Anda di halaman 1dari 14

BAKTERIOLOGI

DISUSUN OLEH :

NITI GALIH LESTARI


140410130111

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN


JURUSAN BIOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah bakteri berasal dari bakterion (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau
batang. Istilah bakteri ini sekarang banyak dipakai untuk tiap mikroba yang bersel
satu. Banyak Negara di dunia belum sepakat dalam klasifikasi spesies bakteri,
demikian pula penggunaan istilah dalam mikrobiologi.
Dalam pergaulan sehari-hari di rumah sakit dan laboratorium dan di dalam
perbincangan yang umum dipakai terminologi yang baru. Misalnya Bacillus
digunakan untuk pengertian tiap kuman yang berbentuk batang, tetapi dalam
terminologi yang baru berarti kelompok khusus atau genus kuman berbentuk
batang. Kita sering mendengar kata Mycobacterium tuberculosis, ini maksudnya
adalah Bacillus tuberculosis atau Tubercle bacillus (TB). Juga sama maksudnya
dengan Bacterium dalam pengertian umum. Dalam istilah yang umum disebut
bakteriologi (Ilmu Bakteri)

1.2 Tujuan
Tujuan utama makalah ini dibuat adalah untuk mengetahui :
-

Ciri bakteri
Struktur sel bakteri
Pengaruh lingkungan terhadap bakteri
Bakteri sebagai penyebab penyakit pada tanaman.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. BAKTERI
Bakteri hidup dimana-mana, sebagian besar adalah saprofit (organisme yang
hidup dari bahan organik mati) yang terdapat ditanah dan air. Bakteri
berperan penting menguraikan molekul organik kompleks dari hewan dan
tumbuhan yang telah mati menjadi molekul-molekul organik sederhana.
Molekul ini mengalami daur ulang selama metabolisme oleh organisme hidup
Bakteri adalah organisme bersel tunggal yang hidup bebas dan mampu
memproduksi sendiri tetapi menggunakan hewan sebagai pejamu untuk
menyuplai makanan. Bakteri tidak memiliki inti sel, bakteri terdiri dari
sitoplasma yang dikelilingi oleh sebuah dinding sel yang kaku yang terbuat
dari suatu zat khusus yang disebut peptidoglikan. Didalam sitoplasma
terdapat materi genetik, baik DNA maupun RNA dan struktur intra sel yang
diperlukan untuk metabolisme energi. Bakteri berproduksi secara aseksual
melalui replikasi DNA dan pembelahan sel sederhana. Sebagian bakteri
membentuk kapsul yang mengililingi dinding sel sehingga ia lebih tahan
terhadap serangan system imun pejamu. Bakteri dapat bersifat aerob atau
anaerob. Sebagian bakteri mengeluarkan toksin yang secara spesifik
merusak pejamu.
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain
yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron
umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah
atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya
mengandung peptidoglikan
Ukuran
Satuan ukuran bakteri ialah mikrometer(m), yang setara dengan 1/1000
mm. Bakteri yang paling umum dipelajari di dalam praktikum mikrobiologi
dasar berukuran kira-kira 0,5-1,0 x 2,0-5,0 m. Sebagai contoh bakteri
stafilokokus dan streptokokus yang berbentuk bola mempunyai diameter
yang berkisar dari 0,75 sampai 1,25 m. Bentuk batang yang berukuran
rata-rata seperti bakteri tifoid dan disentri mempunyai lebar 0,5 sampai 1
m dan panjang 2 sampai 3 m. Sel beberapa spesies bakteri amat panjang;
panjangnya dapat melebihi 100 m dan diameternya berkisar dari 0,1

sampai 0,2 m. Sekelompok bakteri yang dikenal sebagai mikroplasma,


ukurannya khas amat kecil demikian kecilnya sehingga hamper-hampir tak
tampak di bawah mikroskop cahaya. Mereka juga pleomorfik; yaitu
morfologinya amat beragam. Ukurannya berkisar dari 0,1 sampai 0,3 m.

