ALERGI
Berasal dari bahasa Yunani yg artinya menyimpang dari yg biasa
Perbedaan reaksi Alergi dengan reaksi Immunologis
Reaksi Alergi
Reaksi Immunologis
Merigikan
Contoh : Penyakit alergi
Reaksi Immunologis
Reaksi Imunologis
Menguntungkan
Contoh : Imunisasi
Ig E spesifik
Sel Mediator
Sel mast
Sel Basofil
2. Proses provokasi
Alergi (II)
Alergen + Ig Spesifik
Konstriksi Bronchus
degranulasi mastosid
Dilatasi/peningkatan
Histamin
permebilitas kapiler
Histamin Like Substance
Faktor kemotaktik
Stimulasi Spesifik
Terapi : Anti histamin
Teofilin
Beta agonis
Gusmawan
2. FASE LAMBAT
Beberapa jam setelah paparan
Faktor kemotaktik/sitokin
Zat Inflamasi
Stimulasi non spesifik
Terapi : - Steroid
IMUNOLOGI
(+)
(+)
Kromolin
Immunoterapi
(+)
(+)
Jenis-Jenis Alergen :
Ingestan
Makanan/minuman
Obat-obatan
Terutama pada umur < 2 tahun
Inhalan
Debu runah
Mite (tungau)
Serpihan kulit binatang
Tepung sari tumbuh-tumbuhan
Kecoak
Infection
Obat-obatan
Sengatan serangga
Gusmawan
IMUNOLOGI
Kontaktan
Obat-obatan topikal
Bahan kosmetik
Logam tertentu misalnya nikel
Manifestasi klinik :
Dapat mengenai segala umur
Tergantung organ sasaran
1. Kulit : urtikaria / Angioderma
Respiratorius : Rhinitis asma, angioderma / batuk
Kardiovaskuler : Renjatan anafilaktik
Dll
2. Dapat menetap / berubah
3. Satu atau lebih organ sasaran
TGI
T. RESP
SEMBUH
KULIT
CNS
Pemeriksaan penunjang :
1. Umum
Darah
Rutin
Eosinofil
Ig E total / sistemik
Ig G, Ig A dan Ig M
Tinja
Parasit
Eosinofil
Ig G
Tanda-tanda Intoleransi
Cairan sekresi lainnya misalnya : sekret hidung
Uji kulit : hasilnya disesuaikan dengan : Riwayat
Hasil uji eliminasi -- provokasi
Uji Bronchoprovokasi
Gusmawan
IMUNOLOGI
2. Lain-lain
Pencitraan
Uji tuberkulin
Uji fungsi paru
Uji eliminasi provokasi
Makanan
Nasal
Bronchial
Eksis (latihan)
Diagnosis :
1. Anamnese
Sifat serangan
Kapan timbul
Sering berulang
Riwayat Alergi dalam keluarga
Keluhan yang lain
Alergen pencetus
2. Pemeriksaan fisik
Tergantung organ sasaran
Keluhan (+), fisis (-), misalnya Alergi pada saat makan coklat
3. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Uji kulit
Uji provokasi
Terapi :
1. Eliminasi
2. Obat-obatan simptomatis
Anti histamin ---- inhibisi kompetisis dengan histamin pada reseptor H1
Histamin bermanfaat pada reaksi alergi tipe I fase cepat
Adrenalin --- antagonis fisiologis dengan mediator
Kortokisteroid (K) sebagai obat anti inflamasi, (K) bermanfaat pada reaksi alergi
tipe I fase lambat
Bronkodilator mis : adrebalin
3. Trakeostomi : Angioderma glotis
4. Anti mediator : Anti leukotrin
Sementara
5. Manifestasi genetik
dicoba
Gusmawan
IMUNOLOGI
Pengobatan :
1. Eliminasi : faktor pencetus yang sudah diketahui
faktor pencetus baru
2. Obat-obatan : Disodium Kroglikate Inhalasi : 4-5 x
Oral < 3 thn 2 x 0,5 mg/hr
Oral > 3 thn 2 x 1 mg/hr
3. Immunoterapi
Pemakaian lama teratur
Mengurangi kepekaan terhadap alergen tertentu (mis. debu rumah)
Inhalasi : Pencetus jelas
Eliminasi (6)
Serangan sering berulang
Prognosis :
Pada umumnya baik
Tergantung pada : Diagnosis dini
Terapi yang tepat
Serangan sering berulang
Kasus emergency
Status asmatikus
Renjatan anafilaktik
Angioderma glotis
Gusmawan
IMUNOLOGI
REAKSI ANAFILAKTIK
DEFINISI
Reaksi sistemik akut yang terjadi sesudah kontak dengan suatu alergen pada individu yang telah sensitif
terhadap alergen tersebut.
