Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Astronomi ialah cabang ilmu alam yang melibatkan pengamatan benda-benda
langit (seperti halnya bintang, planet, komet,nebula, gugus bintang, atau galaksi) serta fenomenafenomena alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi (misalnya radiasi latar belakang
kosmik (radiasi CMB)). Ilmu ini secara pokok mempelajari pelbagai sisi dari benda-benda langit
seperti asal-usul, sifat fisika/kimia, meteorologi, dan gerak dan bagaimana pengetahuan
akan benda-benda tersebut menjelaskanpembentukan dan perkembangan alam semesta.

1.2 Rumusan Masalah


Kami membuat beberapa point pertanyaan yang dapat membantu pembelajaran astronomi
dibawah berikut.
1.3.1.
Apa itu benda hitam dan ciri-cirinya?
1.3.2.
Apa saja besaran-besaran dalam astronomi?
1.3.3.
Bagaimana peristiwa terjadinya lahir-matinya suatu bintang?
1.3.4.
Bagaimana terjadinya gerhana bulan dan matahari?
1.3.5.
Apa itu periode sinodis?
1.3.6.
Planet apa yang memiliki bintik merah?

1.3 Tujuan Penelitian


Kami menyusun makalah ini untuk:
1.3.1. Untuk mengetahui apa itu benda hitam
1.3.2. Untuk mengetahui besaran-besaran astronomi
1.3.3. Untuk mengetahui lahir dan matinya suatu bintang
1.3.4. Untuk mengetahui terjadinya gerhana bulan dan matahari
1.3.5. Untuk mengetahui apa itu periode sinodis
1.3.6. Untuk mengetahui planet yang berbintik merah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Benda Hitam
Benda Hitam (Black Body) adalah benda hipotetis yang menyerap semua energi yang
diterimanya. Dalam fisika klasik, secara teori benda hitam haruslah juga memancarkan
seluruh panjang gelombang energi yang mungkin, karena hanya dari sinilah energi benda itu
dapat diukur. Meskipun namanya benda hitam, dia tidaklah harus benar-benar hitam karena dia
juga memancarkan energi.
Benda ini dapat didekati dengan membuat sebuah benda berongga yang diberi lubang kecil
dipanaskan. Ketika benda hitam dipanaskan akan memancarkan radiasi karena energi termal dari
objek. Tapi tidak hanya memancarkan panjang gelombang tunggal, melainkan distribusi cahaya
yang mencapai puncaknya pada panjang gelombang tertentu. Puncak gelombang dapat
ditentukan dengan menggunakan ekspresi yang dikenal sebagai Hukum Wien. Secara khusus,
Hukum Wien menyatakan bahwa panjang gelombang puncak dapat ditentukan dengan membagi
nomor yang dikenal sebagai konstanta pergeseran Wien (sekitar 2,9 10-3 K m) dengan suhu
tubuh hitam (dalam kelvin).
Ciri dari benda hitam yaitu terdapat lubang kecil di dinding benda berongga. Radiasi yang
masuk ke rongga melalui lubang tidak dapat keluar lagi dengan segera karena ketika memasuki
rongga, ia dipantulkan berkali-kali oleh dinding rongga sebelum akhirnya menemukan lubang
dan lepas keluar. Apabila kita amati lubang yang ada di benda tersebut maka sifat pancaran
energinya mendekati sifat benda hitam. Semakin tinggi temperatur, semakin banyak energi yang
dipancarkan dalam panjang gelombang tampak dimulai dari merah,jingga, kuning dan putih.

