Semua tindakan keperawatan ataupun pengobatan di suatu institusi
memerlukan surat persetujuan, agar tindakan yang dilakukan oleh perawat maupun dokter berjalan dengan lancar karena persetujuan dari pihak klien itu sendiri. Persetujuan tindakan (informed concent) adalah persetujuan seseorang untuk memperbolehkan sesuatu yang terjadi ( misalnya. Operasi, transfusi darah, atau prosedur invansif). Ini berdasarkan pemberitahuan tentang risiko penting yang potensial, keuntungan, dan alternative yang ada pada klien.1 Informed concent merupakan konsep kunci dalam penyediaan layanan kesehatan yang memiliki etika, hokum dan dimensi praktis. Dari segi etika, informed concent membentuk penting komponen hak moral individu untuk hak otonomi atas tubuh mereka sendiri dan didasarkan pada prinsip agen bebas. Dari perspektif hokum, informed concent didefinisikan dalam hal perjanjian atau proses dimana hak-hak individu untuk menyetujui atau menolak pengobatan. Dan dari segi dimensi praktis, informed concent mengacu pada proses dimana penyedia layanan kesehatan menginformasikan konsumen dari pilihan pengobatan mereka dan terikat resiko da manfaat, serta mendukung mereka untuk membuat keputusan tentang perawatan mereka. Menurut Piagam Victoria HAM menyatakan bahwa informed concent adalah harus sukarela dan orang yang bersangkutan harus telah diberikan cukup informasi untuk keputusan yang harus dibuat.2 Menurut referensi lain menyatakan bahwa persetujuan tindakan medic adalah pihak dokter mempunyai kewajiban untuk melakukan diagnosis, pengobatan, dan tindakan medic yang terbaik untuk pasien menurut jalan pikir
1 Patricia A Potter,Buku Ajar Fundamental Keperawatan,
(Jakarta:EGC,2005) Hal:437 2 https://www.chf.org.au/pdfs/chf/Informed-Consent-Issues-Paper.pdf, diakses pada tanggal 12 Januari 2015
dan pertimbangannya dan dilain pihak pasien atau keluarga pasien memiliki hak untuk menentukan pengobatan atau tindakan medic apa yang akan dilalui.3
Persetujuan tindakan ini juga tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No:585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang persetujuan tindakan medic, pada Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 menyatakan bahwa: 1. Persetujuan tindakan medic / informed concent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medic yang akan dilakukan terhdap pasien tersebut; 2. Tindakan medic adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa diagnostic atau terapeutik; 3. Tindakan invansif adalah tindakan medic yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh;4 Faktor-faktor berikut ini, merupakan faktor yang harus dibuktikan agar suatu persetujuan menjadi valid: a. Individu harus secara mental dan fisik kompeten dan secara legal dewasa (mampu member persetujuan) b. Persetujuan harus diberikan dengan sukarela. Tidak ada tindakan paksaan yang digunakan untuk memperolehnya. c. Individu yang memberikan persetujuan harus memahami secara seksama pilihan-pilihan yang ada. d. Individu yang memberikan persetujuan
harus
mempunyai
kesempatan untuk mendapat jawaban dari semua pertanyaan secara
memuaskan dan memastikan pemahaman mereka tentang tindakan yang diberikan.5
3 M. Jusuf Hanafiah,Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan,
(Jakarta:EGC,2008) Hal:73 4 Anonim,Undang-Undang Praktik Kedokteran kumpulan peraturan perundangan tentang praktik kedokteran,(Yogyakarta:Pustaka Yustisia,2006) Hal:179
Contoh bentuk surat persetujuan tindakan yaitu sebagai berikut:
5 Patricia A Potter,Buku Ajar Fundamental Keperawatan,(Jakarta:EGC,2005)