Anda di halaman 1dari 3

Teori motivasi kerja

Menurut herzberg dimensi motivasi terdiri dari faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor
instriksik seperti tanggung jawab, prestasi dan pengakuan dan kemajuan yang ingin dicapai
yang timbul dari dalam diri sendiri. Sedangkan faktor ekstrinsik seperti hubungan
interprofesional saat bekerja, teknik supervisi/pengarahan, budaya kerja, gaji yang diterima.

1. Content theory
a. Hierarchy of maslow
Teori hierarki maslow mendasarkan pada kebutuhan manusia memiliki tingkatan
dengan harapan bila tingkatan bawah sudah terpenuhi maka akan naik ke tingkat yang
di atasnya. Tetapi bila sudah mencapai tingkatan tertinggi tidak akan turun lagi ke
tingkat dibawahnya

Physiological needs (kebutuhan fisik)


Tingkat kebutuhan paling dasar dimana manusia agar bisa mempertahankan hidup
harus memenuhi kebutuhan fisiologis, seperti makan, minum, rumah, pakaian, seks
dan semua yang berhubungan dengan biologis tubuh
Safety needs
Tingkatan kedua adalah manusia membutuhkan rasa aman agar bisa memenuhi
kebutuhan yang lain. Seperti jauh dari gangguan/ kejahatan orang lain, tidak
merasa di bawah tekanan orang atau situasi, merasa terpenuhi kebutuhan rasa aman
dan nyaman dalam kehidupan sehari-harinya
Social needs
Tingkatan ini seorang individu merasa menjadi bagian dari lingkungannya bila
mampu mencintai dan dicintai oleh orang lain, bebas berhubungan/berinteraksi
dengan orang lain tanpa ada rasa dibeni dan merasa bahwa kita saling
membutuhkan. Kemampuan ini juga termasuk membina hubungan baik antar
tenaga kesehatan dikantor atau dengan kelompok/masyarakat dimanapun berada.
Esteem needs
Tingakatn ini seorang individu akan merasa diakui bila memiliki harag diri
yangbditerima oleh kelompok/masyarakat. dalam konsisi ini seorang harus
memiliki identitas diri yang jelas baik berupa status atau kedudukan tertentu. Tetapi
yang sebenarnya diharapkan individu adalah sekedar ada pengakuan
keberadaannya dari orang lain.
Self actualization needs
Tingkatan tertinggi dimana bila seseorang sudah mencapainya diharapkan tidak
turun untuk memenuhi kebutuhan dibwahnya lagi. Disini seseorang dituntut untuk
melaksanakan pengabdian yang terbaik dan ikhlas demi orang lain atau kerja sosial
agar lebih bermanfaat bagi orang lain
(Kurniadi, 2013)
2. Teori Motivasi Dua Faktor.

Teori ini dikembangkan oleh Frederick Herzberg disebut juga teori motivator-
hygienes. Teori ini meyakini bahwa karyawan dapat dimotivasi oleh pekerjaannya sendiri
dan di dalamnya terdapat kepentingan yang disesuaikan dengan tujuan organisasi. Dari
penelitiannya, Herzberg menyimpulkan bahwa ketidakpuasan dan kepuasan dalam
bekerja muncul dari dua faktor yang terpisah. Menurut teori ini juga sesorang akan
melakukan pekerjaan karena dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik
Faktor intrinsik misalnya gaji/kompensasi, tanggung jawab, pengakuan dan
prestasi yang akan dicapai. Faktor ekstrinsik misalnya reward &punishment, prosedur
yang ada, budaya kerja, hubungan interpesonal, teknik kerja, pedoman penilaian kerja,
audit dan pangkat/jabatan.

Semua faktor-faktor penyebab ketidakpuasan memengaruhi konteks tempat


pekerjaan dilakukan. Faktor yang paling penting adalah kebijakan perusahaan yang
dinilai oleh banyak orang sebagai penyebab utama ketidakefisienan dan ketidakefektifan.
Penilaian positif terhadap berbagai faktor ketidakpuasan ini tidak menyebabkan
kepuasan kerja tetapi hanya menghilangkan ketidakpuasan. Secara lengkap, beberapa
faktor yang membuat ketidakpuasan adalah kebijakan perusahaan dan administrasi,
supervisi, hubungan dengan supervisor, kondisi kerja, gaji, hubungan dengan rekan
sejawat, kehidupan pribadi, hubungan dengan bawahan, status, dan keamanan.
Faktor penyebab kepuasan (faktor yang memotivasi) termasuk prestasi, pengakuan,
tanggung jawab, dan kemajuan, semuanya berkaitan dengan isi pekerjaan dan imbalan
prestasi kerja. Berbagai faktor lain yang membuat kepuasan yang lebih besar, yaitu:
berprestasi, pengakuan, bekerja sendiri, tanggung jawab, kemajuan dalam pekerjaan, dan
pertumbuhan. (Nursalam, 2014)

Budaya kerja perawat seharusnya diatur agar terjadi situasi kondusif sehingga
kepuasan kerja perawat diutamakan walaupun faktor ekstrinsik misalnya gaji kurang
memuaskan

(Kurniadi, 2013)

Referensi

Kurniadi, A. (2013). Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya Teori, Konsep dan


Aplikasi. Jakarta: Badan penerbit FKUI.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional edisi 4. Jakarta: Salemba empat.

Anda mungkin juga menyukai