PATOFISIOLOGI
Imunologik
Reaksi tipe 1
Reaksi anafilaksis
Reaksi tipe 3
Non imunologik
Reaksi tipe cepat (immediate reaction) :
Alergen X Ig E spesifik
Mediator
: obat-obatan
bahan-bahan biologis
sengatan
Alergen Ingestan
GAMBARAN KLINIK
Intubasi < 30 menit berat
> menit ringan
Ringan berat, irreversibel
Gusmawan
IMUNOLOGI
KV
KV
: renjatan
DIAGNOSIS :
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Uji kulit / laboratorium
DIFERENSIAL DIAGNOSA :
Sinkop
Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
PENATALAKSANAAN :
Diagnosa dengan R/ segera
Ringan : adrenalin 1/1.000 0,01 cc/kg BB
SC
Manset ?
Antihistamin
Bronkodilator Teofilin
Berat :
1. Pengobatan segera
Gusmawan
IMUNOLOGI
Gusmawan
IMUNOLOGI
PENCEGAHAN
Eliminasi
Pemakaian obat-obatan yang non / hipoalergik
Hindarkan bahan-bahan yang dapat menyebabkan reaksi anafilaktik
URTIKARIA
URTIKARIA
DEFENISI
Erupsi kulit : kemerahan, udem, batas tegas, ukuran, bentuk, jumlah bervariasi, disertai rasa gatal, sering
kambuh dan terjadinya akut.
PATOLOGI
Edema, infiltrasi : PMN, eosinofil, monosit
Dilatasi kapiler dan limfe
PATOFISIOLOGI
1. Reaksi alergi tipe 1
Alergen X Ab degranulasi mediator -mediator
2. Non imunologik
Tekanan, trauma, dingin-panas, psikis
PENCETUS
1. Alergi sebagai penyebab utama
2. Histamin release kodein, morfin
3. Fisik
4. Infeksi / Infestasi
Gusmawan
IMUNOLOGI
10
GAMBARAN KLINIK
Lesi
ANGIODERMA
Definisi : pembengkakan > luas, jaringan profunda, batas tidak tegas, tidak gatal,
menyerang jaringan yang sudah membengkak : bibir, palpebra, glotis, vulva, dll.
PROGNOSIS
Etiologi / faktor pencetus
Urtikaria akut > baik dari urtikaria kronik
Sering berulang
Angioderma herediter mortalitas 6 30%
Angioderma glottis kasus darurat
DIAGNOSIS
Riwayat
Pemeriksaan fisik
Laboratorium
TERAPI
Eliminasi
Simptomatik :
Gusmawan
antihistamin, adrenalin
IMUNOLOGI
11
steroid
angioderma glottis trakeostomi
Pencegahan : desensibilitasi
A L E R G I
Definisi :
Reaksi yang terjadi pada seseorang setelah kontak dengan suatu alergen
dimana orang itu telah sensitif terhadap alergen tersebut
Penyakit alergi sehari-hari pada anak
= Reaksi Alergi Tipe I = Immediate Reaction
Alergen antigen Reaksi hypersensitivitas pada orang-orang tertentu
ALERGEN
(I)
Ig G SPESIFIK
Sel
Mediator
ALERGEN
(II)
Sel
Mediaotr
Ig E PSESIFIK
Ca
cGMP
cAMP
degranulasi
mediator mediator
Histamin, lekotrin, bradikinin, dll
Histamin like substance
Reaksi Alergi Tipe I
FASE LAMBAT
Gusmawan
Sodium Kromodlikate
IMUNOLOGI
12
Faktor Predisposisi
1. Lingkungan
2. Herediter
3. Infeksi t.u infeksi virus
4. Hormonal
5. Iklim/cuaca
Jenis Jenis Alergen
1. INHALAN utamanya saluran nafas
debu rumah, tungau, serbuk sari, serpih kulit binatang
> 2 tahuin
2. INGESTAN : TGI / ORGAN SASARAN LAIN
Makanan, minuman, obat-obatan
Mulai masa bayi
3. INJEKTAN : lokal / sistemik
Sengatan, obat suntik
Dewasa > anak
4. KONGESTAN : obat, kosmetik
>> dewasa
Manisfetasi Klinik :
1 (satu) alergen berbagai reaksi alergi (manifestasi klinik)
1 (satu) manifestasi dapat dicetuskan oleh banyak alergen
Beberapa penderita dengan penyakit sama faktor pncetus bisa sama atau berbeda
Organ sasaran
Dapat mulai : 1 organ sasaran
Sembuh kambuh kembali
(organ sasaran sama / berbeda)
Organ sasaran berubah / menetap, atau bertambah
Keluhan / gejala tergantung organ sasaran
Pemeriksaan fisis : tergantung organ sasaran
Diagnosa
1. ANAMNESE :
Kapan timbulnya jika akut dapat diketahui faktor pencetus bisa
dieliminir
Penyakit alergi dalam keluarga (asma alergi lain)
Pemakaina obat-obatan
Penyakit penyerta
Faktor pencetus
Gusmawan
IMUNOLOGI
13
Gusmawan
IMUNOLOGI
14
ANAFILA KSIS
Definisi :
2. Terapi penunjang
a. IVFD = NaCl 0,9%
Gusmawan
IMUNOLOGI
15
gangguan sirkulasi
.
