Anda di halaman 1dari 7

Discuss the relative importance of each mode of heat transfer present in the following picture.

Hint: use the appropriate equation for each mode

Panas dapat di transfer melalui tiga cara yaitu, konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi
dan konveksi memerlukan materi atau objek untuk memindahkan panas.
KONDUKSI
Konduksi adalah salah satu cara transfer panas dengan kontak langsung antara objek yang
bersentuhan. Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat perantara. Namun, zat tersebut
tidak ikut berpindah ataupun bergerak. Proses konduksi ini secara umum terjadi pada logam
atau yang bersifat konduktor (menghantarkan panas). Dalam konduksi yang berpindah
hanyalah energi saja yaitu berupa panas.

Gambar 1. Perpindahan Kalor secara konduksi


Besarnya energi konduksi disebut juga laju konduksi ditentukan oleh persamaan berikut:
Q k AT
=
t
l

Keterangan:
Q = kalor (joule)
k = koefisien konduksi (konduktivitas termal)
t = waktu (s)
A = luas penampang (m2)
L = panjang logam (m)
T = Suhu (kelvin)

KONVEKSI
Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat perantaranya.
Perpindahan panas secara Konveksi terjadi melalui aliran zat. Konveksi ini terjadi umumnya
pada zat fluid (zat yang mengalir) seperti air dan udara. Konveksi dapat terjadi secara
alami ataupun dipaksa. Konveksi alamiah misalnya saat memasak air terjadi gelembung
udara hingga mendidih dan menguap. Sedangkan konveksi terpaksa contohnya hair
dryer yang memaksa udara panas keluar yang diproses melalui alat tersebut.
Besarnya energi konveksi atau bisa disebut laju konveksi ditentukan oleh persamaan
berikut:
Q
=h A T
t

Keterangan:
Q = kalor (joule)
h = koefisien konveksi
t = waktu (s)
A = luas penampang (m2)
T = Suhu (kelvin)

RADIASI
Radiasi merupakan proses peripandahan kalor yang tidak memerlukan medium
(perantara). Energi radiasi tergantung dari besarnya frekuensi dalam arti semakin besar
frekuensi semakin besar energi radiasinya. Sinar Gamma adalah gelombang elektromagnetik
dan sinar radioaktif dengan energi radiasi terbesar. Dalam kasus ini, terdapat hal yang
disebut radiasi benda hitam, yang memaparkan bahwa semakin hitam benda tersebut maka
energi radiasi yang dikenainya juga makin besar.
Warna hitam dikatakan sempurna menyerap panas, sedangkan warna putih mampu
memantulkan panas atau cahaya dengan sempurna. Sehingga emisivitas bahan (kemampuan
menyerap panas) untuk warna hitam e = 1 sedangkan warna putih e = 0. Untuk warna
lainnya berkisar antara 0 dan 1.

Besarnya energi radiasi benda hitam tergantung pula pada tingkat derajat suhunya. Seperti
yangterlihat dari rumus energi radiasi berikut:

Keterangan:
P = Daya Radiasi/Energi Radiasi setiap Waktu (watt)
Q = Kalor (joule)
t = waktu (s)
e = emisivitas bahan
A = luas penampang (m2)
T = suhu (kelvin)
= konstanta stefan boltzmann (5,67 x 10-8)

Explain the two arrangement of a heat exchanger shown below

Terdapat berbagai macam desain dalam heat exchanger, salah satunya adalah
counter-flow dan pararel-flow. Dalam keduanya terjadi perpindahan kalor secara konduksi dan
konveksi. Fluida panas akan melakukan perpindahan kalor secara konveksi ke dinding tabung
yang akan berkonduksi dengan tabung yang lainnya untuk transfer panas. Kemudian panasnya
akan berpindah secara konveksi ke fluida yang lain. Karena peristiwa ini terjadi selama proses
dalam heat exchanger karena itu temperaturnya tidak konstan, melainkan bervariasi sepanjang
pipa.

The Counter Flow Heat Exchanger

Gambar 1. Arah aliran Counter Flow


Sebuah Counter Flow Heat Exchanger mempunyai arah aliran fluida yang berlawanan
satu sama lainnya. Fluida panas akan masuk dari salah satu ujung pipa sedangkan fluida
dingin akan mengalir dari salah satu ujung pipa yang lainnya.

