Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
Teori relativitas khusus adalah buah karya Albert Einstein dalam 1905. Teori ini menggantikan
pendapat Newton tentang ruang dan waktu dan memasukan elektromagnetisme sebagaimana
tertulis oleh persamaan Maxwell. Teori ini disebut "khusus" karena dia berlaku terhadap prinsip
relativitas pada kasus "tertentu" atau "khusus" dari rangka referensi inertial dalam ruang waktu
datar, di mana efek gravitasi dapat diabaikan. Adapun tujuan Instruksional Umum (TIU) dari
makalah prinsip relativitas Galileo ini adalah :
1. Mahasiswa mengetahui berbagai konsep relativitas gerak.
2. Mahasiswa memahami konsep relativitas galileo.
3. Mahasiswa mampu menggunakan perumusan mengenai relativitas galileo.
4.Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan tentang konsep relativitas khususnya relativitas
galileo.
Pada postulat pertama menyatakan ketiadaan kerangka acuan yang universal. Jika
hukum fisika berbeda untuk pengamat yang berbeda dalam keadaan gerak relative, maka kita
dapat menentukan mana yang dalam keadaan diam dan mana yang bergerak dari
perbedaan tersebut; tetapi karena tidak terdapat kerangka acuan universal, perbedaan itu tidak
terdapat, sehingga muncul postulat di atas (postulat pertama relativitas khusus). Sedangkan
tujuan instuksional khusus (TIK) dari Prinsip Relativitas Galileo ini adalah : mahasiswa mampu
menjelaskan tentang prinsip relativitas Galileo serta mampu menerapkan prinsip-prinsip
relativitas Galileo ini dalam kehidupan sehari-hari dalam contoh-contoh nyata yang ada dalam
lingkungan sekitar. Perbandingan pengamatan yang dilakukan dalam berbagai kerangka acuan,
memerlukan transformasi galileo yang mengatakan bahwa kecepatan relatif terhadap tiap
kerangka lembam mematuhi aturan jumlah yang sederhana.

BAB II
PEMBAHASAN

http : // en. wikipedia. org / wiki / Galileo Galilei


Hukum Newton tentang gerak memuaskan untuk menjawab peristiwa-peristiwa fisika
yang berhubungan dengan kelajuan non-relativistik, yaitu kelajuan benda yang lebih kecil
daripada cepat rambat cahaya dalam vakum c.Tetapi hukum ini gagal menjelaskan peristiwaperistiwa fisika yang berhubungan dengan kelajuan relativistik.
Sebuah benda akan dikatakan bergerak jika posisi benda itu mengalami perubahan
terhadap suatu titik yang dianggap sebagai acuan atau disebut juga kerangka acuan. Benda
dikatakan diam apabila posisi benda itu terhadap kerangka acuannya tidak berubah. Bila kita
mengamati lingkungan sekitar kita, salah satunya ketika kita duduk di mobil yang sedang
berjalan dan melewati orang yang sedang berdiri di pinggir jalan. Bagi orang yang dipinggir
jalan, kita akan dikatakan bergerak karena kerangka acuannya adalah orang tersebut.
Sebaliknya kita dikatakan diam bila kerangka acuannya adalah mobil. Dari contoh
tersebut ada dua jenis kerangka acuan yaitu kerangka acuan yang diam(orang) dan kerangka
acuan yang bergerak (mobil). Dengan demikian keadaan diam atau bergerak merupakan
konsep relatif yang tergantung pada kerangka acuan pengamat. Peristiwa-peristiwa yang
diamati dari berbagai kerangka dapat tampak berbeda dari masing-masing pengamat dari tiap
kerangka itu.
Pembandingan pengamatan yang dilakukan dalam berbagai kerangka acuan,
memerlukan transformasi galileo yang mengatakan bahwa kecepatan relatif terhadap tiap
kerangka lembam mematuhi aturan jumlah yang sederhana.

Semua Gerak Itu Relatif.


