Anda di halaman 1dari 23

I.

JUDUL PERCOBAAN
PENANAMAN

: PROSES

MEDIA

DAN

STERILISASI
II. TUJUAN PERCOBAAN
2.1 Penanaman Media

: Untuk mengetahui cara pembuatan media yang


sesuai dengan pertumbuhan mikroba dan untuk
mengetahui cara penggoresan pada metode cawan
gores serta untuk mengamati mikroba yang tumbuh
pada media tersebut.

2.2 Sterilisasi

: Membunuh mikroorganisme atau mensterilkan


alat-alat

(tabung

reaksi,

kaca

objek,

dan

erlenmeyer) yang akan digunakan dalam percobaan


mikrobiologi. Selain itu agar kita mengetahui cara
pensterilan secara fisika terutama pemanasan
basah.
III. TEORI DAN APLIKASI
3.1 Sterilisasi
Sterilisasi berasal dari kata steril yang berarti bebas dari kehidupan. Sehingga
sterilisasi berarti membebaskan suatu bahan, alat atau tempat dari organisme
hidup yang bersifat tetap. Sterilisasi dapat dilakukan secara kimiawi dan fisik.
Sterilisasi secara kimia disebut disinfeksi, zat-zatnya disebut disinfektan,
sedangkan disinfektan yang khusus untuk bakteri disebut bakterisid.
Bakteriosatik adalah zat yang menghambat multiplikasi bakteri, tetapi
berbeda dengan pengertian bakterisid, sebab bakteriosatik bersifat sementara jadi
apabila zat ini telah tiada, maka multiplikasi akan berlangsung kembali.
Sedangkan disinfeksi (disebut juga antiseptik) adalah suatu unsur kimia yang
digunakan untuk mematikan bakteri mikroba pada permukaan/kulit, sekalipun
sporanya tidak mati.
Berdasarkan tujuan dan barang apa yang akan disterilkan, sterilisasi
dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah cara pemanasan. Sterilisasi
dengan cara pemanasan dapat dilakukan dengan cara pembakaran, pemanasan

kering, pemanasan basah dan pasturisasi. Cara-cara sterilisasi dengan pemanasan


diuraikan di bawah ini:
a. Pembakaran
Cara pembakaran adalah cara sterilisasi yang paling mudah dilakukan dan
sangat sederhana. Tetapi hanya terbatas pada alat-alat yang tahan api. Misalnya,
sterilisasi alat ose (yaitu alat untuk menanam bakteri/kuman). Alat ose ini mesti
dibakar di atas api misalnya dengan lampu bunsen supaya tidak menyebabkan
kontaminasi pada biakan saat dipergunakan.
b. Pemanasan kering
Cara pemanasan kering dilakukan dengan menggunakan oven yang suhunya
antara 150 160 oC. Cara ini memerlukan waktu minimal 1 jam. Cocok untuk
sterilisasi barang-barang yang terbuat dari bahan gelas, alat-alat logam, bahan
powder, minyak dan sebagainya.
c. Pemanasan basah
Pemanasan basah dapat dilakukan dengan cara merebus alat atau bahan yang
akan disterilkan. Misalnya alat suntik, atau alat-alat lain yang terbuat dari logam.
Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi kira-kira 30 menit setelah mendidih,
sedangkan untuk mematikan spora bakteri bisa memerlukan waktu antara 1
sampai 2 jam.
Selain pemanasan basah dengan merebus, dapat pula dengan cara dikukus.
Dengan cara ini alat yang disterilkan tidak langsung terkena oleh air. Cara lain
yang masih termasuk pemanasan basah ialah dengan cara penguapan tekanan
tinggi, yaitu 2 atmosfer. Alat yang dipergunakan dinamakan autoklaf. Alat ini
suhunya 120 oC, dan waktu yang diperlukan selama 4 menit saja.
d. Cara pasturisasi
Tujuan dari pasturisasi adalah hanya mematikan bakteri vegetatif. Waktu yang
diperlukan selama 30 menit. Secara singkat, cara pasturisasi dapat diterangkan
sebagai berikut. Dilakukan pada suhu 60 70 oC selama 1 jam, sebanyak 3 kali
selama 3 hari berturut-turut. Pasturisasi penting di dalam industri makanan.
Misalnya mensterilkan susu agar susu tidak rusak dan tidak berubah rasanya.
(Hasyimi, 2010)
3.2 Media dan Jenis-jenisnya
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.

Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang


dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat
dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi
komposisi media pertumbuhannya. Media terbagi atas beberapa jenis yaitu :
1. Berdasarkan sifat fisik
a. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah
dingin media menjadi padat.
b. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%
sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi
solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke
seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika
tergoyang.
c. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB
(Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
2. Medium berdasarkan komposisi
a. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis
dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
b. Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui
secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar,
dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak
dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
c. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak
dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan
dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar,
Pancreatic Extract.
3. Medium berdasarkan tujuan
a. Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan

b.

mikroba.
Media selektif atau penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu
sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan

c.

merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan.


Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah,

serum, dan kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk
mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya
membutuhkan

d.
e.
f.

nutrisi

sederhana

untuk

berkembangbiak,

tetapi

membutuhkan komponen kompleks.Media untuk peremajaan kultur


Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur.
Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme
suatu mikroba.
Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan spesifik suatu
mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan

g.

adanya perubahan kimia.


Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya
berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial.

(Tomo, 2010)

III.3 Mikroba
Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba atau
mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanya
karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi juga
pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat
tinggi. Mata biasa tidak dapat melihat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm.
Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron, 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel
mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop,
walaupun demikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa
alat pembesar (Sumarsih, 2003).
Mikroba adalah organisme berukuran mikroskopis yang antara lain terdiri dari
bakteri, fungi dan virus. Bakteri merupakan mikroba prokariotik yang rata-rata
selnya berukuran 0,5-1 x 2-5 m, berbentuk elips, bola, batang atau spiral. Selain
berinteraksi intraspesies, mikroba tersebut juga berinteraksi secara interspesies
dengan manusia, tumbuhan, dan hewan. Dalam interaksinya dengan manusia,

mikroba tersebut ada yang bersifat menguntungkan dan merugikan. Contohnya


bakteri patogen Escherichia coli dan kelompok bakteri Coliform dapat menyebabkan
diare, kolera, dan penyakit saluran pencernaan lainnya. Kapang dan khamir
menyebabkan penyakit karena menghasilkan racun (mikotoksin) dan menginfeksi
permukaan tubuh seperti kulit, kuku, dan rambut (mikosis superfisial), serta
menyerang jaringan dalam tubuh melalui peredaran darah (mikosis sistemik)
(Arisanti, 2011).
III.4 Aplikasi dalam Industri Isolasi Bakteri Asam Asetat dari Madu
Madu adalah simpanan nektar dan manis dari tanaman yang dikumpulkan,
dimodifikasi dan disimpan di dalam sarang lebah oleh lebah madu. Bakteri asam
asetat adalah sekelompok besar dari bakteri gram negatif aerobik obligat yang
umumnya ditemukan dengan bahan yang berhubungan dengan berbagai jenis bahan
berglukosa. Bakteri ini dibagi menjadi empat kelompok, yaitu Acetobacter,
Acidomonas, Frateuria dan Gluconobacter, dimana bakteri ini sangat berbeda pada
ciri-ciri fisiologi. Pada percobaan ini dilakukan prosedur diperkaya selektif untuk
isolasi bakteri asam asetat yang merupakan jenis termotoleran dari madu. Bakteri
yang teridentifikasi pada percobaan ini yaitu Glunobacter sp. yang disebabkan
karena ketidakmampuan untuk mengoksidasi asetat. Isolasi ini berhasil karena
kemanjuran kultur diperkaya untuk memicu pertumbuhan bakteri asam asetat yang
ada pada sampel. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah bakteri asam asetat dalam
kaldu meningkat seiring dengan waktu selama masa diperkaya. Semua isolat yang
didapat bertumbuh dengan baik pada suhu 37 oC dimana hal ini dapat menunjukkan
bahwa isolat ini mungkin berjenis termotoleran (Kappeng dan Wasu, 2009).

