusi,
yaitu dengan menggunakan kertas
cakram. Kertas cakram diletakkan di
atas media nutrient agar yang telah
diinokulasikan dengan bakteri uji
kemudian diteteskan dengan masingmasing konsentrasi ekstrak sebanyak
10 l.
Efek antibakteri ekstrak daun
cengkeh (Eugenia aromatica) dapat
dilihat pada tabel 1dan 2. Tabel 1 dan
2 menunjukkan bahwa ekstrak daun
cengkeh dengan
konsentrasi 1%
tidak membentuk zona hambat pada
bakteri Staphylococcus aureus ATCC
25923, Bacillus subtilis ATCC 6633,
Escherichia coli ATCC 25922, dan
Salmonella paratyphi ATCC 2533. Hal
ini menunjukkan bahwa ekstrak daun
cengkeh tidak mempunyai daya
antibakteri pada konsentrasi paling
kecil yaitu 1%, sedangkan pada
konsentrasi 10% dan 20% terbentuk
zona hambat yang berbeda. Semakin
tinggi konsentrasi ekstrak, semakin
besar diameter zona hambat yang
terbentuk.

Tabel 1
Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Cengkeh (Eugenia aromatica)
terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis
Konsentrasi
1%

10%

20%

84

Diameter zona hambat (mm)


Staphylococcus aureus
Bacillus subtilis
0
0
0
0
0
0
14,5
16
15
16
15,5
15
17,5
18
18
18
18
19

Efek antibakteri ekstrak etanol daun Cengkeh (Eugenia aromatica) secara in vitro
(Shirly Kumala dan Dian Indriani )

Tabel 2
Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Cengkeh (Eugenia aromatica)
terhadap bakteri Escherichia coli dan bakteri Salmonella paratyphi
Konsentrasi
1%

10%

20%

Diameter zona hambat (mm)


Escherichia coli
Salmonella paratyphi
0
0
0
0
0
0
10
17
10
17
9
16,5
15
18,5
14,5
19
14
19

Hasil penelitian (tabel 1 dan 2)


menunjukkan bahwa ekstrak daun
cengkeh pada konsentrasi 1 %
memberikan zona nol, yaitu tidak
memberikan zona hambatan terhadap
bakteri
Staphylococcus
aureus,
Escherichia coli, Bacillus subtilis, dan
Salmonella paratyphi. Hal ini mungkin
disebabkan karena pada konsentrasi
1%, kandungan zat aktif yang
terdapat di dalam ekstrak sedikit
sekali, sehingga tidak mempunyai
effek
menghambat
pertumbuhan
bakteri
Staphylococcus
aureus,
Escherichia coli, Bacillus subtilis, dan
Salmonella paratyphi, sedangkan

konsentrasi
10%
dan
20%
menunjukkan adanya zona hambat
yang
berbeda.
Makin
tinggi
konsentrasi ekstrak, makin besar pula
zona hambat yang terbentuk.
Efek antibakteri cakram antibiotika
ampisilin sebagai kontrol positif dapat
dilihat pada tabel 3. Pada tabel 3
dapat dilihat efek antibakteri ampisilin
terhadap bakteri uji yang diameter
daerah hambatnya. paling kecil
adalah Bacillus subtilis ATCC 6633,
kemudian Salmonella paratyphi ATCC
2533, Escherichia coli ATCC 25922,
dan Staphylococcus aureus ATCC
25923.

Tabel 3
Zona hambat cakram ampisilin standar terhadap bakteri Staphylococcus
aureus, Escherichia coli, Bacillus subtilis, dan Salmonella paratyphi
Ampisilin 10 g
1
2
rata-rata

S. aureus
33
33
33

Diameter Zona Hambat (mm)


E. coli
B. subtilis
S. paratyphi
22
19
20
22
19
20
22
19
20

Pada penelitian ini digunakan


penetapan blanko menggunakan
larutan buffer, yaitu Phosfat Buffer
Saline yang bersifat netral sehingga
tidak
mempengaruhi
dalam
penetapan.
Bakteri
uji
yang
digunakan dalam percobaan adalah

yang berumur 18-24 jam, karena


pada waktu itulah bakteri uji lebih
peka terhadap zat antibakteri (6).
Sebagai pembanding, kontrol positif
digunakan
antibiotika
ampisilin
standar Oxoid, penggunaan ampisilin
ini untuk membandingkan apakah
85

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 2 Juli 2008: 82 - 87

daun cengkeh yang dapat digunakan


sebagai larutan uji pada berbagai
konsentrasi
mempunyai
efek
antibakteri sebanding atau lebih kecil
dari cakram antibiotika ampisilin
standar
terhadap
bakteri
uji.
Berdasarkan hasil yang diperoleh
dapat diketahui bahwa ekstrak dari
cengkeh memiliki sifat sebagai
antibakteri. Dugaan ini karena daun
cengkeh mengandung minyak atsiri
yang komponen utamanya yaitu
eugenol.
Selain
eugenol,
juga
mengandung berbagai bahan lainnya
yang
jumlahnya
relatif
sedikit,
misalnya eugenol asetat, methil amil
keton, kariofilen, furfurol, dan vanillin
(1). Bahan-bahan tersebut hampir
semuanya tergolong dalam golongan
fenol yang pada dasarnya mempunyai
sifat antibakteri.
Dari penelitian secara keseluruhan,
diketahui bahwa diameter zona
hambat yang terbentuk terlihat
adanya variasi zona. Perbedaan ini
dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain besarnya inokulum,
waktu inkubasi, konsentrasi ekstrak,
dan daya antibakteri zat berkhasiat.
Makin besar inokulum maka semakin
kecil daya hambatnya, sehingga
semakin kecil zona yang terbentuk.
Konsentrasi ekstrak mempengaruhi
kecepatan difusi zat berkhasiat. Makin
besar konsentrasi ekstrak, maka
makin cepat difusi, akibatnya makin
besar daya antibakteri dan makin luas
diameter zona hambat yang terbentuk
(6). Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian bahwa ekstrak dengan
konsentrasi 20% mempunyai zona
hambat yang lebih besar dibanding
dengan ekstrak konsentrasi 10 %.
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut tentang komponen lain
dari ekstrak daun cengkeh yang
berkhasiat sebagai antibakteri agar
dapat dikembangkan menjadi bahan
baku obat antibakteri.
86