Bentuk
Sel-sel individu bakteri dapat berbentuk seperti elips, bola, batang(silindris),
atau spiral(heliks). Masing-masing ciri ini penting dalam mencirikan
morfologi suatu spesies.
Sel bakteri yang berbentuk seperti bola atau elips dinamakan kokus.
Sebagaimana disebutkan di atas, kokus muncul dalam beberapa penataan
yang khas bergantung kepada spesiesnya.
1. Bakteri Kokus : Bakteri dengan bentuk dasar bulat

A. Monokokus, yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal. Misalnya Neisseria


gonorrhoeae, penyebab penyakit kencing nanah.
B. Diplokokus, yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan. Misalnya
Diplococcus pneumonia, penyebab penyakit pneumonia atau radang paruparu.
C. Tetrakokus, yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi
empat.
D. Sarkina, yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus.
E. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan
membentuk rantai. Misalnya Streptococcus pyrogenes, penyebab demam
jengkering dan sakit tenggorokan, dan Streptococcus thermophilus, untuk
membuat yoghurt.

F. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti
buah anggur

2. Bakteri Basil : Bakteri dengan bentuk dasar batang

A. Monobasil, yaitu berupa sel bakteri basil tunggal. Misalnya Salmonella


thypi, E. coli, dan Lactobacillius.
B. Diplobasil, yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan
C. Streptobasil, yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan
membentuk rantai. Misalnya Azotobacter dan Bacillus anthracis.
3. Bakteri Spirilia : Bakteri dengan bentuk dasar spiral

A. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang. Misalnya Spirillum.


B. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup.

C. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma. Misalnya Vibrio
cholera, penyebab penyakit kolera.
2.2. Struktur Bakteri
Struktur halus sel bakteri
Pemeriksaan sel bakteri dengan teknik mikroskopik modern menyingkapkan
adanya struktur-struktur di luar dinding sel. Struktu atau tubuh-tubuh lain
dijumpai terbungkus dalam dinding sel. Beberapa bagian structural umum
dijumpai pada semua sel, seperti dinding sel dan membrane sitoplasma.
Struktur-struktur lain hanya ada pada atau di dalam sel spesies tertentu.
Struktur di luar dinding sel
Apabila dengan bantuan mikroskop berkekuatan tinggi kita memfokuskan
satu sel bakteri tunggal, struktur utama di luar dinding sel yang mungkin kita
lihat adalah flagella, filli, dan kapsul.
1. Flagellum
Embel-embel seperti rambut yang teramat tipis mencuat menembus dinding
sel dan bermula dari tubuh dasar, suatu struktur granular tepat di bawah
membrane sel di dalam sitoplasma, disebut flagellum (jamak: flagella).
Flagellum menyebabkan motilitas(pergerakan) pada sel bakteri. Flagellum
terdiri dari tiga bagian; tubuh dasar, struktur seperti kait, dan sehelai
filament panjang di luar dinding sel. Panjang flagellum biasanya beberapa
kali lebih panjang dari selnya, misalnya, 10 sampai 20 nm. Flagellum dibuat
dari submit-submit protein; protein ini disebut flagelin.
Tidak semua bakteri mempunyai flagellum; banyak spesies basilus dan
spirilum memilikinya, tapi flagellum jarang dijumpai pada kokus. Bagi
bakteri-bakteri berflagelum, pola perlekatan serta banyaknya yang melekat
digunakan untuk mengklasifikasikan bakteri ke dalam kelompok taksonomi
tertentu. Sebagai contoh, di antara bakteri berbentuk batang gram negative,
genus Pseudomonas dicirikan oleh flagellum yang terikat di ujung sel
(flagella monotrikus atau lofotrikus), dan genus Escherichia oleh flagella di
seputar sel (flagella peritrikus).
Di dalam keadaan ilmiahnya, flagellum terlampau kecil untuk dapat dilihat
dengan mikroskop cahaya. Namun, dengan prosedur pewarnaan khusus
yang menggunakan mordan (suatu substansi yang mengikatkan zat warna
pada suatu permukaan), diameternya dapat diperbesar dengan cukup untuk
membuatnya tampak di bawah mikroskop cahay. Bukti-bukti tak langsung
mengenai adanya flagel dapat diperoleh dengan cara memeriksa bakteri
pada preparat basah untuk melihat adanya pergerakan.

Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Hampir semua


bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang
ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki
flagel. Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 0,1 mikro, dan
panjangnya melebihi panjang sel bakteri. Berdasarkan tempat dan jumlah
flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:
1. Atrik, tidak mempunyai flagel.
2. Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
3. Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
4. Amfitrik, mempunyai sejumlah flagel pada kedua ujungnya.
5. Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
2. Pili (fimbrae)
Banyak bakteri gram negative mempunyai embel-embel seperti filament
yang bukan flagella. Apendiks ini, yang disebut pilus (jamak; pili) atau
fimbria (jamak; fimbriae). Berukuran lebih kecil, lebih pendek, dan lebih
banyak daripada flagella. Pili hanya dapat dilihat dengan mikroskop electron;
tidak berfungsi untuk pergerakan, dijumpai baik pada spesies yang nonmotil
maupun yang motil. Namun, ada beberapa fungsi yang berkaitan dengan
tipe pili yang berbeda-beda. Salah satu jenis, yang dikenal sebagai pilus F
(atau pilus seks), berfungsi sebagai pintu gerbang bagi masuknya bahan
genetic selama berlangsungnya perkawinan antara bakteri. Beberapa pili
berfungsi sebagai alat untuk melekat pada berbagai permukaan.
Kemampuan pili ini untuk melekat pada permukaan itu penting, membantu
beberapa bakteri untuk melekatkan dirinya pada jaringan-jaringan hewan
atau tumbuhan yang merupakan sumber nutriennya.
3. Kapsul
Beberapa sel bakteri, seperti misalnya pneumokokus yang menyebabkan
pneumonia, dikelilingi oleh suatu lapisan bahan kental yang disebut kapsul
atau lapisan lendir. Ukuran kapsul sangat dipengaruhi oleh medium tempat
ditumbuhkannya bakteri itu. Pada beberapa kejadian, tebalnya kapsul hanya
satu persekian diameter selnya; dalam kasus-kasus lain ukuran kapsul jauh
lebih besar dari selnya.
Kapsul bakteri penting artinya baik bagi bakterinya maupun bagi organisme
lain. Bagi bakteri, kapsul merupakan penutup lindung dan juga berfungsi
sebagai gudang cadangan makanan. Kapsul bakteri-bakteri penyebab
bakteri tertentu menambah kemampuan bakteri tersebut untuk menginfeksi.
Bila bakteri itu kehilangan kapsulnya sama sekali, maka ia dapat kehilangan
virulensinya dan dengan demikian kehilangan kemampuannya menyebabkan
infeksi.
4. Selongsong

Beberapa spesies bakteri, terutama dari lingkungan air tawar dan marin,
terbungkus di dalam selongsong, atau tubul. Selongsong tersebut terdiri dari
senyawa-senyawa logam tak larut, seperti feri dan mangan okside, yang
mengendap di sekeliling sel sebagai produk kegiatan metaboliknya.
Selongsong bukanlah suatu bagian yang amat diperlukan sel. Bakteri
berselongsong, membentuk suatu kelompok utama mikroorganisme. Mereka
banyak dijumpai di dalam habitat air tawar yang kaya akan bahan organik,
juga di aliran air kotor dan tempat-tempat pembuangan limbah.
5. Tangkai
Spesies-spesies bakteri tertentu dicirikan oleh pembentukan suatu embelembel setengah kaku yang disebut tangkai yang memanjang dari sel.
Diameter apendiks itu lebih kecil daripada diameter sel yang
menghasilkannya. Tangkai itu mempunyai suatu substansi yang lengket pada
ujung-ujungnya yang jauh, yaitu ujung yang jauh dari sel, yang
memungkinkan sel tersebut melekat pada permukaan padat. Bakteri
bertangkai dijumpai di lingkungan air tawar dan marin; di lingkunganlingkungan semacam itu kemampuan untuk melekat pada permukaan padat
amatlah penting bagi pertumbuhan dan ketahanan hidupnya.
Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan
granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan
endospora.
Struktur dasar bakteri :
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan
polisakarida (ketebalan
peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri
gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri
gram negatif bila
peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma
tersusun atas lapisan fosfolipid
dan protein.
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas
protein dan RNA.

