Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MIKROBIOLOGI DASAR

PROTOZOA

Nama
Npm

: Niti Galih Lestari


: 140410130111

Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran

BAB I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Lebih dari sejuta spesies hewan masih hidup saat ini, dan terdapat
kemungkinan bahwa setidaknya sejuta organisme baru akan diidentifikasi
oleh generasi ahli biologi masa depan. Hewan dikelompokkan ke dalam
sekitas 35 filum, namun jumlah sebenarnya bergantung pada perbedaan
pandangan para ahli sistematika.
Hewan menempati hampir semua lingkungan di bumi, tetapi anggota
terbanyak sebagian besar filum adalah spesies akuatik. Lautan yang
kemungkinan merupakan tempat asal mula jenis-jenis hewan pertama,
masih merupakan rumah bagi sejumlah besar filum hewan.
Pada zaman purba ada spesies-spesies yang mampu menyusun
kulut/kerangka luar yang terbentuk dari kapur/kersik, hal ini diketahui dari
fosil-fosil yang terdapt dalam batu-batu yang berasal dari zaman
kambrium + 600 juta tahun yang lalu. Spesie yang berkerangka kersik lebih
dahulu hidupnya bila dibandingkan dengan berkerangka kapur. Penemuan
fosil-fosil ketika pengeboran tanah untuk mencari sumber-sumber minyak.
Protozoa hanya dapat hidup dari zat-zat organik, merupakan konsumen
dalam komunitas, mereka memakai bakteri atau mikroorganisme lain atau
sisa-sisa organisme. Di perairan merupakan zookplankton. Protozoa
merupakan organisme bersel tunggal yang hidup sebagai parasit pada
hewan dan manusia.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5

Apakah yang dimaksud dengan Protozoa?


Apakah ciri-ciri umum Protozoa?
Bagaimanakah struktur tubuh Protozoa?
Bagaimanakah habitat dan reproduksi dari Protozoa?
Bagaimanakah pengklasifikasian dari Protozoa?

1.3. Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu Protozoa.
1.3.2 Untuk mengetahui ciri-ciri umum dari Protozoa.
1.3.3 Untuk mengetahui struktur tubuh dari Protozoa.
1.3.4 Untuk mengetahui habitat dan reproduksi dari Protozoa.
1.3.5
Untuk mengetahui pengklasifian dari masing-masing jenis
Protozoa.

BAB II. PROTOZOA

2.1. Pengertian Protozoa


Protozoa berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata yaitu
proto yang artinya pertama dan zoon yang artinya hewan. Jadi, protozoa
adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista
eukariotik. Protozoa meripakan penghuni tempat berair atau basah, bila
keadaan jadi kering maka dia akan membuat cryste (kristal). Kegiatan
hidup di lakukan oleh sel itu sendiri. Di dalam sel terdapat alat-alat yang
melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti (nukleus), butir inti
(nukleolus), rongga (vakuola), mitokondria.
Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya.
Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa
organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh
algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal
yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan
kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang
mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa
ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa.

2.2. Ciri-Ciri Protozoa


Protozoa memiliki ciri-ciri karakteristik antara lain:
1. satu sel(uniseluler),
2. tunggal atau berkoloni,
3. biasanya berukuran mikroskopik,
4. dapat bergerak(motil),
5. penyerapan nutrisinya bersifat holozoik,
6. umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heteretrof),
7. hidup bebas (saprofit atau parasit),

8. alat gerak berupa pseudopodia, flagella, atau silia


9. Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun
basah
10.ciri-ciri protozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif
dengan silia atau flagel, memiliki membrane sel dari zat lipoprotein, dan
bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah.