Mulai
Disiapkan sampel madu dari peternakan madu

Dimasukkan sebanyak 1 ml setiap sampel ke dalam kaldu diperka


Diinkubasi campuran pada suhu 37 oC selama satu minggu

Digoreskan 1 loop kaldu pada plat agar kentang setelah inkubasi 1, 3 d

Diisolasi dan diidentifikasi semua koloni yang membentuk daerah lingkar

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Isolasi Bakteri Asam Asetat dari Madu


(Kappeng dan Wasu, 2009)

IV. BAHAN DAN PERALATAN


4.1 Bahan Percobaan
4.1.1 Sterilisasi

Adapun bahan yang digunakan dan alat yang disterilisasi dalam


percobaan adalah:
1. Air (H2O)
Fungsi : sebagai sumber uap untuk sterilisasi.
2. Cawan Petri
Fungsi : sebagai alat yang akan disterilkan.
3. Erlenmeyer
Fungsi : sebagai alat yang akan disterilkan.
4. Kaca Objek
Fungsi : sebagai alat yang akan disterilkan.
5. Tabung Reaksi
Fungsi : sebagai alat yang akan disterilkan.
4.1.2 Penanaman Media
Adapun bahan yang digunakan adalah :
1. Air parit Hotel Santika
Fungsi : sebagai sumber mikroba.
2. Air parit Fakultas Kedokteran
Fungsi : sebagai sumber mikroba.
3. Air parit Kantor Pos
Fungsi : sebagai sumber mikroba.
4. Air rendaman gula merah
Fungsi : sebagai sumber nutrisi.
5. Air rendaman jahe
Fungsi : sebagai sumber nutrisi.
6. Agar bubuk
Fungsi : sebagai pengental campuran.
7. Glukosa (C6H12O6)
Fungsi : sebagai nutrisi untuk mikroba.
8. Aquadest (H2O)
Fungsi : sebagai pelarut.
4.2 Peralatan percobaan
4.2.1 Sterilisasi
Adapun peralatan yang digunakan adalah :
1. Dandang
Fungsi : wadah tempat pensterilan.
2. Kompor
Fungsi : memanaskan bahan dan dandang.
3. Tisu Gulung

Fungsi: bahan pembungkus alat yang akan disterilkan.


4. Penjepit Tabung
Fungsi: untuk mengambil alat-alat yang telah disterilkan.
5. Steril Kabinet
Fungsi : penyimpanan alat yang telah disterilkan.
6. Inkubator
Fungsi : sebagai tempat penyimpanan sampel dan alat yang telah
disterilkan.
4.2.2 Penanaman Media
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan adalah :
1. Mikroskop
Fungsi : sebagai alat untuk melihat jelas jenis mikroba.
2. Kaca Objek
Fungsi : sebagai tempat atau wadah dari mikroba yang diamati.
3. Kawat Inokulasi
Fungsi : sebagai alat untuk menggoreskan mikroba pada kaca objek
4. Cawan Petri
Fungsi : sebagai wadah pada media pertumbuhan mikroba
5. Tabung Reaksi
Fungsi : sebagai wadah atau media pertumbuhan mikroba.
6. Panci
Fungsi : sebagai wadah campuran untuk dipanaskan.
7. Kompor
Fungsi : sebagai alat pemanas.
V. PROSEDUR PERCOBAAN
5.1 Sterilisasi
1.
Kompor dihidupkan dan dandang yang berisi air diletakkan di atasnya.
2.
Alat alat yang akan disterilkan (tabung reaksi, kaca objek, erlemmeyer dan
cawan petri) dicuci hingga bersih dan dikeringkan, lalu dibungkus dengan
3.

tisu gulung.
Kemudian alat alat tersebut dimasukkan ke dalam dandang dan

4.

dipanaskan hingga 100 oC lalu dibiarkan selama 15 menit setelah mendidih.


Lalu kompor dimatikan dan alat-alat tersebut dimasukkan ke dalam steril
kabinet.

5.2 Proses Penanaman Media


5.2.1 Prosedur Pembuatan Media Adukan
1. Ditimbang 3 gr glukosa.

2. Air rendaman gula merah, air rendaman jahe, aquadest, dan glukosa
dicampur dan dimasak sambil diaduk.
3. Setelah mendidih, bubuk agar ditambahkan ke dalam campuran dan
dimasak hingga tersuspensi ke dalam larutan.
4. Campuran dimasukkan ke dalam erlenmeyer

dan

kemudian

disterilisasi kembali di dalam dandang selama 15 menit.