5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan


yang dibutuhkan.
Dinding Sel
Bakteri merupakan organisme prokariotik yang memiliki dinding sel yang
tersusun dari peptidoglikan. Hal ini berbeda dengan tumbuhan yang dinding
selnya tersusun dari selulosa, pektin, maupun lignin. Dinding sel bakteri
memiliki struktur yang agak kaku yang terletak di luar membran sel. Peranan
dinding sel tersebut adalah untuk mempertahankan bentuk sel dan
mencegah sel mengalami lisis.
Komponen utama dari dinding sel bakteri adlah peptidoglikan atau disebut
juga dengan murein. Peptidoglikan merupakan suatu polimer yang berukuran
besar yang dihubungkan dengan ikatan kovalen. Peptidoglikan terdiri dari
dua macam derivat polisakarida, yakni N-acetylglucosamine dan Nacetylmuramic acid serta asam amino seperti L-alanine, D-alanine, dan Dglutamic acid. Pada polimer peptidoglikan molekul N-acetylglucosamine
bergantian dengan molekul N-acetylmuramic acid yang saling berpaut silang
membentuk glycan tetrapeptide (Gambar 1). glycan tetrapeptide ini melalui
tetrapeptida, empat asam amino. Sebagian besar bakteri gram positif
memiliki asam amino ketiga berupa lisin sedangkan sebagian besar bakteri
negatif berupa asam diaminophimelat.
2.3. Pengaruh Lingkungan Terhadap Bakteri
a. Suhu
Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolism bagi
semua makhluk hidup. Khususnya bagi bakteri, suhu lingkungn yang berada
lebih tinggi dari suhu yang dapat ditoleransi akan menyebabkan denaturasi
protein dan komponen sel esensial lainnya sehingga sel akan mati. Demikian
pula bila suhu lingkungannya berada di bawah batas toleransi, membrane
sitoplasma tidak akan berwujud cair sehingga transportasi nutrisi akan
terhambat dan proses kehidupan sel akan terhenti. Berdasarkan kisaran suhu
aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 4 golongan :
-

Bakteri psikofril, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0 30 C, dengan suhu optimum 15 C

Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 15
- 55 C, dengan suhu optimum 25 - 40 C

Bakteri termofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu tinggi
antara 40 - 75 C, dengan suhu optimum 50 - 65 C

Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 114C, dengan suhu optimum 88 C

b. Kelembapan
Pada umumnya, bakteri memerlukan kelembapan relative yang cukup
tinggi, kira-kira 85%. Kelembapan relative dapat didefinisikan sebagai
kandungan air yang terdapat di udara. Pengurangan kadar air dari
protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada
proses pembekuan dan pengeringan. Sebagai contoh, bakteri Escherichia
coli akan mengalami penurunan daya tahan dan elastisitas dinding selnya
saat kelembapan relative lingkungan kurang dari 84%. Bakteri gram positif
cenderung hidup pada kelembapan udara yang lebih tinggi dibandingkan
bakteri gram negative terkait dengan perubahan struktur membrane selnya
yang mengandung lipid bilayer.

c. Cahaya
Cahaya merupakan salah satu factor yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri. Secara umum, bakteri dan mikroorganisme lainnya
dapat hidup dengan baik pada paparan cahaya normal. Akan tetapi, paparan
cahaya dengan intensitas sinar ultraviolet (UV) tinggi dapat berakibat fatal
bagi pertumbuhan bakteri. Teknik penggunaan sinar UV, sinar x, dan sinar
gamma untuk mensterilkan suatu lingkungan dari bakteri dan
mikroorganisme lainnya dikenal dengan teknik iradiasi yang mulai
berkembang sejak abad ke 20.