Berdasarkan habitat kehidupannya dapat dibedakan menjadi hewan


darat, air tawar (fresh water), dan air laut (sea water). Berdasarkan pola
kehidupannya dapat dibedakan Protozoa yang hidup bebas maupun sebagai
parasit. Beberapa contoh parasit antara lain: Amoeba sp., Paramaecium sp.,
Volvox sp., Vorticella sp., Stentor.
Sel protozoa tersusun atas; membrane sel, sitoplasma, inti (eukariotik),
mitokondria, reticulum endoplasmic, kompleks golgi, ditambah vakuola
makanan, vakuola kontraktil, sitostoma, silia, flagella, dan kloroplas. Protozoa
melakukan aktivitas untuk kehidupannya walaupun secara sederhana yakni;
1. Mengambil makanan, digesti(pencernaan), metabolism
2. Respirasi ( bernapas)
3. Tumbuh dan berkembang
4. Sirkulasi
5. Ekskresi
6. Lokomasi (bergerak)
7. Peka terhadap rangsangan (irritabilitas), dan
8. Reproduksi (berkembang biak)

2.3. Struktur Tubuh Protozoa


Sel protozoa umumnya terdiri dari membrane sel, sitoplasma, vakuola
makanan, vakuola kontraktil (vakuola berdenyut), dan inti sel.

Membran Sel
Fungsi : sebagai pelindung serta pengatur pertukaran makanan dan gas
Vakuola Makanan
Fungsi : mencerna makanan. Vakuola makanan terbentuk dari proses makan
sel atau sel dengan cara menelan oleh setiap bagian membrane sel atau
melalui sitostoma (mulut sel). Zat-zat makanan hasil cernaan dalam vakuola
makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa
makanan dikeluarkan dari vakuola ke luar sel melalui membrane plasma.
Vakuola Kontraktil
Fungsi : mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair ke luar sel melalui
membrane sel serta mengatur kadar air dalam sel. Vakuola kontraktil
merupakan vakuola yang selalu mengembang dan mengempis.
Inti Sel
Fungsi : mengatur aktivitas sel

2.4. Habitat dan Reproduksi Protozoa


Protozoa hidup soliter atau berkoloni pada habitat yang beragam.
Sebagian besar protozoa hidup bebas di laut atau air tawar, misalnya di
selokan, kolam, dan sungai. Jenis lainnya ada yang hidup di tanah. Beberapa
jenis protozoa hidup dalam tubuh hewan atau manusia dengan cara
bersimbiosis.
Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual
dengan cara pembelahan biner. Pembelahan diawali deangan pembelahan
inti yang diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Sebagian protozoa
melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan sel geaneratif (gamet)
atau dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan
penyatuan inti sel disebut konjugasi.
Dalam siklus hidupnya, beberapa protozoa menghasilkan sel tidak aktif
yang disebut kista. Kista diselubungi oleh kapsul polisakarida yang
melindungi protozoa dari lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya
kekeringan. Jika kondisi lingkungan membaik, misalnya tersedia makanan

dan air maka dinding kista akan pecah dan protozoa keluar untuk memulai
hidupnya kembali.

2.5. Klasifikasi Protozoa


Protozoa yang sudah teridentifikasi berjumlah lebih dari 60 ribu species. Jenis
protozoa yang sangat beragam tersebut dapat dibedakan menjadi empat
kelas berdasarkan alat geraknya, yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata, dan
Sporozoa.

a. Rhizopoda (Sarcodina)

Rhizopoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhizo = akar, dan podos =
kaki, atau Sarcodina (sarco = daging). Semua protozoa yang tergolong kelas
Rhizopoda bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk
kaki semu (pseudopodia). Bentuk pseudopodia beragam, ada yang tebal
membulat dan ada yang tipis meruncing. Pseupodia berfungsi sebagai alat
gerak dan memangsa makanan. Hewan ini ada yang bercangkang,
contohnya Globigerina dan ada yang telanjang, contohnya Amoeba proteus.
Pada Rhizopoda yang bercangkang, pseudopodia menjulur keluar dari
cangkang. Cangkang tersusun dari silica atau kalsium carbonat. Cangkang
berukuran 0,5 mm.

Bentuk sel Rhizopoda berubah-ubah saat diam dan bergerak.