5. Campuran dimasukkan ke dalam cawan petri.
6. Sumber mikroba yaitu masing - masing dari air parit Hotel Santika, air
parit Fakultas Kedokteran, dan air parit kantor pos ke permukaan
media dan diaduk.
7. Media yang telah diinokulasi, diaduk, dan dibiarkan mendingin
8. Media adukan ditutup dan diinkubasi selama 2 x 24 jam di dalam
inkubator.
9. Media diamati dengan mikroskop dan digambarkan bentuk koloninya.
5.2.2 Prosedur Pembuatan Media Tegak
1. Ditimbang 3 gr glukosa.
2. Air rendaman gula merah, air rendaman jahe, aquadest, dan glukosa
dicampur dan dimasak sambil diaduk.
3. Setelah mendidih, bubuk agar ditambahkan ke dalam campuran dan
dimasak hingga tersuspensi ke dalam larutan.
4. Campuran dimasukkan ke dalam erlenmeyer

dan

kemudian

disterilisasi kembali di dalam dandang selama 15 menit.


5. Campuran dimasukkan ke dalam tabung reaksi dalam keadaan tegak.
6. Agar yang telah terdispersi dibiarkan mendingin.
7. Tabung reaksi diletakkan di rak tabung dan disimpan di steril kabinet
selama 2 x 24 jam.
8. Digoreskan mikroba dari media cawan petri dan ditusukkan ke dalam
tabung reaksi dalam keadaan tegak.
9. Media ditutup dan diinkubasi selama 1x24 jam.
10. Media diamati menggunakan mikroskop dan digambar bentuk
koloninya.

5.3 Flowchart Percobaan


5.3.1 Flowchart Sterilisasi
Mulai
Dihidupkan kompor dan diletakkan dandang di atasnya
Dicuci alat-alat yang akan disterilkan
Dibungkus alat-alat dengan tissue

Dipanaskan alat-alat dalam dandang sampai 100 oC dan didiamkan selama 15 menit setelah men

Dimatikan kompor
Dimasukkan alat-alat ke dalam steril kabinet
Selesai

Gambar 5.1 Flowchart Sterilisasi

5.3.2 Flowchart Proses Penanaman Media


5.3.2.1 Flowchart Pembuatan Media Adukan
Mulai
Ditimbang 3 gram glukosa
Dicampur air rendaman gula merah, air rendaman jahe,
aquadest, dan glukosa dan dimasak
Ditambahkan bubuk agar setelah campuran mendidih

Dimasukkan campuran ke erlenmeyer dan disterilisasi kembali


selama 15 menit

Dimasukkan campuran ke cawan petri


Dimasukkan sumber mikroba ke dalam media selagi hangat

Diadukmedia
mediadan
yang
telah diinokulasi
dibiarkan
dingin
Ditutup
diinkubasi
selama 2dan
x 24
jam di dalam
inkubator

Selesai
Diamati media dengan mikroskop dan digambar bentuk koloninya
Gambar 5.2 Flowchart Pembuatan

Media Adukan

5.3.2.2 Flowchart Pembuatan Media Tegak


Mulai
Ditimbang 3 gram glukosa
Dicampur air rendaman gula merah, air rendaman jahe, aquadest, dan
glukosa dan dimasak
Ditambahkan bubuk agar setelah campuran mendidih
Dimasukkan campuran ke erlenmeyer dan disterilisasi kembali
selama 15 menit
Dimasukkan campuran ke tabung reaksi
Dibiarkan mendingin agar yang telah terdispersi
Dimasukkan tabung reaksi ke dalam steril kabinet selama 2 x 24 jam
Ditusukan sumber mikroba dari media adukan ke dalam agar dengan
kawat inokulasi
Ditutup media dan diinkubasi selama 1 x 24 jam
Diamati media dengan mikroskop dan digambar bentuk koloninya

Selesai
Gambar 5.3 Flowchart Pembuatan Media Tegak

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN


6.1 Hasil Percobaan
Tabel 6.1 Hasil Percobaan Sterilisasi
No

Nama alat yang


disterilkan

Gambar Alat

Jumlah

Keterangan

1.

Tabung reaksi

Steril

2.

Kaca objek

10

Steril

3.

Erlenmeyer

Steril

4.