Misalkan anda berada di sebuah kereta yang sedang melaju dengan kecepatan
60km/jam terhadap orang yang diam di tepi rel. Kemudian anda berjalan diatas kereta dengan
kelajuan 5 km/jam searah dengan gerak kereta. Orang yang diam dalam kereta mengatakan
bahwa kelajuan anda adalah 5 km/jam. Tetapi orang yang diam di tepi rel mengatakan bahwa
kelajuan anda adlah 65 km/jam. Siapakah yang benar? Kedua-duanya benar sebab keduanya
memandang gerak anda sesuai dengan kerangka acuannya. Atau dengan kata lain gerak itu
relatif.
Misalkan sebuah mobil melalui anda yang diam di tepi jalan dengan kelajuan 60 km/jam ke arah
utara. Anda mengatakan bahwa mobil bergerak menjauhi anda dengan kelajuan 60 km/jam ke
arah selatan. Contoh kedua ini mempertegas bahwa semua gerak itu relatif.

Definisi kejadian,Pengamatan dan Kerangka Acuan.

Kejadian adalah suatu peristiwa fisika yang terjadi dalam suatu ruang pada suatu waktu
yang tertentu. Contoh kejadian adalah : kilat di langit, tumbukan antara dua mobil, jatuhnya
buah dari pohonnya dan sebagainya. Seseorang yang mengamati suatu kejadian dan
melakukan pengukuran, misalnya pengukuran koordinat dan waktu di sebut pengamat. Alat
ukur apa saja yang melakukan pengukuran terhadap suatu kejadian juga di sebutpengamat.
Untuk menentukan letak titik dalam ruang kita memerlukan suatu sistem koordinat atau
kerangka acuan. Misalnya untuk menyatakan buah sebelum jatuh dari pohonnya, seseorang
pengamat memerlukan suatu kerangka acuan dengan sistem koordinat misalnya sistem
koordinat (x, y, z) dimana seorang pengamat melakukan pengamatan terhadap suatu kejadian.

Relativitas Newton
Teori relativitas berhubungan dengan kejadian-kejadian yang diamati dari kerangka
acuan inersial, yaitu kerangka acuan dimana hukum I Newton(Hukum Inersia) berlaku. Hukum I
Newton menyatakan bahwa jika pada suatu benda tidak bekerja gaya resultan (gaya resultan =
0), maka benda akan selamanya diam atau selamanya bergerak dengan kecepatan knstan
pada suatu garis lurus. Jadi, kerangka acuan inersial adalah suatu kerangka acuan yang
berada dalam keadaan diam atau bergerak terhadap kerangka acuanlainnya dengan kecepatan
konstan pada suatu garis lurus.
Galileo dan Newton mengemukakan mengenai apa yang sekaran kita sebut prinsip
relativitas newton bahwa hukum-hukum mekanika berlaku sama pada semua kerangka acuan
inersial.Untuk memahami prinsip ini, mari kita perhatikan sebuah kejadian berikut. Jika anda
menjatuhkan koin di rumah,maka koin akan menempuh suatu lintasan lurus vertikal dan
jatuhnya diatas lantai tepat vertikaldi bawah kedudukan awal koin. Bagaimana jika anda
menjatuhkan koin dari sebuah mobil yang sedang bergerak?
Menurut anda yang berada di mobil, koinpun menempuh lintasan lurus vertikal dan jatuh
diatas lantai mobil tepat vertikal dibawah kedudukan awal koin. Tetapi menurut orang yang diam
diluar mobil (kerangka acuan tanah) koin mengikuti lintasan lengkung parabola. Jadi lintasan
nyata yang ditempuh oleh koin adalah berbeda jika dipandang dari kerangka acuan yang
berbeda. Ini tidak menentang prinsip relativitas Newton sebab prinsip ini menyatakan bahwa
hukum-hukum mekanika berlaku sama pada semua kerangka acuan inersial.

Hukum gravitasi yang sama dan hukum-hukum gerak yang sama pada kerangka acuan
inersial.perbedaan antara gambar10.1a dan10.1b (gambar dapat dilihat pada lampiran, diakhir
makalah ini) adalah bahwa pada kerangka acuan tanah, koin memiliki kecepatan awal
horizontal(sama dengan kecepatan mobil). Hukum-hukum mekanika karena itu memperkirakan
bahwakoin akan menempuh lintasan parabola serupa dengan peluru yang ditembakkan

horizontal. Dalam kerangka acuan mobil, koin tidak memiliki kecepatan awal horizontal, dan
hukum-hukum mekanika memperkirakan bahwa koin akan jatuh bebas menempuh lintasan
lurus vertikal. Jadi hukum mekanika berlaku sama pada kedua kerangka acuan inersial tersebut
walaupun lintasan yang ditempuhnya berbeda.