Kurva radiasi benda


hitam

2.2 Besaran-besaran Astronomi


2.2.1 Besaran Jarak
a. Angstrum ()
1 = 1 x 10 -10 m. Satuan angstrum biasanya digunakan dalam menyatakan besaran
panjang gelombang elektromagnetik. Misalnya panjang gelombang ultra violet adalah berkisar
antara 3000 sampai 4000 .
b. Satuan Astronomi (SA) / Astronomical Unit (AU)
1 SA ditetapkan sebagai besarnya jarak dari bumi ke matahari. 1 SA = 149.597.870,691
km. Satuan ini biasanya digunakan untuk menyatakan jarak dalam skala tata surya. Jarak planet
Jupiter ke matahari sebesar 5,2 SA yang berarti jarak Jupiter ke matahari adalah 5,2 jarak bumi
ke matahari.
c. Tahun Cahaya
1 tahun cahaya berarti jarak yang ditempuh oleh cahaya selama satu tahun. Jika dalam
satu tahun dinyatakan dalam detik (s) maka 1 tahun = 365,25 * 24 * 60 * 60 s = 31557600 s. Jika
kecepatan cahaya yang merambat dalam ruang hampa adalah 2.99.792.458 m/s,
maka 1 tahun cahaya = 2.99.792.458 m/s * 31557600 s
= 9.460.730.472.580.800,00 meter
Satuan tahun cahaya digunakan untuk menyatakan jarak objek-objek astronomis di luar tata
surya seperti bintang, galaksi dan sebagainya.
d. Parsec
3

Parsec merupakan kependekan dari parallax of one arcsecond. Untuk menghitung 1


parsec, perhatikan gambar berikut ini.

Pada gambar tersebut E = bumi, S = matahari, D = sebuah bintang. ES merupakan jarak dari
bumi ke matahari yaitu sebesar 1 SA. SD merupakan jarak dari matahari ke objek D. Sudut ESD
sebesar 1 = 1/(60*60) derajat = 1/3600 derajat = (1/3600)*(pi/180) radians.
Karena tangen 1 = ES/SD, maka SD = ES/tangen 1
Jika sudut SDE = 1, dan jarak ES = 1 SA,
maka SD = 1/tan 1 1/ 1
1/((1/3600)*(pi/180)) 3600*180/pi 206.264,81 SA
Jadi 1 pc 206.264,81 SA.
atau
1pc = 206.264,81 SA = 206.264,81* 149.597.870.691 m = 30856776374483,7 m 3,26 tahun
cahaya.

2.2.2 Besaran Massa


Dalam astronomi, massa matahari digunakan untuk menyatakan besaran massa bendabenda astronomis lainnya. Masa matahari adalah sebesar 1.988921030 kg.
2.2.3. Magnitudo
a. Magnitudo Semu (m)
Magnitudo semu menyatakan tingkat kecerlangan bintang apabila dilihat dari bumi.
Hipparchus dari Yunani pada tahun 120-an SM telah menyusun skala magnitudo bintang yang ia
amati dengan mata telanjang. Kerja dari Hipparchus kemudian dilanjutkan oleh Ptolemy yang
tertuang dalam katalog bintangnya, Almagest. Dalam katalognya, bintang paling terang
bermagnitudo 1, bintang yang paling redup dikelompokkan dalam bintang bermagnitudo 6.

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, maka besarnya magnitudo tidak hanya dalam
rentang 1-6. Bintang-bintang yang tidak terlihat dengan mata telanjang telah banyak ditemukan
dengan bantuan teleskop sehingga besar magnitudo sekarang melebihi rentang 1- 6. Norman R.
Pogson kemudian menyatakan skala magnitudo dimana selisih satu magnitudo berarti perberdaan
kecerlangan sebesar 2,512. Sehingga bintang bermagnitudo 1 lebih terang sekitar 2,512 kali dari
bintang bermagnitudo 2.
b. Magnitudo Mutlak (M)
Magnitudo mutlak menunjukkan seberapa terang bintang bila diletakan sejauh 10 pc dari
bumi. Matahari yang memiliki magnitudo semu sebesar -26,7 akan bermagnitudo mutlak sebesar
4,8.

2.3 Lahir-Matinya Bintang

NEBULA
Bintang lahir dari awan besar yang terdiri atas partikel debu dan gas hydrogen. Awan
besar ini disebut Nebula. Kata Nebula berasal dari bahasa latin yang berarti kabut.