Cawan Petri

Steril

Tabel 6.2 Gambar Berbagai Media


Sumber
Mikroba

Media

Gambar Media

Bentuk
Koloni

Nama Mikroba

Tusukan

Berlendir

Neisseria
gonorrhoeae

Adukan

Berlendir

Neisseria
gonorrhoeae

Tusukan

Berlendir

Staphylococcus
aureus

Adukan

Berlendir

Staphylococcus
aureus

Tusukan

Berbintik
hitam

Air Parit
Hotel
Santika

Air Parit
Fakultas
Kedokteran

Air Parit
Kantor Pos

Streptococcus
pyenes

Adukan

Berserabut

Streptococcus
pygenes

Tabel 6.3 Gambar Jenis Bakteri yang Teramati


Sumber
Mikroba

Media

Gambar Bakteri

Bentuk
Koloni

Nama Mikroba

Tusukan

Berlendir

Neiserria gonorrhoeae

Adukan

Berlendir

Neiserria gonorrhoeae

Tusukan

Berlendir

Staphylococcus aureus

Adukan

Berlendir

Staphylococcus aureus

Air Parit
Hotel
Santika

Air Parit
Fakultas
Kedoktera
n

Tusukan
Air Parit

Berbintik
hitam

Streptococcus pygenes

Kantor Pos

Adukan

Berserabut

Streptococcus pygenes

6.2 Pembahasan
6.2.1 Sterilisasi
Sterilisasi didefinisikan sebagai proses yang secara efektif membunuh
atau mengeliminasi hampir semua mikroorganisme seperti fungi, bakteri, virus
dan bentuk spora. Ada banyak cara atau metode sterilisasi tergantung pada
tujuan dari sterilisasi dan bahan yang akan disterilkan. Pilihan metode
sterilisasi berubah tergantung pada bahan dan alat yang tidak merusaknya
(Aquino, 2012).
Pemanasan basah dapat dilakukan dengan cara merebus alat atau bahan
yang akan disterilkan. Misalnya alat suntik, atau alat-alat lain yang terbuat dari
logam. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi kira-kira 30 menit setelah
mendidih, sedangkan untuk mematikan spora bakteri bisa memerlukan waktu
antara 1 sampai 2 jam. Selain pemanasan basah dengan merebus, dapat pula
dengan cara dikukus. Dengan cara ini alat yang disterilkan tidak langsung
terkena oleh air. Cara lain yang masih termasuk pemanasan basah ialah dengan
cara penguapan tekanan tinggi, yaitu 2 atmosfer. Alat yang dipergunakan
dinamakan autoklaf. Alat ini suhunya 120 oC, dan waktu yang diperlukan
selama 4 menit saja (Hasyimi, 2010).
Faktor - faktor yang mempengaruhi sterilisasi antara lain:
1. Materi penyusun alat atau bahan yang disterilkan.

Media penyusun suatu alat akan mempengaruhi daya tahan alat tersebut.
Ketahanan alat/bahan itulah yang mempengaruhi keefektifan suatu proses
sterilisasi, apabila materi penyusun alat tersebut tidak tahan panas maka
sterilisasi tidak akan efektif.
2. Kondisi alat atau bahan yang ingin disterilkan.
Apabila suatu alat digunakan untuk interaksi langsung dengan
mikroorganisme pengotor, maka diperlukan waktu sterilisasi ekstra agar
semua jasad - jasad renik yang ada pada alat mati.
3. Ukuran wadah pensterilan.
Semakin besar wadah pensterilan maka akan semakin sulit menjamin
semua permukaan terkena panas sehingga kesterilanpun tidak bisa
dijamin.
4. Ketahanan tubuh mikroba.
Semakin ketahanan tubuh mikroba maka diperlukan perlakuan tambahan
untuk mensterilkannya, misalnya peningkatan suhu, pengendalian pH
(Dilla, 2011).

6.2.2

Air Parit Hotel Santika


Air parit Hotel Santika berwarna agak keruh. Dari hasil percobaan dan

hasil pengamatan, air parit Hotel Santika terdapat bakteri Neisseria


gonorrhoeae pada media tusukan dan adukan dengan bentuk koloni berlendir.
Gambar 6.1 Neisseria
Ciri-ciri bakteri Neisseria gonorrhoeae :
gonorrhoeae
(Devina, 2012)
a. Merupakan bakteri gram negatif
Bentuk bakteri Neisseria
b. Diameter mendekati 0,8 m
gonorrhoeae
adalah
bundar.
c. Bentuk kokus seperti ginjal
Bakteri ini tidak bergerak,
(Devina, 2012)
tergolong dalam gram negatif dan

bersifat diplokokus, ukurannya sekitar 0,9 mikron. Bakteri ini sangat patogen
sehingga menyebabkan radang pada alat kelamin, vagina dan uterus, pada
organ ini bakteri dapat menjalar kepada kantung kemih dan ginjal (Hasyimi,
2010). Selama 48 jam pada media yang diperkaya (misalnya Mueller-Hinton,
modified Thayer-Martin), koloni gonococci berbentuk cembung, berkilau,
meninggi dan sifatnya mukoid berdiameter 1-5 mm. Koloni transparan atau
pekat, tidak berpigmen dan tidak bersifat hemolitik (Devina, 2012).
6.2.3