Sitoplasma terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma adalah sel
bagian luar yang berbatasan dengan membrane plasma. Endoplasma adalah
plasma sel pada bagian dalam sel. Ektoplasma bersifat lebih kental daripada
endoplasma. Aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam
penjuluran dan penarikan pseudopodia. Pada proses makan, pseudopodia
mengelilingi makanan dan membentuk vakuola makanan. Di dalam valuola
makanan, makanan dicerna. Zat makanan hasil cernaan dalam vakuola
makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa
makanan dikeluarkan dari vakuola keluar sel melalui membrane plasma.
Rhizopoda berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan
biner. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya
kekeringan, Rhizopoda tertentu dapat beradaptasi untuk mempertahankan
hidupnya dengan membentuk kista. Contoh rhizopoda yang membentuk
kista adalah Amoeba. Dalam keadaan berupa kista, kegiatan hidup Amoeba
menjadi tidak aktif. Amoeba akan menjadi aktif kembali jika kondisi
lingkungan sesuai.
Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan di
lingkungan yang berair, baik di darat maupun di laut. Rhizopoda bersifat
heterotrof dengan memangsa alga uniselluler, bakteri, atau protozoa lain.
Rhizopoda yang bebas hidup di tanah lembab, contohnya Amoeba
proteus. Contoh Rhizopoda yang hidup di air tawar adalah Difflugia.
Sedangkan Rhizopoda yang hidup di laut adalah dari kelompok Foraminifera,
antara lain Globigerina. Rhizopoda ada yang hidup sebagai parasit di dalam
tubuh hewan atau manusia. Contoh Rhizopoda parasit antara lain
Entamoeba gingivalis dan Entamoeba histolytica. Entamoeba gingivalis
merupakan parasit pada gusi dan gigi manusia. Entamoeba histolytica
merupakan parasit dalam usus manusia dan menyebabkan penyakit disentri.
Parasit masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang mengandung
kista Entamoeba karena tercemar kotoran.
b. Ciliata (Ciliophora/Infusoria)

Ciliata berasal dari bahasa Latin, yaitu cilia = rambut kecil, atau
ciliophora, yaitu phora = gerakan, bergerak dengan menggunakan silia
(rambut getar). Ciliata juga disebut Infusoria (Infus = menuang) karena
hewan ini ditemukan juga pada air buangan atau air cucuran. Silia terdapat
pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu. Selain

berfungsi untuk bergerak, silia juga merupakan alat Bantu untuk makan. Silia
membantu pergerakan makanan ke sitoplasma. Makanan yang terkumpul di
sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel). Apabila
telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk
vakuola makanan.
Sel Ciliata memiliki ciri khusus lain, yaitu memiliki dua inti, yaitu
makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar
daripada mikronukleus. Makronukleus memiliki fungsi vegetatif, yaitu untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan. Mikronukleus memiliki fungsi
reproduktif, yaitu pada konyugasi. Ciliata juga memiliki trikokis yang
fungsinya untuk pertahanan dri dari musuh.
Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut.
Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun
parasit. Ciliata yang hidup bebas di alam contohnya adalah Paramecium
caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan vorticella. Jenis lainnya hidup
bersimbiosis dalam perut hewan pemakan rumput dan berfungsi membantu
hewan tersebut mencerna sellulosa yang terdapat dalam rumput. Hanya
sedikit jenis Ciliata yang hidup sebagai parasit. Salah satunya adalah
Balantidium coli. Ciliata ini hidup pada usus besar ternak atau manusia dan
dapat menyebabkan diare (balantidiosis).
Ciliata melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual, yaitu dengan pembelahan biner membujur (transversal).
Reproduksi seksual dilakukan dengan konyugasi. Proses konyugasi Ciliata
pada gambar 5.11.
c. Flagellata (Mastigophora)

Flagellata berasal dari flagell = cambuk, atau dengan menggunakan bulu


cambuk, phora = gerakan yang bergerak dengan menggunakan bulu
cambuk atau flagellum. Sebagian besar flagellata mempumyai dua
flagellum. Letak flagellum ada yang di bagian belakang sel (posterior)
sehingga saat bergerak seperti mendorong sel, dan ada yang di bagian
depan sel (anterior) sehingga saat bergerak seperti menarik sel. Flagellata
yang tidak memiliki klorofil digolongkan dalam Zooflagellata (Flagellata
hewa). Contoh Zooflagellata adalah Trypanosoma dan Tricomonas.
Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner
membujur, misalnya pada Trypanosoma. Flagellata yang hidup bebas di