PROTOSTAR
Galaksi terdiri dari awan awan yang berisi debu dan gas. Di dalam awan awan galaksi
itulah awal dari munculnya sinar simar bintang. Gas yang terkumpul dalam awan
awan tersebut terdorong bersama sama kea wan lainnya. Lalu awan ini mulai berputar
sehingga atom atom gas mulai bergesekan satu sama lain, semakin lama semakin cepat
dan membuat energi semakin panas. Akhirnya terjadilah kejadian yang disebut perpaduan

nuklir, di mana awan tersebut menjadi bersinar . nah awan inilah yang sering disebut
protostar atau bentuk awal dari sebuah bintang.
o

BINTANG BARU (NOVA)


Protostar selanjutnya akan berkembang hingga 100 kali lebih terang.Inilah saat di mana
bintang baru atau yang disebut nova lahir. Bintang tampak berkelip karena cahayanya
melewati atmosfer bumi, yakni lapisan gas yang bergerak, sedangkan jika dilihat dari
pesawat antariksa bintang tampak tidak berkelip.

RED GIANT
Jika bintang mulai kehabisan bahan baker hidrogen , ia mendingin dan mengembang
menjadi raksasa merah. Ini akan terjadi pada matahari kita sekitar 5 miliar tahun lagi.

SUPERGIANT STARS
Bintang bintang yang hampir mati berkembang menjadi bintang yang sangat besar dan
dingin. Bintang ini disebut si super raksasa merah. Diameternya bias mencapai 1000 kali
diameter matahari. Bintang ini terdiri atas bermacam unsur yang terbentuk oleh reaksi
nuklir. Akhirnya terbentuklah besi dan pembakaran pun berhenti.

NEBULA PLANETER
Di akhir hidupnya, inti bintang seperti matahari bias saja menciut.Bintang itu bergejolak
dahsyat serta melepaskan selubung gas yang disebut nebula planeter. Nama ini berasal
dari tampilannya yang mirip planet kalau dilihat lewat teleskop.

WHITE DWARF STAR


Pada akhir hidupmya, bintang soliter seperti matahari menyusut sampai sebesar bumi
sehingga terbentuklah bintang kerdil putih. Bintang ini sangat panas, namun cahayanya
sangat redup karena sososknya kecil.

BLACK DWARF STAR


Setelah miliaran tahun, si kerdil putih akan mendingin menjadi si kerdil hitam yang
dingin. Namun tak seorang pun pernah melihatnya. Mungkin waktu seusia Bima sakti
belum cukup untuk melahirkan sebuah bintang kerdil hitam.

SUPERNOVA
Ketika sampai di puncak kematiannya bintang raksasa menciut dalam waktu kurang dari
sedetik. Lalu terjadi ledakan dahsyat yang disebut supernova. Ledakan itu menghasilkan
lebih banyak unsur yang tersebar ke antariksa. Unsur ini berbentuk awan gasyang
mengembang.

LUBANG HITAM (BLACK HOLE)


Sisa sebuah bintang yang sangat besar bisa menciut menjadi sebuah ruang kecil. Sisa ini
membentuk lubang hitam. Gravitasi lubang hitam begitu kuat sehingga materi dan
bahkan cahatya pun tak dapat lolos darinya

NEUTRON STARS dan PULSARS


Supernova dapat meninggalkan bola berputar yang disebut pulsar. Ketika berputar pulsar
memancarkan ge;lombang radio. Cahaya dan gelombang lain yang mengarungi angkasa.

2.4 Gerhana Bulan dan Matahari


Fase bulan berubah karena perubahan bagian permukaan bulan yang terkena cahaya. Bulan
berotasi di sumbunya sambil bergerak berrevolusi mengelilingi Bumi. Gerhana bulan terjadi
ketika Bulan melewati bayangan Bumi. Sedangkan gerhana matahari terjadi ketika Bumi
melewati bayangan Bulan.
a. Gerhana Bulan
Gerhana Bulan terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan. Gerhana Bulan
terjadi saat bulan purnama.

Gerhana bulan ada 3 jenis:


(1) Penumbral:
Tidak ada bagian bulan yang
masuk ke umbra.