Air Parit Fakultas Kedokteran


Air parit Fakultas Kedokteran berwarna agak jernih. Dari hasil percobaan

dan hasil pengamatan, air parit Fakultas Kedokteran terdapat bakteri


Staphylococcus aureus pada media tusukan dan adukan dengan bentuk koloni
berlendir.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat
berdiameter 0,7-1,2 m, tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur
seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak
bergerak. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37 C, tetapi membentuk
pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25 C). Koloni pada perbenihan padat
berwarna abu-abu sampai kuning keemasan, berbentuk bundar, halus,
menonjol, dan berkilau (Kusuma, 2009).
Adapun Klasifikasi bakteri Staphylococcus
aureus :
Kingdom

: Eubacteria

Ordo

: Bacillales

Famili

: Staphylococcaceae

Genus

: Staphylococcus

Spesies

: Staphylococcus aureus

(Tarmizi, 2011)
Gambar 6.2 Staphylococcus aureus
(Tarmizi, 2011)
Lebih dari 90% isolat klinik menghasilkan S. aureus yang mempunyai
kapsul polisakarida atau selaput tipis yang berperan dalam virulensi bakteri.
Sebagian bakteri Stafilokokus merupakan flora normal pada kulit, saluran
pernafasan, dan saluran pencernaan makanan pada manusia. Bakteri ini juga

ditemukan di udara dan lingkungan sekitar. S. aureus yang patogen bersifat


invasif, menyebabkan hemolisis, membentuk koagulase, dan mampu
meragikan manitol (Kusuma, 2009).
6.2.4

Air Parit Kantor Pos


Air parit kantor pos berwarna keruh. Dari hasil percobaan dan hasil

pengamatan, air parit kantor pos terdapat bakteri Streptococcus pygenes pada
media tusukan dengan bentuk berbintik hitam dan pada media adukan dengan
bentuk koloni berserabut.
Klasifikasi bakteri Streptococcus pygenes :
Famili

: Streptococcaceae

Genus

: Streptococcus

Spesies

: Streptococcus pygenes

(Madani, 2010)
Gambar 6.3 Streptococcus pygenes
(Madani, 2010)
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri gram positif, nonmotil, tidak
berspora, membentuk kokus yang berbentuk rantai, berdiameter 0,6 - 1,0
mikrometer dan fakultatif anaerob. Bakteri ini melakukan metabolisme secara
fermentasi. Streptococcus pyogenes digolongkan ke dalam bakteri hemolitik-,
sehingga membentuk zona terang bila ditumbuhkan dalam media agar darah.
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu patogen yang banyak menginfeksi
manusia. Diperkirakan 5-15% individu normal memiliki bakteri ini dan biasanya
terdapat pada saluran pernafasan, namun tidak menimbulkan gejala penyakit. S.
pyogenes dapat menginfeksi ketika pertahanan tubuh inang menurun atau ketika
organisme tersebut mampu berpenetrasi melewati pertahanan inang yang ada
(Kusuma, 2010).

VII. KESIMPULAN DAN SARAN


7.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:
1. Alat-alat yang disterilkan dapat steril dengan metode pemanasan basah
ataupun dengan metode autoklaf.
2. Pada sampel air parit Hotel Santika terdapat bakteri Neisseria
gonorrhoeae.
3. Pada sampel air parit Fakultas Kedokteran terdapat bakteri Staphylococcus
aureus.
4. Pada sampel air parit kantor pos terdapat mikroba Streptococcus pygenes.
5. Percobaan ini menggunakan media tusukan dan adukan.
7.2 Saran
Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Pada saat sterilisasi di dalam dandang, alat-alat sebaiknya dibungkus
dengan tisu sampai tidak ada celah yang terbuka sehingga alat-alat tersebut
dapat tetap kering dan steril.
2. Sebaiknya media yang digunakan benar-benar aseptik agar tidak
terkontaminasi mikroba lain.
3. Sebaiknya nutrisi yang diberikan pada media sesuai dengan kadarnya
sehingga bakteri dapat tumbuh dengan baik.
4. Sebaiknya pada saat penggoresan sumber mikroba, media tidak terbuka
dalam waktu yang lama untuk mencegah kemungkinan kontaminasi
mikroba dari lingkungan sekitarnya.
5. Sebaiknya perbesaran mikroskop yang digunakan lebih besar agar dapat
diidentifikasi jenis bakteri dengan tepat.

