PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Astronomi ialah cabang ilmu alam yang melibatkan pengamatan benda-benda
langit (seperti halnya bintang, planet, komet,nebula, gugus bintang, atau galaksi) serta fenomenafenomena alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi (misalnya radiasi latar belakang
kosmik (radiasi CMB)). Ilmu ini secara pokok mempelajari pelbagai sisi dari benda-benda langit
seperti asal-usul, sifat fisika/kimia, meteorologi, dan gerak dan bagaimana pengetahuan
akan benda-benda tersebut menjelaskanpembentukan dan perkembangan alam semesta.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Benda Hitam
Benda Hitam (Black Body) adalah benda hipotetis yang menyerap semua energi yang
diterimanya. Dalam fisika klasik, secara teori benda hitam haruslah juga memancarkan
seluruh panjang gelombang energi yang mungkin, karena hanya dari sinilah energi benda itu
dapat diukur. Meskipun namanya benda hitam, dia tidaklah harus benar-benar hitam karena dia
juga memancarkan energi.
Benda ini dapat didekati dengan membuat sebuah benda berongga yang diberi lubang kecil
dipanaskan. Ketika benda hitam dipanaskan akan memancarkan radiasi karena energi termal dari
objek. Tapi tidak hanya memancarkan panjang gelombang tunggal, melainkan distribusi cahaya
yang mencapai puncaknya pada panjang gelombang tertentu. Puncak gelombang dapat
ditentukan dengan menggunakan ekspresi yang dikenal sebagai Hukum Wien. Secara khusus,
Hukum Wien menyatakan bahwa panjang gelombang puncak dapat ditentukan dengan membagi
nomor yang dikenal sebagai konstanta pergeseran Wien (sekitar 2,9 10-3 K m) dengan suhu
tubuh hitam (dalam kelvin).
Ciri dari benda hitam yaitu terdapat lubang kecil di dinding benda berongga. Radiasi yang
masuk ke rongga melalui lubang tidak dapat keluar lagi dengan segera karena ketika memasuki
rongga, ia dipantulkan berkali-kali oleh dinding rongga sebelum akhirnya menemukan lubang
dan lepas keluar. Apabila kita amati lubang yang ada di benda tersebut maka sifat pancaran
energinya mendekati sifat benda hitam. Semakin tinggi temperatur, semakin banyak energi yang
dipancarkan dalam panjang gelombang tampak dimulai dari merah,jingga, kuning dan putih.
Pada gambar tersebut E = bumi, S = matahari, D = sebuah bintang. ES merupakan jarak dari
bumi ke matahari yaitu sebesar 1 SA. SD merupakan jarak dari matahari ke objek D. Sudut ESD
sebesar 1 = 1/(60*60) derajat = 1/3600 derajat = (1/3600)*(pi/180) radians.
Karena tangen 1 = ES/SD, maka SD = ES/tangen 1
Jika sudut SDE = 1, dan jarak ES = 1 SA,
maka SD = 1/tan 1 1/ 1
1/((1/3600)*(pi/180)) 3600*180/pi 206.264,81 SA
Jadi 1 pc 206.264,81 SA.
atau
1pc = 206.264,81 SA = 206.264,81* 149.597.870.691 m = 30856776374483,7 m 3,26 tahun
cahaya.
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, maka besarnya magnitudo tidak hanya dalam
rentang 1-6. Bintang-bintang yang tidak terlihat dengan mata telanjang telah banyak ditemukan
dengan bantuan teleskop sehingga besar magnitudo sekarang melebihi rentang 1- 6. Norman R.
Pogson kemudian menyatakan skala magnitudo dimana selisih satu magnitudo berarti perberdaan
kecerlangan sebesar 2,512. Sehingga bintang bermagnitudo 1 lebih terang sekitar 2,512 kali dari
bintang bermagnitudo 2.
b. Magnitudo Mutlak (M)
Magnitudo mutlak menunjukkan seberapa terang bintang bila diletakan sejauh 10 pc dari
bumi. Matahari yang memiliki magnitudo semu sebesar -26,7 akan bermagnitudo mutlak sebesar
4,8.