Met. anaerobik
c. Kejang antikejang
d. Resutitasi jantung henti / aritmia jantung
e. Bilasan lambung bila
bila cairan & > 4 jam tdk usah
Gusmawan
IMUNOLOGI
16
RHINITIS ALERGIKA
Inflamasi pada selaput lendir hidung ok. rekasi alregi tipe I
Penyakit alergi, mis : asma, urtikaria, dll
Data AS : Rhinitis Alergika kehilangan
2 juta hari kerja
$ 500 juta / tahun
2 juta hari sekolah
Pencetus / penyebab:
1. Inhalan > 2 tahun
2. Ingestan < 2 tahun
3. Injektan
Klasifikasi :
RA musiman
Seasonal
Hay fever
RA sepanjang tahun
Faktor Predisposisi :
herediter
fisik
Pollenosis
infeksi
psikis
Patogenesis :
Reaksi alergi tipe I
Alergen x Ig E spesifik
Mediator
Gusmawan
IMUNOLOGI
17
Gejala Klinik :
bersin-bersin, rinohrea, hidung mampet, pembengkakan mukosa hidung, gatal
gejala mata : mata berair & kemerahan
RA musiman : bersin
rinore, gatal
>>
gejala mata
Sekret hidung
bening kehijauan karena banyaknya sel-sel inflamasi
Seperti nanah komplikasi infeksi
Pemeriksaan Fisik :
allergic shiners kebiruan
facies adenoid tidur, mulut terbuka untuk bernafas tapi adenoid N
facial solute
hidung kelinci
Pemeriksaan Lab :
1. Eosinofil Ig E sekret hidung, darah
2. Test kulit
3. Tes challenge
Diagnosis :
Riwayat penyakit
Gajala-gejala
Pmeriksaan fisik
Komplikasi :
1. Asma bronkial
2. Polip hidung
3. Sinusitis
4. OMS
5. Perkembangan wajah menjadi abnormal
Prognosis :
alergen
komplikasi
sembuh secara alamiah
terbentuknya hipersensitivitas terhadap alergen baru
Gusmawan
IMUNOLOGI
18
URTIKARIA
Patofisiologi
Dilatasi kapiler dermal, udem, infiltrasi perivaskuler, terutama eosinofil
merangsang ujung saraf perifer gatal
Etiologi
Imun
Non imun
Sel mediator
Urtikaria
Imun reaksi alergi tipe I
aktivitas komplemen anafilaktoxin
( C3a & C5a) + sel mediator mediator untikaria
Alergen
Inhalan : debu RT, tungau, yepung sari, dll
Ingestan : obat-obatan, zat warna, pengawet, penyedap
Klinis
3.2 12,8%
Urtikaria (bentol) : seingel / multiple
Batas tegas, ukuran / jumlah bervariasi, gatal, kemerahan (memutih bila ditekan)
Diagnosis
Anamnesis
Fisis
Pemeriksaan penunjang : darah, urin
Tinja rutin, uji kulit
Provokasi, Ig E spesifik
Ig B total bukan petunjuk / infeksi virus
Gusmawan
IMUNOLOGI
19
Pengobatan
1. Eliminasi pada anak > mudah / baik
2. R/ simptomatik
akut generalisata adrenalin 1 % konstriksi vaskuler & penurunan
permeabilitas kapiler
(seluruh tubuh kera !) (0,01 ml/kgBB/S.C)
antihistamin (AH) peroral
kadang kadang + steroid
Lokal AH (anak besar) eliminer faktor pencetus
bad test
batuk ditekan kembali
kulit urtikaria
paru Loefler Syndrome
Gusmawan
IMUNOLOGI
20
angIoderma
Etiologi, Patofisiologi = Urtikaria
Lokasi
Batas
Kemerahan
Gatal
X - ray
Kasus darurat
Gusmawan
URTIKARIA
Superficial
Tegas
+
+
-
ANGIODERMA
Profunda (tdk gatal)
Tidak tegas
Pembengkakan
+/Udem sinus / paru
Angioderma glottis (-)
Bisa obst. pernapasan mati
IMUNOLOGI