TRANSFORMASI GALILEO
Untuk memahami teori relatifitas, kita memerlukan kerangka acuan inersial. Kerangka
acuan inersial merupakan suatu kerangka acuan yang ada dalam keadaan diam atau bergerak
terhadap kerangka acuan yang lain dengan kecepatan konstan dalam suatu garis lurus yang
sejajar.
Jika si A dalah seorang pengamat yang diam relatif terhadap pohon. Menurut A pada
waktu t, pohon tersebut ada di posisi (Xp, Yp) terhadap A ,sedangkan menurut B pada waktu
yang sama pula, pohon tersebut berada di koordinat (Xp, Yp) terhadap B.Oleh karena itu, si A
kita katakan berada pada kerangka acuan S yang diamrelatif terhadap benda yang di amati
yaitu pohon. Untuk si B kita katakan berada pada kerangka acuan S yang bergerak relatif
terhadap benda dengan kelajuan tetap mengamati si A, maka kita akan menyimpulkan bahwa
kerangka acuan S bergerak dengan laju tetap dan arah berlawanan dengan gambar si B. Untuk
menentukan koordinat ruang dan waktu

( x, y, z, t ) suatu benda terhadap kerangka acuan

lain kita dapat menggunakan transformasi Galileo.


Pada gambar 10.2a diilustrasikan kerangka acuandiam, yaitu pengamat yang diam
ditepi rel dan kerangka acuan bergerak yaitu pengamat yang berada dalam kereta.
Kita dapat menjelaskan situasi ini dengan menggunakan kerangka acuan inersial.Pada
gambar 10.2 dilukiskan dua buah kerangka acuan inersial. Kerangka acuan S yang
berhubungan dengan pengamat diam ditepi rel, memiliki sistem koordinasi XYZ dengan titik
asal O. Kerangka acuan S yang berhubungan dengan pengamat di dalam kereta, memiliki
sistem koordinat XYZ dengan titik asal O, bergerak dengan kecepatan konstan v sepanjang
sumbu X(atau sumbu X) relatif terhadap kerangka acuan S. Mula-mula (saat t = t= 0), titik asal
kedua acuan adalah berimpit. Dalam transformasi Galileo yang akan kita turunkan ini, selang
waktu yang dicatat oleh pengamat di S dianggap sama dengan yang dicatat oleh pengamat S.
Transformasi kecepatan dapat diperoleh dengan menurunkan transformasi koordinat
Galileo terhadap waktu. Apabila seseorang pengamat dalam salah satu kerangka lembam (S)
mengukur kecepatan (v) sebuah benda (P) dan seorang pengamat lain dalam kerangka acuan
lembam lain yang begerak dengan kecepatan tetap v relatif terhadap S, maka menurut
transformasi Galileo terdapat kerangka acuan S dengan sistem koordinat (x, y, z). Pada saat t =
0, kedua kerangka acuan berimpit, kemudian kerangka acuan S bergerak dengan kelajuan
tetap v dalam arah X terhadap kerangka acuan S.Setelah t sekon kedudukan kedua kerangka
awal terpisah sejauh vt.

Lihat ilustrasi Transformasi kecepatan menurut Galileo :

P
a

X = X

Jadi, t = t.
Setelah selang waktu t, koordinat setiap benda (misal titik P) pada kerangka acuan S
kita nyatakan dengan koordinat pada kerangka acuan S.
Dari gambar 10.2b tampak bahwa
OP = OP OO
OP adalah koordinat x. OP adalah koordinat x, dan OO = vt. sehingga persamaan diatas
menjadi
x = x vt.
Koordinat v dan z benda tidak berubah karena kerangka acuan S dibatasi hanya bergerak
sepanjang sumbu X, dan tidak pada sumbu Y dan Z. Oleh karena itu,
y = y
z = z.
Jadi, transformasi Galileo untuk koordinat dan waktu adalah
x = x vt
y = y
z = z
t = t.

(10-1)

Transformasi kebalikannya adalah :


x = x + vt
y = y
z = z
t = t.