Gambar 2. Distribusi Temperatur Counter Flow


Desain Counter-Flow memiliki tiga kelebihan. Pertama, perbedaan temperatur
yang tidak terlalu jauh meminimalkan tekanan termal antara dua fluida. Kedua, suhu
akhir dari fluida dingin yang keluar (TCout) dapat melebihi suhu dari fluida panas yang
keluar (THout). Ketiga, perbedaan temperatur yang lebih seragam akan menghasilkan laju
perpindahan panas yang lebih seragam selama dalam heat exchanger. Terjadi lebih
banyak perpindahan kalor pada Counter-Flow daripada Pararel-Flow Heat Exchanger.

The Pararel Flow Heat Exchanger

Gambar 3. Arah aliran Pararell-Flow


Pada Pararel-Flow Heat Exchanger, fluida mengalir pada arah yang sama.

Gambar 4. Distribusi temperature Pararell-Flow


Seperti yang terlihat pada grafik temperaturnya, terdapat dua kelemahan pada gesain
Pararel-Flow heat exchanger. Pertama, perbedaan temperatur yang tinggi pada akhir
proses menyebabkan tekanan termal yang besar. Sehingga akan terjadi ekspansi dan
kontraksi pada fluida dengan temperatur yang berbeda yang akan berakibat pada
kegagalan produk. Kedua, suhu akhir dari fluida dingin yang keluar (TCout) tidak melebihi
suhu dari fluida panas yang keluar (THout).
Hubungan ini adalah suatu kerugian bila heat exchanger didesain untuk menaikan
temperatur dari sebuah fluida dingin. Namun, akan menguntungkan untuk mengubah dua
fluida ke dalam temperatur yang hampir sama.
Explain the meaning of the statement the minimum temperature difference 10 oC is required
for a reasonable heat transfer rate
Sebuah gambaran pipa dalam heat exchanger bagaimanapun desainnya adalah seperti
berikut

Dapat dituliskan laju perpindahan kalornya adalah sebagai berikut


Q=U A T

Keterangan
Q = laju perpindahan kalor
U = Koefisien perpindahan kalor keseluruhan (W/mK)
A = luas alas tabung
T = perbedaan temperatur efektif (K)
h1 dan h2 = koefisien perpindahan kalor parsial (W/mK)
RW = Resistansi termal dinding tabung (m K/W)
Rf1 dan Rf2 = faktor koreksi (m K/W)
Pada heat exchanger terjadi perpindahan kalor antara fluida panas dan fluida dingin. Ketika
digambarkan grafik fungsi perubahan temperatur terhadap waktu didapatkan

Temperatur pada dua fluida akan berubah karena terjadinya perpindahan kalor dari fluida
panas ke fluida dingin. Fluida panas akan kehilangan energi, sehingga slope nya negatif.
Sebaliknya, fluida dingin yang menerima kalor akan mendapatkan energi sehingga slope nya
positif. Laju perubahan temperatur sebanding dengan laju perpindahan kalor. Temperatur fluida
akan berubah lebih sering ketika laju perpindahan kalornya lebih besar dan sebaliknya. Seiring
berjalannya waktu laju perpindahan kalor akan mengalami penurunan. Ketika kedua fluida
mencapai kesetimbangan maka tidak terdapat lagi perpindahan kalor dan lajunya menjadi nol.
Semakin besar laju perpindahan kalor maka semakin besar laju perbedaan temperaturnya.
Dengan proses yang kompels seorang perancang heat exchanger harus dapat memaksimalkan
level teperatur pada tiap tahap untuk memaksimalkan laju perpindahan kalor pada aliran. Untuk
itu diperlukan minimum 10 oC perbedaan suhu pada fluida dalam heat exchanger untuk
menghasilkan laju perpindahan kalor yang cukup.

http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/thermo/heatra.html
http://www.engineersedge.com/heat_transfer/parallel_counter_flow_designs.htm
http://web.mit.edu/16.unified/www/FALL/thermodynamics/notes/node131.html
http://artikel-teknologi.com/macam-macam-heat-exchanger-alat-penukar-panas-bagian-5/

Anda mungkin juga menyukai