(2) Total:
Seluruh bulan memasuki umbra. Dapat berlangsung hingga 1 jam 40 menit

(3) Sebagian:
Hanya sebagian bulan yang memasuki umbra.
8

b. Gerhana Matahari
Gerhana matahari terjadi ketika Bumi melewati bayangan Bulan. Gerhana matahari
terjadi ketika Bulan berada di antara Matahari dan Bumi. Gerhana matahari terjadi saat bulan
baru

Gerhana matahari ada 3 jenis:


(1) Total:
Pengamat berada di umbra bulan, Bulan menutupi matahari seluruhnya

(2) Cincin:
Bagian piringan matahari masih terlihat

(3) Sebagian:
Pengamat berada di penumbra

10

2.5 Periode Sinodis


Periode sinodis adalah interval sementara yang dibutuhkan suatu benda untuk
muncul kembali di titik yang sama relatif terhadap dua benda lain (node linier),
contohnya ketika Bulan relatif terhadap Matahari dilihat dari Bumi kembali ke fase
iluminasi yang sama. Periode sinodis adalah waktu yang berlangsung antara dua
konjungsi berturut-turut dengan garis Matahari-Bumi dalam urutan linier yang sama.
Periode sinodis berbeda dari periode sidereal karena Bumi mengorbit Matahari. Besar
periodenya adalah 29,5 hari. Periode sinodis ini yang ditetapkan sebagai satu bulan dalam
tahun kamariah.
lustrasi Peredaran Sideris dan Sinodis
Bulan. Setelah 27, 32 hari bulan sempurna
mengelilingi bumi 360, bulan baru (new
moon) belum bisa terjadi. Masih perlu
diperlukan 2.21 hari lagi (27 derajat)
pergeseran bulan agar terjadi konjungsi yang
menandai akan masuknya bulan baru. Lihat
gambar di atas: Posisi B1 dan B3 adalah
periode sinodis bulan, sedangkan B1 ke B2
adalah periode sideris

11

2.6 Planet yang Berbintik Merah


Planet yang dijuluki berbintik merah adalah planet Jupiter. Yupiter atau Jupiter
adalah planet terdekat kelima dari matahari setelah Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.
Jarak rata-rata antara Yupiter dan Matahari adalah 778,3 juta km. Jupiter adalah planet
terbesar dan terberat dengan diameter 149.980km dan memiliki massa 318 kali massa
bumi. Periode rotasi planet ini adalah 9 jam 55 menit, sedangkan periode revolusi adalah
11,86 tahun. Bintik Merah yang ada pada planet Jupiter adalah badai antisiklon permanen
yang berada di 22 selatan khatulistiwa yang telah ada selama sedikitnya 176 tahun dan
kemungkinan telah ada selama 340 tahun atau lebih. Badai tersebut biasa disebut juga
badai besar abadi.

Pemandangan Bintik Merah Besar Yupiter ini


diabadikan oleh wahanaVoyager 1 pada 25
Februari 1979, saat wahana tersebut berada pada
jarak 9,2 juta km (5,7 juta mi) dari Yupiter.
Detail awan sebesar 160 km (99 mil) (100 mi)
dapat terlihat di gambar ini. Pola awan yang
berwarna dan bergelombang di sebelah kiri
merupakan wilayah dengan pergerakan
gelombang yang sangat kompleks dan beragam.
Sebagai gambaran ukuran, badai oval putih di
bawah Bintik Merah Besar memiliki diameter
yang kurang lebih sama dengan Bumi.

12

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Benda Hitam adalah benda hipotetis yang menyerap semua energi yang diterimanya.
Besaran besaran astronomi beberapa diantaranya adalah angstrum (), satuan astronomi (SA) /
Astronomical Unit (AU), tahun cahaya, parsec, magnitudo semu (m), magnitudo mutlak (M).
Sebuah bintang berawal dari nebula dan berakhir dengan katai putih (bermassa kecil) dan lubang
hitam (bermassa besar). Gerhana bulan terjadi ketika Bulan melewati bayangan Bumi, sedangkan
gerhana matahari terjadi ketika Bumi melewati bayangan Bulan. Periode sinodis adalah waktu
yang berlangsung antara dua konjungsi berturut-turut dengan garis Matahari-Bumi dalam urutan
linier yang sama. Planet yang dijuluki berbintik merah adalah planet Jupiter. Bintik merah
tersebut adalah suatu badai besar permanen yang terjadi di Jupiter.

13

14

Anda mungkin juga menyukai