KESIMPULAN
Dari
hasil
penelitian
daya
antibakteri ekstrak daun cengkeh
(Eugenia aromatica) terhadap bakteri
Gram positif (Staphylococcus aureus
dan Bacillus subtilis) dan bakteri
Gram negatif (Escherichia coli dan
Salmonella
paratyphi)
dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Daya antibakteri ekstrak daun
cengkeh terhadap bakteri Gram
positif (Staphylococcus aureus dan
Bacillus subtilis), serta bakteri
Gram negatif (Escherichia coli dan
Salmonella
paratyphi)
pada
konsentrasi 1% tidak memberikan
zona hambatan.
2. Ekstrak daun cengkeh pada
konsentrasi 10% dan 20% memiliki
zona hambat terhadap bakteri
Gram
positif
(Staphylococcus
aureus dan Bacillus subtilis)
sehingga dapat bersifat sebagai
antibakteri.
3. Ekstrak daun cengkeh mempunyai
efek antibakteri spektrum luas
(bakteri Gram positif dan negatif.
4. Dari hasil Analisis Statistik Anova
bahwa ada perbedaan bermakna
antar konsentrasi ekstrak daun
cengkeh terhadap bakteri Gram
positif (Staphylococcus aureus dan
Bacillus subtilis) serta bakteri Gram
negatif (Escherichia coli dan
Salmonella paratyphi).
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan
terimakasih
diberikan
kepada Departemen Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Indonesia yang
telah memberikan bakteri uji untuk
digunakan dalam penelitian ini.

Efek antibakteri ekstrak etanol daun Cengkeh (Eugenia aromatica) secara in vitro
(Shirly Kumala dan Dian Indriani )

DAFTAR PUSTAKA
1. Ketaren S. Pengantar Teknologi
Minyak Atsiri. Jakarta:
PN Balai
Pustaka; 1985. hal. 28-29, 246-248.
2. Mardisiwoyo
S
dan
Rahamangunsudarso. Cabe Puyang
Warisan Nenek Moyang I. Jakarta:
Balai Pustaka; 1987. hal. 116.
3. Harbone JB. Metode fitokimia:
Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan. Edisi II. Diterjemahkan
oleh Padmawinata K dan Sudiro I.
Bandung:
Institut
Teknologi
Bandung; 1996. hal. 3-15, 123-57,
240-83.

4. Kumala S dan Henelda H. Isolasi


dan penapisan kapang endofit
ranting tanaman jambu biji (Psidium
guajava L.) dan uji aktivitas
antibakteri
metabolit
sekunder
terhadap Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli . Disampaikan dalam
Kongres Ilmiah Ilmiah XV ISFI 2007
Hotel
Bumi
Karsa,
Komplek
Bidakara. Jakarta; 2007.
5. Kumala S, Risma MT, dan Mulyadi
D. Antimicrobial assay of Moringa
oleifera
Lamk
extract
toward
Staphylococus
aureus
and
Escherichia coli using Bioautography
Method.
Buku
proceeding
International
conference
on
Traditional Medicine and Medicinal
Plants.
Surabaya:
Airlangga
University Press; 2007. hal. 71-80.
6. Lorian V. Antibiotic In Laboratory
nd
Medicine 2
edition.
London:
Williams and Wilkins Co; 1980. p. 122.

87

Anda mungkin juga menyukai

  • Bunga Tahi Kotok
    Bunga Tahi Kotok
    Dokumen2 halaman
    Bunga Tahi Kotok
    bella
    Belum ada peringkat
  • Beta
    Beta
    Dokumen4 halaman
    Beta
    Ribka Naibaho
    Belum ada peringkat
  • Isbi PDFN
    Isbi PDFN
    Dokumen111 halaman
    Isbi PDFN
    Ga Jne
    Belum ada peringkat
  • Jarak Bali
    Jarak Bali
    Dokumen1 halaman
    Jarak Bali
    bella
    Belum ada peringkat
  • Farmakognosi
    Farmakognosi
    Dokumen2 halaman
    Farmakognosi
    bella
    Belum ada peringkat
  • Vitamin
    Vitamin
    Dokumen43 halaman
    Vitamin
    bella
    Belum ada peringkat
  • Hormon
    Hormon
    Dokumen90 halaman
    Hormon
    bella
    Belum ada peringkat
  • Farmakologi
    Farmakologi
    Dokumen9 halaman
    Farmakologi
    bella
    Belum ada peringkat
  • Hormon
    Hormon
    Dokumen90 halaman
    Hormon
    bella
    Belum ada peringkat
  • Makalah Shigella
    Makalah Shigella
    Dokumen12 halaman
    Makalah Shigella
    Hikaru Vinata Lite
    100% (3)