d. Radiasi

Radiasi pada kekuatan tertentu dapat mengakibatkan kelainan bahkan


dapat bersifat letal bagi makhluk hidup tertentu, terutama bakteri. Sebagai
contoh pada manusia, radiasi dapat menyebabkan penyakit hati akut,
katarak, hipertensi, dan bahkan kanker. Akan tetapi, terdapat kelompok
bakteri tertentu yang mampu bertahan dari paparan radiasi yang sangat
tinggi, bahkan ratusan kali lebih besar dari daya tahan manusia terhadap
radiasi, yaitu kelompok Deinococcaceae. Pada umumnya, papara energy
radiasi dapat menyebabkan mutasi gen dan putusnya rantai DNA. Apabila
terjadi pada intensitas yang tinggi bakteri dapat mengalami kematian.
Deinococcus radiodurans memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap
mekanisme perusakan materi genetic tersebut melalui system adaptasi dan
adanya proses perbaikan rantai DNA yang sangat efisien.

2.4. Bakteri Sebagai Penyebab Penyakit


Manusia dapat terinfeksi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus atau
parasit. Ada juga bentuk kehidupan mikroskopis lain yang dapat
menyebabkan penyakit menular pada manusia. Mikroorganisme ini hidup di
dalam tubuh dan dapat ditularkan dari satu orang kepada orang lain. Dengan
demikian, penting bahwa jika seseorang telah terkena berbagai penyakit
menular, dia harus dipisahkan dari masyarakat umum untuk mencegah
penyebaran lebih lanjut dari penyakit ini.
Dalam bentuknya yang paling ringan, sistem kekebalan tubuh kita mampu
melawan penyakit-penyakit menular. Tapi ada penyakit yang bisa sangat
mematikan dan jika tidak diobati bisa mengakibatkan kematian.
Berikut adalah penyakit menular secara umum yang disebabkan oleh
bakteri.
1. Kolera
Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae yang mencemari air dan
makanan (biasanya makanan laut). Hal ini dapat menyebabkan kehilangan
air dan diare. Penyakit ini menyebar melalui air yang terkontaminasi dan
makanan yang kita konsumsi.
2. Radang Selaput Otak
Meningitis dapat disebabkan baik oleh virus maupun bakteri. Berbagai jenis
bakteri dapat menyebabkan meningitis namun sebagian besar kasus
meningitis karena bakteri adalah meningokokus atau pneumokokus. Bakteri
tidak dapat hidup di luar tubuh manusia. Dalam tubuh manusia bakteri ini
tumbuh subur di bagian belakang hidung dan tenggorokan atau di saluran