Transformasi
percepatan

(10-2)

Galileo

untuk

kecepatan

dan

Untuk memperoleh transformasi Galileo untuk kecepatan. Persamaan (10-1) kita differensialkan
terhadap waktu.

x = x vt
dx/dt = dx/dt d(vt)/dt
dx/dt = ux , dx/dt = ux, dan d(vt)/dt = v, sehingga kita peroleh :
ux = ux v.
Berikutnya :
y = y
dy/dt = dy/dt
uy = uy
Dengan cara yang sama dari z = z kita peroleh uz = uz. Jadi, trannsformasi Galileo
untuk kecepatan adalah :
ux = ux v
uy = uy
uz = uz

(10-3)

Transformasi kebalikannya adalah :


ux = ux + v
uy = uy
uz = uz

(10-4)

Disini,ux adalah komponen kecepatan benda sejajar sumbu X


uy adalah komponen kecepatan benda sejajar sumbu Y
uz adalah komponen kecepatan benda sejajar sumbu Z.
Transformasi Galileo untuk percepatan kita peroleh dengan mendiferensialkan persamaan (103) terhadap waktu.
ux = ux v
dux/dt = dux/dt dv/dt
dux/dt = ax, dux/dt = ax, dv/dt = 0 sebab v konstan, sehingga kita peroleh :
ax = ax
Dengan cara yang sama kita peroleh :
ay = ay
az = az
Jadi, transformasi Galileo untuk percepatan adalah :
ax = ax
ay = ay
az = az.

(10-5)

Dari persamaan (10-5) dapat kita simpulkan bahwa F = ma sama dengan F = ma. Sebab a =
a. Sekali lagi nampak bahwa hukum-hukum mekanika berlaku sama baik pada kerangka acuan
S ataupun kerangka acuan S. Ini adalah sesuai dengan prinsip relativitas Newton yang telah
dinyatakan sebelumnya.
Teori relativitas khusus adalah buah karya Albert Einstein dalam 1905. Teori ini menggantikan
pendapat Newton tentang ruang dan waktu dan memasukan elektromagnetisme sebagaimana
tertulis oleh persamaan Maxwell. Teori ini disebut "khusus" karena dia berlaku terhadap prinsip
relativitas pada kasus "tertentu" atau "khusus" dari rangka referensi inertial dalam ruang waktu
datar, di mana efek gravitasi dapat diabaikan. Teori ini mempelajari benda-benda yang
bergerak dengan kecepatan tetap.
Teori relativitas khusus bersandar pada dua postulat, yaitu:
1.

hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk sama dalam semua

kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap satu terhadap lainnya.
2.

kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak

bergantung dari keadaan gerak pengamat itu.


Pada postulat pertama menyatakan ketiadaan kerangka acuan yang universal. Jika hukum
fisika berbeda untuk pengamat yang berbeda dalam keadaan gerak relative, maka kita dapat
menentukan mana yang dalam keadaan diam dan mana yang bergerak dari perbedaan
tersebut; tetapi karena tidak terdapat kerangka acuan universal, perbedaan itu tidak terdapat,
sehingga muncul postulat di atas (postulat pertama relativitas khusus).
Postulat kedua timbul secara langsung dari hasil berbagai eksperimen. Salah satunya
adalah percobaan Michelson-Morley. Postulat kedua relativitas khusus Einstein ini semata-mata
menegaskan fakta ini, bahwa laju cahaya adalah sama bagi semua pengamat, sekalipun

mereka dalam keadaan gerak relative.


Kerangka acuan adalah system koordinat relative, di mana terhadapnya pengukuranpengukuran fisik diambil.

Suatu kerangka acuan kelembamam (inersial) adalah system yang bergerak dengan
kecepatan konstan; yaitu, yang tidak mengalami percepatan.

Waktu proper adalah selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap
kejadian.

Waktu relativistic, yaitu selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak relative
terhadap kejadian.

Dilasi waktu (time dilation), yaitu efek bertambah lamanya selang waktu yang diukur
oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian.

Kedua postulat relativitas khusus oleh Albert Einstein menghasilkan ramalan-ramalan


berikut ini.

1.

Pemuaian Waktu
Pakai

postulat

relativitas

khusus

untuk menyelidiki

bagaimana

gerak

relative

mempengaruhi pengukuran selang waktu.