lingkungan berair, baik air tawar maupun air laut, dan ada yang hidup
bersimbiosis dalam tubuh hewan. Flagellata yang hidup bersimbiosis,
misalnya Trichonympha campanula hidup pada usus rayap dan kecoa kayu.
Flagellata ini membantu rayap atau kecoa mencerna kayu yang dimakan
serangga tersebut.
Flagellata yang hidup parasit antara lain adalah Trypanosoma brucei
menyebabkan penyakit tidur pada manusia di Afrika, Trypanosoma evansi
penyebab penyakit surra pada ternak. Trichomonas vaginalis penyebab
penyakit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin pria, serta
Leishmania penyebab penyakit kala-azar yang merusak sel darah manusia.
Trypanosoma dan Leishmania dibawa oleh jenis lalat tertentu yang
menghisap darah manusia, contohnya lalat tsetse (Glossina moritans) yang
menularkan penyakit tidur. Penyakit ini merusak system saraf pusat dan
pembuluh darah sehingga penderita tidak dapat berbicara dan berjalan, tidur
terus-menerus , dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian.
d. Sporozoa (Apicomplexa)

Sporozoa berasal dari bahasa Yunani, spore = biji, zoa = hewan; Sporozoa
adalah hewan uniselluler yang pada salah satu tahapan dalam siklus
hidupnya memiliki bentuk seperti spora. Sporozoa tidak memiliki alat gerak.
Seluruh jenis Sporozoa hidup sebagai parasit pada hewan atau manusia.
Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual . Pergiliran
reproduksi aseksual dan seksualnya kompleks, dengan beberapa perubahan
bentuk serta membutuhkan dua atau lebih inang. Reproduksi aseksual
dilakukan dengan pembelahan biner. Reproduksi seksual dilakukan dengan
pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan
betina.
Contoh Sporozoa adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan
toksoplasmosis dan Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada
manusia. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui
makanan, misalnya daging yang tercemar kista Toxoplasma dari kotoran
kucing. Infeksi Toxoplasma terutama membahayakan ibu hamil karena dapat
membunuh embrio atau bayi yang dilahirkan menjadi cacat.
Plasmodium masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
Anopheles betina. Di dalam tubuh manusia, Plasmodium menyerang sel-sel
hati dan sel-sel darah merah (eritrosit). Ada empat jenis Plasmodium yang

dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium


ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium falciparum. Plasmodium vivax
dan Plasmodium ovale menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium malariae
meyebabkan malaria kuartana, dan Plasmodium falciparum menyebabkan
penyakit malaria yang paling berbahaya, yaitu malaria tropiokana.
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale dapat tetap hidup, meskipun
tidak aktif di dalam sel hati penderita malaria selama berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun. Akibatnya, di kemudian hari penyakit malaria dapat kambuh
lagi. Pemberantasan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memotong
siklus hidup Plasmodium, yaitu dengan cara mencegah adanya genangan air
atau menutup tempat penampungan air. Cara ini menyebabkan nyamuk
tidak dapat tumbuh menjadi dewasa. Cara lainnya adalah dengan memberi
obat (misalnya obat kina) kepada si penderita. Siklus hidup Plasmodium
terbagi menjadi dua, yaitu di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina dan di
dalam tubuh manusia.

2.6. Peran Protozoa Dalam Kehidupan

Protozoa dapat menguntungkan dan merugikan manusia. Protozoa


berperan penting dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena Protozoa
adalah pemangsa bakteri. Di perairan, protozoa juga merupakan zooplankton
dan bentos. Zooplankton dan bentos adalah sumber makanan hewan air
termasuk udang, kepiting, dan ikan yang secara ekonomi bermanfaat bagi
manusia. Protozoa lain menguntungkan antara lain sebagai berikut :

Foraminifera, cangkang atau kerangkanya merupakan petunjuk dalam


pencarian sumber daya minyak, gas alam, dan mineral.

Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah


radiolarian yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.

Protozoa yang merugikan manusi, yaitu menyebabkan penyakit


antara lain :

Entamoeba histolyca, penyebab disentri.