pernapasan bagian atas. Dengan demikian, penyakit ini menular melalui


batuk, bersin atau berciuman.
3. Tetanus
Tetanus disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium
tetani. Penyakit ini tidak dapat menyebar dari 1 orang kepada orang lain,
tetapi terdapat dalam tanah, di dalam usus dan kotoran hewan peliharaan,
pertanian serta kotoran manusia. Ini adalah penyakit berbahaya karena
menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan yang dapat
menyebabkan kematian. Penyakit ini dapat dengan mudah dicegah melalui
vaksinasi.
4. Tuberkulosis
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang
menyebar melalui udara. Ini adalah penyakit yang sangat menular yang
menyebabkan kesulitan bernafas karena bakteri menginfeksi paru-paru.
5. Batuk Rejan (Pertusis)
Batuk rejan disebabkan oleh bakteri pertusis Bordatella yang menyebar
melalui udara. Hal ini dapat menyebabkan batuk parah disebabkan oleh
infeksi tenggorokan (trakea).
Penyakit menular secara umum yang disebutkan di atas sekarang tidak
sefatal dulu karena saat ini telah ditemukan berbagai pengobatan yang baru
dan banyak kemajuan dalam bidang kesehatan. Namun, jika pengobatan
yang tepat dan vaksinasi tidak diberikan, penyakit ini dapat menular dan
menyebabkan kematian.
Selain pada manusia, bakteri juga dapat menyebabkan penyakit pada
tanaman. Penyakit pada tanaman berarti proses dimana bagian-bagian
tertentu tanaman tidak dapat menjalankan fungsinya dengan sebaikbaiknya.
Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik bersel tunggal. Ada kurang
lebih 200 jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman.
Jenis-jenis bakteri ini terutama berbentuk batang, diantaranya adalah
Agrobacterium, Corynebacterium, Erwinia, Pseudomonas, Streptomyces, dan
Xanthomonas.
Agrobacterium tumefaciens adalah bakteri yang menyebabkan penyakit
crown gall atau bengkak pada pangkal batang, akar, dan ranting pada
tanaman gandum, anggur, dan mawar. Sedangkan bakteri Agrobacterium
rhizogenes adalah penyebab penyakit akar berambut (hairy roots). Bakteri
Agrobacterium rubi menyebabkan penyakit bengkak pada batang, daun,
dahan, dan bunga pada tanaman oleander.

Bakteri Erwinia coratovora adalah penyebab penyakit layu pada tanaman


terutama di daerah subtropis dan tropis. Bakteri ini termasuk ganas, karena
mampu merusak tanaman dalam waktu singkat. Serangannya dapat
menyebabkan melunaknya daun dan batang pada tanaman disertai
perubahan warna menjadi cokelat sambil mengeluarkan bau busuk.
Sedangkan bagian tanaman yang terserang akan mengeluarkan lendir putih
yang kental dan lengket.
BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan

Kita ketahui bersama bahwa mikrobiologi adalah ilmu tentang mikroorganisme-organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat diperiksa tanpa
bantuan mikroskop. Dimana mikro-organisme itu terdiri dari bakteri, virus,
jamur, protozoa dan beberapa kelompok minor lain (mikroplasma, riketsia
dan klamidia). Mikro-organisme tersebut merupakan penyebab infeksi.
Bakteri merupakan mikroorganisme yang memiliki ciri khas tersendiri.
Bentuknya ada yang berbentuk kokus(bulat), batang, dan spiral. Struktur
bakteri pun memiliki khasnya sendiri, ada struktur halus dari sel bakteri, ada
juga struktur di luar dinding sel seperti flagellum, fimbrae, kapsul,
selongsong, dan tangkai. Ada pula struktur dari dinding sel bakteri.
Pengaruh lingkungan terhadap bakteri di antaranya suhu, kelembapan
relative, cahaya dan radiasi. Banyak bakteri yang menyebabkan penyakit
bagi makhluk hidup, baik penyakit pada manusia maupun pada tanaman.
Banyak penyakit yang bisa disebabkan oleh bakteri.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Syamsunir(1992). Dasar-Dasar Mikrobiologi Parasitologi Untuk


Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dinas Gould dan Chiristine Brooker (2003). Mikrobiologi Terapan Untuk
Perawat. Jakarta: EGC
Pelczar, Michael J., Chan, E.C.S., Pelczar, Merna F.(1986). Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
http://www.anneahira.com/penyakit-tanaman.htm (di akses pada tanggal 6
September 2014)
http://www.generasibiologi.com/2012/09/dinding-sel-bakteri.html (di akses
pada tanggal 6 September 2014)
http://id.scribd.com/doc/85151762/Pengaruh-Lingkungan-Terhadap-Bakteri (di
akses pada tanggal 6 September 2014)
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2073419beberapa-penyakit-yang-disebabkan-oleh/#ixzz3CYdNU1CP (di akses pada
tanggal 6 September 2014)
http://idkf.bogor.net/yuesbi/eDU.KU/edukasi.net/SMA/Biologi/Bakteri/materi02.html (di akses pada tanggal
6 September 2014)

Anda mungkin juga menyukai