Seorang pengamat O diam pada suatu kendaraan yang melaju pada kecepatan v
terhadap Bumi, seperti ditunjukkan pada gambar 1.a. Pada langit-langit kendaraan dipasang
sebuah cermin datar. Pengamat O membawa senjata laser pada jarak d tepat vertical di bawah
cermin. Pada suatu waktu ia menembakkan pulsa cahaya vertical ke atas (kejadian 1) dan
beberapa saat kemudian pulsa cahaya yang dipantulkan cermin tiba kembali di pengamat O
(kejadian 2). Pengamat O membawa sebuah jam c, yang ia gunakan untuk mengukur selang
waktu tp di antara kedua kejadian ini. Karena pulsa cahaya bergerak dengan kelajuan c, maka
selang waktu tp ini bisa diperoleh dari definisi kelajuan:
.. 1.1

Perhatikan selang waktu tp adalah selang waktu yang diukur oleh jam pengamat O yang diam
pada kendaraan yang sedang bergerak.
Sekarang pertimbangkan pasangan kejadian yang sama dilihat oleh pengamat O dalam
kerangka acuan keduan yang diam di Bumi (gambar 1.b). Menurut pengamat ini, cermin dan
pengamat yang memegang senjata laser sedang bergerak ke kanan dengan kelajuan v, dan
sebagai dampaknya urutan kejadian tampak berbeda bagi pengamat ini. Ketika cahaya dari
senjata laser mengenai cermin, cermin telah bergerak ke kanan, sejauh
, dengan t

adalah selang waktu yang diperlukan mulai dari cahaya meninggalkan pengamat O, mengenai
cermin sampai kembali lagi ke pengamat O. Dengan kata lain, O menyimpulkan bahwa karena
gerak kendaraan, jika cahaya menumbuk cermin, maka cahaya haruslah meninggalkan O
dengan sudut tertentu terhadap arah vertical. Dengan membandingkan gambar 1.a dan
gambar 1.b tampak bahwa cahaya harus menempuh jarak yang lebih jauh dalam (b) daripada
(a).
Menurut postulat kedua relativitas khusus, kelajuan cahaya yang diukur oleh kedua
pengamat adalah c. Karena cahaya menempuh jarak yang lebih jauh menurut O, maka selang

waktu t yang diukur oleh O tentu lebih besar daripada selang waktu tp yang diukur oleh
O. Untuk mendapatkan hubungan antara t dan tp adalah lebih menyenangkan untuk
menggunakan segitiga siku-siku pada gambar 1.c. Menurut dalil Phythagoras diperoleh

Karena tp = 2d/c (lihat persamaan 1.1), maka


Pemekaran waktu

Dengan

Karena

selalu lebih besar daripada satu (

>1), maka selang waktu

yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian selalu lebih besar daripada selang
waktu
tp yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap kejadian.
Karena selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian
selalu lebih lama daripada selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap
kejadian, maka orang umumnya mengatakan,sebuah jam yang bergerak berjalan lebih lambat
daripada sebuah jam yang diam dengan faktor
.
2.

Pengerutan Panjang
Pengukuran panjang dipengaruhi oleh teori relativitas. Kita akan mengamati sebuah

tongkat yang terletak pada sumbu x dalam kerangka acuan S yang bergerak dengan
kecepatan v terhadap kerangka acuan S seperti pada gambar di bawah ini! Kedudukan tongkat
terhadap S adalah x1 dan x2. Panjang batang kerangka terhadap kerangka acuan S adalah L
= x2 x1 sedangkan panjang batang terhadap kerangka acuan S adalah L0 = x2 x1.

Sesuai dengan persamaan pada transformasi Lorentz, maka

Dengan :
L = panjang benda bergerak yang diamati oleh kerangka diam,
L0 = panjang benda yang diam pada suatu kerangkan acuan,
v

3.

= kecepatan benda terhadap kerangka diam.