Trypanosoma brucei, penyebab penyakit tidur di Africa

Trypanosoma evansi, penyebab penyakit pada hewan ternak, misalnya pada


sapi, kambing, dan kuda

Leishmania, penyebab penyakit kala azar

Trichomonas vaginalis, parasit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin
laki-laki.

Balantidium coli, penyebab diare

Toxopalsma gondii, penyebab toksopalsmosis

Plasmodium, Penyebab penyakit malaria.

1
Rhizopoda (Sarcodina),
alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu)
Amoeba proteus
memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan
vakuola kontraktil.
Entamoeba histolityca
menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler
yang disebabkan Shigella dysentriae)
Entamoeba gingivalis
menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut
radang gusi (Gingivitis)
Foraminifera sp.
fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak
bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.
Radiolaria sp.
endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan
untuk bahan penggosok.
2
Flagellata (Mastigophora),
alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk). Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
Golongan phytonagellata
- Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoa
dengan ganggang)
- Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara
protozoa dengan ganggang)
- Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan
cahaya bila terkena rangsangan mekanik)
Golongan Zooflagellata, contohnya :
- Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense.
Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor (pembawa)
lalat Tsetse (Glossina sp.)
Trypanosoma gambiense vektornya Glossina palpalis tsetse
sungai
Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans
tsetse semak
- Trypanosoma cruzl penyakit chagas
- Trypanosoma evansi penyakit surra, pada hewan ternak

(sapi).
- Leishmaniadonovani penyakit kalanzar
- Trichomonas vaginalis penyakit keputihan
3
Ciliata (Ciliophora),
alat gerak berupa silia (rambut getar)
Paramaecium caudatum disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis
vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk
mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator).
Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif). Cara
reproduksi, aseksual membelah diri, seksual konyugasi.
Balantidium coli menyebabkan penyakit diare.
4
Sporozoa,
adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak
Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya.
Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara
generatif (seksual) disebut Sporogoni.
Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Toxopinsma dan
Plasmodium.
Jenis-jenisnya antara lain:
- Plasmodiumfalciparum malaria tropika sporulasi tiap hari
- Plasmodium vivax malaria tertiana sporulasi tiap hari ke-3
(48 jam)
- Plasmodium malariae malaria knartana sporulasi tiap hari
ke-4 (72 jam)
- Plasmodiumovale malaria ovale

BAB III. Penutup

3.1. Kesimpulan
Protozoa berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata yaitu
proto yang artinya pertama dan zoon yang artinya hewan. Jadi, protozoa
adalah hewan pertama. memiliki ciri-ciri karakteristik antara lain satu
sel(uniseluler), tunggal atau berkoloni, biasanya berukuran mikroskopik,
dapat bergerak(motil), penyerapan nutrisinya bersifat holozoik, dan masih
banyak lagi. Sel protozoa umumnya terdiri dari membrane sel, sitoplasma,
vakuola makanan, vakuola kontraktil (vakuola berdenyut), dan inti sel.
Protozoa hidup soliter atau berkoloni pada habitat yang beragam. Sebagian
besar protozoa hidup bebas di laut atau air tawar, misalnya di selokan,
kolam, dan sungai. Jenis lainnya ada yang hidup di tanah. Protozoa sebagian
besar melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara pembelahan biner.
Protozoa yang sudah teridentifikasi berjumlah lebih dari 60 ribu species. Jenis
protozoa yang sangat beragam tersebut dapat dibedakan menjadi empat
kelas berdasarkan alat geraknya, yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata, dan
Sporozoa.

DAFTAR PUSTAKA

Pelczar, Michael J., Chan, E.C.S., Pelczar, Merna F.(1986). Dasar-Dasar


Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUI, 1998. Parasitologi Kedokteran
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
http://raytkj.blogspot.com/2012/11/pengertian-protozoa-ciri-ciri-dankelas.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/StrFx-Sel-SMA5-05.pdf
https://www.academia.edu/7209419/BAB_I_BAB_II_BAB_III_DAFTAR_PUSTAKA
http://www.sridianti.com/ciri-ciri-protozoa.html

Anda mungkin juga menyukai