LAMPIRAN A
FOTO PENGAMBILAN SAMPEL
LA.1 Foto Pengambilan Sampel Air Parit Hotel Santika

Gambar LA.1 Foto Pengambilan Sampel Air Parit Hotel Santika


LA.2 Foto Pengambilan Sampel Air Parit Fakultas Kedokteran

Gambar LA.2 Foto Pengambilan Sampel Air Parit Fakultas Kedokteran

LA.3 Foto Pengambilan Sampel Air Parit Kantor Pos

Gambar LA.3 Foto Pengambilan Sampel air Parit Kantor

DAFTAR PUSTAKA
Arisanti, Septia. 2011. Uji Antimikroba Isolat Kapang Tanah Wonorejo Surabaya.
Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November.
Aquino, Katia Aparecida da Silva. 2012. Sterilization by Gamma Irradiation. Brazil :
Federal University of Pernambuco.

Devina. 2012. Neisseria gonorrhoeae. http:/mikrobia.files.wordpress.com/. Diakses


pada 9 April 2014.
Dilla, Anita. 2011. Teknik Optimasi Sterilisasi Iradiasi sinar gamma co-60 dan mesin
berkas elektron terhadap berbagai bahan pembawa serta viabilitas inokulan
dalam bahan kaolin. Bandung : Universitas Padjajaran.
Hasyimi, H. M. 2010. Mikrobiologi dan Parasitologi. Jakarta : Trans Info Media.
Kappeng, Kanlaya dan Wasu Pathom-aree. 2009. Isolation of Acetic Acid Bacteria
from Honey. Maejo International Journal of Science and Technology. Maejo
Int. J. Sci. Technol. 2009, 3(01), 71-76
Kusuma, Sri Agung Fitri. 2009. Staphylococcus aureus. Bandung : Universitas
Padjadjaran.
______________________. 2010. Streptococcus pygenes. Bandung : Universitas
Padjadjaran.
Madani, Ahmad. 2010. Perbandingan Aktivitas dan Mekanisme Penghambatan
Antibakteri Ekstrak Air dengan Ekstrak Etil Asetat Gambir terhadap Bakteri
Staphylococcus epidermidis, Streptococcus mutans dan Streptococcus
pygenes. Jakarta : Universitas Islam Negeri.
Sumarsih, Sri. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta: UPN Veteran.
Tarmizi, Amirah Fahimah Binti Ahmad. 2011. Pengamatan Zona Hambat Minyak
Atsiri Bawang Putih, Cengkeh dan Jintan Hitam terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus aureus; Penelitian In Vitro. Medan : Universitas Sumatera
Utara.
Tomo. 2010. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar. Purwokerto : Universitas
Jendral Soedirman.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kuliah 09
    Kuliah 09
    Dokumen5 halaman
    Kuliah 09
    Xanderz95
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen8 halaman
    Bab Ii
    Xanderz95
    Belum ada peringkat
  • Kuliah 08
    Kuliah 08
    Dokumen8 halaman
    Kuliah 08
    Xanderz95
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen8 halaman
    Bab Ii
    Xanderz95
    Belum ada peringkat
  • Tempe
    Tempe
    Dokumen6 halaman
    Tempe
    Xanderz95
    Belum ada peringkat
  • Larutan PDF
    Larutan PDF
    Dokumen10 halaman
    Larutan PDF
    Thomas Santosa
    67% (6)
  • Kenaikan Titik Didih
    Kenaikan Titik Didih
    Dokumen4 halaman
    Kenaikan Titik Didih
    Xanderz95
    100% (1)
  • Viskositas
    Viskositas
    Dokumen9 halaman
    Viskositas
    Xanderz95
    Belum ada peringkat
  • Alkohol Fenol
    Alkohol Fenol
    Dokumen3 halaman
    Alkohol Fenol
    Xanderz95
    Belum ada peringkat
  • Aldehid Keton
    Aldehid Keton
    Dokumen4 halaman
    Aldehid Keton
    Xanderz95
    Belum ada peringkat