Paradoks Kembar
Merupakan

suatu

kejadian

yang

sangat

menarik

dari

masalah

pemekaran

waktu. Misalkan ada 2 orang kembar A dan B. A pergi berpetualang saat berumur 25 tahun
menuju ke sebuah planet X yang berjarak 30 tahun cahaya dari Bumi. Pesawat antariksana
dapat dipercepat sampai mencapai kelajuan cahaya. Setelah tiba di planet X, A segera kembali
ke Bumi dengan kelajuan yang sangat tinggi yang sama. B telah berusia 75 tahun. A sendiri
hanya bertambah 10 tahun menjadi 35 tahun. Letak paradoksnya: dari kerangka acuan B, dia
adalah diam sementara saudaranya Z bergerak denga kecepatan sangat tinggi. Pada pihak
lain, menurut A, dia adalah diam sementara B bergerak di Bumi menjauhinya dan kemudiannya
mendekatinya. Kasus ini menimbulkan kebingungan, manakah kembaran yang sesungguhnya
berusia lebih tua.
Perhitungan B sebagai acuan dalam menghitung selang waktu perjalanan A adalah
benar menurut teori relativitas khusus. Jadi, kesimpulan yang benar adalah petualang angkasa
selalu lebih muda ketika kembali ke Bumi.
4.

Relativitas Massa
Menurut fisika Newton atau fisika klasik massa benda konstan, tidak tergantung pada

kecepatan. Akan tetapi, berdasarkan teori relativitas Einstein massa benda adalah besaran
relative. Massa benda yang bergerak (m) relative terhadap seorang pengamat akan lebih besar
dari massa diam (m0) benda tersebut. Massa benda yang bergerak dengan kecepatan v adalah

Perubahan massa karena gerak benda hanya dapat diabaikan untuk benda yang
bergerak dengan kecepatan yang jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya. Dengan kata lain

fisika Newton hanya berlaku untuk benda-benda yang kecepatannya jauh lebih kecil dari
kecepatan cahaya (v<<c).
5.

Kemagnetan dan Kelistrikan


Cerita lengkap bagaimana relativitas mengaitkan kelistrikan dan kemagnetan secara

matematik sangat rumit, beberapa aspeknya dapat mudah ditanggapi secara intuitif. Sebagai
contoh dapat ditinjau asalnya gaya magnetic antara dua arus sejajar. Hal yang sangat penting
yang perlu diperhatikan ialah muatan listrik secara relativistic invariant seperti kelajuan cahaya:
sebuah muatan yang besarnya q dalam kerangka inersial juga akan bermuatan q dalam semua
kerangkan inersial yang lain.
6.

Massa dan Energi


Hubungan yang paling terkenal yang diperoleh Einstein dari postulat relativitas khusus

ialah mengenai massa dan energi. Hubungannya dapat diturunkan secara langsung dari
definisi energi kinetic K dari suatu benda yang bergerak sebagai kerja yang diperlukan untuk
membawa benda itu dari keadaan diam sampai keadaan gerak yang sekarang. Jadi
f

Dengan F menyatakan komponen gaya yang beraksi dalam arah perpindahan ds dan s
menyatakan jarak selama gaya tersebut beraksi. Dengan memakai bentuk relativistic hukum
gerak kedua
.g

Rumusan energi kinetic menjadi

..h

Integrasi partial (

),

..i

BAB III
Rangkuman

Teori relativitas khusus bersandar pada dua postulat, yaitu:


1.

Hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk sama dalam semua

kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap satu terhadap lainnya.
2. Kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak bergantung

dari keadaan gerak pengamat itu.


Kedua postulat relativitas khusus oleh Albert Einstein dan Galileo menghasilkan ramalanramalan berikut ini: adanya pemuaian waktu, efek Doppler, pengerutan panjang, paradoks
kembar, kemagnetan dan kelistrikan, relativitas massa, massa dan energi, transformasi Lorentz,
dan penjumlahan kecepatan yang semuanya mempunyai sifat relative.
Hasil ini menyatakan bahwa energi kinetic suatu benda sama dengan pertambahan massanya
sebagai akibat gerak relatifnya dikalikan dengan kuadrat kelajuan cahaya. Persamaan di atas
dapat ditulis sebagai
.j
Jika kita tafsirkan mc2 sebagai energi total benda, dengan sendirinya, bila benda itu dalam
keadaan diam K=0, tetapi benda tetap memiliki energi m 0c2. Dengan demikian energi tersebut
disebut energi diam E0 dari benda yang massa diamnya m0. persamaan menjadi j menjadi
dengan

energi diam

jika benda bergerak maka energi totalnya ialah


energi total

BAB IV
Contoh soal :

1) Transformasi

Galileo untuk kecepatan dapat kita peroleh jika tiap koordinat diturunkan

terhadap waktu.Jika transformasi koordinat x dinyatakan sebagai :


x = x vt.
Tunjukkan bahwa transformasi Galileo untuk kecepatan adalah ux = ux v.