NEBULA
Bintang lahir dari awan besar yang terdiri atas partikel debu dan gas hydrogen. Awan
besar ini disebut Nebula. Kata Nebula berasal dari bahasa latin yang berarti kabut.
PROTOSTAR
Galaksi terdiri dari awan awan yang berisi debu dan gas. Di dalam awan awan galaksi
itulah awal dari munculnya sinar simar bintang. Gas yang terkumpul dalam awan
awan tersebut terdorong bersama sama kea wan lainnya. Lalu awan ini mulai berputar
sehingga atom atom gas mulai bergesekan satu sama lain, semakin lama semakin cepat
dan membuat energi semakin panas. Akhirnya terjadilah kejadian yang disebut perpaduan
nuklir, di mana awan tersebut menjadi bersinar . nah awan inilah yang sering disebut
protostar atau bentuk awal dari sebuah bintang.
o
RED GIANT
Jika bintang mulai kehabisan bahan baker hidrogen , ia mendingin dan mengembang
menjadi raksasa merah. Ini akan terjadi pada matahari kita sekitar 5 miliar tahun lagi.
SUPERGIANT STARS
Bintang bintang yang hampir mati berkembang menjadi bintang yang sangat besar dan
dingin. Bintang ini disebut si super raksasa merah. Diameternya bias mencapai 1000 kali
diameter matahari. Bintang ini terdiri atas bermacam unsur yang terbentuk oleh reaksi
nuklir. Akhirnya terbentuklah besi dan pembakaran pun berhenti.
NEBULA PLANETER
Di akhir hidupnya, inti bintang seperti matahari bias saja menciut.Bintang itu bergejolak
dahsyat serta melepaskan selubung gas yang disebut nebula planeter. Nama ini berasal
dari tampilannya yang mirip planet kalau dilihat lewat teleskop.
SUPERNOVA
Ketika sampai di puncak kematiannya bintang raksasa menciut dalam waktu kurang dari
sedetik. Lalu terjadi ledakan dahsyat yang disebut supernova. Ledakan itu menghasilkan
lebih banyak unsur yang tersebar ke antariksa. Unsur ini berbentuk awan gasyang
mengembang.
(2) Total:
Seluruh bulan memasuki umbra. Dapat berlangsung hingga 1 jam 40 menit
(3) Sebagian:
Hanya sebagian bulan yang memasuki umbra.
8
b. Gerhana Matahari
Gerhana matahari terjadi ketika Bumi melewati bayangan Bulan. Gerhana matahari
terjadi ketika Bulan berada di antara Matahari dan Bumi. Gerhana matahari terjadi saat bulan
baru
(2) Cincin:
Bagian piringan matahari masih terlihat
(3) Sebagian:
Pengamat berada di penumbra
10
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Benda Hitam adalah benda hipotetis yang menyerap semua energi yang diterimanya.
Besaran besaran astronomi beberapa diantaranya adalah angstrum (), satuan astronomi (SA) /
Astronomical Unit (AU), tahun cahaya, parsec, magnitudo semu (m), magnitudo mutlak (M).
Sebuah bintang berawal dari nebula dan berakhir dengan katai putih (bermassa kecil) dan lubang
hitam (bermassa besar). Gerhana bulan terjadi ketika Bulan melewati bayangan Bumi, sedangkan
gerhana matahari terjadi ketika Bumi melewati bayangan Bulan. Periode sinodis adalah waktu
yang berlangsung antara dua konjungsi berturut-turut dengan garis Matahari-Bumi dalam urutan
linier yang sama. Planet yang dijuluki berbintik merah adalah planet Jupiter. Bintik merah
tersebut adalah suatu badai besar permanen yang terjadi di Jupiter.
13
14