Penyelesaian :
Transformasi kecepatan, ux terhadap ux bisa diperoleh dengan turunan koordinat terhadap
waktu t.
x = x vt.
d/dt (x) = d/dt (x-vt)
dx/dt tidak lain adalah ux dan dx/dt tidak lain uadalah ux. Dengan demikian
dx/dt = dx/dt v,maka ux = ux v.

2) budi

yang sedang berada dalam kereta api yang bergerak dengan kelajuan 25 m/s

berpapasan dengan abdi yang sedang berdiri di peron stasiun pada saat t = t = 0. Dua puluh
detik setelah kereta itu lewat,abdi menyatakan bahwa jarak seekor burung yang terbang di
sepanjang rel dengan arah yang sama dengan arah gerak kereta api itu adalah 600 m darinya.
Bagaimanakah koordinat burung itu menurut Budi ?

Penyelesaian :
Koordinat burung yang ditetapkan oleh Abdi yang ada di peron stasiun adalah :
(x , y ,z ,t ) = (600 m ,0 ,0 ,20 s)
Perhatikan,arah terbang burung sama dengan arah gerak kereta,yaiu dalam arah x.Dengan
demikian hanya x yang berubah sedang y dan z tetap.Koordinat x menurut Budi yang
bergerak bersama kereta dalam arah x dengan kelajuan v = 25 m/s dalam selang waktu t = 20 s
adalah :
x = x vt = 600 25(20) = 100 m
Jadi koordinat burung menurut Budi adalah :
(x ,y ,z ,t) = ( 100 m, 0 ,0 ,20 s)

3) Sebuah mobil sedang bergerak dengan kelajuan 60 km/jam. Seorang penumpang mobil
melemparkan sebuah batu dengan kelajuan 5 km/jam. Berapa kelajuan batutersebut
terhadapseseorang yang diam di pinggir jalan,jika arah lemparan :
a)searah dengan gerak mobil
b)berlawanan arah dengan gerak mobil ?

Penyelesaian :

a)Kelajuan batu dalam kerangka acuan S adalah 5 km/jam searahdengan gerak mobil. Jika kita
tetapkan arah gerak mobil dalam arah x atau x, maka ini berarti ux = 5 +5 km/jam. Kelajuan
batu menurut orang yang diamdipinggir jalan (kerangka acuan S) yaitu ux, dihitung dari
transformasi Galileo untuk kelajuan dalam arah x,yaitu
ux = ux v atau ux = ux + v

(*)

ux = +5 km/jam + 60 km/jam
= 65 km/jam
b)uUntuk kelajuan batu berlawanan arah dengan gerak mobil,ux = -5 km/jam, Sehingga dari
persamaan (*) diperoleh
ux = ux + v
= -5 km/jam + 60 km/jam
= 55 km/jam.

BAB V
TES FORMATIF

1) Suatu

sampel atau contoh bahan radioaktif yang berada dalam keadaan diam di

laboratorium, memencarkan dua elektron dengan arah yang berlawanan. Salah satu elektron
memiliki kelajuan 0,4c dan yang lainnya 0,8c seperti yang diukur seorang pengamat di
laboratorium. Menurut transformasi kecepatan klasik (transformasi Galileo), berapakah kelajuan
elektron yang satu bila diukur dari yang lainnya ?
a.

-0,8 c

c. 0,6 c

b.

-0,4 c

d. 0,5 c

e.0,3 c

Penyelesaian :
Tetapkan kerangka acuan S diam terhadap laboratorium dan kerangka acuan S diam terhadap
elektron yang bergerak dengan kelajuan 0,4c (diambil berarah positif), maka sketsa soal
ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

y
Y

Ux = 0,8 c

V = +0,4 c

O
O

Menurut transformasi kecepatan klasik (transformasi Galileo) kelajuan partikel ux jika diukur
oleh kerangka acuan S adalah ux, dimana :
ux = ux v
= -0,8 c (+0,4 c) = -1,2 c
Soal ini menunjukkan bahwa dengan transformasi Galileo dimungkinkan adanya
gerak dengan kecepatan yang lebih besar daripada kecepatan cahaya c, suatu hasil yang tidak
patuh terhadap prinsip relativitas Einstein.
Perhatikan !
Supaya kerangka acuan S diam terhadap elektron yang bergerak dengan kelajuan
0,4 c (misal ke kanan) maka kerangka acuan tersebut harus bergerak searah (kekanan dengan
kelajuan yang sama yaitu v + 0,4c.Elektron yang satunya lagi yang bergerak berlawanan arah
dengan elektronpertama ke kiri diamati oleh kerangka acuan S yang diam terhadap
laboratorium. Dengan demikian kecepatan elektron ini terhadap kerangka acuan s adalah ux =
-0,8 c.
Jawabannya : A

2) Sebuah

perahu menyusuri sungai dengan kelajuan 20 km/jam melewati sebush pohon.

Dalam perahu tersebut seorang berjalan ke bagian depan perahu dengan kecepatan sebesar 2
km/jam. Berapakah besar kecepatan orang tersebut bila dilihat dari sebuah pohon.
a. 22 Km/Jam

c. 43 Km/Jam

b. 40 Km/Jam

d. 29 Km/Jam

e. 54 Km/Jam

Penyelesaian:
Dari data yang dikrtahui, kita ibaratkan pohon adalah S dan perahu S.
v perahu terhadap S adalah 20 km/jam dan v orang terhadap S ,ux adalah 2 km/jam. Maka
besarnya kecepatan orang bila dilihat dari pohon (ux) adalah:
ux = ux + v
= (2 + 20) km/jam
= 22 km/jam
Jadi, kecepatan oarngdalam perahu sebesar 22 km/jam.
Jawabannya : A

3) Cari massa electron [m


a.
b.

= 9,1 x 10-31kg] yang berkelajuan 0,99c.


c.
e.
d.

Penyelesaian:
Di sini v/c = 0,99 dan v2/c2 = 0,98, sehingga
=

Jawabannya : A

4) Ini

berarti 7 kali lebih besar daripada massa diam electron.

Sebuah benda yang mula-mula dalam keadaan diam meledak menjadi dua bagian yang
masing-masing bermassa diam 1 kg bergerak saling menjauhi dengan kelajuan 0,6c. Cari
massa diam benda semula.
Penyelesaian:
Karena energi total benda semula harus sama dengan jumlah energi total masing-masing
bagian, maka

5) Sebuah

pesawat antariksa memiliki panjang 80 m ketika diukur pada saat diam di

bumi. Berapakah panjang pesawat antariksa itu menurut pengamat di bumi ketika pesawat
bergerak dengan kecepatan 0,6c?
Penyelesaian:
Dari soal diperoleh L0 = 80 m dan v = 0,6c. panjang pesawat ketika bergerak adalah
.

6) Berapa energi kinetic yang diperlukan agar electron yang semula diam, mempunyai laju
0,9c?
Penyelesaian:

7) Pesawat

Angkasa Alfa berkelajuan 0,9c terhadap bumi. Jika pesawat angkasa Beta

melewati alfa dengan kelajuan relative 0,5c, berapakah kelajuan Beta terhadap bumi?
Penyelesaian:
Vx=0,5c dan v = 0,9c, kecepatan relative yang diperlukan ialah:

Besarnya kurang dari c. Dengan kecepatan relative 0,5c, pesawat itu perlu kecepatan 10
persen lebih tinggi dari pesawat yang bergerak dengan kecepatan 0,9c untuk melewatinya.

DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. 1992. Konsep Fisika Modern. Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga.
Beiser, Arthur. 1998. Konsep Fisika modern. Edisi keempat. Jakarta : Erlangga.
Giancoli. 1999. FISIKA. jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Gautreau, Ronald dan William Savin. 1999. Teori dan Soal-Soal Fisika Modern.
Erlangga.
Kanginan, Marthen. 2004. Fisika Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.
Kranee, Kenneth. 1992. FISIKA MODERN. Jakarta : Erlangga.

Jakarta :

Sumardi, Yos. 1994. Modul Fisika Modern. Jakarta : Erlangga.


http : // en. wikipedia. org / wiki / Galileo Galilei.

Anda mungkin juga menyukai